Sinyal Cinta CEO Duda

Sinyal Cinta CEO Duda

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Oleh:  Rich Mama Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 Peringkat. 8 Ulasan-ulasan
48Bab
3.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Delapan tahun menjalani pernikahan, Nazwa dianggap mandul. Ia direndahkan oleh mertua dan diusir di depan Raka—suaminya. Nazwa pun pergi seorang diri dengan hati yang telah hancur. Ketika Nazwa merasa tak ada lagi yang peduli dengannya, seseorang dari masa lalu hadir dan mulai mewarnai hidup Nazwa yang terasa sunyi. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menerima ajakan menikah dari CEO duda bernama Erland Sanjaya. Namun di saat yang sama Raka meminta Nazwa untuk menerimanya kembali karena lelaki itu masih sangat mencintainya. Akankah Nazwa melanjutkan pernikahannya dengan Erland? Atau justru menerima sang mantan suami yang ingin memperbaiki hubungan mereka kembali?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Direndahkan Dan Diusir Mertua

"Ambil uang ini dan tinggalkan Raka Dewangga sekarang juga!" ucap mertua Nazwa lantang seraya meletakkan segenggam uang seratus ribuan di meja dekat Nazwa sedang duduk.

Tubuh Nazwa terdiam kaku di tempatnya. Ia tidak pernah menyangka jika mama mertuanya datang tiba-tiba dan memintanya meninggalkan sang suami tercinta.

"Apa salah Nazwa, Ma?" tanya wanita itu dengan menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Suasana malam itu berubah seketika. Harusnya Nazwa tengah berbahagia karena hari itu adalah hari anniversary pernikahannya dengan Raka—sang suami yang ke delapan.

Namun yang terjadi sungguh di luar dugaannya. Mama Raka yang biasanya tidak ikut campur dengan hubungan rumah tangganya, kini dengan berani mencoba mengusirnya.

Wanita paruh baya itu berjalan memutari menantunya yang mulai beranjak dari tempatnya. Ia bisa melihat menantunya yang lemah tak berkutik di dekatnya.

"Keluarga Dewangga membutuhkan seorang cucu laki-laki yang akan menjadi penerus kekayaan keluarga ini. Dan kamu tidak mampu memberikannya, Nazwa!" hardiknya kemudian.

Nazwa masih terdiam. Ia tak mampu untuk menentang ucapan dari sang mama. Apa yang dikatakan wanita paruh baya itu memang benar. Hanya saja pernyataannya tersebut begitu menyakitkan baginya.

Dengan langkah pelan penuh gaya elegan, Rosalia—sang mertua mendekat ke arah Nazwa. Berbisik lembut namun kata-katanya sangat menusuk.

"Ternyata selain miskin, kamu juga mandul. Rahimmu tidak berguna!" Wanita paruh baya itu tersenyum sinis. Merasa senang bisa mempermalukan menantunya.

Bagai tertimpa reruntuhan, tubuh Nazwa terasa begitu lemah. Seolah tidak mampu lagi untuk menampung beban tubuhnya sendiri. Hatinya terasa hancur dihina oleh perempuan yang ia anggap sebagai mama kandungnya sendiri.

"Cukup, Ma. Hentikan!" Nazwa tidak tahu lagi harus berkata apa.

"Ambil ini!" Mama Raka mengambil kembali uang yang sudah diletakkannya. Ia memberikan uang itu kepada Nazwa. "Segera pergi dari sini sebelum Raka pulang. Seharusnya wanita sepertimu itu sadar diri."

Nazwa terkesiap. Ia tak ingin lagi berdiam diri. Dengan cepat tangannya meraih uang itu. Kemudian ia lemparkan dengan sangat kasar di depan mama mertuanya yang sok kaya tersebut.

"Nazwa tidak butuh uang ini. Nazwa akan pergi dari rumah ini sekarang juga."

Setelah Nazwa mengatakan kalimat itu, tiba-tiba pintu rumah terbuka.

"Sayang, aku pulang."

Suara ramah dan lembut dari sang suami membuat Nazwa merasa sedih. Apakah ia sanggup jika harus meninggalkan Raka. Sementara dirinya sudah tidak kuat jika harus selalu direndahkan.

Nazwa dan sang mertua beralih tatap ke arah Raka. Mereka kebingungan untuk menjelaskan apa yang telah terjadi.

"Nazwa, ada apa ini?" tanya Raka pelan. Lelaki itu menghampiri sang mama.

"Mama, kenapa ke sini tidak bilang-bilang? Harusnya Mama kabari Raka terlebih dahulu," protes Raka seraya mencium punggung tangan mamanya.

Mama Raka mulai memperlihatkan wajah sedihnya. Ia mulai bersandiwara di depan putra semata wayangnya.

"Lihatlah, Raka. Kelakuan istrimu. Dia melemparkan uang yang mama berikan kepadanya. Sungguh tidak sopan."

Wanita paruh baya itu kembali menatap sinis kepada Nazwa tanpa sepengetahuan Raka.

"Mama tidak tahu kenapa Nazwa marah dan berusaha untuk melukai Mama. Mama hanya ingin bertanya apakah dia sudah hamil atau belum. Itu saja, Raka. Untung kamu segera pulang."

Raka mulai terpengaruh oleh ucapan mamanya. Padahal ia berharap kepulangannya disambut hangat oleh istrinya dengan sebuah senyuman yang menyejukkan hatinya.

"Apakah itu benar, Nazwa?" tanyanya meyakinkan.

"Tidak, Mas. Itu tidak benar. Aku bisa jelaskan semuanya." Nazwa berusaha membela diri.

Raka sudah terbawa emosi. Ia tidak suka jika Nazwa bersikap kurang ajar terhadap mamanya. Ia pikir istrinya tersebut selalu hormat kepada mamanya.

"Seharusnya kamu tahu, Nazwa. Selama ini Mama sudah sabar menantikan kehadiran seorang cucu dari pernikahan kita. Harusnya kamu tidak marah-marah seperti itu."

Raka menarik nafas dalam. Lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia tidak ingin ada pertengkaran di antara mereka.

"Minta maaf kepada Mama. Lalu masuk kamar," perintah Raka.

"Sial! Raka tidak mengusir wanita itu," batin mama Raka. Ia benar-benar muak dengan menantunya. Diam-diam wanita paruh baya itu sudah memiliki calon istri baru untuk Raka.

Dengan perlahan Rosalia mendekati putranya kembali. Ia tidak ingin Nazwa tetap tinggal di rumah itu.

"Kamu harus ingat Raka. Jika kamu tetap membiarkannya di sini, maka kamu harus bersiap untuk segalanya."

Semua kekayaan Raka adalah fasilitas dari mamanya. Termasuk perusahaan yang sedang dipegangnya saat ini. Sehingga Raka harus tunduk kepada Rosalia.

"Mama sudah mendapatkan calon istri pengganti yang layak untukmu. Yang bisa hamil anak kamu. Tidak seperti wanita mandul ini," lirih mama Raka.

"Tapi, Ma?" protes Raka.

Sebenarnya lelaki itu ikut merasakan sakit hati seperti istrinya. Apalagi Nazwa dikatai mandul oleh mamanya sendiri. Namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Sementara Nazwa sudah masuk ke dalam kamarnya untuk berkemas. Ia membawa baju beberapa potong. Wanita itu benar-benar akan pergi malam ini.

"Tidak ada tapi-tapian, Raka. Kamu harus nurut sama Mama. Biarkan saja wanita itu pergi dari rumah ini."

Nazwa berpamitan dengan Raka dan mencium punggung tangan suaminya sebelum benar-benar pergi dari rumah itu.

Raka hanya bisa diam melihat istrinya diusir dari rumah sendiri. Sungguh, ia tidak ingin berpisah dengan Nazwa. Tetapi Raka juga tidak bisa menentang keinginan mamanya.

"Aku pergi, Mas. Semoga Mas bahagia dengan istri baru Mas nanti."

Nazwa berjalan pelan menuju pintu utama. Air matanya tidak mampu untuk dibendung lagi. Tangannya bergetar hebat ketika memegang gagang pintu rumah itu.

"Nazwa, jangan pergi!" teriak Raka kemudian. Lelaki itu masih sangat mencintai istrinya. Sungguh tidak rela jika Nazwa meninggalkannya begitu saja.

"Selangkah kamu keluar dari pintu rumah, maka jangan pernah kembali lagi ke rumah ini. Jika kamu mengejar Nazwa, maka semua fasilitas yang mama berikan akan mama cabut kembali," teriak Rosalia cukup keras.

Raka hanya bisa pasrah. Dia tidak sanggup jika hidup miskin.

"Lebih baik untuk saat ini aku menurut saja kepada mama," batin Raka tidak punya pilihan lain.

Di malam yang sangat dingin, Nazwa benar-benar pergi dari rumah mewah yang selama delapan tahun sudah menemaninya. Ia berjalan seorang diri dengan hati yang telah hancur.

Nazwa tidak tahu harus pergi ke mana malam-malam seperti itu. Ia terduduk di tepi jalan sambil menangis tersedu. Hingga tiba-tiba wanita itu menyadari ada seseorang yang mengulurkan sebuah saputangan kepadanya.

"Hapus air matamu Nazwa," lirih seorang lelaki kepadanya.

Seketika Nazwa mendongakkan kepalanya. Ia seperti mengenali suara yang baru saja masuk melalui indera pendengarannya.

"Erland?" Kata itu keluar dari bibir mungil milik Nazwa begitu saja. Ia tidak pernah menyangka bisa bertemu kembali dengan sosok Erland Sanjaya. Sahabat masa SMA-nya.

"Maaf, aku harus segera pulang." Cepat-cepat Nazwa menghapus air mata dengan tangannya. Lalu berdiri dari tempatnya dan melangkah untuk pergi. Ia tidak mau orang lain tahu akan masalah yang sedang dialaminya.

"Nazwa, tunggu!" tahan Erland. Lelaki itu menyimpan kembali saputangan yang diabaikan oleh Nazwa.

Entah mengapa tiba-tiba hati Nazwa merasa deg-degan. Wanita itu refleks menghentikan langkahnya.

"Ada apa Erland?" tanyanya penasaran.

"Apakah kita bisa bersahabat lagi seperti dulu?" Erland mengulurkan tangannya diiringi dengan sebuah senyuman yang tulus. Ia sangat berharap Nazwa membalas uluran tangannya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Rich Mama
Hallo, readers. :) Baca cerita terbaruku yuk... judulnya “Gairah Terlarang: Menjadi Boneka Pemuas sang Presdir” ;-) ;-)
2024-11-22 12:03:39
0
user avatar
Skyworld 04
Keren banget kak ceritanya.. bisa kali season 2 ......
2024-01-15 20:44:22
0
user avatar
De Lilah
keren novelnya. gak bertele-tele juga tamat. Makasih thor!
2024-01-13 21:13:41
0
user avatar
Rich Mama
Author minta maaf ya readers. Karena banyak typo. Sedikit demi sedikit akan saya perbaiki. ......
2023-06-29 20:05:48
0
user avatar
Nona_Lyanna
seru nih...
2023-06-22 09:09:12
1
user avatar
Ute Glider
Ga sabar sama update bab nya. semangat berkarya author sayang
2023-05-12 00:12:01
2
user avatar
Rich Mama
Menyapa di bulan Mei ... harinya author terlahir ke dunia .........️
2023-05-03 11:07:38
2
user avatar
Aira Tsuraya
gemes ya ama Raka. Kok nurut aja ama mamanya, udah tahu emaknya gitu kok malah diiyain aja deh. Kasihan Nazwa kan
2023-04-24 10:27:08
1
48 Bab
Direndahkan Dan Diusir Mertua
"Ambil uang ini dan tinggalkan Raka Dewangga sekarang juga!" ucap mertua Nazwa lantang seraya meletakkan segenggam uang seratus ribuan di meja dekat Nazwa sedang duduk.Tubuh Nazwa terdiam kaku di tempatnya. Ia tidak pernah menyangka jika mama mertuanya datang tiba-tiba dan memintanya meninggalkan sang suami tercinta."Apa salah Nazwa, Ma?" tanya wanita itu dengan menahan air matanya agar tidak terjatuh.Suasana malam itu berubah seketika. Harusnya Nazwa tengah berbahagia karena hari itu adalah hari anniversary pernikahannya dengan Raka—sang suami yang ke delapan. Namun yang terjadi sungguh di luar dugaannya. Mama Raka yang biasanya tidak ikut campur dengan hubungan rumah tangganya, kini dengan berani mencoba mengusirnya.Wanita paruh baya itu berjalan memutari menantunya yang mulai beranjak dari tempatnya. Ia bisa melihat menantunya yang lemah tak berkutik di dekatnya."Keluarga Dewangga membutuhkan seorang cucu laki-laki yang akan menjadi penerus kekayaan keluarga ini. Dan kamu tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-26
Baca selengkapnya
Mencari Tempat Tinggal Baru
Nazwa menggeleng pelan tanpa menyambut uluran tangan dari Erland."Tidak untuk saat ini."Wanita itu melanjutkan langkahnya kembali. Ia memilih pergi dari Erland yang masih berdiri tenang di tempatnya tanpa bergeser sedikitpun."Ternyata kamu tidak pernah berubah Nazwa. Untuk berteman denganmu saja ... begitu sulit."Erland pun segera masuk ke dalam mobil. Diam-diam ia ingin mengetahui di mana Nazwa tinggal. Ia juga merasa penasaran, apakah mantan sahabatnya itu sudah menikah atau belum.Sementara Nazwa segera masuk ke dalam taksi yang kebetulan lewat di jalan. Ia tidak merasa bersalah sama sekali telah mengabaikan sebuah pertolongan dari lelaki yang dulu pernah singgah di hatinya."Kita mau ke mana, Bu?" tanya sopir taksi yang belum mendapatkan perintah apapun dari penumpangnya."Jalan saja dulu, Pak." Nazwa mulai mencari tempat kos terdekat dari tempat itu melalui ponselnya. Ia harus mencari tempat tinggal untuk berteduh malam itu.Sopir taksi pun hanya menurut. Ia mulai melajukan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-26
Baca selengkapnya
Saputangan Tanda Cinta
"Iya, aku di sini Nazwa. Aku tahu bukan amplop coklat itu yang membuatmu menangis. Tapi ada hal lain bukan?" tebak Erland.Nazwa hanya diam sambil menatap ke arah Erland yang masih mengulurkan sebuah saputangan untuknya. Di dalam hati wanita itu membenarkan apa kata lelaki di sampingnya tersebut."Baiklah aku tidak perlu ikut campur. Pakailah saputangan ini. Jangan mengotori tanganmu dengan air mata kesedihan itu."Akhirnya Nazwa memilih untuk menerima saputangan pemberian dari Erland. Lalu segera mengusap air mata yang sudah membanjiri wajahnya."Terima kasih, Erland. Maaf, kemarin aku telah mengabaikan pertolongan darimu." Nazwa masih sibuk mengusap sisa-sisa air mata yang masih terjatuh di pipinya.Sesaat suasana menjadi hening. Keduanya terdiam di bawah pohon itu. Hingga suasana jalan raya mulai terlihat ramai. Jam makan siang para pekerja kantor telah tiba."Oh, ya. Apakah kamu sudah makan siang?" tanya Erland mencoba mencari topik pembicaraan yang tepat. Ia tidak ingin menyia-nyi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-26
Baca selengkapnya
Pekerjaan Untuk Nazwa
Nazwa masih menunggu sebuah kendaraan umum. Ia memilih naik sebuah angkot untuk menghemat biaya.Walau bagaimanapun tabungan Nazwa tidak begitu banyak. Uang sisa dari setiap belanja, selalu ia sisihkan. Sementara untuk kebutuhan lainnya, Raka selalu memenuhi dengan membelikan sendiri untuk istrinya.Beberapa saat kemudian, sebuah angkot lewat. Dengan semangat Nazwa naik ke mobil itu. Sepertinya ia merasa kekenyangan gara-gara makan terlalu banyak."Harusnya aku tidak makan berlebihan tadi. Sekarang jadi sakit perut."Tidak butuh waktu lama Nazwa sudah sampai di rumah kosnya. Saat memasuki daerah perumahan dengan banyaknya tempat kos-kosan itu, Nazwa sudah disapa oleh beberapa mahasiswi yang juga kos di tempat itu. Semuanya ramah-ramah, begitupun ibu pemilik kos-kosan.Wanita itu segera masuk ke dalam rumah. Kemudian menuju toilet untuk mengeluarkan kotoran yang sudah penuh di dalam perutnya."Ah ... lega rasanya," ucap Nazwa setelah keluar dari toilet seraya mengelus perutnya yang leb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-26
Baca selengkapnya
Insiden Di Lantai Atas
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini Nazwa? Apakah kamu bisa mengerjakannya dengan baik?" tanya lelaki itu pelan dan lembut sambil memperhatikan raut wajah Nazwa yang kebingungan."Erland?" lirih Nazwa tidak percaya jika yang didepannya adalah Erland Sanjaya yang sudah ia kenal sebelumnya.Semua karyawan di bagian marketing ikut melongo menyaksikan sang CEO menyambut karyawan baru dengan sangat spesial. Selama ini Pak Erland tidak pernah peduli dan perhatian seperti itu."Ya Tuhan. Padahal baru tadi siang dia mentraktir banyak makanan. Dan aku kabur begitu saja. Sekarang dia berada di depanku sebagai seorang CEO perusahaan yang aku tempati untuk bekerja," batin Nazwa. Dirinya sudah berasa mau pingsan."Kamu tidak perlu merasa takut. Jika ada yang tidak kamu pahami, kamu bisa bertanya langsung kepada saya. Have a nice today."Lelaki tampan itu tersenyum manis lalu pergi begitu saja. Meninggalkan Nazwa yang masih diam tak percaya.Langsung saja Mila mendekati Nazwa kembali. Dan berteriak his
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-26
Baca selengkapnya
Diantar Pulang Pak Boss
"Kamu lucu sekali Nazwa. Siapa yang dengan berani memecat kamu maka saya akan memecatnya juga. Saya akan mengantarkan kamu sampai di ruangan kamu bekerja."Nazwa pun tak menghiraukan ucapan dari Erland. Ia memilih untuk segera beranjak dari tempat itu."Tunggu Nazwa! Keningmu berkeringat." Erland hendak menyapu keringat dingin di kening Nazwa, namun wanita itu menghindar dan bergerak mundur. Hingga tak sengaja kakinya menyentuh sesuatu."Nazwa, awas!" Dengan cepat Erland menopang tubuh Nazwa. Kedua mata mereka saling bertemu. Seakan detik waktu berhenti, mereka terdiam dengan pikirannya masing-masing."Kamu sangat cantik, Nazwa." Erland tidak bisa menahan ucapannya. Kalimat itu ke luar begitu saja dari mulutnya.Nazwa yang tersadar segera berdiri tegak. Melepaskan diri dari dekapan tangan Erland. "Sebaiknya saya segera kembali." Nazwa langsung berlari meninggalkan Erland yang masih terdiam kaku menatapnya."Ya, Tuhan. Seharusnya saya tidak mengatakannya."Nazwa telah berhasil kembal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya
Kembali Ke Rumah Raka
Raka memberikan sebuah anggukan. Kemudian ikut masuk ke kamar setelah beberapa menit lamanya Nazwa belum juga menampakkan diri.Suami Nazwa tersebut menanti di ranjang kamar dengan tidak sabar. Ia sudah sangat merindukan sosok sang istri yang telah menemaninya hingga delapan tahun lamanya.Nazwa yang baru keluar dari kamar mandi merasa terkejut kala melihat sang suami tersenyum manis dan menghampirinya. Wanita itu masih terlihat canggung setelah kepergiannya malam itu. Meski dalam hati kecilnya pun sangat merindukan Raka."Mas, Raka? Mas mau mandi, juga?" tanya Nazwa salah tingkah. Sebenarnya bukan hal itu yang ingin ia tanyakan. Tentu saja Nazwa tahu jika Raka pasti sudah mandi saat memutuskan untuk menemuinya. apaTanpa menjawab pertanyaan dari sang istri, Raka semakin mendekat. "Aku sangat merindukanmu, Nazwa." Sekejap saja bibir Raka telah menempel di bibir Nazwa. "Nazwa belum pakai baju Mas," ucap Nazwa setelah berhasil menghentikan penyatuan bibir mereka."Untuk, apa?" Dengan c
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-18
Baca selengkapnya
Menunggu Kedatangan Sang Suami
"Maaf, ya Mas, kalau Nazwa masih kepikiran tentang ucapan Mama malam itu. Nazwa juga ingin memberikan seorang cucu untuk Mama. Tetapi Tuhan belum berkehendak."Raka menangkup kedua pipi sang istri agar menatapnya. "Cukup, sayang. Tidak perlu kamu memikirkan suatu hal yang membuatmu sakit hati. Yang penting kita sudah berusaha. Dan Mas janji, tidak akan menuntut hal itu kepadamu.""Makasih ya Mas," ucap Nazwa seraya memeluk Raka.Keduanya saling berpelukan cukup lama. Nazwa merasa lega karena Raka masih setia mendukungnya.Setelah Raka mampu menenangkan hati istrinya. Ia pun benar-benar menolong Nazwa untuk memasak dan menyiapkan sarapan di atas meja makan."Pelan-pelan saja, Mas. Tidak usah buru-buru." Nazwa memandangi suaminya sambil tersenyum. Raka terlihat sangat antusias berada di dapur. Padahal biasanya ia hanya duduk manis di kursi dan menunggu kedatangan Nazwa dengan semua masakannya.Pagi itu terasa sangat indah bagi Nazwa. Ia berangkat ke kantor diantarkan oleh sang suami. Dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-21
Baca selengkapnya
Ingkar Janji
"Pak Erland? Saya sedang menunggu suami saya. Katanya Mas Raka mau jemput ke sini dan makan siang bersama Nazwa. Tetapi sampai sekarang belum ada kabar sama sekali," ungkap Nazwa.Wanita itu terlihat sedih. Demi Raka ia rela menahan rasa laparnya. Ia tidak ingin mengecewakan suaminya.Namun kenyataannya, justru Raka yang kembali mengecewakan hatinya. Tanpa memberi kabar sama sekali. Membuatnya hampir putus asa."Saya tidak mau jika nanti kamu, sakit. Makanlah ini." Erland memberikan nasi kotak lauk ayam panggang kepada Nazwa.Wanita itu masih terdiam. Ia ragu-ragu untuk menerima makanan itu. Bukan apa, hanya saja Nazwa takut suaminya nanti marah.'Bagaimana jika nanti Mas Raka ke sini dan mengetahui aku sudah makan dahulu," batin Nazwa. Masih saja ia berpikir bahwa suaminya akan datang menemuinya."Apa perlu saya suapi, agar kamu mau memakannya?" tanya Erland lagi. Ia tidak habis pikir dengan Nazwa. Masih setia menanti kehadiran suaminya. Jelas-jelas waktu semakin berlalu. Sudah pasti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-06
Baca selengkapnya
Meminta Cerai
Beberapa menit telah berlalu. Tidak ada balasan pesan dari Raka. Lelaki itu juga tidak terlihat online kembali.Sebenarnya Nazwa masih setia menunggu, namun ia sudah merasa lelah. Wanita itu memutuskan untuk naik taksi saja. Tidak peduli jika nanti Raka mencarinya.Tak butuh waktu lama taksi yang ditumpangi Nazwa sudah tiba di depan rumahnya."Terima kasih ya Pak," ucap Nazwa kepada sopir taksi dan dibalas dengan sebuah anggukan.Nazwa berdiam diri sejenak. Menarik nafas dalam-dalam karena perasaannya tiba-tiba menjadi tidak tenang."Semoga Mas Raka baik-baik saja." Nazwa melihat jam di tangan. Mungkin Raka masih sibuk di kantor, pikirnya.Dengan perlahan Nazwa berjalan menuju pintu rumah. Saat melewati halaman rumahnya, ia dikejutkan dengan dua mobil yang sudah berada di sana. Satu mobil milik Raka dan satu lagi mobil milik mama mertua Nazwa."Itu kan?" Nazwa terlihat kesulitan melanjutkan kalimatnya.DEG !Hati Nazwa semakin merasa tidak enak. Ia gelisah tiba-tiba. Namun wanita itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status