Home / Pernikahan / Sinyal Cinta CEO Duda / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Sinyal Cinta CEO Duda: Chapter 21 - Chapter 30

48 Chapters

Mengungkapkan Perasaan

Satu tahun telah berlalu, Nazwa terlihat semakin dekat dengan Erland. Tetapi lelaki itu masih belum berani mengungkapkan perasaannya kepada Nazwa.Sementara Raka telah lama menikahi Mia. Dan wanita itu tak kunjung hamil anaknya.Pagi itu Rosalia pergi ke rumah Raka. Ia ingin mendengar kabar baik tentang Mia. Namun untuk ke sekian kalinya ia harus kembali kecewa."Apa? Kamu belum juga hamil? Bagaimana mungkin?" tanya Rosalia."Aku sudah capek, Ma. Kita harus pergi ke rumah sakit. Dan kita lihat siapa yang sebenernya bermasalah di sini," jawab Mia tidak mau disalahkan."Jadi kamu menuduh saya?" tanya Raka yang mendengar pembicaraan mereka. Ia tidak terima jika dianggap mandul oleh istri barunya itu."Mama setuju," potong Rosalia sebelum Mia menjawab pertanyaan dari Raka.Wanita paruh baya itu berjalan menghampiri putranya. Meyakinkan Raka agar mau ikut ke rumah sakit."Sejak dulu kamu selalu menolak, Raka. Mama hanya ingin tahu yang sebenarnya. Mama sudah sangat merindukan seorang cucu."
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

Pelan-Pelan Saja

Kedua mata Nazwa sudah berkaca-kaca. Ia mulai yakin jika Erland memang tidak main-main dengan semua ucapannya.Dengan perlahan wanita itu mengangguk dan tersenyum."Aku bersedia, Erland."Sekejap saja cincin itu sudah terpatri indah dan menawan di jari manis milik Nazwa.Erland sangat bahagia. Ia kecup punggung tangan Nazwa cukup lama."Pak Erland, jangan seperti ini. Nazwa malu," kilah wanita itu sengaja menyebut nama Erland dengan panggilan Pak lagi."Terima kasih, Nazwa. Aku mencintaimu." Erland tidak peduli lagi akan panggilan yang diucapkan oleh Nazwa.Duda keren itu melirik ke arah wadah bekal yang masih tertutup di dekat tempat duduk Nazwa tadi. Lalu ia sengaja mengalihkan fokus Nazwa pada wadah bekal tersebut."Ehem! Ngomong-ngomong apakah bekal yang masih utuh itu untuk aku?" tanya Erland malu-malu. Sesungguhnya ia merasa lapar sejak tadi, namun hanya mampu untuk menahannya.Perut Erland berbunyi di depan Nazwa. Membuat wanita itu tertawa cukup keras."Bapak lapar?" tanya Nazw
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Sangat Malu

"Tidak boleh menolak. Akan saya catat sebagai lembur buat kamu."Nazwa hanya bisa menurut saja. Lagipula ia juga belum tahu hendak dibawa ke mana oleh lelaki yang telah melamarnya beberapa waktu yang lalu.Rupanya Erland membawa Nazwa ke pantai. Menyaksikan sunset bersama. Membuat wanita itu tampak terkagum-kagum."Indah sekali, Erland. Aku sangat menyukainya.""Hm, kalau kamu tadi tidak mau ikut dengan saya. Pasti kamu akan menyesal. Hahaha."Mereka berdua tertawa bersamaan. Tiba-tiba Erland menarik tangan Nazwa dan membawanya lari-lari kecil di tepi pantai.Semilir angin membuat rambut Nazwa menari dengan indah.Tanpa berkedip Erland menatap keindahan rambut serta wajah Nazwa yang tetap awet muda. Baginya wanita itu masih seperti gadis SMA."Erland, jangan melihatku seperti itu. Aku malu," lirih Nazwa. Ia mulai menyelipkan rambutnya ke belakang."Bagaimana aku bisa mengalihkan pandanganku, jika di depanku ada seorang bidadari yang harus selalu bahagia. Aku senang melihatmu tertawa se
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Tergoda

Menyadari ada yang salah, Erland membalikkan tubuhnya. Ia tidak mau dianggap lelaki berotak nakal oleh calon istrinya."Oh, maaf Nazwa. Saya benar-benar tidak menyadari akan hal itu tadi."Nazwa masih gugup. Ia yakin Erland bukan lelaki mata keranjang. Dan kedatangannya punya maksud lain."Aku ke kamar dulu Erland," pamit Nazwa setelah mematikan kompor. Ia sedikit berlari agar secepatnya bisa masuk ke dalam kamar lalu menguncinya.Erland menyadari hal itu. Kepalanya tiba-tiba pusing mengingat pemandangan indah yang baru saja ia nikmati.Bagaimana tidak. Nazwa memang perempuan satu-satunya yang bisa membuat jantungnya berdebar dan selalu tidak baik-baik saja ketika berada di dekatnya. Dan kali ini wanita itu begitu menggoda dengan gaun tidurnya."Ya Tuhan, aku sangat menyukainya." Erland mengusap dadanya berkali-kali. Sungguh ia tidak ingin dirasuki pikiran kotor seperti itu.Tak ingin terus terbayang-bayang, Erland memilih untuk melanjutkan pekerjaan dapur Nazwa yang belum selesai."Em
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

Sangat Lembut

"Nazwa, dengarkan aku. Erland bukan lelaki baik-baik. Ia tidak pantas untukmu," ucap lelaki itu seraya membelai wajah Nazwa.Nazwa berusaha untuk menghindar dari belaian tangan lelaki itu. Ia tidak mau tertipu lagi oleh kata-katanya."Apa maksud kamu berbicara seperti itu, Mas Raka?" tanya Nazwa penuh penekanan pada setiap kata yang diucapkan olehnya."Hanya aku yang pantas mendampingi kamu, Sayang. Kembalilah kepadaku, Nazwa. Aku sudah bercerai dengan Mia. Aku masih sangat mencintaimu." Raka mendekatkan wajahnya. Bibirnya seakan tahu apa yang harus ia lakukan kepada wanita di depannya itu."Stop!" Berkali-kali Nazwa menggelengkan kepalanya. Ia sudah muak dengan Raka dan semua yang berkaitan dengannya."Kamu tidak perlu menghindar seperti ini, Nazwa. Aku tahu kamu juga masih mencintaiku. Kita akan bersama kembali." Raka semakin keras kepala.Sementara Erland sejak tadi mencari keberadaan Nazwa. Ia merasa heran kenapa calon istrinya tersebut tak juga muncul dari arah toilet."Jangan-jan
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Takut

Mila mencoba menghubungi Nazwa. Ia menanti dengan was-was. Namun ia segera mematikan panggilannya sebelum sahabatnya itu mengangkat teleponnya."Tidak. Aku tidak boleh gegabah. Bagaimana jika Raka benar-benar mengetahui rahasia besarku. Aku bisa masuk penjara. Aku tidak mau hal itu terjadi kepadaku."Mila mengurungkan niatnya untuk menelepon Nazwa. Setelah masuk ke dalam rumahnya, ia segera menuju kamar untuk menenangkan diri."Semoga Raka tidak benar-benar ingin merebut Nazwa kembali. Harusnya ia sadar diri jadi lelaki. Ia sendiri yang telah membuat Nazwa membencinya."Mila memilih untuk mematikan ponselnya. Ia tidak ingin diganggu lagi oleh mantan suami Nazwa.Meski malam itu ia kesulitan memejamkan kedua matanya, tetapi ia tetap berusaha untuk segera tertidur dengan lelap. Hingga akhirnya ia memutuskan minum obat tidur.***Keesokan harinya, Mila berangkat bekerja seperti biasa. Ia mulai melupakan keinginan Raka karena sejak semalam pesannya tidak dibalas.Wanita itu berjalan menuju
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Sudah SAH!

Erland mengulurkan tangannya dengan yakin. "Genggam tanganku, maka kau akan selalu baik-baik saja."Nazwa terkesiap. Ia merasa terharu dengan kata-kata dari Erland baru saja. Namun ia tidak segera menanggapi pernyataan dari lelaki tampan itu."Kamu masih meragukan aku?" tanya Erland kemudian.Nazwa segera menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar sudah yakin akan keputusannya untuk menikah dengan lelaki di dekatnya itu.Dengan tersenyum Nazwa menyambut uluran tangan dari Erland. Mereka berjalan beriringan memasuki tempat itu."Ya ampun, calon pengantin baru lama sekali masuknya. Mama sudah menunggu sejak tadi," ujar Monica.Nazwa refleks menatap ke arah Erland. Ia merasa bersalah.Namun justru lelaki itu tertawa dan meminta maaf kepada sang mama. Mengaku bahwa dia yang salah.Padahal niat Monica hanya menggoda mereka berdua agar tidak terlihat kaku."Ya sudah. Tidak masalah."Mereka segera memilih gaya dan model gaun pengantin sesuai kehendak Nazwa dan Monica. Sedangkan Erland hanya men
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Menangis

"Aku belum masak, Sayang. Ini sudah siang," balas Nazwa gelisah."Pagi ini kita makan di luar. Nggak usah masak," jelas Erland masih mendekap istrinya dengan erat.Nazwa mulai merasa geli saat lelaki yang sejak kemarin telah resmi menjadi suaminya tersebut mulai menggodanya kembali."Kamu sudah sangat lapar?" tangan Erland kemudian.Nazwa menggeleng pelan. Sebenarnya ia lebih suka terus-terusan di samping Erland seperti itu. Namun wanita itu masih malu untuk mengakuinya."Baiklah. Nanti kita mandi terus bersiap-siap untuk sarapan di luar. Tetapi olahraga pagi dulu," bisik Erland nakal.Seketika Nazwa menyatukan kedua alisnya. Seolah bertanya apa maksud dari olahraga pagi seperti yang dikatakan Erland baru saja."Olahraga di ranjang. Sepertinya aku kecanduan sama semua yang ada pada tubuh kamu. Aku menyukainya, Sayang.""Apapun untukmu, Sayang." Nazwa bergerak terlebih dahulu. Ia segera menyatukan bibirnya dengan bibir suaminya. Kali ini Nazwa yang mengendalikan permainan.***Erland s
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Senyum-Senyum Sendiri

"Pak Zainal, sepertinya Mila sedang tidak enak badan. Bagaimana jika saya mengantarkannya pulang?" jawab Nazwa sekenanya. Ia bingung harus memberikan jawaban seperti apa. Tidak mungkin jika mengatakan hal yang sebenarnya kepada lelaki itu.Zainal melihat Nazwa dan Mila secara bergantian. Ia ragu-ragu untuk menyetujui permintaan Nazwa."Tidak mungkin saya membiarkan kalian berdua meninggalkan tempat ini. Setidaknya salah satu dari kalian tetap berada di sini."Mila berusaha untuk menghentikan tangisannya. Kemudian ia mendongakkan kepalanya."Ijinkan saya istirahat di klinik perusahaan ya, Pak?" lirihnya."Oh, tentu saja. Biar saya saja yang mengantarkan kamu." Lelaki itu melihat ke arah Nazwa dan berkata, "Nazwa, kamu tetapi di sini. Jangan kemana-mana."Nazwa hanya bisa mengangguk. Sebenarnya ia khawatir dengan Mila. Apalagi setelah mendengar semua ceritanya."Aku tidak pernah menyangka jika Mas Raka tega melakukan hal itu kepada Mila. Apakah Mila sungguh-sungguh dengan ucapannya?" T
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Salah Paham

Nazwa tersenyum miring. Ia memang sengaja menggoda Erland dengan panggilan mesra itu. Sebagai seorang istri ia harus hormat dan patuh terhadap suami."Kenapa, Sayang tidak suka aku panggil Mas?" lirih Nazwa sambil mengalungkan kedua tangannya pada leher Erland."Sayang, justru aku sangat senang." Erland mengecup bibir mungil Nazwa penuh kelembutan. "Kalau begitu sebaiknya kita kembali ke kamar. Aku akan segera mengompresmu." Nazwa meraih tangan Erland. Lalu meletakkan tangan itu pada keningnya."Coba rasakan. Aku sudah sembuh 'kan?" ungkap Nazwa kemudian.Erland terkesiap. Benar saja. Nazwa sudah terlihat membaik. Panasnya pun turun. Sepertinya suhu tubuh istrinya telah normal kembali."Sayang, kamu serius? Beneran sudah sembuh?" Erland masih terlihat khawatir."Sepertinya aku sakit karena merindukan kamu, Mas. Kamu lama banget perginya. Aku jadi khawatir terjadi sesuatu denganmu," ujar Nazwa berpura-pura ngambek kepada suaminya."Maaf, ya .... Kalau begitu sebagai permintaan maaf ak
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status