Share

Eight

Author: Liliss354
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Liora sedang menyiapkan makanan untuk Dian, karena tadi Dian bilang kepalanya mendadak pusing.

"Ibu makan dulu ya biar cepat sembuh" ucap Liora sambil duduk di samping Dian.

"Nak, jika ibu pergi kamu jaga diri baik-baik ya" ucap Dian yang membuat jantung Liora seakan berhenti.

"Ibu, jangan berkata seperti itu, Liora yakin ibu akan baik-baik saja, ini hanya sakit kepala biasa Bu" ucap Liora sambil meyakinkan Dian.

"Terserah kamu saja. Bisa ibu minta tolong?" tanya Dian dengan suara yang mulai lemah.

"Boleh Bu, ibu boleh minta apa saja ke, selagi Liora bisa pasti Liora lakukan" jawab Liora sambil tersenyum ke arah Dian.

Jujur saja, melihat Dian dalam keadaan seperti ini, Liora seakan tidak kuat, tetapi demi ibunya, dia harus terlihat kuat.

"Tolong kamu suruh Kris dan Keluarganya kesini" ucap Dian sambil tersenyum.

"Tapi untuk apa Bu?" tanya Liora.

"Kamu panggil saja dulu, nanti ibu jelaskan" jelas Dian lagi. Liora pun langsung menuruti perintah Dian, dia mulai mencari nama Kris di daftar kontaknya.

*Rumah Kris

Di ruang keluarga, Kris dan orang tuanya sedang duduk bersama sambil memakan kue buatan Dian. Semuanya menikmati kue itu, karena rasanya enak dan tekstur nya juga lembut.

"Papa tau nggak?" tanya Rena membuka suara.

"Enggak, mama kan belum ngomong" jawab Fahri santai. Ayah dan anak sama saja:V

"Ish papa nyebelin banget sih" ucap Rena sambil mengalihkan pandangan.

"Mama jangan marah dong, papa minta maaf deh kalau papa salah, maafin yah ma" ucap Fahri sambil merayu istrinya.

"Hm, lain kali jangan di ulangi" ucap Rena kemudian tersenyum ke arah Fahri.

Melihat interaksi kedua orang tuanya, Kris seketika jadi ingin muntah.

"Mama lebay deh, masa gitu doang marah. Papa juga, masa gitu doang langsung luluh sih" ucap Kris sambil menatap orang tuanya.

"DIAM KAMU" ucap Fahri dan Rena serentak.

"Kamu itu belum tau saja, kalau kamu sudah punya istri, kamu itu harus jadi suami yang baik buat istri kamu, kalau kamu tiap hari cuman masang muka tembok bisa-bisa istri kamu minggat" omel Fahri dengan nada sedikit menyindir.

"Papa kok malah gitu sih ngomongnya" ucap Kris kesal.

"Papa itu mau nyadarin kamu, masa umur udah 20 tahun statusnya masih sama sih, mau nikah tua ya kamu" sindir Fahri. Kris yang di omeli seperti itu menjadi sebal sendiri.

"Siapa bilang Kris mau nikah tua, papa sama mama liat aja, nggak lama lagi juga Kris bakalan nikah" ucap Kris dengan entengnya, dia tidak sadar dengan apa yang dia katakan barusan.

"Bener ya, papa pegang omongan kamu, kalau selama 1 Minggu ini kamu nggak ngasih kepastian, papa bakal turunin jabatan kamu di perusahaan" tegas Fahri dengan senyum kemenangan.

"Oke, siapa takut" jawab Kris. Mereka pun kembali ke aktifitas mereka masing-masing.

Kemudian terdengar nada panggilan dari Handphone Kris. Terlihat tulisan "Asistenku" di sana. Tanpa menunggu lama, Kris langsung mengangkat panggilan itu.

"Ada apa? Tumben sekali kamu menghubungiku?" tanya Kris to the point.

> "Ibuku ingin kamu dan keluargamu datang kesini. Aku mohon, jika kamu sedang tidak sibuk, datanglah ke sini sekarang juga" jawab Liora di sebrang sana.

"Memangnya ada apa?" tanya Kris lagi.

> "Entahlah, ibuku sedang sakit saat ini, dan dia memintaku menghubungimu" jawab Liora.

"Baiklah, kami akan kesana" jawab Kris.

> "Terimakasih" ucap Liora di akhir panggilan.

"Siapa yang menelfon Kris?" tanah Rena penasaran.

"Liora ma, dia bilang ibunya sedang sakit dan meminta kita semua untuk pergi kesana" jawab Kris jujur

"Ya Tuhan, apa jangan-jangan penyakitnya kambuh lagi" ucap Rena cemas.

"Memangnya ibunya Liora sakit apa ma?" tanya Fahri yang juga penasaran.

"Dian punya penyakit kanker pa, dan dulu sewaktu SMA juga pernah kambuh" jawab Dian.

"Lebih baik kita segera ke sana" ucap Kris kemudian keluar dari rumah itu. Di ikuti Fahri dan Rena.

Sesampainya di rumah Liora, mereka langsung masuk karena mendengar suara tangisan dari Liora.

"Hiks hiks" suara Liora sesenggukan.

"Dian, ini aku Rena, kamu masih ingat kan?" tanya Rena yang langsung duduk di sebelah Liora.

"Aku tidak pernah melupakanmu Rena" jawab Dian dengan suara lemah.

"Saya Fahri, dan ini Kris anak kami" ucap Fahri memperkenalkan diri.

"Terimakasih sudah datang kemari, ini adalah pertemuan pertama kita, dan mungkin akan jadi pertemuan terakhir juga" ucap Dian dengan senyum yang terukir di wajahnya.

"Hiks hiks, ibu jangan bicara seperti itu, ibu nggak boleh tinggalin Liora sendiri hiks" ucap Liora sambil menangis.

Kris yang melihat Liora menangis merasa iba, rasanya sakit ketika melihat Liora menangis seperti itu.

"Benar tante, percayalah kalau tante akan baik-baik saja" ucap Kris sambil menyemangati Dian. Dian pun hanya bisa tersenyum ke arah Kris.

"Apa aku boleh mengajukan satu permintaan sebelum aku pergi?" tanya Dian. Semua hanya diam, menunggu Dian kembali berbicara.

"Rena dan Fahri, aku menyerahkan Liora kepada kalian, rawat dan sayangilah Liora seperti kalian menyayangi Kris, temani Liora ketika dia membutuhkan seorang ibu dan ayah, jagalah Liora seperti anak kalian sendiri. Karena dia akan sangat kesepian nantinya, jika dia tidak menurut, kamu pukul saja dia, dan jika dia rindu padaku dan pada ayahnya, ceritakan saja semua tentangku"  ucap Dian panjang lebar. Semua yang ada di situ pun menangis, mereka tidak tahan mendengar perkataan Dian.

"Kami akan menjaga Liora seperti anak kami sendiri, kamu tidak usah khawatir Dian" ucap Fahri yang berusaha untuk tegar. Dian tersenyum mendengarnya.

"Kris, Liora" yang di panggil pun hanya diam, mereka sama-sama tak mampu berkata-kata.

"Ibu senang karena ternyata kalian di pertemukan. Takdir Tuhan memang yang terindah ya. Ibu hanya berpesan, jaga diri kalian baik-baik, menurut apa kata orang tua, dan berusahalah untuk tidak membuat mereka menangis. Kris, Tante titip Liora nak, tante percaya kalau kamu bisa menjaga Liora dengan baik. Kamu mau kan?" ucap Dian panjang lebar.

"Kris akan menjaga Liora semampu Kris tante, tante yang kuat ya" ucap Kris dengan senyum yang terukir indah di wajahnya.

"Waktu tante sudah tidak lama lagi, dan satu permintaan dari tante, kalian berdua menikahlah, sebelum aku benar-benar pergi" ucap Dian di sela-sela hidupnya.

"Ibu, jangan tinggalkan Liora, Liora akan kesepian tanpa ibu, siapa yang akan menjadi pelindung Liora kalau ibu pergi? siapa yang akan memarahi Liora kalau Liora tidak menurut? hiks hiks" ucap Liora sambil menangis. Air matanya tidak mampu dia bendung.

Dian sudah tidak tahan lagi, rada sakit kini telah menjulur ke seluruh tubuhnya. Sepertinya, ini adalah akhir hidupnya.

"Ibu sayang Liora, ibu.. tidak kuat lagi.. Aakhhh" teriak Dian di akhir kalimatnya. Tubuhnya sudah tidak bergerak lagi, nafasnya terhenti, dan dia sudah pergi meninggalkan dunia ini, selamanya

"Ibuu!!" teriak Liora histeris.

"Liora, sabar sayang, Tuhan lebih menyayangi Dian, kamu tenang ya sayang" ucap Rena menyemangati Liora.

"Kenapa Tuhan mengambil ibu, ibu tidak salah apa-apa, Liora sayang ibu, jangan tinggalkan Liora Bu, hiks hiks hiks" ucap Liora yang belum berhenti menangis.

"Ma, pa, biar Kris yang urus Liora. Mama sama papa beri tahu warga lain, agar proses pemakaman lebih cepat" ucap Kris memberi saran.

"Baiklah, kamu jaga Liora baik-baik, tenangkan dia dan kami akan pergi" ucap Fahri yang mendapat anggukan dari Kris.

               

Related chapters

  • Story of Kris & Liora   Nine

    Setelah Fahri dan Rena pergi, Kris berusaha untuk menenangkan Liora."Liora, lihat aku" ucap Kris lembut. Liora yang dipanggil pun menoleh ke arah Kris. Mata mereka saling bertemu, membuat jantung mereka berdebar lebih kencang."Berhentilah menangis, kamu ikhlaskan kepergian tante Dian, jika tante Dian melihatmu seperti ini, maka dia akan sedih, begitu juga dengan ayahmu. Kamu mengerti kan?" ucap Kris lembut, seperti seorang ayah yang sedang menenangkan anaknya."Tapii, aku sendiri, aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" lirih Liora yang sudah mulai berhenti menangis."Siapa bilang kamu sendiri? Aku dan orang tuaku akan ada bersamamu, jadi jangan pernah merasa sendiri lagi, oke?" ucap Kris meyakinkan. Liora yang mendengar ucapan Kris pun mengangguk."Baiklah, sekarang kita keluar dulu, biarkan warga yang mengurus ibumu" ajak Kris sambil mengulurkan tangannya, Liora hanya bisa menuruti Kris,

  • Story of Kris & Liora   Ten

    Kris dan Liora kaget bukan main, keduanya saling pandang, bergulat dengan fikiran masing-masing."Menikah? dengan Kris?" fikir Liora dalam hati."Menikah? dengan asistenku?" fikir Kris dalam hati.Secepat mungkin mereka memutuskan kontak mata, keduanya jadi salah tingkah."Kalian ini kenapa? kok kaget gitu sih. Seharusnya kalian itu senang dengan pernikahan ini, menunda nunda pernikahan itu tidak baik lo" ucap Rena menatap kedua insan di depannya."Ma, apa secepat itu?" tanya Kris ragu."Ini yang terbaik untuk kalian berdua, mama yakin kok kalau kalian bisa jadi keluarga kecil yang bahagia. Dan mama juga yakin kalau Liora nggak mau ngecewain ibu Liora kan?" ucap Rena meyakinkan mereka.Setelah mendengar ucapan Rena, Kris dan Liora kembali merenung. Mereka memikirkan hal yang sama.*Apa ini yang terbaik?*Apa kami bisa bahagia setelah menikah nanti?

  • Story of Kris & Liora   Eleven

    Pernyataan Kris membuat Fahri dan Rena tersenyum bahagia. Mereka sudah tidak sabar melihat Kris dan Liora menikah. Tetapi di sisi lain, Rey justru telah hilang harapan. Hatinya seakan hancur, wanita yang dia cintai akan menikah dengan laki-laki lain yang merupakan sahabatnya sendiri. Apa dia harus mengikhlaskan Liora? Atau tetap berjuang mendapatkan malaikat di hatinya itu?"Alhamdulillah, mama senang dengernya" ucap Rena dengan senyum lebar. Kris dan Liora hanya tersenyum menanggapi.Rey memberanikan diri untuk melangkah ke arah mereka, dengan hati yang hancur, senyum yang di paksakan dan air mata yang di tahan agar tidak keluar."Hai om, tante" sapa Rey dengan senyum yang di paksakan."Loh ada Rey, sudah dari tadi Rey?" tanya Fahri yang menyadari ada Rey disitu."Baru aja om. Rey kesini pengen silaturahmi aja, sekalian ketemu sama om dan tante, katanya besok om sama tante balik ke Los Angeles ya?"

  • Story of Kris & Liora   Twelve

    Hari ini adalah hari spesial bagi keluarga Kris dan Liora. Hari ini, semuanya akan berubah, mulai dari hari-hari mereka hingga status mereka. Kehidupan yang sebenarnya akan dimulai, kehidupan dimana ujian yang sebenarnya datang, dan kehidupan dimana dua insan akan terikat oleh ikrar pernikahan.Kris dan Liora sedang bersiap, mereka ada di kamar yang terpisah. Wajah Liora sedang di olesi make up, di bantu oleh Rena dan perancang rias yang sudah ditugaskan oleh Rena."Apa sudah selesai?" tanya Liora yang merasakan tidak ada lagi gerakan alat make up di wajahnya."Sudah, berbaliklah nak, kami semua ingin melihat kecantikanmu" ucap salah satu penata rias, karena yang di tugaskan oleh Rena ada 2 orang.Dengan perlahan, Liora berdiri dan membalikkan tubuhnya. Menampakkan body goals nya dengan gaun putih yang menempel pas di kulitnya. Olesan make up yang tidak terlalu tebal membuatnya semakin anggun dan cantik. Benar-benar

  • Story of Kris & Liora   Thirteen

    Sesampainya di kamar Kris, mereka berdua terlihat canggung. Mereka masih sama-sama duduk di ujung kasur, tidak ada yang berniat membuka suara."Apa yang harus aku lakukan?" fikir mereka dalam hati. Rasa canggung terus menghantui mereka."Ekhem" dehem Kris yang membuat Liora menengok ke arahnya."Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Liora spontan."Emm, tolong ambilkan aku air minum itu" perintah Kris sambil menunjuk ke arah meja di samping tempat tidur mereka.Liora langsung beranjak dari duduknya, berniat mengambilkan segelas air untuk laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya."Ini" ucap Liora sambil menyerahkan segelas air itu. Kris langsung meminumnya."Terimakasih" ucap Kris yang mendapat anggukan dari Liora."Sebaiknya kamu mandi dulu, tidak mungkin kan kamu akan memakai gaun itu terus?" ucap Kris menyarankan."hm iya" ucap Lio

  • Story of Kris & Liora   Fourteen

    Hari ini adalah hari kedua pernikahan Kris dan Liora. Tidak ada yang berbeda dari keduanya, mereka tetap seperti biasanya, hanya saja saat ini status mereka adalah sepasang suami istri.Liora tampak sedang memasak untuk sarapan, dia bangun lebih dulu dari Kris. Sedangkan Kris masih di dalam kamar, bersiap untuk pergi ke kantor.Setelah semua makanan siap, Liora berniat untuk memanggil Kris yang masih ada di kamar. Dia kemudian berjalan menuju kamar. Sesampainya di kamar, dia mendapati Kris yang sedang bersiap. Sepertinya Kris sedang kesulitan memasang dasi."Apa kamu butuh bantuan?" tanya Liora yang sudah ada di depan Kris.Kris yang menyadari adanya Liora pun sedikit tersentak, pasalnya Liora masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu."Ah tidak, aku tidak butuh bantuan saat ini" jawab Kris berbohong. Dia malu untuk mengatakan bahwa dia tidak bisa memasang dasi itu dengan benar."B

  • Story of Kris & Liora   Fiveteen

    Bianca tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Lelaki yang dia kagumi sejak SMA telah menikah dengan perempuan lain. Apakah dia akan merelakan Kris dan mencari laki-laki lain? Atau dia akan tetap kekeh berjuang mendapatkan Kris dengan caranya?"Kamu jangan bercanda Kris. Mana mungkin kamu menikah dengan perempuan lain, kamu kan hanya mencintai diriku selama ini" ucap Bianca tak percaya."Cihh, sembarangan saja kamu. Dengar ya, dari dulu aku itu tidak pernah menyukai dirimu apalagi mencintaimu, kamu saja yang tidak pernah mengerti, pakai bilang pacar segala. Nggak tau malu kamu?" ucap Kris menohok. Dia sudah muak dengan tingkah Bianca yang tidak pernah berubah."Kok kamu kasar gitu sih sama aku, nanti nyesel loh" ucap Bianca manja."Aku nggak akan pernah nyesel. Sudahlah, sebaiknya kamu pergi saja dari sini, kamu sangat menggangu!" ucap Kris dengan nada sedikit mengusir."Ngga

  • Story of Kris & Liora   Sixteen

    Setelah kejadian tadi, Kris dan Liora pergi begitu saja ke ruangan pribadi Kris. Para karyawan yang lain pun kembali ke pekerjaan masing-masing. Sedangkan Bianca, dia pergi dengan rasa kesal dan marah yang dia bawa.Di sinilah Kris dan Liora berada, di sofa panjang yang terletak di sudut ruangan. Masih dengan posisi sama-sama diam tak bersuara. Liora masih memikirkan kejadian tadi yang membuat hatinya seakan teriris tipis. Sedangkan Kris, dia terus memandang istrinya dengan rasa bersalah."Liora, aku minta maaf atas kejadian yang menimpa dirimu tadi" lirih Kris meminta maaf. Perlahan Liora mulai mengangkat kepalanya, menunjukkan wajah cantiknya yang membuat Kris sedikit lega."Tadi itu bukan salahmu, seharusnya aku lebih berhati-hati saat berjalan, seharusnya aku juga tidak kesini tanpa sepengetahuan darimu" ucap Liora lirih."Husstt, ini juga bukan salahmu Liora, jangan menyalahkan dirimu sendiri, dan perusahaan ini juga milikmu, jadi kamu berhak datang

Latest chapter

  • Story of Kris & Liora   Sixteen

    Setelah kejadian tadi, Kris dan Liora pergi begitu saja ke ruangan pribadi Kris. Para karyawan yang lain pun kembali ke pekerjaan masing-masing. Sedangkan Bianca, dia pergi dengan rasa kesal dan marah yang dia bawa.Di sinilah Kris dan Liora berada, di sofa panjang yang terletak di sudut ruangan. Masih dengan posisi sama-sama diam tak bersuara. Liora masih memikirkan kejadian tadi yang membuat hatinya seakan teriris tipis. Sedangkan Kris, dia terus memandang istrinya dengan rasa bersalah."Liora, aku minta maaf atas kejadian yang menimpa dirimu tadi" lirih Kris meminta maaf. Perlahan Liora mulai mengangkat kepalanya, menunjukkan wajah cantiknya yang membuat Kris sedikit lega."Tadi itu bukan salahmu, seharusnya aku lebih berhati-hati saat berjalan, seharusnya aku juga tidak kesini tanpa sepengetahuan darimu" ucap Liora lirih."Husstt, ini juga bukan salahmu Liora, jangan menyalahkan dirimu sendiri, dan perusahaan ini juga milikmu, jadi kamu berhak datang

  • Story of Kris & Liora   Fiveteen

    Bianca tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Lelaki yang dia kagumi sejak SMA telah menikah dengan perempuan lain. Apakah dia akan merelakan Kris dan mencari laki-laki lain? Atau dia akan tetap kekeh berjuang mendapatkan Kris dengan caranya?"Kamu jangan bercanda Kris. Mana mungkin kamu menikah dengan perempuan lain, kamu kan hanya mencintai diriku selama ini" ucap Bianca tak percaya."Cihh, sembarangan saja kamu. Dengar ya, dari dulu aku itu tidak pernah menyukai dirimu apalagi mencintaimu, kamu saja yang tidak pernah mengerti, pakai bilang pacar segala. Nggak tau malu kamu?" ucap Kris menohok. Dia sudah muak dengan tingkah Bianca yang tidak pernah berubah."Kok kamu kasar gitu sih sama aku, nanti nyesel loh" ucap Bianca manja."Aku nggak akan pernah nyesel. Sudahlah, sebaiknya kamu pergi saja dari sini, kamu sangat menggangu!" ucap Kris dengan nada sedikit mengusir."Ngga

  • Story of Kris & Liora   Fourteen

    Hari ini adalah hari kedua pernikahan Kris dan Liora. Tidak ada yang berbeda dari keduanya, mereka tetap seperti biasanya, hanya saja saat ini status mereka adalah sepasang suami istri.Liora tampak sedang memasak untuk sarapan, dia bangun lebih dulu dari Kris. Sedangkan Kris masih di dalam kamar, bersiap untuk pergi ke kantor.Setelah semua makanan siap, Liora berniat untuk memanggil Kris yang masih ada di kamar. Dia kemudian berjalan menuju kamar. Sesampainya di kamar, dia mendapati Kris yang sedang bersiap. Sepertinya Kris sedang kesulitan memasang dasi."Apa kamu butuh bantuan?" tanya Liora yang sudah ada di depan Kris.Kris yang menyadari adanya Liora pun sedikit tersentak, pasalnya Liora masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu."Ah tidak, aku tidak butuh bantuan saat ini" jawab Kris berbohong. Dia malu untuk mengatakan bahwa dia tidak bisa memasang dasi itu dengan benar."B

  • Story of Kris & Liora   Thirteen

    Sesampainya di kamar Kris, mereka berdua terlihat canggung. Mereka masih sama-sama duduk di ujung kasur, tidak ada yang berniat membuka suara."Apa yang harus aku lakukan?" fikir mereka dalam hati. Rasa canggung terus menghantui mereka."Ekhem" dehem Kris yang membuat Liora menengok ke arahnya."Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Liora spontan."Emm, tolong ambilkan aku air minum itu" perintah Kris sambil menunjuk ke arah meja di samping tempat tidur mereka.Liora langsung beranjak dari duduknya, berniat mengambilkan segelas air untuk laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya."Ini" ucap Liora sambil menyerahkan segelas air itu. Kris langsung meminumnya."Terimakasih" ucap Kris yang mendapat anggukan dari Liora."Sebaiknya kamu mandi dulu, tidak mungkin kan kamu akan memakai gaun itu terus?" ucap Kris menyarankan."hm iya" ucap Lio

  • Story of Kris & Liora   Twelve

    Hari ini adalah hari spesial bagi keluarga Kris dan Liora. Hari ini, semuanya akan berubah, mulai dari hari-hari mereka hingga status mereka. Kehidupan yang sebenarnya akan dimulai, kehidupan dimana ujian yang sebenarnya datang, dan kehidupan dimana dua insan akan terikat oleh ikrar pernikahan.Kris dan Liora sedang bersiap, mereka ada di kamar yang terpisah. Wajah Liora sedang di olesi make up, di bantu oleh Rena dan perancang rias yang sudah ditugaskan oleh Rena."Apa sudah selesai?" tanya Liora yang merasakan tidak ada lagi gerakan alat make up di wajahnya."Sudah, berbaliklah nak, kami semua ingin melihat kecantikanmu" ucap salah satu penata rias, karena yang di tugaskan oleh Rena ada 2 orang.Dengan perlahan, Liora berdiri dan membalikkan tubuhnya. Menampakkan body goals nya dengan gaun putih yang menempel pas di kulitnya. Olesan make up yang tidak terlalu tebal membuatnya semakin anggun dan cantik. Benar-benar

  • Story of Kris & Liora   Eleven

    Pernyataan Kris membuat Fahri dan Rena tersenyum bahagia. Mereka sudah tidak sabar melihat Kris dan Liora menikah. Tetapi di sisi lain, Rey justru telah hilang harapan. Hatinya seakan hancur, wanita yang dia cintai akan menikah dengan laki-laki lain yang merupakan sahabatnya sendiri. Apa dia harus mengikhlaskan Liora? Atau tetap berjuang mendapatkan malaikat di hatinya itu?"Alhamdulillah, mama senang dengernya" ucap Rena dengan senyum lebar. Kris dan Liora hanya tersenyum menanggapi.Rey memberanikan diri untuk melangkah ke arah mereka, dengan hati yang hancur, senyum yang di paksakan dan air mata yang di tahan agar tidak keluar."Hai om, tante" sapa Rey dengan senyum yang di paksakan."Loh ada Rey, sudah dari tadi Rey?" tanya Fahri yang menyadari ada Rey disitu."Baru aja om. Rey kesini pengen silaturahmi aja, sekalian ketemu sama om dan tante, katanya besok om sama tante balik ke Los Angeles ya?"

  • Story of Kris & Liora   Ten

    Kris dan Liora kaget bukan main, keduanya saling pandang, bergulat dengan fikiran masing-masing."Menikah? dengan Kris?" fikir Liora dalam hati."Menikah? dengan asistenku?" fikir Kris dalam hati.Secepat mungkin mereka memutuskan kontak mata, keduanya jadi salah tingkah."Kalian ini kenapa? kok kaget gitu sih. Seharusnya kalian itu senang dengan pernikahan ini, menunda nunda pernikahan itu tidak baik lo" ucap Rena menatap kedua insan di depannya."Ma, apa secepat itu?" tanya Kris ragu."Ini yang terbaik untuk kalian berdua, mama yakin kok kalau kalian bisa jadi keluarga kecil yang bahagia. Dan mama juga yakin kalau Liora nggak mau ngecewain ibu Liora kan?" ucap Rena meyakinkan mereka.Setelah mendengar ucapan Rena, Kris dan Liora kembali merenung. Mereka memikirkan hal yang sama.*Apa ini yang terbaik?*Apa kami bisa bahagia setelah menikah nanti?

  • Story of Kris & Liora   Nine

    Setelah Fahri dan Rena pergi, Kris berusaha untuk menenangkan Liora."Liora, lihat aku" ucap Kris lembut. Liora yang dipanggil pun menoleh ke arah Kris. Mata mereka saling bertemu, membuat jantung mereka berdebar lebih kencang."Berhentilah menangis, kamu ikhlaskan kepergian tante Dian, jika tante Dian melihatmu seperti ini, maka dia akan sedih, begitu juga dengan ayahmu. Kamu mengerti kan?" ucap Kris lembut, seperti seorang ayah yang sedang menenangkan anaknya."Tapii, aku sendiri, aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" lirih Liora yang sudah mulai berhenti menangis."Siapa bilang kamu sendiri? Aku dan orang tuaku akan ada bersamamu, jadi jangan pernah merasa sendiri lagi, oke?" ucap Kris meyakinkan. Liora yang mendengar ucapan Kris pun mengangguk."Baiklah, sekarang kita keluar dulu, biarkan warga yang mengurus ibumu" ajak Kris sambil mengulurkan tangannya, Liora hanya bisa menuruti Kris,

  • Story of Kris & Liora   Eight

    Liora sedang menyiapkan makanan untuk Dian, karena tadi Dian bilang kepalanya mendadak pusing."Ibu makan dulu ya biar cepat sembuh" ucap Liora sambil duduk di samping Dian."Nak, jika ibu pergi kamu jaga diri baik-baik ya" ucap Dian yang membuat jantung Liora seakan berhenti."Ibu, jangan berkata seperti itu, Liora yakin ibu akan baik-baik saja, ini hanya sakit kepala biasa Bu" ucap Liora sambil meyakinkan Dian."Terserah kamu saja. Bisa ibu minta tolong?" tanya Dian dengan suara yang mulai lemah."Boleh Bu, ibu boleh minta apa saja ke, selagi Liora bisa pasti Liora lakukan" jawab Liora sambil tersenyum ke arah Dian.Jujur saja, melihat Dian dalam keadaan seperti ini, Liora seakan tidak kuat, tetapi demi ibunya, dia harus terlihat kuat."Tolong kamu suruh Kris dan Keluarganya kesini" ucap Dian sambil tersenyum."Tapi untuk apa Bu?" tanya Liora.

DMCA.com Protection Status