The Real Successor

The Real Successor

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-15
Oleh:   Azra Tyas  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
20 Peringkat. 20 Ulasan-ulasan
59Bab
7.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Andrew Xavi Damir Dewandaru, sering juga dipanggil Andy, tak menyangka terjebak dalam sekenario yang di buat untuk kembali menghancurkannya. Pertama pertemuannya dengan Afrina, membawanya masuk kedalam cinta yang menyakitkan. Walau pada mulanya bagi Afrina, Andrew adalah sosok penolong kapanpun ia mendapat masalah. Bagi Andrew, Afrina adalah sosok lembut yang harus ia lindungi. Tapi wanita yang membuatnya menyerahkan hati dan impiannya, itu teryata mantan kekasih adik tirinya, dan hubungan yang ia impikan tidak berjalan dengan lancar. Kedua ia harus kembali mendekam di penjara atas jebakan yang diberikan padanya itu. Hingga ia semakin terpuruk dan hancur lebih dalam. Dari situlah ia berniat membalas dendam terhadap apa yang sudah dialaminya. Setelah mengalami berbagai kehancuran dalam hidupnya, Andy, memulai bisnis gelapnya dengan berkedok model agensi di mana ia menjalankan bisnisnya dengan menyalurkan bakat gadis-gadis muda dan cantik untuk dijadikan sebagai model dan dengan iming-iming mendapatkan peran di berbagai film. Namun ia juga hendak mengeruk keuntungan ganda di dalamnya. Kesenangannya pun dimulai. Hingga Andrew dipertemukan dengan gadis belia bernama Rycca Magani Hardiyata tidak hanya berniat menghentikannya tapi ternyata memberikan pengaruh hingga mengubah hidupnya ke jalan yang benar. Andrew hanya punya dua pilihan, memperturutkan penyimpangan jalan hidupnya selama ini atau larut dalam imbas keberadaan Rycca. Dengan kenyataan ia sudah menjadi benci kepada semua wanita yang ia temui. Di sisi lain Andrew masih belum bisa mempercayai gadis itu sepenuhnya, masih banyak keraguan yang ditimbulkan oleh Rycca. Itulah mengapa ia tak boleh kalah dari gadis itu. Rycca lah yang harus jatuh di tangannya. Baginya bukan ia yang harus dikalahkan, justru Rycca harus bertekuk lutut kepadanya, seperti itulah seharusnya semua wanita.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1 | Di Belakang Pasar

Hari ini isi jalanan begitu buruk. Kami semua, yakni kaum aspal dan kaum lampu merah berjibaku dengan asap, pekatnya lumpur jalanan dan guyuran hujan. Di atas kepala kami, guruh yang menggema berbarengan dengan rintik hujan, membersihkan legamnya tubuh kami yang biasanya berpeluh. Hujan lebat menerpa mulai dini hari, betah sekali turun hingga tengah hari. Untungnya daerah kami tidak mudah banjir. Sudah dari tengah malam aku sudah terjaga karena aku hanya bisa makan sebungkus nasi kucing kemarin. Jadilah semalaman perutku perih melilit. Aku tidak dapat tidur karena itu. Di siang hari ini, melihat kenyataan uang yang aku dapatkan dari hasil mengamen di lampu merah juga begitu cekak. Paling tidak bisa aku gunakan untuk membeli nasi kucing untuk mengganjal perihnya perutku. Hujan yang turun dari semalam seolah tidak rela berhenti begitu saja membiarkan aku mendapatkan uang hingga siang ini. Mungkin ia tahu aku sedang flu. Jadi memang seharusnya aku tidak keluar hari ini. H...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Na Peace
Yang sering update ya kak, ditunggu terus kelanjutannya. Bikin penasaran.
2022-06-09 07:03:12
1
user avatar
Azra Tyas
terima kasih untuk semua pembaca dan semua GEMS yang diberikan ......
2021-08-09 19:00:21
0
user avatar
Ervin Warda
ceritanya seru, penasaran sama kelanjutannya. semangat nulisnya, kakak
2021-07-28 11:13:04
1
user avatar
BabyElle
Bagusss thorrr kisahnyaa 👍🏻👍🏻 saran, ada beberapa penulisan yg kurang sesuai sama PEUBI
2021-07-19 14:45:31
2
user avatar
Secret.Vee
ceritanya ini bagus thor
2021-07-18 12:04:11
0
user avatar
Castortwelvy
penulisannya masih butuh perbaikan dalam hal kaidah. Semangat, Kak. Banyak belajar lagi, ya. Salam hangat dariku. love love love.
2021-07-17 10:20:08
1
user avatar
Won't StopMan
keren, bagus waiting for next
2021-07-16 14:36:34
1
user avatar
Justhooman
penulisannya bagus ceritanya juga seru, semangat terus thor!!
2021-07-16 13:13:48
1
default avatar
elle.ryu9
Diksinya bagus banget, kak. Sukaaa!
2021-07-16 12:47:16
1
user avatar
Ervin Warda
ceritanya menarik. semangat nulisnya, kakak
2021-07-16 11:15:37
1
user avatar
duskofeye
ceritanya menarik!
2021-07-16 11:15:11
1
user avatar
Via15
Ceritanya bangus banget kak. Buat penasaran setiap ep nya. Ditunggu up nya yaa.. Semangat kak.
2021-07-15 23:14:10
1
user avatar
Azra Tyas
halo semua readerku tercinta, terima kasih utk segala dukungannya, jangan lupa setelah baca tinggalkan jejak kalian di komen dan ulasan ya, dukungan kalian semangat ku😚😚
2021-07-14 13:42:06
0
user avatar
Arsenerka
Menarik. Target masuk list ini mah. Ditunggu lanjutannya
2021-07-09 13:46:57
1
user avatar
Kyna
Andy jahat banget dah. Rycca ayo pasti kamu bisa! Ide ceritanya menarik banget kak! Semangat updatenya!
2021-07-08 11:57:45
1
  • 1
  • 2
59 Bab
1 | Di Belakang Pasar
Hari ini isi jalanan begitu buruk. Kami semua, yakni kaum aspal dan kaum lampu merah berjibaku dengan asap, pekatnya lumpur jalanan dan guyuran hujan. Di atas kepala kami, guruh yang menggema berbarengan dengan rintik hujan, membersihkan legamnya tubuh kami yang biasanya berpeluh. Hujan lebat menerpa mulai dini hari, betah sekali turun hingga tengah hari. Untungnya daerah kami tidak mudah banjir. Sudah dari tengah malam aku sudah terjaga karena aku hanya bisa makan sebungkus nasi kucing kemarin. Jadilah semalaman perutku perih melilit. Aku tidak dapat tidur karena itu. Di siang hari ini, melihat kenyataan uang yang aku dapatkan dari hasil mengamen di lampu merah juga begitu cekak. Paling tidak bisa aku gunakan untuk membeli nasi kucing untuk mengganjal perihnya perutku. Hujan yang turun dari semalam seolah tidak rela berhenti begitu saja membiarkan aku mendapatkan uang hingga siang ini. Mungkin ia tahu aku sedang flu. Jadi memang seharusnya aku tidak keluar hari ini. H
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-12
Baca selengkapnya
2 | Menggagalkan Pencurian
Sampai kemudian aku sampai di depan warung Bu Asih. Aku pun memasukinya. "Le!" panggil Bu Asih pemilik warung, saat melihatku besama ukulele kumalku. Warung ini berada di area perkantoran yang biasa aku lewati ketika menuju ke kontrakan kecilku yang berada di area pembuangan sampah. Aku biasa membeli nasi bungkus di sana. "Jangan duduk di situ! Bajumu basah! Kursiku bisa basah semua! Ini sudah jam istirahat kantor! Nanti pelangganku nggak mau duduk makan di sini!" Bu Asih setengah melotot ke arahku sambil mengibas-ngibaskan serbet kotak-kotaknya ke tempatku duduk. "Iya Bu, saya minggir!" jawab ku kemudian berdiri dari kursi kayu itu. Kemudian aku masuk tepatnya ke dalam dapur Bu Asih dan dengan begitu aku bisa duduk lebih leluasa di lantai. Di hadapanku ada anak lelaki ke dua dari Bu Asih yang masih SMP sedang membantu sang ibu membuat teh panas — teh dingin, pesanan pembeli. "Oleh akeh Mas dino iki? Mbok yo'o pisan pindo aku di ajak!" (Dapat banyak ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-12
Baca selengkapnya
3 | Teman Baru
Aku segera menangkis dengan tendanganku sebelum pisau lancip itu terhunus ke arahku. Si Gembul itu berusaha terus menancapkan pisaunya itu di mana saja yang ia bisa. Belum lagi Si Kurus-Keriting tadi sudah bangkit kembali dan mengambil balok kayu di dekat tempat sampah Bu Asih dan balok itu berhasil dipukulkan padaku. Aku terus melawan pukulan mereka yang datang dari segala arah. Secepat mungkin aku ayunkan tendanganku ke tubuh bagian dalam dan akhirnya bisa menyasar ke rusuk mereka masing-masing dan kini mereka meringkuk kesakitan di atas tanah. "Mas awas, belakangmu!" teriak pria bertubuh kecil yang aku tolong tadi. Benar saja karena kurang mawas, kepalaku kena pukulan dari belakang oleh pria bertubuh besar di belakangku yang membawa tang di tangannya. Kurang ajar! Ini rasanya sakit luar biasa. Dengan sekuat tenaga aku melompat dan mengarahkan kedua kakiku menuju ke perut Narko. Dan akupun terjatuh di atas tanah setelah menumbuknya. Narko kesakita
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-12
Baca selengkapnya
4 | Gejolak Jiwa Remaja
Lecutan kehidupan di jalan yang begitu keras, tak menyurutkan niat kami memenuhi kebutuhan perut. Hamparan aspal menyengat dan panas sang raja hari yang membakar tak kami pedulikan. Saat hidup di jalanan aku menjadi tahu bagaimana itu bertahan, dengan begitu semua kebutuhan hidup kami pun tak akan tersampaikan. Kami hanya mengapresiasi apa yang diberikan Tuhan dan tidak memandang sebelah mata diri kami sendiri meski kadang banyak mata melihat kami demikian. Menikmati kebahagiaan hidup dengan cara sesederhana yang kami bisa dan melupakan apa itu yang disebut sebagai kekurangan. Ning Probolinggo Golek Jahe ... Niat lungo arep nyambut gawe... Ning Sidoarjo Golek Waluh ... Aku kerjo kowe malah selingkuh ... Aku kerjo kowe malah selingkuh ... Begitulah salah satu genjrengan ukulele aku mainkan saat bernyanyi di lampu merah dengan alunan nada lagu Lir -ilir yang biasa ku latih bersama para pengamen lainnya. Begitu pula aku nyanyikan lagu itu pada sebuah mob
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-12
Baca selengkapnya
5 | Gadis Cantik Bernama Afrina
Tak tega rasa hati ini mengabaikan teriakan pilu itu. Gang itu begitu kelam dan sepi, mereka bisa melakukan apa saja pada wanita itu. Aku memaksa langkah lariku kembali ke tempat mereka dan aku lihat wanita berparas cantik itu sudah dikelilingi oleh anggota Geng Brewok tersebut. "Mau apa kalian! Kembalikan tasku!" seru sang wanita yang tadi turun dari angkot itu. "Gak baik gadis cantik jalan sendirian malam-malam! Kami antarkan saja, Mbak!" sapa seorang yang kerap dipanggil dengan sebutan Cacing mulai melucuti barang bawaan wanita itu. "Arep ning ngendi to, Mbak? Tak kancani wae, iso pilih salah siji sopo sing dikarepke!" ( Mau kemana sih, Mbak kita temani saja, bisa pilih salah satu di antara kita mau yang mana?) timpal salah seorang lain yang setahuku kerap dipanggil dengan sebutan Gondes. "Aku yo iso gawakne barange kok, Mbak! Dadi Mbak gak kabotan!" (Aku juga bisa bawakan barangnya Mbak! Jadi Mbak gak keberatan!) sahut pria kucel lusuh bernama Kichlik itu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-11
Baca selengkapnya
6 | Kembali Bertemu Ben
Tetangga di sini suka mengumbar kasak-kusuk, senang dengan urusan orang lain, tentunya mereka yang selalu penasaran dengan sikap diam ku pun ingin tahu ada cerita apa selanjutnya antara aku dan Afrina. Aku hanya mencebik saat memintas langkahku di hadapan mereka yang memenuhi teras rumah mereka melongok ke arah terasku. Mungkin membawanya masuk ke dalam rumahku? Jangan harap! Tentu saja aku tidak akan melakukan hal itu! Afrina memang menarik, kecantikannya sungguh di atas rata-rata. Mungkin itulah yang membuat para tetanggaku itu penasaran. Body nya juga sangat bagus dengan tinggi badan semampai, sungguh mengagumkan. Wajahnya yang ayu berpoles make up yang sangat wajar dan menempel sempurna menambah menarik dirinya dari segala sisi. Tapi aku mengantarkannya hingga kembali keluar ke jalan raya untuk menaiki taxi online yang sudah ia pesan saat berada di rumahku. Lirikan curiga deretan para tetangga yang aku lewati ketika mengantarkan Afrina pulang, menggiring tiap langkah kami saa
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-12
Baca selengkapnya
7 | Mengalahkan Geng Brewok
Aku hendak pulang sebentar untuk mengganti pakaian yang sudah basah dengan air hujan bercampur keringat ini. Tak mungkin aku menemui seorang gadis secantik dan sewangi Afrina dengan penampilan yang begini. Aku haruslah juga bisa menghargainya dan berusaha menyeimbangkan diri dengan Afrina. Dari kejauhan aku lihat Polisi mengadakan penyisiran seluruh lokasi pasar dari premanisme. Pantas saja aku tidak melihat anggota geng Brewok berseliweran di sekitar pasar sejak pagi. Rupanya mereka sedang sembunyi dari razia. Baguslah Polisi sudah mengambil tindakan secepat ini. Karena keberadaan mereka akhir-akhir ini memang sungguh meresahkan. Para preman itu perlu dipersempit ruang geraknya. Agar mereka tidak lagi berbuat sesuakanya. "Mas! Mas Andy!" panggil Bayu yang datang bersama Anggi sembari berlari tergopoh-gopoh, keduanya adalah teman yang biasa main dengan Satriyo. "Riyo, Mas! Kecekel ambek geng Brewok!" (Rio, Mas! Tertangkap oleh Geng Brewok!) seru Bayu mengabari aku.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-19
Baca selengkapnya
8 | Mengalahkan Geng Brewok #2
Mereka semua memberikan tatapan-tatapan yang mengerikan seolah hari ini akan menjadi akhir hidupku. Melihat mereka begitu beringas, membuatku semakin mengencangkan segenap otot di seluruh tubuhku untuk bersiap mendapatkan pukulan serentak dari mereka semua. Kali ini keadaan begitu berat, aku bisa beresiko mendapat pukulan dari arah manapun. Aku bersiap dengan kuda-kudaku. Aku meningkatkan mawas diriku, memperketat pertahanan diriku, hingga tiga orang yang berada di belakangku menyerangku secara bersamaan. Sedangkan tiga pria lagi di hadapanku semakin merangsek ke arahku menyasarkan balok kayu di tangan mereka untuk dipukulkan kepadaku. Aku menghindari dua orang yang berhadapan menyerangku dengan cepat, untung saja gerakanku lebih cepat dari mereka berdua, sehingga keduanya bisa aku hindari dan aku hantamkan pada seorang yang sengaja aku tarik karena menyerangku dari arah depan. Tongkatnya aku tarik dan orang itu ku dorong ke arah dua orang temannya tadi. Jadilah ketiganya sal
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-07
Baca selengkapnya
9 | Penghinaan Dari Keluarga Dewandaru
Romi membuka tudungnya yang merupakan bagian dari sarung yang dipakainya untuk menutupi sebagian badannya itu lalu ia menyeringai. Di saat yang bersamaan beberapa warga mulai mendekat ke arah rumahku dengan wajah berapi-api. "Selamat malam, Mas Andy, kami dari tadi mengikuti pria ini dari mushollah bawa sepeda, bawa tas besar, kami curiga dia bukan orang sini dan bisa saja berbuat onar di kampung kita ini, Mas!" Seru salah seorang warga menegurku sembari telunjuknya mengarah kepada Romi. Aku melirik tajam ke arah pria yang mengaku Romi itu dan menariknya hingga jatuh terjerembab ke lantai teras. "Ini aku, Mas! Beneran aku, aku nggak punya niat apa-apa, Mas! Aku dari tadi sore mencari Mas Andy tapi Mas Andy nggak ada di rumah!" Romi mengkerut dan beringsut takut dipukuli tanpa alasan oleh para warga. "Tenang bapak-bapak! Dia salah satu teman saya, dan besok saya akan melapor keberadaannya kepada Pak RT setempat! Jadi saya mohon maaf atas ulah teman saya ini, ya Pak! B
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-09
Baca selengkapnya
10 | Balasan Yang Elegan Untuk Fenno
"Hey Kakak! Mengapa diam saja? Aku sedang berbicara kepadamu!" seru Zico kepadaku dengan nada lebih tinggi. "Sudahlah!!" henti Fenno Kakak Zico, "Dia itu hanya pura-pura dungu! Aku yakin sebenarnya dia mengerti, iya kan Andrew?" Sudah lama aku tidak dipanggil dengan nama itu, begitu asing rasanya mendengar namaku disebut oleh bedebah seperti dia ini. Fenno memiringkan sebuah senyuman mencebik, melecehkanku. Lalu memasang wajah berbasa-basi, "Sungguh lihatlah keadaanmu, kamu sangat perlu dikasihani! Pakaian lusuh, warnanya sangat pudar, aroma mu seperti pasir yang dibakar. Ah, Andrew tapi aku tidak menyangka ini sangat cocok dengan dirimu sebagai seorang pembunuh!" Pembunuh? Bisa-bisanya ia masih menuduhkan itu kepadaku? Aku hanya melotot dari sudut mataku mendengar ocehan sampah Fenno, aku berusaha tetap menekan semua api yang kini membakar hangus dadaku. Aku tahu Fenno hanya mencoba mendidihkan aku, menyulutkan api kemarahan agar aku kembali dapat dipermainka
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-09
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status