Home / Pernikahan / Sinyal Cinta CEO Duda / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Sinyal Cinta CEO Duda: Chapter 1 - Chapter 10

48 Chapters

Direndahkan Dan Diusir Mertua

"Ambil uang ini dan tinggalkan Raka Dewangga sekarang juga!" ucap mertua Nazwa lantang seraya meletakkan segenggam uang seratus ribuan di meja dekat Nazwa sedang duduk.Tubuh Nazwa terdiam kaku di tempatnya. Ia tidak pernah menyangka jika mama mertuanya datang tiba-tiba dan memintanya meninggalkan sang suami tercinta."Apa salah Nazwa, Ma?" tanya wanita itu dengan menahan air matanya agar tidak terjatuh.Suasana malam itu berubah seketika. Harusnya Nazwa tengah berbahagia karena hari itu adalah hari anniversary pernikahannya dengan Raka—sang suami yang ke delapan. Namun yang terjadi sungguh di luar dugaannya. Mama Raka yang biasanya tidak ikut campur dengan hubungan rumah tangganya, kini dengan berani mencoba mengusirnya.Wanita paruh baya itu berjalan memutari menantunya yang mulai beranjak dari tempatnya. Ia bisa melihat menantunya yang lemah tak berkutik di dekatnya."Keluarga Dewangga membutuhkan seorang cucu laki-laki yang akan menjadi penerus kekayaan keluarga ini. Dan kamu tida
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more

Mencari Tempat Tinggal Baru

Nazwa menggeleng pelan tanpa menyambut uluran tangan dari Erland."Tidak untuk saat ini."Wanita itu melanjutkan langkahnya kembali. Ia memilih pergi dari Erland yang masih berdiri tenang di tempatnya tanpa bergeser sedikitpun."Ternyata kamu tidak pernah berubah Nazwa. Untuk berteman denganmu saja ... begitu sulit."Erland pun segera masuk ke dalam mobil. Diam-diam ia ingin mengetahui di mana Nazwa tinggal. Ia juga merasa penasaran, apakah mantan sahabatnya itu sudah menikah atau belum.Sementara Nazwa segera masuk ke dalam taksi yang kebetulan lewat di jalan. Ia tidak merasa bersalah sama sekali telah mengabaikan sebuah pertolongan dari lelaki yang dulu pernah singgah di hatinya."Kita mau ke mana, Bu?" tanya sopir taksi yang belum mendapatkan perintah apapun dari penumpangnya."Jalan saja dulu, Pak." Nazwa mulai mencari tempat kos terdekat dari tempat itu melalui ponselnya. Ia harus mencari tempat tinggal untuk berteduh malam itu.Sopir taksi pun hanya menurut. Ia mulai melajukan t
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more

Saputangan Tanda Cinta

"Iya, aku di sini Nazwa. Aku tahu bukan amplop coklat itu yang membuatmu menangis. Tapi ada hal lain bukan?" tebak Erland.Nazwa hanya diam sambil menatap ke arah Erland yang masih mengulurkan sebuah saputangan untuknya. Di dalam hati wanita itu membenarkan apa kata lelaki di sampingnya tersebut."Baiklah aku tidak perlu ikut campur. Pakailah saputangan ini. Jangan mengotori tanganmu dengan air mata kesedihan itu."Akhirnya Nazwa memilih untuk menerima saputangan pemberian dari Erland. Lalu segera mengusap air mata yang sudah membanjiri wajahnya."Terima kasih, Erland. Maaf, kemarin aku telah mengabaikan pertolongan darimu." Nazwa masih sibuk mengusap sisa-sisa air mata yang masih terjatuh di pipinya.Sesaat suasana menjadi hening. Keduanya terdiam di bawah pohon itu. Hingga suasana jalan raya mulai terlihat ramai. Jam makan siang para pekerja kantor telah tiba."Oh, ya. Apakah kamu sudah makan siang?" tanya Erland mencoba mencari topik pembicaraan yang tepat. Ia tidak ingin menyia-nyi
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more

Pekerjaan Untuk Nazwa

Nazwa masih menunggu sebuah kendaraan umum. Ia memilih naik sebuah angkot untuk menghemat biaya.Walau bagaimanapun tabungan Nazwa tidak begitu banyak. Uang sisa dari setiap belanja, selalu ia sisihkan. Sementara untuk kebutuhan lainnya, Raka selalu memenuhi dengan membelikan sendiri untuk istrinya.Beberapa saat kemudian, sebuah angkot lewat. Dengan semangat Nazwa naik ke mobil itu. Sepertinya ia merasa kekenyangan gara-gara makan terlalu banyak."Harusnya aku tidak makan berlebihan tadi. Sekarang jadi sakit perut."Tidak butuh waktu lama Nazwa sudah sampai di rumah kosnya. Saat memasuki daerah perumahan dengan banyaknya tempat kos-kosan itu, Nazwa sudah disapa oleh beberapa mahasiswi yang juga kos di tempat itu. Semuanya ramah-ramah, begitupun ibu pemilik kos-kosan.Wanita itu segera masuk ke dalam rumah. Kemudian menuju toilet untuk mengeluarkan kotoran yang sudah penuh di dalam perutnya."Ah ... lega rasanya," ucap Nazwa setelah keluar dari toilet seraya mengelus perutnya yang leb
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more

Insiden Di Lantai Atas

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini Nazwa? Apakah kamu bisa mengerjakannya dengan baik?" tanya lelaki itu pelan dan lembut sambil memperhatikan raut wajah Nazwa yang kebingungan."Erland?" lirih Nazwa tidak percaya jika yang didepannya adalah Erland Sanjaya yang sudah ia kenal sebelumnya.Semua karyawan di bagian marketing ikut melongo menyaksikan sang CEO menyambut karyawan baru dengan sangat spesial. Selama ini Pak Erland tidak pernah peduli dan perhatian seperti itu."Ya Tuhan. Padahal baru tadi siang dia mentraktir banyak makanan. Dan aku kabur begitu saja. Sekarang dia berada di depanku sebagai seorang CEO perusahaan yang aku tempati untuk bekerja," batin Nazwa. Dirinya sudah berasa mau pingsan."Kamu tidak perlu merasa takut. Jika ada yang tidak kamu pahami, kamu bisa bertanya langsung kepada saya. Have a nice today."Lelaki tampan itu tersenyum manis lalu pergi begitu saja. Meninggalkan Nazwa yang masih diam tak percaya.Langsung saja Mila mendekati Nazwa kembali. Dan berteriak his
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more

Diantar Pulang Pak Boss

"Kamu lucu sekali Nazwa. Siapa yang dengan berani memecat kamu maka saya akan memecatnya juga. Saya akan mengantarkan kamu sampai di ruangan kamu bekerja."Nazwa pun tak menghiraukan ucapan dari Erland. Ia memilih untuk segera beranjak dari tempat itu."Tunggu Nazwa! Keningmu berkeringat." Erland hendak menyapu keringat dingin di kening Nazwa, namun wanita itu menghindar dan bergerak mundur. Hingga tak sengaja kakinya menyentuh sesuatu."Nazwa, awas!" Dengan cepat Erland menopang tubuh Nazwa. Kedua mata mereka saling bertemu. Seakan detik waktu berhenti, mereka terdiam dengan pikirannya masing-masing."Kamu sangat cantik, Nazwa." Erland tidak bisa menahan ucapannya. Kalimat itu ke luar begitu saja dari mulutnya.Nazwa yang tersadar segera berdiri tegak. Melepaskan diri dari dekapan tangan Erland. "Sebaiknya saya segera kembali." Nazwa langsung berlari meninggalkan Erland yang masih terdiam kaku menatapnya."Ya, Tuhan. Seharusnya saya tidak mengatakannya."Nazwa telah berhasil kembal
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

Kembali Ke Rumah Raka

Raka memberikan sebuah anggukan. Kemudian ikut masuk ke kamar setelah beberapa menit lamanya Nazwa belum juga menampakkan diri.Suami Nazwa tersebut menanti di ranjang kamar dengan tidak sabar. Ia sudah sangat merindukan sosok sang istri yang telah menemaninya hingga delapan tahun lamanya.Nazwa yang baru keluar dari kamar mandi merasa terkejut kala melihat sang suami tersenyum manis dan menghampirinya. Wanita itu masih terlihat canggung setelah kepergiannya malam itu. Meski dalam hati kecilnya pun sangat merindukan Raka."Mas, Raka? Mas mau mandi, juga?" tanya Nazwa salah tingkah. Sebenarnya bukan hal itu yang ingin ia tanyakan. Tentu saja Nazwa tahu jika Raka pasti sudah mandi saat memutuskan untuk menemuinya. apaTanpa menjawab pertanyaan dari sang istri, Raka semakin mendekat. "Aku sangat merindukanmu, Nazwa." Sekejap saja bibir Raka telah menempel di bibir Nazwa. "Nazwa belum pakai baju Mas," ucap Nazwa setelah berhasil menghentikan penyatuan bibir mereka."Untuk, apa?" Dengan c
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Menunggu Kedatangan Sang Suami

"Maaf, ya Mas, kalau Nazwa masih kepikiran tentang ucapan Mama malam itu. Nazwa juga ingin memberikan seorang cucu untuk Mama. Tetapi Tuhan belum berkehendak."Raka menangkup kedua pipi sang istri agar menatapnya. "Cukup, sayang. Tidak perlu kamu memikirkan suatu hal yang membuatmu sakit hati. Yang penting kita sudah berusaha. Dan Mas janji, tidak akan menuntut hal itu kepadamu.""Makasih ya Mas," ucap Nazwa seraya memeluk Raka.Keduanya saling berpelukan cukup lama. Nazwa merasa lega karena Raka masih setia mendukungnya.Setelah Raka mampu menenangkan hati istrinya. Ia pun benar-benar menolong Nazwa untuk memasak dan menyiapkan sarapan di atas meja makan."Pelan-pelan saja, Mas. Tidak usah buru-buru." Nazwa memandangi suaminya sambil tersenyum. Raka terlihat sangat antusias berada di dapur. Padahal biasanya ia hanya duduk manis di kursi dan menunggu kedatangan Nazwa dengan semua masakannya.Pagi itu terasa sangat indah bagi Nazwa. Ia berangkat ke kantor diantarkan oleh sang suami. Dan
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more

Ingkar Janji

"Pak Erland? Saya sedang menunggu suami saya. Katanya Mas Raka mau jemput ke sini dan makan siang bersama Nazwa. Tetapi sampai sekarang belum ada kabar sama sekali," ungkap Nazwa.Wanita itu terlihat sedih. Demi Raka ia rela menahan rasa laparnya. Ia tidak ingin mengecewakan suaminya.Namun kenyataannya, justru Raka yang kembali mengecewakan hatinya. Tanpa memberi kabar sama sekali. Membuatnya hampir putus asa."Saya tidak mau jika nanti kamu, sakit. Makanlah ini." Erland memberikan nasi kotak lauk ayam panggang kepada Nazwa.Wanita itu masih terdiam. Ia ragu-ragu untuk menerima makanan itu. Bukan apa, hanya saja Nazwa takut suaminya nanti marah.'Bagaimana jika nanti Mas Raka ke sini dan mengetahui aku sudah makan dahulu," batin Nazwa. Masih saja ia berpikir bahwa suaminya akan datang menemuinya."Apa perlu saya suapi, agar kamu mau memakannya?" tanya Erland lagi. Ia tidak habis pikir dengan Nazwa. Masih setia menanti kehadiran suaminya. Jelas-jelas waktu semakin berlalu. Sudah pasti
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

Meminta Cerai

Beberapa menit telah berlalu. Tidak ada balasan pesan dari Raka. Lelaki itu juga tidak terlihat online kembali.Sebenarnya Nazwa masih setia menunggu, namun ia sudah merasa lelah. Wanita itu memutuskan untuk naik taksi saja. Tidak peduli jika nanti Raka mencarinya.Tak butuh waktu lama taksi yang ditumpangi Nazwa sudah tiba di depan rumahnya."Terima kasih ya Pak," ucap Nazwa kepada sopir taksi dan dibalas dengan sebuah anggukan.Nazwa berdiam diri sejenak. Menarik nafas dalam-dalam karena perasaannya tiba-tiba menjadi tidak tenang."Semoga Mas Raka baik-baik saja." Nazwa melihat jam di tangan. Mungkin Raka masih sibuk di kantor, pikirnya.Dengan perlahan Nazwa berjalan menuju pintu rumah. Saat melewati halaman rumahnya, ia dikejutkan dengan dua mobil yang sudah berada di sana. Satu mobil milik Raka dan satu lagi mobil milik mama mertua Nazwa."Itu kan?" Nazwa terlihat kesulitan melanjutkan kalimatnya.DEG !Hati Nazwa semakin merasa tidak enak. Ia gelisah tiba-tiba. Namun wanita itu
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status