Istri Polos dari Desa Milik Tuan Muda

Istri Polos dari Desa Milik Tuan Muda

last updateLast Updated : 2024-06-21
By:  Rira FaradinaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
50Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Reshwara terpaksa menerima perjodohan dengan Aluna, seorang gadis dari desa yang sangat jauh dari tipe wanita idamannya. Hanya saja, entah mengapa, Reshwara menyadari bahwa Aluna memiliki sisi lain yang tanpa sadar membuatnya terseret dalam pesona kecantikannya. Lantas, bagaiamana kehidupan rumah tangga keduanya? Berhasilkah mereka?

View More

Chapter 1

Bab 1

"Gadis jelek itu, dandanannya ... iih, sama sekali bukan tipeku." Aku merutuk dalam hati.

"Rei, kenalkan ini Aluna," ucap mama memperkenalkan kami.

"Tuh, benar kan," cibirku dalam hati dengan wajah cemberut.

Wajah gadis itu menunduk malu ketika pertama kali kami bertemu, matanya mengerjab beberapa kali saat mama mengenalkannya padaku. Sungguh, tak kusangka jika akhirnya aku menerima perjodohan ini. Perjodohan konyol dan tak masuk akal.

Namanya Aluna, gadis yang baru berusia sembilan belas tahun, yang rencananya akan dinikahkan papa denganku.

Yah, denganku. Reshwara Anindra Sastrodirjo. Pemuda tampan dan mapan di usia yang hampir menginjak tiga puluh tahun. Pemuda yang banyak diimpikan setiap wanita ini, malah akan menikahi seorang gadis yang masih remaja.

Hei ... tidak! jangan mengira aku tidak laku karena belum juga menikah, tapi karena aku memang menginginkan seorang wanita yang cantik dan sempurna untuk mendampingiku.

Tapi, gadis ini? apa kata orang jika mereka mengetahui gadis bau kencur ini yang akan mendampingiku kelak? Bagaimana pikiran para karyawanku bila melihatku yang cerdas dan berwibawa ini bersanding dengannya. Lalu, mau taruh di mana harga diriku ini?

Ah, rasanya aku tak sanggup ditertawakan jika mereka tahu bahwa Reshwara, seorang direktur utama sebuah perusahaan besar, putra dari seorang pengusaha sukses dan ternama negeri ini tiba tiba menikahi seorang anak kecil yang masih remaja. Benar benar bisa hancur hidupku kelak.

"Rei, bagaimana, Luna manis, kan?" tanya mama meminta pendapatku.

Aku menatap malas ke arahnya. Gadis itu cukup manis meski tanpa polesan make-up tebal di wajahnya, hanya bedak tipis saja yang kulihat. Sangat berbeda dengan para wanita yang mengelilingiku selama ini. Cantik, modis dan tentunya berkelas.

"Rei, ditanya kok malah bengong?"

"Iya, dia manis," jawabku datar.

"Cuma begitu saja," cibir mama.

"Lalu, aku harus bagaimana, Ma? Kan, ini hanya perkenalan saja," Protesku.

Mama memang aneh. Masa aku harus tersenyum, membuatnya merasa senang begitu atau langsung mengajaknya keluar untuk berkencan. No way. Itu tak mungkin kulakukan. Karena hal bodoh seperti itu hanya dilakukan oleh para wanita yang selalu mengejarku selama ini.

"Aluna akan menjadi istrimu, Rei. Bersikap baiklah padanya. Papa dan mama juga sudah menetapkan hari dan tanggal pernikahan kalian, tanggal delapan bulan depan, bagaimana menurutmu?"

Kerongkonganku langsung tercekat begitu mendengarnya. Tanggal delapan, itu tak sampai sebulan lagi.

Mama gi la!

"Kenapa baru memberi tahuku? Tak bisakah kalian mendiskusikannya dulu denganku, bahkan tanggalnya pun sudah kalian tetapkan?" Aku memprotes, memberikan perlawanan.

Sungguh aku tak bisa mempercayai semua ini. Bisa-bisanya orang tuaku melakukan hal menyedihkan ini padaku. Pada seorang Reshwara yang tampan ini.

"Lho, mengapa kau terkejut seperti itu, Sayang? Bukankah lebih cepat lebih baik. Pacaran setelah menikah, kan lebih nikmat. Tak perlu khawatir jika kalian mau langsung punya anak," bujuk mama.

"Anak!"

Hii ... tubuhku langsung bergidik.

Jangankan untuk berpikir punya anak darinya. Berdekatan dengannya saja aku malas. Pikiran mama terlalu jauh.

Aku membuang muka, kulirik gadis itu masih menunduk. Hmm, kelihatannya gadis yang penurut. Mungkin pikiranku saja yang terlalu negatif. Sudahlah, jika nanti aku tak nyaman dengan pernikahan ini. Kan, bisa kuceraikan saja dia. Bukankah papa hanya memintaku untuk menikahinya saja?

***

Keesokan harinya.

Seharian ini pikiranku kacau. Ditambah dengan beberapa tumpukan laporan yang salah dikerjakan oleh para karyawan membuatku begitu kesal. Ini semua pasti karena gadis itu. Gadis yang akan membuat hidupku menuju derita dan kesengsaraan.

Bukan tak ingin menolak, tapi karena aku tak punya kuasa untuk menolaknya. Papa mengancam akan mencoret namaku dari daftar penerima harta warisannya. Jika aku ditendang oleh keluarga Sastrodirjo, maka habislah semua. Tak akan ada lagi kenyamanan, kemewahan dan rasa hormat orang- orang padaku.

Aluna, gadis yang akan ku nikahi hanyalah seorang gadis biasa saja. Meskipun aku tak begitu banyak tahu tentang latar belakangnya, aku yakin tak ada sesuatu yang istimewa dari gadis yang hanya tamatan SMA seperti dirinya. Selain postur tubuhnya yang ramping dan tinggi, yang lain semuanya tampak biasa saja. Sangat jauh berbeda dengan Saskia, supermodel papan atas yang saat ini sedang ku kencani.

Hanya karena sebuah hutang budi aku diminta papa menikahinya. Hutang budi papa pada Alm. Bapaknya yang telah meninggal tiga bulan lalu. Sungguh, kadang orang tua memang aneh. Mereka yang berhutang, tapi anak mereka yang disuruh membayarnya. Mau dikemanakan wajah tampan ini jika akhirnya tetap saja menikahi gadis jelek itu.

Benar benar konyol.

Ketukan pintu terdengar, tampak wajah Sarah, sekretarisku yang cantik dan bahenol, menyembul dari balik pintu.

"Masuk!" Perintahku yang langsung dituruti olehnya, tampak ditangannya setumpuk dokumen yang kuminta.

"Ini laporan yang bapak minta," lapor Sarah.

"Letakkan saja di sana. Nanti akan kuperiksa," Titahku.

"Baik, Pak."

"Ehm ... " ucapnya ragu.

"Ada apa lagi?"

"Di luar ada Mbak Saskia, Pak."

"Saskia? Suruh masuk!" Perintahku cepat.

"Baik pak."

Ah, Saskia benar benar sosok kekasih idaman. Ia seakan tahu jika hatiku sedang gundah. Selama ini jika melihat wajah cantiknya selalu mampu membuatku merasa sempurna. Wanita berkelas yang cocok denganku, Reshwara yang tampan dan mapan.

"Sayang!" panggilnya manja begitu melangkah masuk kedalam ruang kerjaku.

"Hai, cantik."

Ia langsung duduk di pangkuanku, oh tuhan, bibirnya begitu merah menggoda. Ditambah pakaian yang dikenakannya cukup ketat yang mampu mencetak beberapa bagian tubuhnya. Membuat naluri lelakiku tiba tiba bergairah.

Tangan Saskia mulai bermain di wajahku, membuat fokus pandanganku pada layar monitor ini terganggu. Wangi parfumnya yang kusukai begitu menggoda seakan membuatku ingin segera melahapnya.

"Sayang!"

Suara Saskia terdengar begitu menggoda. Sial, pikiranku kini mulai bercabang. Senyum manis yang diperlihatkannya membuatku menelan ludah.

Aku benar kan!

Reshwara. Seorang pria tampan dan mapan, bisa mendapatkan wanita manapun yang disukainya. Kini lihatlah. Seorang supermodel cantik kelas atas negeri ini sedang mencari cara agar bisa merayuku.

"Ayolah, aku sedang kerja. Jangan menggangguku dulu."

"Apa kau yakin tidak ingin menghabiskan waktu bersama denganku?" Ia mulai menggoda.

"Nanti saja, aku benar benar harus mengerjakan laporan ini." Aku mencari- cari alasan. Sebenarnya sih bisa saja kutinggalkan, tapi aku tak mungkin menyerah begitu saja. Ini harga diri seorang Reshwara yang dipertaruhkan. Aku tak mau begitu mudah jatuh dalam pelukannya. Seperti kata teman temanku yang lain, Wanita akan semakin mendekat bila kita jual mahal. Mereka akan semakin tertarik pada pria yang diam dan tak terlalu banyak bicara.

Tangan Saskia kembali menyentuh wajahku. Dan sungguh, ia membuat konsentrasi buyar. Kucoba untuk tenang dan memperlihatkan wajah datar padanya.

"Oh ayolah baby. Come on! Matikan dulu komputermu dan lihat aku," Ia mulai mengeluarkan jurus rayuannya.

Kalian bisa lihat kan, betapa inginnya para wanita ini untuk bisa menghabiskan waktu bersama denganku. Bahkan berusaha keras merayuku.

"Reshwara. Kau memang beruntung. Tentu saja, karena aku begitu tampan dan mapan." Aku berbisik pelan, memuji diri sendiri.

Tetapi, mengapa tiba-tiba wajah polos Aluna berkelebat tepat di saat wajah Saskia kini hanya beberapa centimeter saja dariku. Merusak moodku yang tadi begitu menggebu.

"Ada apa?"

Tanya Saskia yang terkejut karena tiba tiba tubuhnya kudorong ke belakang.

"Tidak. Tiba tiba saja aku ingin ke toilet," Aku mencari alasan.

Aku bangkit dan berjalan menuju kamar kecil yang berada di dekat pintu masuk. Entah mengapa, gairah yang tadi begitu menggebu seketika menghilang begitu wajah gadis polos itu melintas.

Rasanya begitu kesal.

Mungkinkah seorang Reshwara yang tampan dan mapan ini kalah dengan pesona gadis sederhana itu? Tidak mungkin. Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi.

Gadis itu yang harus bertekuk lutut padaku!

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
I Dewa ayu Indra
updatenya tiap hari dong thor
2024-05-21 03:40:06
1
50 Chapters
Bab 1
"Gadis jelek itu, dandanannya ... iih, sama sekali bukan tipeku." Aku merutuk dalam hati."Rei, kenalkan ini Aluna," ucap mama memperkenalkan kami."Tuh, benar kan," cibirku dalam hati dengan wajah cemberut.Wajah gadis itu menunduk malu ketika pertama kali kami bertemu, matanya mengerjab beberapa kali saat mama mengenalkannya padaku. Sungguh, tak kusangka jika akhirnya aku menerima perjodohan ini. Perjodohan konyol dan tak masuk akal.Namanya Aluna, gadis yang baru berusia sembilan belas tahun, yang rencananya akan dinikahkan papa denganku.Yah, denganku. Reshwara Anindra Sastrodirjo. Pemuda tampan dan mapan di usia yang hampir menginjak tiga puluh tahun. Pemuda yang banyak diimpikan setiap wanita ini, malah akan menikahi seorang gadis yang masih remaja.Hei ... tidak! jangan mengira aku tidak laku karena belum juga menikah, tapi karena aku memang menginginkan seorang wanita yang cantik dan sempurna untuk mendampingiku.Tapi, gadis ini? apa kata orang jika mereka mengetahui gadis bau
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
Bab 2
Aku melangkah malas ke ruang keluarga. Papa bilang ingin membicarakan sesuatu padaku. Ah, aku yakin, pasti pembicaraan tentang pernikahanku yang tentunya akan membuatku bosan.Aku masih tak mengerti dengan jalan pikiran papa. Apa untungnya menikahkanku dengan Aluna? Bukankah masih banyak gadis lain yang lebih baik darinya. Kenapa tidak memilih salah satu anak perawan dari kolega bisnis papa, seperti anak Pak Handoko yang baru saja lulus dari luar negeri itu? Entahlah. Pikiran papa terkadang kampungan."Kau sudah datang, Rei? Ayo sini duduk dulu," Papa menyapa ketika melihatku yang baru saja tiba.Aku memasang wajah datar, lalu mengambil posisi duduk yang nyaman di sofa, tak hanya papa, ada mama dan Raina disana."Minggir," usirku pada Raina, adik perempuan semata wayangku."Apaan sih, mas. Kan bisa duduk disana. Aku sudah lebih dulu duduk di sini," Ketus Raina sambil memonyongkan bibirnya. "Aku maunya disini," Dengan terpaksa, adikku itu menggeser tubuhnya."Kau benar-benar menyeba
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
Bab 3
Angin sepoi-sepoi mengiringi kepergian kami. Hembusan angin juga nampak membelai lembut rambut panjang Luna yang diikat ke belakang. Penampilannya sederhana dengan make up tipis dan poni yang disisir menyamping, tetap saja tak membuatku terpesona.Aku sengaja membukakan pintu mobil untuknya, karena menyadari tatapan mata mama yang masih memperhatikan kami. Kulakukan ini karena malas akan mendengar siraman rohani dari mama bila tidak memperlakukan calon menantu kesayangannya dengan baik. Meski semua sikap baik ini penuh kepalsuan dan kepura-puraan, tetap saja ada rasa emosi dan kesal dalam dada karena biasanya para wanita yang seharusnya memanjakanku.Perlahan, mobil yang ku kendarai bergerak menjauh meninggalkan rumah. Kulirik, gadis ini masih diam dan menatap keluar jendela, seakan-akan aku adalah sopir pribadinya. Aku membiarkannya saja, sepanjang perjalanan kami hanya diam. Aku sengaja fokus menyetir tak mengajaknya bicara. Lagipula, aku tak tahu apa yang bisa dibicarakan dengan g
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
Bab 4
"Halo semua! maaf, terlambat. Biasa, macet di jalan," sapa Ayu pada kami.Ayu masih cantik seperti dulu, bahkan semakin cantik. Dengan mengenakan dress selutut berwarna maroon, ditambah riasan wajah yang flawless, membuat siapapun tak akan berkedip menatapnya.Ia mengambil posisi duduk tepat di sebelah kananku. Ada rasa bangga ketika melihat ia lebih memilih duduk di dekatku dari pada di kursi kosong yang ada di antara Alex dan Agung."Kau semakin tampan saja, Rei." Sapaannya membuatku menegakkan punggung."Ah, biasa saja." Aku melempar senyum bangga."Sudah sukses sekarang ya, itu mobilmu ya?" tanyanya sambil menunjuk ke arah mobil kesayanganku."Tentu saja," jawabku sambil menyilang kan kaki. Ah, lihatlah. Pandangan mata Ayu nampak begitu terpukau saat melihat mobil kesayanganku. Aku yakin saat ini ia juga mulai terpesona denganku. Pada Reshwara yang tampan dan mapan ini.Ah, mengapa aku sangat menikmati tatapan mata itu."Kudengar kau sudah menikah?" Tanyaku kemudian."Iya, tapi p
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
Bab 5
(5)Keesokan harinya,"Bagaimana menurutmu, Rei? Apakah masih ada yang belum masuk?" Tanya mama begitu baru saja menghempas bobot tubuh ini ke sofa. Lalu menyodorkan lembaran kertas bertulis nama-nama orang."Apaan ini, Ma? lagipula apa nya yang belum masuk?" tanyaku sambil memperhatikan nama yang tertulis."Itu daftar para tamu yang akan diundang ke acara akad nikah kalian," Jawab mama enteng."Daftar para tamu undangan?""Akad nikah?"Iya, sayang. Pernikahanmu kan tinggal dua minggu lagi, jadi kita harus mempersiapkannya dari sekarang.""Kan cuma ngucapin akad saja, ma. Tak perlu lah pesta mewah, akhir bulan aku sibuk dengan rapat dan laporan bulanan," tolakku sambil mencari cari alasan.Tentu saja aku tak ingin pernikahan ini diselenggarakan meriah, setidaknya untuk sekarang, aku tak ingin orang tahu jika sebentar lagi aku akan menikah. Bagaimana nanti wibawaku jika mereka tahu istriku hanya seorang remaja yang hanya lulusan SMA. Ah, membayangkannya saja sudah membuatku pusing.Se
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
Bab 6
Wangi shampoo menguar begitu Luna keluar dari kamar mandi. Rambut basahnya yang terbungkus handuk dengan wajah yang masih terlihat basah karena tetesan air, ditambah bi birnya yang begitu ranum merekah, membuat desiran di dada bahkan sesuatu di bawah juga ikut berdenyut.Mataku menjelajah, membayangkan semua bagian tubuhnya di balik kimono merah yang dipakainya. Namun, begitu membayangkan bagaimana kuatnya Luna memb4nting pencopet waktu itu, seketika membuatku menelan ludah.Ini adalah malam pertama kami setelah tadi siang mengucapkan ijab kabul. Aku masih duduk di kursi berpura-pura memainkan ponsel sambil melirik dan mencuri pandang ke arahnya, memperhatikan apa yang sedang dilakukannya sekarang.Ia menarik handuk kecil yang membungkus rambutnya lalu menggosokkan dengan tujuan untuk mengeringkan sisa air yang masih ada di sana. Tak lama, ia lalu melangkah menuju ke sebelah lemari, mengeluarkan sebuah koper dan menarik resletingnya, mengeluarkan sebuah setelan piyama bercorak hijau f
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
Bab 7
Mata mama masih melihatku dengan penuh curiga. Aku lupa jika gadis itu menantu kesayangannya. Lagipula, ada di mana gadis itu? menyusahkankanku saja.Di tengah kebingunganku, tiba-tiba pintu kamar mandi berderit, tak lama, kemudian terbuka lebar. Tampak keluar dari sana Luna yang sudah rapi, lalu menyambut kedatangan mama dengan sopan."Mama," sapa Luna sembari mencium punggung tangan mama."Ah, syukurlah. Mama pikir kau di usir Rei tadi malam. Mama hanya khawatir, untunglah sepertinya Rei tidak menganggumu," balas Mama sambil tersenyum manis pada menantu kesayangannya itu."Wah, rambutnya masih basah, berarti terjadi sesuatu dong semalam, pantas si bu4ya comberan itu nampak kesal dibangunkan, rupanya sudah belah duren toh," Ledek Raina terkikik."Iya-iya, aduh mama lupa jika kalian baru saja menikah." "Mama lupa atau sengaja pura pura lupa?" sindirku."Sengaja." Raina menjawabnya sambil nyengir kuda."Hei sudahlah! Mama kesini mau ajak Luna sarapan. Kau pasti belum sarapan, kan? Rei
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
Bab 8
Rumah berlantai dua dengan model Mediterania klasik ini langsung terlihat begitu mobilku berbelok, rumah yang dibeli papa sebulan sebelum pernikahanku seakan menjadi ungkapan kebahagiaannya.Mobil yang kukemudikan kini berhenti tepat sempurna di depan pintu masuk utama rumah ini. Ku pindai pandangan ke sekeliling bangunan, mengagumi keindahan eksterior rumah ini.Sebuah Pohon Flamboyan merah terlihat begitu kokoh di sudut kanan, pohon dengan rantingnya yang lebat dan bunganya yang berwarna kemerahan itu seolah ingin memberikan kesan indah dan berbeda. Aku memuji selera dan pilihan papa. Dalam sekali lihat, aku sudah menyukai rumah baruku ini.Reshwara, harusnya kau tahu jika papa sangat menyayangimu. Yang harus kau lakukan adalah menjalani pernikahan ini saja, jika nantinya memang tidak ada kecocokan antara kalian, bukankah itu alasan yang bagus untuk menceraikannya?Lagipula, hanya sedikit orang saja yang tahu jika kau sudah menikah. Tentu itu sangat baik untuk kepopuleranku. Dengan
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more
Bab 9
Aku masih terpaku menatapnya, Ia masih di sana terlihat menoleh terus ke sisi kirinya, tak lama, sebuah taksi on-line berhenti di dekatnya.Tanpa menoleh, gadis itu langsung naik ke dalam taksi tersebut. Sejenak aku merasa kesal, mengapa ia tak mencoba meminta tumpangan padaku. Bukankah, kampusnya dan kantorku searah?Baru kali ini ada seorang gadis yang membuang pandangan dariku, seolah tak tertarik dengan pesona seorang Reshwara yang tampan dan mapan. Tak tahukah gadis itu, jika seharusnya ia banyak bersyukur karena bisa menikah denganku.Ah, pagi ini suasana hatiku seketika buruk.Taksi yang ditumpangi Luna sudah bergerak menjauh meninggalkan rumah ini. Segera, ku letakkan kasar tas kerjaku dan mulai menyalakan mobilnya. Seperti biasa, Sekretarisku Sarah, langsung menyapa begitu tiba di kantor. Tubuh seksi dan senyumannya yang menggoda selalu bisa membuat suasana hatiku membaik. Setidaknya, dengan begini, rasa kesalku bisa sedikit terlupakan. "Selamat atas pernikahannya, Pak," uj
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more
Bab 10
Seminggu sudah kami menempati rumah ini. Itu artinya, sudah seminggu pula, pernikahan ini kujalani. Sungguh, tak ada yang berubah, semua hampir sama seperti saat belum menikah dulu, bedanya sekarang hanyalah statusku saja yang berubah.Pagi ini sama seperti hari biasa. Luna membangunkanku untuk sarapan bersama. Seperti biasanya, dia tetap menunggu di meja makan, meski telah kuberitahu jika aku memilih sarapan di kantor saja.Tak ada orang lain di rumah ini, selain aku dan Luna saja yang menghuni. Aku sungguh tak mengerti, mengapa Luna masih bisa bersikap tenang saja meskipun sikapku tidak pernah baik padanya.Semoga suatu saat nanti, Luna sendiri yang mengajukan permohonan cerai. Dengan begitu, aku tidak akan dianggap bersalah dimata papa, karena jika terjadi perceraian diantara kami, Papa pasti akan menyalahkanku."Ah, benar benar rencana yang brilian, Rei." Aku tersenyum sendiri mengingat rencanaku untuk menendang Luna dari hidupku."Mas!" Panggil Luna.Untuk sesaat aku terpesona de
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status