Laysa Arryn menghabiskan malam yang panas bersama seorang pewaris kaya yang tampan ketika berusaha mengubur rasa sakit yang melanda hatinya ketika kedua orang tuanya lebih memilih untuk mendukung sang kakak perempuan. Ia bahkan disuruh mengalah dan merelakan kakaknya menikahi pacarnya. Laysa sama sekali tidak menyangka kalau pewaris kaya itu terus mencarinya selama ini, dan berniat menjadikannya sebagai seorang pengantin.
Lihat lebih banyak5 Tahun Kemudian.Seorang gadis cantik berdiri di salah satu toko bunga dengan dandanan dress sederhana dan make up tipis tampak sangat cantik dia menata berbagai jenis bunga yang ada di sini, dan kini dia sedang ada di bagian rana bunga Tulip.“Laysa..” Panggil seorang perempuan yang lain berhasi membuat gadis itu tertoleh dan tersenyum lembut kepadanya.memberikan tatapan yang hangat menunggu perempuan itu datang menghampirinya, sedangkan Laysa yang kini masih sibuk menata beberapa bunga - bunga yang tampak indah dan cantik dengan bagian bagian serta jenis yang sudah di atur."Ada apa Cherry." gadis yang di panggil pun menoleh dan memberikan senyuman hangat kepada orang yang memanggilnya."Apa pesanan serta pengantaran bunga Tulip nya memiliki masalah?" Cherry langsung mendekat kearah sahabatnya yang sibuk menyurun serta mengukur setiap pesanan yang ada, menlihat kedatangan dari Cherry Laysa hanya tersenyum lembut dan menepuk bahunya untuk memebrikan jawaban bahwa Cherry telah meng
Hari sudah gelap dan Laysa masih berusaha untuk mencari lokasi yang sudah dia dengar tempat di mana Layla dan Paul mengadakan pertunangan, dia bahkan tidak ingat untuk mengganti bajunya sama sekali. Sampai pada saat dia berada di lokasi gedung mewah dan beberapa karangan mewah yang ada tanpa memikirkan dua kali dia langsung masuk dalam ke adaan berpakain kaos biasa dan wajah masih terlihat lusuh, beberapa penjaga dan pengawas di sana menghentikan Laysa untuk masuk, hingga saat Berlyn melihat sosok Laysa. “Pergilah ini bukan tempat yang bisa kau datangi seenaknya!” Usir Berlyn dengan menatap Laysa remeh dia mengenakan pakaian serba mewah. Laysa tidak berniat sama sekali untuk menganggap ucapan Berlyn dan mengacuhkan nya begitu saja. “Biarkan aku masuk! aku adalah keluarga inti dari mempelai perempuan di sana!” Laysa kembali menoleh ke arah penjaga dan berbicara dengan emosi yang tertahan, untung saja rambut Laysa tidak diikat jadi tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan
Keesokan paginya Dylan yang bangun terlebih dahulu mengucek sebentar matanya dengan kepala yang sedikit pusing, berulang kali membiasakan cahaya matahari masuk melalui cela jendela. Dada Dylan terasa sedikit berat saat dirinya ingin bangun, hingga dia menoleh menatap ke arah Laysa yang masih tertidur dengan lelap nya, wajah lelaki itu tersenyum bangga melihat Laysa yang berada di dalam pelukan nya ini, dan kini dia menyingkirkan anak rambut dari wajah Laysa yang masih di penuhi jejak keringat akibat aktivitas panas mereka bedua semalam, bahkan jejak - jejak yang hampir memenuhi seluruh tubuh Laysa pun masih tercetak dengan jelas. “Cantik.” puji Dylan meraih jemari Laysa dna mencium nya. Bahkan gadis itu tidak terganggu sedikit pun melihat kelakuan Dylan, melihat respon yang begitu cuek Dylan semakin gencar menganggu Laysa, mencubit pipi Laysa, karena merasa kesal dengan kelakuan Dylan, Laysa yang masih sangat mengantuk mendorong kasar tangan Dylan dan berbalik menjauh tidur di s
Dylan mengendong tubuh Laysa dengan penuh hasrat yang membara bahkan dengan posisi bibir mereka masih saling tertaut satu sama lain, Laysa yang alaynya memberontak kini mengalungkan tangan nya ke leher Dylan. Dengan perlahan Dylan menaruh Laysa di atas kasur danwnindih gadis itu dengan perlahan, membelai rambutnya penuh kasih dan sayang yang sudah di liputi oleh gairah tak terhan kan. Setiap sentuhan yang jatuh ke tubuh Laysa membuat Dylan semakin mendamba saat wajah cantik dan imut itu ikut terpejam merasakan sentuhan telapak tangan nya menyurusuri wajah Laysa dengan lembut. “Aku akan membuatmu melupakan kejadian menyakitkan itu dan menggantikan nya dengan malam panas kita berdua.” bisik Dylan tangan nya kini membelai bibir Laysa yang tampak begitu seksi karena terlalu membekak akibat ciuman panas mereka. “Panas..” lirih Laysa berusaha meraih baju nya sendiri, Dylan hanya terkekeh melihat ucapan pertama yang Laysa berikan. “Kau benar - benar berbeda dari gadis yang sering a
Matahari sudah terbenam cukup dalam dari lima belas menit yang lalu. Laysa yang sudah terbangun pun untuk melihat sunset masih memutuskan untuk duduk di luar dan tidak ingin masuk ke dalam rumah dan memutuskan untuk lebih lama berada di luar.Berbeda dengan Laysa yang menikmati waktu tenang nya sendirian sementara di villa sebelah tempat di mana tetangga baru Laysa itu, terdengar beberapa kebisingan dan botol - botol berjauhan. Pada awalnya Laysa berniat mengabaikan sebelum dia merasa semakin terganggu akan suara itu.“Maaf sebelumnya, saya rasa anda sudah kerterlaluan! membuang sampah bottol itu ke area saya.” Laysa menegur dengan sopan tapi tak ada respon.Dia pun memutuskan untuk kembali kedalam sebelum satu kaleng tidak sengaja terlempar mengenai bahunya, baru lah kesabaran nya segera menghilang.“HEI!” Laysa teriak dengan kencang tak ada respon sama sekali.Jadi dia memutuskan untuk datang ke Villa sebelah dan mengetuk dengan sedikit kasar.Pintu pun terbuka dengan menampilkan w
“Aku sudah bilang mom, aku akan menikah nanti tapi tidak untuk saat ini, begitu sulit dan banyak yang harus aku lakukan untuk sekarang.” jelas seorang lelaki dengan nada dan intonasi cukup keras, Laysa sangat yakin lelaki itu sebenarnya ingin berteriak tetapi dia mencoba untuk menjadi sabar. “Oh fu—.“ Geram lelaki itu kemudian saat sambungan telfon sudah terputus, Laysa yang sudah merasa agak baikan pun segera menghapus air matanya tidak ingin tertangkap oleh siapapun kalau dia menangis sendirian di tempat terpencil seperti ini, dia tidak suka di anggap sebagai wanita yang lemah. “Aw-.“ Desis Laysa saat sebuah kaleng tepat mengenai belakang kepala nya dia merasa benda itu terlempar dengan sengaja. Dengan wajah geram gadis itu menoleh dan menatap dengan jengkel, sementara orang yang melemparkan kaleng itu awalnya tidak menyadari ada orang lain selain dirinya di sini menatap terkejut alis nya terangkat saat melihat gadis terlihat masih muda menggunakan pakaian casual dan tidak ada c
Satu minggu sudah berlalu dan hari ini tepat dimana hari kelulusan Laysa dan itu artinya tepat pada hari ini juga dia sudah diasingkan untuk merenengkan kesalan nya dan belajar menjadi lebih baik tinggal di Desa yang sudah di persiapkan oleh Peter sebagai seorang ayah juga dia mempersiapkan yang terbaik untuk anaknya. Carren memeluk Laysa untuk terakhir kalinya sebelum dia masuk kedalam mobil dan menyampaikan ucapan perpisahan sedangakan Laysa hanya menanggapi itu dengan senyuman lembut dan tidak bisa bersikap baik baik saja kerena sejujurnya dia masih sangat bersedih atas kejadian yang sudah menimpanya selama beberapa waktu ini. Peter juga memeluk putrinya dan mengusap kepala anaknya dengan lembut dan memeluknya secara hangat, Carren hanya mampu memberikan senyuman hangatnya melihat interaksi itu dirinya begitu senang melihat anak dan suaminya saling menyayangi, sampai pada akhirnya dia mencoba melihat sekeliling untuk mencari keberadaan anak perempuan pertaman nya Layla. Merasa a
Layla kini sedang bersantai dan minum teh di salah satu cafe terkenal di Beverly Hills yaitu cafe ‘Maybourne’ salah satu cafe terkenal dengan perpaduan budaya cafe Eropa-California yang terbaik bersama dengan teman nya yang tak lain model yang saat ini sedang naik daun sebagai seksama model bedanya Laysa memang selain berbakat dirinya juga berasal dari keluarga yang cukup terpandang, dia sebenarnya juga sangat menyayangi adik kecilnya itu Laysa semua berubah sejak hari itu hari di mana semua kegiatan dan persaingan itu terjadi dia tak sanggup mengatakan nya lagi.“Hai maaf aku membuatmu lama menunggu.” Berlyn yang baru saja datang kini duduk di hadapan Layla.“Tidak masalah, lagi pula aku baru saja sampai.” balas Layla dengan santai, seperti biasa dirinya dengan pembawaan yang elegan dan terhormat.Diam - diam Berlyn mengagumi sifat rekan kerja nya ini, sejak awal dirinya tidak menyangka bisa dekat kepada salah satu dari dua bersaudara terkenal dan banyak yang ingin dekat dengan merek
“Honey.”“Don’t you dare to call me by that nickname!”“Dylan, please kasih aku kesempatan kedua oke?” mohon Berlyn kepada Dylan.“Lagi pula kau juga adalah sosok lelaki yang sering tidur bersama wanita lain.” balas Berlyn berusaha untuk mencoba untuk meyakinkan kembali Dylan untuk memberinya kesempatan.Dylan semakin marah bahkan buku urat jarinya menggepal kuat, belum ada yang menjelaskan bukan Dylan orang seperti apa? lelaki gila yang memiliki anger issue yang kuat selama ini dia adalah bangsawan yang memiliki julukan yang tersembunyi di balik aura yang tenang dan wajah tampan nya serta kesuksesannya dalam berbisnis, tentu memiliki sisi negative yang hanya orang tertentu yang tahu, dia adalah lelaki gila yang tidak pernah cukup dan setia kepada satu wanita! alasan kenapa dia ingin menikah dan memiliki tunangan sekarang itu di karenakan orang tuanya dan adik perempuan kesayangannya yang menginginkan dia untuk menikah karena itu Dylan tidak dapat menolak.Tetapi sampai saat ini belum
Derap langkah yang terdengar dari ujung lorong begitu cepat, lebih tepatnya tergesah-gesah. Siapa pun yang melihat atau berpapasan dengan gadis cantik itu pasti menyadari kalau dia sedang dalam emosi yang bercampur aduk.Emosi yang sudah tidak terbendung, sampai pada langkah terakhirnya berhenti di salah satu pintu kamar ruangan hotel ini.Brak…“Tega sekali kalian!”Laysa gadis yang dimaksud kini memasang tampang yang begitu emosi. Ia menatap dua orang sejoli yang saat ini masih berada di atas kasur yang sama terkejut bukan main.Paul yang notabenya adalah kekasih Laysa, Paul yang masih membeku melihat kemarahan Laysa. Sementara gadis yang menjadi pasangan bergelut manja di atas kasur itu sekarang adalah Layla, kakak kandung dari Laysa sendiri.Satu pemandangan yang tidak akan Laysa sanggup dirinya lihat sekarang, Layla terlihat memakai lingerie tipis dan Paul hanya menggunakan celana boxernya. Laysa seolah ingin menenggelamkan mereka berdua detik ini juga.“Ay— Laysa kenapa kamu di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen