****
Setelah selesai mandi Bunda menghampiri Ayah, "Yah, kemarin siang ada laki-laki yang melamar putri kita. Menurut Ayah gimana?"
"Hah siapa laki-laki itu Bun? Putri kita masih kecil paling juga laki-laki itu ilmu agamanya masih cetek. Mengikuti zaman nikah muda tapi bekal agama belum ada.' tanya Ayah
Zaman sekarang banyak sekali remaja mengikuti tren nikah muda tapi belum ada persiapan untuk menikah. Hanya bermodalkan cinta dan nekad, tanpa memikirkan kehidupan jangka panjang.
Dari Alqomah, dia berkata, "Aku pernah berjalan bersama Abdullah di Mina, lalu Utsman RA menemuinya untuk berbincang dengannya. Utsman bertanya kepada Abdullah, 'Hai Abu Abdurrahman! Tidakkah kamu mau jika kami mengawinkanmu dengan seorang gadis yang dapat mengingatkanmu sebagian dari masa lalumu?"' Kata Alqamah, "Abdullah menjawab, 'Jika kamu katakan itu, maka sungguh Rasulullah SAW telah bersabda kepada kita, "Wahai
*****Pov AndraGue memandangi perempuan berjilbab instan pink sedang melamun di teras depan rumahnya. Entah apa yang dia pikirkan yang jelas melihatnya sedih seperti itu hati kecilku merasa tercabik-cabik. Gadis kecil yang menurutku pengganggu kini sudah beranjak dewasa.Kalian pasti pernah merasakan friendzone gue pun juga seperti itu, menjadi seorang playboy hanya ingin membuat perempuan itu cemburu. Sampai sekarang gue belum pernah melihat dia cemburu setiap gue jalan sama perempuan lain.Sebenarnya dia tahu nggak sih kalau sebenarnya gue tuh suka sama dia. Okelah dulu memang gue sempat mengelak tentang perasaan ini namun sekarang gue sadar tentang perasaan yang sekarang gue alami.Anggapan bahwa laki-laki itu enggak bisa peka itu salah nyatanya perempuan yang duduk di teras rumahnya sampai sekarang enggak bisa peka dengan perhatian yang selama ini gue tunjukkin ke dia.
***** Diibalik pintu yang menjadi pembatas antara dapur dengan ruang santai diam-diam seseorang sedang menguping pembicaraan Lutfi dan kedua orang tua mereka, yakni Gita. Dia berlari menuju kamar segera mengambil ponselnya yang dia letakkan di bawah bantalnya. Setelah menunggu selama beberapa detik panggilan telefon tersambung. "Assalamu'alaikum warahmatullah hiwabaraktuh Inn, lu hari ini di rumahkan?" "W*'alaikumsalam warahmatullah hiwabaraktuh iya ini gue di rumah, ada apa Git?" "Gapapa gue mau main aja di rumah lu, kalau gitu gue otw sekarang ya." "Oke." jawab Layinah di sebrang sana. Setelah panggilan telefon terputus Gita siap-siap menuju ke rumah sahabatnya. Gita b
Kalian tahu apa arti senja untuk kehidupan? Ya senja bagiku adalah dikala sesuatu yang bahagia tiba-tiba berubah menjadi duka. Semua orang menyukai senja dan semua orang selalu menunggu datangnysa senja.Namun tidak bagiku, aku tidak menunggu bahkan mengharapkan senja. Karena senja untuku adalah sebuah petaka yang dimana aku harus menyelesaikannya seorang diri.Ini kisahku seorang manusia yang selalu hidup kesepian, bukan kesepian yang mengharuskam tinggal sendiri tapi dia selalu kesepian karena sampai sekarang belum menemukan tambatan hatinya.Hari senin bagi semua orang adalah hari yang paling menyebalkan, dimana pagi hari banyak sekali orang berlalu lalang pergi sekolah, kuliah dan bekerja.Akupun juga sama sangat membenci hari Senin, yang dimana ada kuliah jam pertama dapat mata kuliah dan dosen yang susah pula. Jangan kalian bayangkan dosenku ini sudah tua, iya beliau dosen muda usianya 29 tahun.Aku mendengus "Huft...emang ini jam berapa sih pagi-pagi sudah teriak aja sih Bunda."
Hari ini seharusnya jadi hari libur buat bersantai di rumah karena kebetulan enggak ada mata kuliah. Namun dengan perasaan yang berat hati gue harus ke kampus buat cari buku. Kapan sih tuh manusia botak berhenti ganggu kehidupan gue enggak cukup apa sehari-hari dia ganggu kenyamanan dalam bertetangga.Sambil menunggu ke kampus lebih baik sekarang gue olahraga kecil di depan teras rumah.***"Pagi Om, masih pagi ngelamun aja Om atau jangan-jangan nih lagi nunggu pacar yang ke seribu atau ke seratus atau ke sejuta. Buset banyak banget dah, Om pacarmu banyak banget yak Om." sapaku dengan senyum lima jari"Heh... ngapain kamu anak kecil mengganggu pemandangan saya? Mau nambahin kotoran debu di rumah orang tua saya? Terserah saya dong mau ngelamunin pacar, orang tua atau bahkan selingkuhan hak saya. Sudah sana pergi dari sana hust..." ucap Andra sambil melambaikan tangan."Ini gue masih ada di halamanan rumah gue loh bapak Andra yang gue hormati kalau lag
Pucuk dicinta ulangpun tiba Gita segera menyusul ke arah tempat gue. Dengan gaya khas dia yang pendiam, nundukin kepala sambil tersenyum dengan 5 jari."Lu serius dari tadi enggak nemu tuh buku? Perasaan materi itu mudah kok, di setiap pengantar filsafat pasti ada selipan tentang filsafat.""Ya Allah Gitaku sayang gue tahu ini mudah bagi lu yang pinternya ngalahin kucing tetangga yang beranak tapi masalahnya lu tahu 'kan ini akhir semester dan pasti banyak mahasiswa yang berburu buku. Nah kebetulan 'kan materi gue di pinjam sama beribu mahaiswa yang ada di sini."Gue bener-bener pasrahlah seandainya itu buku enggak ketemu dengan terpaksa gue copas aja, masalah nilai mah gampang tinggal bisikan aja tuh pak botak pakai sogokan adalan gue. Sogokan itu adalah gue ngadu aja sama bokapnya pak botak.Pak botak sama gue itu tetanggaan dari kecil, nah nyokapnya sayang banget sama gue tapi nyokapnya enggak sama seperti di film kok yang bakal jodohin anaknya sama or
Alhamdulilah pencarian buku hari ini tidak sia sia, dapet tiga buku sekaligus tanpa pikir panjang gue langsung ke photocopy karena gue tahu bapak botak enggak bakal mau kalau sumbernya hanya di foto saja.Si botak itu tipe tipe dosen yang bikin bangkrut uang mahasiswa, kalau biasanya ada dosen yang nerima sumbernya hanya di foto saja. Berbeda dengan si botak sumber yang diperoleh harus berupa hard cover. Apa di kampus kalian ada dosen yang seperti itu guys? Kalaupun ada oke kita satu server."Pak, permisi saya mau photocopy buku ini mulai halaman 90 sampai halaman 150 seperti biasa ya Pak, bolak balik diperkecil dan tentunya kertas coklat." jelasku pada bapak photocopy."Asiap Neng.""Gile lu mah In, sudah kertas coklat diperkecil pula kasihan mata pak Andra bisa makin minus dah si doi. Hahaha." Gita tertawa terbahak-bahak"Iya gimana lagi Git lu tahu sendiri ini 'kan mau UAS harus pintar dalam mengirit uang. Salah sendirilah doi jadi orang kejam b
Pov Dito***Semenjak kejadian itu setiap kali Gita dan Ina datang, gue langsung turun sekalian mau lihat calon ibu dari anak anak gue. Gue yakin rasa ini bukan sekdar rasa suka atau kagum tapi rasa ini lebih ke rasa cinta, sekarang gue lagi nunggu sidang tesis dan setelah itu gue akan bener bener melamar Ina. Karena dari informasi yang gue dapet Lutfi sahabat gue kakak dari Gita ternyata juga suka sama Ina tapi Lutfi memilih untuk menyimpan rasa itu sendiri.Lutfi tahu kalau gue lagi deketin perempuan yang dia sukai, dia hanya tersenyum dan malah mendukung gue.Hari ini gue lihat kalau Gita datang ke cafe sendirian tanpa ada Ina di sampingnya perasaan gue jadi sedih banget enggak ketemu calon bini. Tapi tak apalah gue juga mau bicara serius sama Gita ini mulai perasaan gue yang bener bener serius sama Ina. Gue sambut Gita dululah mau baikin dia biar dia mau bantu gue."Assalamualaikum, Dek Gita, kok lu sendirian sih, calon bini Abang kemana
Suasana kelas hari ini nampak sunyi belum terlihat ada tanda tanda kehidupan kalau kelas mau rame kecuali mahasiswi yang duduk paling belakang dengan balutan gamis berwarna coklat dan khimar warna biru. Sama sekali sangat tidak kontras namun begitulah adanya Ina kalau memakai pakaian pasti tidak akan kontras. Bikin sepet mata orang yang melihatnya. Dia terpaksa harus berangkat pagi karena enggak mau telat dan mendapat hukuman dari dosen botaknya sekaligus sih dia mau mengumpulkan tugas yang di berikan pak Andra."Ini orang kemana sih katanya nyuruh berangkat pagi buat ngumpulin tugas sampai sekarang belum nongol batang hidungnya." Sambil melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.Sudah hampir 1 setengah jam Ina menunggu dosen tercinta tapi sampai sekarang belum datang juga. Ponselnya berdering melihat siapa yang menelfon sepagi ini. Orang yang di tunggu daritadi yang menelfon dirinya. Dengan penuh kesabaran dan menahan emosi Ina akhirnya mengangkat panggilan itu.