Share

Three

Author: Liliss354
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Jadii, bahaya yang akan datang adalah mama dan papa, mereka akan tiba besok!" ucap Kris serius.

"Kamu ini memang aneh ya, orang tua datang bukannya senang malah tegang" timpal Liora merutuki Kris.

"Kamu ini tidak tau masalahnya tetapi tidak mau diam, biarkan aku menyelesaikan ceritanya dulu baru kamu berkomentar" ucap Kris kesal. Lalu, ia pun melanjutkan ceritanya.

"Yang aku takutkan jika mama dan papa datang adalah, mereka akan menagih permintaan mereka padaku. Apa kamu tau permintaan mereka?" tanya Kris yang mendapat gelengan kepala dari Liora.

"Permintaannya adalah, ketika mereka kembali ke Indonesia, aku harus sudah mempunyai pasangan, sedangkan pacar saja aku tidak punya. Argghh ini membuatku pusing" jelas Kris sambil memijat keningnya yang sudah semakin pusing.

"Hahaha Kris, kamu membuat perutku sakit hahaha" ucap Liora sambil tertawa.

"Apakah ini lucu? Kamu seharusnya memberi saran bukan malah ketawa, dasar asisten aneh" gerutu Kris pada Liora.

"Benar benar lucu Kris, ternyata kamu ini tidak terlalu pintar ya. Jika orang tuamu ingin kamu mempunyai pasangan, kenapa kamu tidak mencarinya? Apa stok wanita di dunia ini sudah habis? Bahkan hanya dengan kamu keluar, seluruh wanita yang melihatmu akan bermimpi jadi pasanganmu, kenapa kamu tidak memanfaatkan tubuh dan wajahmu yang seperti dewa Yunani?" ucap Liora panjang lebar.

"Apa kamu sudah gila? jika yang menjadi pasanganku adalah wanita yang tidak tepat, mau jadi apa aku?" jawab Kris menanggapi saran Liora.

"Kalau begitu kamu tinggal mencari wanita yang tepat, mudah kan?" ucap Liora lagi.

"Kamu fikir mencari pasangan yang tepat itu mudah? Otakmu memang terlalu dangkal untuk orang genius sepertiku" ucap Kris membanggakan diri.

"Kalau begitu fikirkan saja sendiri, lebih baik diam dari pada berdebat dengan lelaki aneh sepertimu" ucap Liora sinis.

Mereka pun bergulat dengan aktivitas nya masing-masing, Kris yang memikirkan jalan keluar dari masalahnya, dan Liora yang bermain dengan Handphone kesayangan nya.

Tiba-tiba, muncul ide di kepala Kris.

"Aku sudah menemukan solusi dari masalah ini" ucap Kris girang.

"Aku tidak yakin solusi yang kamu dapat adalah solusi yang bagus" cibir Liora menanggapi.

"Ini adalah solusi terbaik dari masalah ini, karena aku sudah menemukan wanita yang tepat untuk menjadi pasanganku, mau tau siapa wanita itu?" ucap Kris yang membuat Liora penasaran.

"Beritahu padaku siapa wanita yang tepat itu, hm?" tanya Liora.

"Wanita itu tidak jauh dari sini, memang sih tidak secantik wanita Korea, tapi lumayanlah" ucap Kris mendefinisikan wanita itu.

"Tinggal menyebutkan namanya saja susah, pakai menjelaskan tentangnya segala" sinis Liora.

"Liora" ucap Kris.

"Apa? sudah kubilang jangan terlalu bertele-tele, tinggal sebutkan namanya saja" kesal Liora.

"Liora" ucap Kris lagi.

"Kamu ini benar-be.." 

"Orang yang tepat itu adalah kamu, Liora!" ucap Kris mantap.

Uhuk Uhuk , Liora terbatuk setelah mendengar perkataan Kris.

"Apa kamu sudah gila? Aku ini asistenmu bukan pasanganmu" ucap Liora tegas.

"Mulai sekarang kamu adalah pasanganku, dan sebagai asisten kamu harus menurut dan tidak boleh membantah!" tegas Kris dengan wajah yang tersenyum kemenangan.

"Enak saja kamu mengklaim seperti itu, pokoknya aku tidak mau!" ucap Liora dengan nada tinggi.

"250 juta saat ini juga, bagaimana? Masih mau menolak, hm?" ucap Kris enteng.

Liora hanya diam dan merutuki dirinya. Mimpi apa dia sampai bisa menjadi pasangan dari laki-laki aneh seperti Kris.

"Oke, tapi ingat!! Ini hanya salah satu pekerjaanku sebagai asistenmu, tidak lebih!" ucap Liora tegas.

"Lagipula siapa yang mau menjadikan wanita aneh sepertimu sebagai pasangan, halu!" ucap Kris sinis.

"Kasihan sekali wanita yang menjadi jodohmu, pasti dia akan gila menghadapi lelaki aneh sepertimu" Jawab Liora tak kalah sinis.

"Yang ada dia akan beruntung memiliki jodoh yang tampan dan mapan sepertiku, memangnya kamu, dasar asisten gila. Lebih baik kamu pulang saja, dari pada lama-lama membuatku gila" ucap Kris dengan nada sedikit mengusir.

"Memang kamu sudah gila, dan tanpa kamu suruh pun aku akan pergi. Bye!!" ucap Liora kemudian pergi meninggalkan Kris.

"Benar-benar orang yang tepat" ucap Kris sambil mengukir senyum manis di wajah tampan nya.

_Keesokan Harinya_

Liora sedang menyiapkan makanan bersama ibunya. Menu sarapan hari ini adalah tumis kangkung dan telur dadar. Meskipun sederhana, Liora selalu bersyukur atas semua nikmat yang Tuhan berikan kepada nya.

Drrtt Drrtt.

Suara getar terdengar dari Handphone Liora, menandakan ada sebuah pesan masuk. Liora pun langsung melihat siapa yang mengirim pesan.

"Kris? apa dia ingin menyuruhku membuatkan sarapan lagi?" tebak Liora. Tanpa menunggu, Liora pun langsung membuka pesan dari Kris.

[ Datanglah sebelum jam 2 nanti, jangan sampai telat, atau aku akan menghukum dirimu ]

"Dia fikir dia siapa menyuruhku begitu, huhh menyebalkan" ucap Liora di sela-sela membaca.

[ Berpakaian lah yang rapih, jangan seperti domba yang belum mandi. Tidak usah berdandan terlalu menor!! ]

"Arghh dia memang menyebalkan!" gerutu Liora sambil memukul Handphone nya.

waktu berjalan begitu cepat.

Jam menunjukan pukul 13.00, Liora sedang bersiap-siap.

"Mana yang harus aku pakai untuk bertemu dengan orangtua Kris? Ah sudahlah, menjadi diriku sendiri lebih baik" Ucap Liora sambil memilih baju yang akan ia kenakan.

"Perfect" ucap Liora di depan cermin.

Dia mengenakan celana panjang berwarna hitam di padukan dengan kaos putih yang dilapisi dengan cardigan bulu yang menghiasi tubuhnya.

Dengan sedikit polesan make up membuatnya semakin terlihat menawan.

"Bu, aku akan pergi ke rumah Kris. Ibu jaga diri baik-baik ya" pamit Liora sambil mencium tangan ibu nya.

"Iya nak, kamu juga hati-hati" balas sang ibu.

Liora pun pergi meninggalkan rumah, menuju rumah Kris dengan ojek online yang sebelumnya telah ia pesan. Di sinilah dia sekarang, rumah mewah berwarna putih yang hanya dihuni 1 orang laki-laki.

Tok tok tok.

"Masuk, pintunya tidak terkunci" teriak Kris dari dalam rumah. Liora pun masuk ke dalam rumah, dia mendapati Kris sedang duduk sambil memainkan Handphone nya.

"Dimana ibumu?" tanya Liora spontan.

Yang ditanya pun menoleh, Kris tidak langsung menjawab, dia melihat penampilan Liora dari atas sampai bawah. Dia sedikit dibuat terpesona oleh Liora, tetapi rasa gengsi membuatnya menahan diri.

"Masih di jalan, sebentar lagi akan sampai. Duduklah, jangan berdiri seperti patung, tidak cocok" jawab Kris datar.

Mereka berdua sama-sama diam, tidak ada yang membuka suara. Tiba-tiba, terdengar ketukan dari arah luar.

Tok tok tok.

"Kris ini mama dan papa sayang" ucap Rena dari arah luar.

"Iya ma, sebentar" jawab Kris dari dalam.

"Dengar, bersikaplah seolah-olah kita adalah sepasang kekasih, kamu mengerti kan?" ucap Kris pelan.

"Iya aku mengerti" jawab Liora.

Mereka berdua pun berjalan ke arah pintu, membukakan pintu untuk orang tua Kris. Terlihatlah orang tua Kris, dengan dua koper yang ada di samping mereka.

"Kris, mama papa kangen banget sama kamu" ucap Rena kemudian memeluk Kris bergantian dengan papa nya.

"Kris juga kangen sama mama papa" jawab Kris.

"Eh, siapa dia? Cantik sekali" tanya Rena sambil melihat ke arah Liora.

"Kenalin ma pa, dia Liora, pacar Kris" ucap Kris sambil mengenalkan Liora.

"Liora tante, om" ucap Liora dilanjutkan mencium tangan orang tua Kris.

"Jadi ini calon menantu papa" ucap Fahri, ayah Kris.

Liora yang mendengar kata 'menantu' pun sedikit kaget. Bagaimana bisa dia dan Kris menikah? sedangkan hubungan mereka hanya pura-pura.

Melihat raut wajah Liora yang berubah, Kris mengalihkan pembicaraan.

"Kita lanjutkan mengobrol di dalam saja, tidak baik mengobrol di pintu seperti ini" ucap Kris kemudian masuk dengan membawa koper milik ibunya.

Setelah sampai di ruang tamu, mereka kembali bertanya tentang hubungan Kris dan Liora.

"Jadi bagaimana hubungan kalian selama ini?" tanya Rena dengan senyum manisnya.

"Kami baik-baik saja ma, tidak ada yang perlu di khawatirkan, benarkan sayang?" ucap Kris meminta jawaban Liora. Liora yang dipanggil seperti itu pun menjadi salah tingkah.

"Ehh, iya tante hubungan kami baik-baik saja, Kris adalah lelaki yang sangat baik" jawab Liora menanggapi.

"Baguslah kalau begitu" ucap Rena senang.

"Kalau begitu kapan rencana kalian untuk menikah?" tanya Fahri to the point.

"MENIKAH?" ucap Kris dan Liora bersamaan.

"Kenapa kaget begitu, sudah sewajarnya kalian memikirkan kejelasan hubungan kalian, tidak baik pacaran terlalu lama, iya kan ma?" ucap Fahri meminta persetujuan Rena.

"Iya, papa kamu memang benar, tidak baik lama-lama berpacaran" ucap Rena.

Kris dan Liora saling pandang, seakan-akan saling bertanya "Bagaimana ini?" sambil menaikkan alisnya.

                          

Related chapters

  • Story of Kris & Liora   Four

    "Kris, Liora. Kenapa malah diam begitu?" ucap Rena membuyarkan pandangan Kris dan Liora."Eh, tidak kok ma, kami hanya merasa sedikit malu saja hehe" balas Kris gugup."Jadi, bagaimana? Apa sudah ada rencana untuk menikah dalam waktu dekat ini?" tanya Fahri lagi."Maaf om, tante. Sebenarnya kami masih belum memikirkan tentang pernikahan, kami masih ingin seperti ini. Apa om dan tante keberatan?" ucap Liora memberanikan diri."Ah jadi begitu, ya sudah tidak apa-apa. Mama dan papa ngerti kok, iya kan pa?" ucap Rena meminta tanggapan dari Fahri."Iya, papa maklumi. Tetapi pesan papa, jika kalian berdua memang sudah siap dan yakin, segeralah berlanjut ke hubungan yang lebih serius" pesan Fahri untuk Kris dan Liora."Benar, mama juga sudah tidak sabar ingin menggendong cucu " timpal Rena girang."Mama, menikah saja belum sudah memikirkan perkara anak, malu tauu" rengek K

  • Story of Kris & Liora   Five

    "Bukankan ini, tante Rena?" ucap Liora cukup keras.Ucapan Liora mampu mengejutkan Dian. Pasalnya, ucapan yang keluar dari mulut Liora memanglah benar bahwa di foto itu tidak lain adalah Rena, ibu Kris."Bagaimana kamu bisa tau kalau teman ibu itu bernama Rena? Apa kamu mengenalnya?" tanya Dian."Jadi ini benar tante Rena bu? tanya Liora tidak percaya."Iya,biru memang Rena. Apa kamu mengenalnya?" tanya Dian lagi. Liora pun terkejut mendengarnya."Apa ibu tau? Tante Rena atau teman SMA ibu itu adalah ibunda Kris, laki-laki yang aku ceritakan waktu itu" jawab Liora."Benarkah? Ternyata dunia ini memang sempit ya, dulu kami yang berteman, dan sekarang anak-anak kami, hehe" ucap Dian sambil tertawa kecil."Ibu, aku dan Kris tidak berteman, ingat itu ya" ucap Liora kesal sambil berdiri dari duduknya."Mau kemana nak?" tanya Dian."Mau b

  • Story of Kris & Liora   Six

    "Ternyata kalian sudah saling mengenal ya, apa kalian berpacaran?" tanya Rey penasaran. Ada sedikit rasa sakit di dalam hatinya, tapi itu semua dia sembunyikan di balik senyum yang terukir di wajahnya."Dia asistenku" jawab Kris datar.Ternyata Kris dan Aldo adalah satu orang yang sama, hanya saja Rey dan Liora memanggilnya dengan nama yang berbeda.Mendengar jawaban dari Kris, Rey menjadi sedikit lega. Entah kenapa rasanya sakit jika tau bahwa Liora sudah mempunyai seorang kekasih. Apakah dia telah jatuh cinta pada Liora?"Oh ternyata hanya asisten, aku kira kalian adalah sepasang kekasih" ucap Rey dengan senyum yang memancar di wajahnya."Memangnya kenapa jika kami berpacaran?" tanya Liora lugu."Eh tidak apa-apa, aku hanya penasaran saja hehe" jawab Rey cengengesan. Akan tetapi, Kris memikirkan hal lain yang mungkin saja bisa terjadi.

  • Story of Kris & Liora   Seven

    Sesampainya di Kantor, banyak pasang mata yang melihat kagum ke arah Kris. Pasalnya, selain memiliki pesona bak Dewa Yunani, dia juga pintar dalam memimpin perusahaan. Bahkan perusahaan nya itu masuk dalam kategori 10 perusahaan terbesar di Indonesia. Perfect bukan?"Selamat pagi pak, klien sudah menunggu bapak di ruang rapat" ucap pak Dion, sekretaris kepercayaan Kris."Saya segera ke sana, bawakan berkas-berkas yang harus di urus" ucap Kris tegas. Sedangkan Dion langsung mengerjakan perintah bos nya."Sesuai perintah bapak, permisi pak" jawab pak Dion sopan, dia kemudian melangkah pergi."Tunggu pak" panggil Kris. Pak Dion yang di panggil pun menoleh ke belakang tempat Kris berada."Ada lagi yang bisa saya bantu pak?" tanya pak Dion."Tidak, saya hanya tidak ingin di panggil bapak, panggil Kris saja, bapak lebih tua dari saya" ucap Kris sopan.Memang benar bahwa p

  • Story of Kris & Liora   Eight

    Liora sedang menyiapkan makanan untuk Dian, karena tadi Dian bilang kepalanya mendadak pusing."Ibu makan dulu ya biar cepat sembuh" ucap Liora sambil duduk di samping Dian."Nak, jika ibu pergi kamu jaga diri baik-baik ya" ucap Dian yang membuat jantung Liora seakan berhenti."Ibu, jangan berkata seperti itu, Liora yakin ibu akan baik-baik saja, ini hanya sakit kepala biasa Bu" ucap Liora sambil meyakinkan Dian."Terserah kamu saja. Bisa ibu minta tolong?" tanya Dian dengan suara yang mulai lemah."Boleh Bu, ibu boleh minta apa saja ke, selagi Liora bisa pasti Liora lakukan" jawab Liora sambil tersenyum ke arah Dian.Jujur saja, melihat Dian dalam keadaan seperti ini, Liora seakan tidak kuat, tetapi demi ibunya, dia harus terlihat kuat."Tolong kamu suruh Kris dan Keluarganya kesini" ucap Dian sambil tersenyum."Tapi untuk apa Bu?" tanya Liora.

  • Story of Kris & Liora   Nine

    Setelah Fahri dan Rena pergi, Kris berusaha untuk menenangkan Liora."Liora, lihat aku" ucap Kris lembut. Liora yang dipanggil pun menoleh ke arah Kris. Mata mereka saling bertemu, membuat jantung mereka berdebar lebih kencang."Berhentilah menangis, kamu ikhlaskan kepergian tante Dian, jika tante Dian melihatmu seperti ini, maka dia akan sedih, begitu juga dengan ayahmu. Kamu mengerti kan?" ucap Kris lembut, seperti seorang ayah yang sedang menenangkan anaknya."Tapii, aku sendiri, aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" lirih Liora yang sudah mulai berhenti menangis."Siapa bilang kamu sendiri? Aku dan orang tuaku akan ada bersamamu, jadi jangan pernah merasa sendiri lagi, oke?" ucap Kris meyakinkan. Liora yang mendengar ucapan Kris pun mengangguk."Baiklah, sekarang kita keluar dulu, biarkan warga yang mengurus ibumu" ajak Kris sambil mengulurkan tangannya, Liora hanya bisa menuruti Kris,

  • Story of Kris & Liora   Ten

    Kris dan Liora kaget bukan main, keduanya saling pandang, bergulat dengan fikiran masing-masing."Menikah? dengan Kris?" fikir Liora dalam hati."Menikah? dengan asistenku?" fikir Kris dalam hati.Secepat mungkin mereka memutuskan kontak mata, keduanya jadi salah tingkah."Kalian ini kenapa? kok kaget gitu sih. Seharusnya kalian itu senang dengan pernikahan ini, menunda nunda pernikahan itu tidak baik lo" ucap Rena menatap kedua insan di depannya."Ma, apa secepat itu?" tanya Kris ragu."Ini yang terbaik untuk kalian berdua, mama yakin kok kalau kalian bisa jadi keluarga kecil yang bahagia. Dan mama juga yakin kalau Liora nggak mau ngecewain ibu Liora kan?" ucap Rena meyakinkan mereka.Setelah mendengar ucapan Rena, Kris dan Liora kembali merenung. Mereka memikirkan hal yang sama.*Apa ini yang terbaik?*Apa kami bisa bahagia setelah menikah nanti?

  • Story of Kris & Liora   Eleven

    Pernyataan Kris membuat Fahri dan Rena tersenyum bahagia. Mereka sudah tidak sabar melihat Kris dan Liora menikah. Tetapi di sisi lain, Rey justru telah hilang harapan. Hatinya seakan hancur, wanita yang dia cintai akan menikah dengan laki-laki lain yang merupakan sahabatnya sendiri. Apa dia harus mengikhlaskan Liora? Atau tetap berjuang mendapatkan malaikat di hatinya itu?"Alhamdulillah, mama senang dengernya" ucap Rena dengan senyum lebar. Kris dan Liora hanya tersenyum menanggapi.Rey memberanikan diri untuk melangkah ke arah mereka, dengan hati yang hancur, senyum yang di paksakan dan air mata yang di tahan agar tidak keluar."Hai om, tante" sapa Rey dengan senyum yang di paksakan."Loh ada Rey, sudah dari tadi Rey?" tanya Fahri yang menyadari ada Rey disitu."Baru aja om. Rey kesini pengen silaturahmi aja, sekalian ketemu sama om dan tante, katanya besok om sama tante balik ke Los Angeles ya?"

Latest chapter

  • Story of Kris & Liora   Sixteen

    Setelah kejadian tadi, Kris dan Liora pergi begitu saja ke ruangan pribadi Kris. Para karyawan yang lain pun kembali ke pekerjaan masing-masing. Sedangkan Bianca, dia pergi dengan rasa kesal dan marah yang dia bawa.Di sinilah Kris dan Liora berada, di sofa panjang yang terletak di sudut ruangan. Masih dengan posisi sama-sama diam tak bersuara. Liora masih memikirkan kejadian tadi yang membuat hatinya seakan teriris tipis. Sedangkan Kris, dia terus memandang istrinya dengan rasa bersalah."Liora, aku minta maaf atas kejadian yang menimpa dirimu tadi" lirih Kris meminta maaf. Perlahan Liora mulai mengangkat kepalanya, menunjukkan wajah cantiknya yang membuat Kris sedikit lega."Tadi itu bukan salahmu, seharusnya aku lebih berhati-hati saat berjalan, seharusnya aku juga tidak kesini tanpa sepengetahuan darimu" ucap Liora lirih."Husstt, ini juga bukan salahmu Liora, jangan menyalahkan dirimu sendiri, dan perusahaan ini juga milikmu, jadi kamu berhak datang

  • Story of Kris & Liora   Fiveteen

    Bianca tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Lelaki yang dia kagumi sejak SMA telah menikah dengan perempuan lain. Apakah dia akan merelakan Kris dan mencari laki-laki lain? Atau dia akan tetap kekeh berjuang mendapatkan Kris dengan caranya?"Kamu jangan bercanda Kris. Mana mungkin kamu menikah dengan perempuan lain, kamu kan hanya mencintai diriku selama ini" ucap Bianca tak percaya."Cihh, sembarangan saja kamu. Dengar ya, dari dulu aku itu tidak pernah menyukai dirimu apalagi mencintaimu, kamu saja yang tidak pernah mengerti, pakai bilang pacar segala. Nggak tau malu kamu?" ucap Kris menohok. Dia sudah muak dengan tingkah Bianca yang tidak pernah berubah."Kok kamu kasar gitu sih sama aku, nanti nyesel loh" ucap Bianca manja."Aku nggak akan pernah nyesel. Sudahlah, sebaiknya kamu pergi saja dari sini, kamu sangat menggangu!" ucap Kris dengan nada sedikit mengusir."Ngga

  • Story of Kris & Liora   Fourteen

    Hari ini adalah hari kedua pernikahan Kris dan Liora. Tidak ada yang berbeda dari keduanya, mereka tetap seperti biasanya, hanya saja saat ini status mereka adalah sepasang suami istri.Liora tampak sedang memasak untuk sarapan, dia bangun lebih dulu dari Kris. Sedangkan Kris masih di dalam kamar, bersiap untuk pergi ke kantor.Setelah semua makanan siap, Liora berniat untuk memanggil Kris yang masih ada di kamar. Dia kemudian berjalan menuju kamar. Sesampainya di kamar, dia mendapati Kris yang sedang bersiap. Sepertinya Kris sedang kesulitan memasang dasi."Apa kamu butuh bantuan?" tanya Liora yang sudah ada di depan Kris.Kris yang menyadari adanya Liora pun sedikit tersentak, pasalnya Liora masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu."Ah tidak, aku tidak butuh bantuan saat ini" jawab Kris berbohong. Dia malu untuk mengatakan bahwa dia tidak bisa memasang dasi itu dengan benar."B

  • Story of Kris & Liora   Thirteen

    Sesampainya di kamar Kris, mereka berdua terlihat canggung. Mereka masih sama-sama duduk di ujung kasur, tidak ada yang berniat membuka suara."Apa yang harus aku lakukan?" fikir mereka dalam hati. Rasa canggung terus menghantui mereka."Ekhem" dehem Kris yang membuat Liora menengok ke arahnya."Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Liora spontan."Emm, tolong ambilkan aku air minum itu" perintah Kris sambil menunjuk ke arah meja di samping tempat tidur mereka.Liora langsung beranjak dari duduknya, berniat mengambilkan segelas air untuk laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya."Ini" ucap Liora sambil menyerahkan segelas air itu. Kris langsung meminumnya."Terimakasih" ucap Kris yang mendapat anggukan dari Liora."Sebaiknya kamu mandi dulu, tidak mungkin kan kamu akan memakai gaun itu terus?" ucap Kris menyarankan."hm iya" ucap Lio

  • Story of Kris & Liora   Twelve

    Hari ini adalah hari spesial bagi keluarga Kris dan Liora. Hari ini, semuanya akan berubah, mulai dari hari-hari mereka hingga status mereka. Kehidupan yang sebenarnya akan dimulai, kehidupan dimana ujian yang sebenarnya datang, dan kehidupan dimana dua insan akan terikat oleh ikrar pernikahan.Kris dan Liora sedang bersiap, mereka ada di kamar yang terpisah. Wajah Liora sedang di olesi make up, di bantu oleh Rena dan perancang rias yang sudah ditugaskan oleh Rena."Apa sudah selesai?" tanya Liora yang merasakan tidak ada lagi gerakan alat make up di wajahnya."Sudah, berbaliklah nak, kami semua ingin melihat kecantikanmu" ucap salah satu penata rias, karena yang di tugaskan oleh Rena ada 2 orang.Dengan perlahan, Liora berdiri dan membalikkan tubuhnya. Menampakkan body goals nya dengan gaun putih yang menempel pas di kulitnya. Olesan make up yang tidak terlalu tebal membuatnya semakin anggun dan cantik. Benar-benar

  • Story of Kris & Liora   Eleven

    Pernyataan Kris membuat Fahri dan Rena tersenyum bahagia. Mereka sudah tidak sabar melihat Kris dan Liora menikah. Tetapi di sisi lain, Rey justru telah hilang harapan. Hatinya seakan hancur, wanita yang dia cintai akan menikah dengan laki-laki lain yang merupakan sahabatnya sendiri. Apa dia harus mengikhlaskan Liora? Atau tetap berjuang mendapatkan malaikat di hatinya itu?"Alhamdulillah, mama senang dengernya" ucap Rena dengan senyum lebar. Kris dan Liora hanya tersenyum menanggapi.Rey memberanikan diri untuk melangkah ke arah mereka, dengan hati yang hancur, senyum yang di paksakan dan air mata yang di tahan agar tidak keluar."Hai om, tante" sapa Rey dengan senyum yang di paksakan."Loh ada Rey, sudah dari tadi Rey?" tanya Fahri yang menyadari ada Rey disitu."Baru aja om. Rey kesini pengen silaturahmi aja, sekalian ketemu sama om dan tante, katanya besok om sama tante balik ke Los Angeles ya?"

  • Story of Kris & Liora   Ten

    Kris dan Liora kaget bukan main, keduanya saling pandang, bergulat dengan fikiran masing-masing."Menikah? dengan Kris?" fikir Liora dalam hati."Menikah? dengan asistenku?" fikir Kris dalam hati.Secepat mungkin mereka memutuskan kontak mata, keduanya jadi salah tingkah."Kalian ini kenapa? kok kaget gitu sih. Seharusnya kalian itu senang dengan pernikahan ini, menunda nunda pernikahan itu tidak baik lo" ucap Rena menatap kedua insan di depannya."Ma, apa secepat itu?" tanya Kris ragu."Ini yang terbaik untuk kalian berdua, mama yakin kok kalau kalian bisa jadi keluarga kecil yang bahagia. Dan mama juga yakin kalau Liora nggak mau ngecewain ibu Liora kan?" ucap Rena meyakinkan mereka.Setelah mendengar ucapan Rena, Kris dan Liora kembali merenung. Mereka memikirkan hal yang sama.*Apa ini yang terbaik?*Apa kami bisa bahagia setelah menikah nanti?

  • Story of Kris & Liora   Nine

    Setelah Fahri dan Rena pergi, Kris berusaha untuk menenangkan Liora."Liora, lihat aku" ucap Kris lembut. Liora yang dipanggil pun menoleh ke arah Kris. Mata mereka saling bertemu, membuat jantung mereka berdebar lebih kencang."Berhentilah menangis, kamu ikhlaskan kepergian tante Dian, jika tante Dian melihatmu seperti ini, maka dia akan sedih, begitu juga dengan ayahmu. Kamu mengerti kan?" ucap Kris lembut, seperti seorang ayah yang sedang menenangkan anaknya."Tapii, aku sendiri, aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" lirih Liora yang sudah mulai berhenti menangis."Siapa bilang kamu sendiri? Aku dan orang tuaku akan ada bersamamu, jadi jangan pernah merasa sendiri lagi, oke?" ucap Kris meyakinkan. Liora yang mendengar ucapan Kris pun mengangguk."Baiklah, sekarang kita keluar dulu, biarkan warga yang mengurus ibumu" ajak Kris sambil mengulurkan tangannya, Liora hanya bisa menuruti Kris,

  • Story of Kris & Liora   Eight

    Liora sedang menyiapkan makanan untuk Dian, karena tadi Dian bilang kepalanya mendadak pusing."Ibu makan dulu ya biar cepat sembuh" ucap Liora sambil duduk di samping Dian."Nak, jika ibu pergi kamu jaga diri baik-baik ya" ucap Dian yang membuat jantung Liora seakan berhenti."Ibu, jangan berkata seperti itu, Liora yakin ibu akan baik-baik saja, ini hanya sakit kepala biasa Bu" ucap Liora sambil meyakinkan Dian."Terserah kamu saja. Bisa ibu minta tolong?" tanya Dian dengan suara yang mulai lemah."Boleh Bu, ibu boleh minta apa saja ke, selagi Liora bisa pasti Liora lakukan" jawab Liora sambil tersenyum ke arah Dian.Jujur saja, melihat Dian dalam keadaan seperti ini, Liora seakan tidak kuat, tetapi demi ibunya, dia harus terlihat kuat."Tolong kamu suruh Kris dan Keluarganya kesini" ucap Dian sambil tersenyum."Tapi untuk apa Bu?" tanya Liora.

DMCA.com Protection Status