Hai perkenalkan namaku Layinah orang terdekatku memanggilku Ina. Gue dulu pernah cinta sejatuh cintanya sama lawan jenis. Kita pacaran selama satu tahun dan putus karena si doi ternyata hanya jadikan gue pelampiasan doang. Setelah putus gue belajar mendalami agama jujur selama ini ilmu agama yang gue peroleh kurang. Gue hijrah alhamdulillah sampai sekarang dan ternyata sahabat gue abangnya itu mantan pacar gue yang dulu gue lagi bucin sebuncinya sama dia. Gue enggak menyangka dunia ini bener bener sempit. Kenapa Abangnya sahabat gue adalah mantan gue sendiri. Dapatkah Ina membuka hati baru atau malah terjebak zona nyaman dengan sang mantan? *** Hai perkenalkan gue Lutfi, mantan sekaligus laki-laki yang sampai sekarang masih ada di hatinya. Menyesal! Satu kata yang sampai sekarang masih buat gue merasa bersalah. Perempuan yang dulu tak pernah bakalan buat gue jadi segila ini. Layinah nama itu yang udah buat gue jatuh cinta sedalam-dalamnya. Dunia lucu kan di saat aku mencari keberadaan dia, ternyata takdir mempertemukan kami kembali. Lebih parahnya dia sekarang berteman akrab sama adik kandungku sendiri.
Lihat lebih banyak***** Diibalik pintu yang menjadi pembatas antara dapur dengan ruang santai diam-diam seseorang sedang menguping pembicaraan Lutfi dan kedua orang tua mereka, yakni Gita. Dia berlari menuju kamar segera mengambil ponselnya yang dia letakkan di bawah bantalnya. Setelah menunggu selama beberapa detik panggilan telefon tersambung. "Assalamu'alaikum warahmatullah hiwabaraktuh Inn, lu hari ini di rumahkan?" "W*'alaikumsalam warahmatullah hiwabaraktuh iya ini gue di rumah, ada apa Git?" "Gapapa gue mau main aja di rumah lu, kalau gitu gue otw sekarang ya." "Oke." jawab Layinah di sebrang sana. Setelah panggilan telefon terputus Gita siap-siap menuju ke rumah sahabatnya. Gita b
*****Pov AndraGue memandangi perempuan berjilbab instan pink sedang melamun di teras depan rumahnya. Entah apa yang dia pikirkan yang jelas melihatnya sedih seperti itu hati kecilku merasa tercabik-cabik. Gadis kecil yang menurutku pengganggu kini sudah beranjak dewasa.Kalian pasti pernah merasakan friendzone gue pun juga seperti itu, menjadi seorang playboy hanya ingin membuat perempuan itu cemburu. Sampai sekarang gue belum pernah melihat dia cemburu setiap gue jalan sama perempuan lain.Sebenarnya dia tahu nggak sih kalau sebenarnya gue tuh suka sama dia. Okelah dulu memang gue sempat mengelak tentang perasaan ini namun sekarang gue sadar tentang perasaan yang sekarang gue alami.Anggapan bahwa laki-laki itu enggak bisa peka itu salah nyatanya perempuan yang duduk di teras rumahnya sampai sekarang enggak bisa peka dengan perhatian yang selama ini gue tunjukkin ke dia.
****Setelah selesai mandi Bunda menghampiri Ayah, "Yah, kemarin siang ada laki-laki yang melamar putri kita. Menurut Ayah gimana?""Hah siapa laki-laki itu Bun? Putri kita masih kecil paling juga laki-laki itu ilmu agamanya masih cetek. Mengikuti zaman nikah muda tapi bekal agama belum ada.' tanya AyahZaman sekarang banyak sekali remaja mengikuti tren nikah muda tapi belum ada persiapan untuk menikah. Hanya bermodalkan cinta dan nekad, tanpa memikirkan kehidupan jangka panjang.Dari Alqomah, dia berkata, "Aku pernah berjalan bersama Abdullah di Mina, lalu Utsman RA menemuinya untuk berbincang dengannya. Utsman bertanya kepada Abdullah, 'Hai Abu Abdurrahman! Tidakkah kamu mau jika kami mengawinkanmu dengan seorang gadis yang dapat mengingatkanmu sebagian dari masa lalumu?"' Kata Alqamah, "Abdullah menjawab, 'Jika kamu katakan itu, maka sungguh Rasulullah SAW telah bersabda kepada kita, "Wahai
Layinah membuka pintu kamarnya dengan pelan takut kalau Bunda tahu dia pulang dalam keadaan sedih. Sampai detik ini Layinah enggak percaya kalau yang di perjuangkan sama Lutfi bukanlah dirinya. Memang sih setiap kali dia main ke rumah sahabatnya bang Lutfi selalu menghindar Inna pikir karena Lutfi masih mencintainya.Boneka kesayangan yang kini jadi pelampiasan marahnya Inna, "Kenapa gue bodoh banget masih mengharapkan dia?" lebiih baik memang di lampiaskan sama benda mati daripada melampiaskan sama orang di sekitar kitaBunda mengintip keadaan putri kesayangannya lewat celah pintu melihat seperti itu jadi kasihan pasti ada masalah yang bikin putrinya sampai sesedih sekarang. Bunda mengetuk putri kamar Layinah, "Nak, apa Bunda boleh masuk?"Mendengar sang Bunda mengetuk pintu Layinah langsung mengusap air mata yang jatuh di pipinya, "Boleh Bun, masuk aja engga di kunci kok."Bunda akhirna masuk ke ka
Layinah membuka pintu kamarnya dengan pelan takut kalau Bunda tahu dia pulang dalam keadaan sedih. Sampai detik ini Layinah enggak percaya kalau yang di perjuangkan sama Lutfi bukanlah dirinya. Memang sih setiap kali dia main ke rumah sahabatnya bang Lutfi selalu menghindar Inna pikir karena Lutfi masih mencintainya. Boneka kesayangan yang kini jadi pelampiasan marahnya Inna, "Kenapa gue bodoh banget masih mengharapkan dia?" lebiih baik memang di lampiaskan sama benda mati daripada melampiaskan sama orang di sekitar kita Bunda mengintip keadaan putri kesayangannya lewat celah pintu melihat seperti itu jadi kasihan pasti ada masalah yang bikin putrinya sampai sesedih sekarang. Bunda mengetuk putri kamar Layinah, "Nak, apa Bunda boleh masuk?" Mendengar sang Bunda mengetuk pintu Layinah langsung mengusap air mata yang jatuh di pipinya, "Boleh Bun, masuk aja engga di kunci kok." Bunda akhirna mas
Pov Lutfi Flashback Sepeda motorku sudah sampai di halaman parkir cafenya Dito, eits jangan kalian mikir gue makai mobil ya bukannya sombong tapi mobil gue emang sengaja enggak gue pakai. Gue lebih nyaman pakai motor daripada pakai mobil kecuali ada keperluan beli barang yang mengharuskan gue bawa mobil. Kota Semarang udah penuh dengan begitu banyak penduduk, bayangkan jika satu orang punya satu mobil hal ini akan memberi dampak kemacetan yang parah. Gue saranin aja sih buat kalian yang sekarang punya mobil lebih baik pakai motor aja guys, jangan sampai memperburuk kemacetan dan tentunya menambah polusi udara. Hari ini gue memang mau ketemu Dito secara langsung enggak enak bicarakan ini semua lewat telefon. Sebelum ketemu Dito alangkah baiknya gue pesen minum dan makanan lumayan buat mengganjal makan siang ini. Sambil mengotak atik ponsel yang sedang ku genggam
Pov Dito "Kalian yakin mau mendengarkan masalah yang sedang Lutfi alami sekarang?"tanyaku dengan serius "Iya bang cepetan bilang dong, lama-lama gue timpuk juga lu bang." jawab Gita sembari gregetan dengan Dito dari tadi mengulur waktu terus. "Eum Inn sebetulnya ini beneran rahasia yang harus gue simpen tapi berhubung Gita memaksa masalah yang sedang di alami abangnya sekarang." Dito menggeser kursinya mendekat ke arah Gita biar enggak ada orang lain yang mendengarnya. Dengan suara yang pelan Dito pun menghembuskan nafas dengan cepat, "Masalah Lutfi adalah dia lagi dilema banget antara mau melanjutkan kuliah s3 atau dia mengejar perempuan yang dia perjuangkan sekarang." "Bohong banget lu bang iya kali masalahnya cuman sepele kayak gitu. Seperti bukan abang gue." jawab Gita menimpali percakapan mereka. "Iya buat lu sepele Git tapi buat abang lu ini masalah
Pov Layinah Hari semakin siang sebentar lagi jam mata kuliah akan berakhir, begitupun dengan perkuliahan yang mulai memasuki waktu liburan semester. Temen-temen termasuk aku sangat menantikan libur semester yang pertama. Ternyata seperti ini ya menjadi anak kuliahan masuk enggak sesuai dengan jadwal kalau dosen berhalangan masuk pasti di ganti hari lain, enggak seperti saat masih SMA jadwal pelajaran selalu tepat waktu sesuai dengan yang di jadwalkan oleh gurunya. Liburan anak kuliah juga menyenangkan di kampusku ini liburan semester kurang lebih 2 bulan beda dengan anak SMA yang mempunyai libur pada saat semester 1 hanya 2 minggu saja. Pantas sekali banyak anak kuliahan yang saat liburan semester di sambil buat kerja, 2 bulan gitu hanya di rumah doang pasti jenuh. Rasanya enggak sabar menunggu libur semesteran. Gita sepertinya masih kepikiran soal masalah abangnya buktinya dari tadi dia hany
Pov Gita Sebenarnya hari ini gue males berangkat kuliah, sudah 2 hari ini bang Lutfi setiap pulang dari minimarket terlihat lesu. Sepintar apapun bang Lutfi dalam menyembunyikan sesuatu, gue bisa merasakannya pasti ada masalah di minimarket bang Lutfi. Gue udah sampai di depan kelas sebagian teman sudah mulai memasuki kelas haanya tinggal beberapa teman saja, Layinah yang duduk sepertinya lagi serius membaca novel. "Assalamu'alaikum sahabatku serius amat neng? Novel baru nih." ucap gue sembari menarik kursi yang ada di sebelah Layinah. Layinah yang sedang fokus membaca novel langsung menoleh ke samping, "Eh....wa'alaikumsalam Git, iya nih novel hadiah yang kasih si botak." Gue tahu siapa yang di maksud sama Layinah novel baru itu pemberian dari pak Andra dosen sekaligus tetangga Layinah. Kalau seperti ini terus posisi bang Lutfi semakin susah buat deketein Layinah. "E cie dalam rangka apa nih pak botak kasih lu hadiah Inn?" tanyaku "En
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen