Share

first meet

Author: drirran
last update Last Updated: 2024-05-08 18:38:06

“Aku sudah bilang mom, aku akan menikah nanti tapi tidak untuk saat ini, begitu sulit dan banyak yang harus aku lakukan untuk sekarang.” jelas seorang lelaki dengan nada dan intonasi cukup keras, Laysa sangat yakin lelaki itu sebenarnya ingin berteriak tetapi dia mencoba untuk menjadi sabar.

“Oh fu—.“

Geram lelaki itu kemudian saat sambungan telfon sudah terputus, Laysa yang sudah merasa agak baikan pun segera menghapus air matanya tidak ingin tertangkap oleh siapapun kalau dia menangis sendirian di tempat terpencil seperti ini, dia tidak suka di anggap sebagai wanita yang lemah.

“Aw-.“

Desis Laysa saat sebuah kaleng tepat mengenai belakang kepala nya dia merasa benda itu terlempar dengan sengaja.

Dengan wajah geram gadis itu menoleh dan menatap dengan jengkel, sementara orang yang melemparkan kaleng itu awalnya tidak menyadari ada orang lain selain dirinya di sini menatap terkejut alis nya terangkat saat melihat gadis terlihat masih muda menggunakan pakaian casual dan tidak ada corak bahkan make up sedikit pun di wajahnya tetapi tetap terlihat sangat cantik itu sedang meringgis kesakitan membuat dirinya bingung.

“Siapa yang melempar benda sialan ini?!” kutuk Laysa marah menatap sekeliling hingga dia melihat ke arah lelaki itu.

Sementara Dylan lelaki yang sedang di maksud itu kaget dan menunjuk dirinya sendiri dengan bingung, ini pertama kalinya ada perempuan yang berani membentak dan bersikap sangar kepada dirinya, fikiran aneh pun muncul di kepala Dylan dirinya dengan yakin dan percaya diri bahwa wanita ini adalah satu dari sekian wanita yang mengejarnya lagi pula siapa yang tidak mengenal dirinya Dylan Von Goodrell.

“Aku kenapa?”

Balas Dylan dengan Pd nya dan menyeringai kepada gadis kecil itu dia sangat yakin pasti gadis itu yang mengikutinya bahkan hingga sampai Desa terpencil di sini dia sungguh mempertanyakan sebenarnya seberapa besar usaha gadis kecil ini untuk mengikuti dan mengetahui jadwal yang abru saja di susun olehnya tiga hari yang lalu karena teroran dari keluarga besar dan adik perempuan tercinta untuk menikah membuat dia stress dan memutuskan untuk menghilang dulu sekaligus merefresh kan otak nya dengan cara tinggal di salah satu Villa yang baru saja dia beli ini di tempat yang terkenal sangat cantik di California yaitu Desa Carmel-by-the-Sea.

“Kau!”

Mendengar pengakuan dengan percaya diri itu membuat Laysa semakin geram dia langsung mendekat ke arah Dylan dengan wajah merah padam, mood nya sudah rusak dari tadi bahkan saat ini dia semakin di uji dan di hadapkan langsung dengan orang menyebalkan seperti dia.

“Apa kau mau jujur kepadaku sekarang? kalau kau mengikutiku dan mencoba untuk menarik perhatian ku? dan selamat gadis kecil kau berhasil melakukan nya.” balas Dylan dengan percaya dirinya dan membuat Laysa semakin menahan geram dan sangat marah hanya mampu mengepalkan tangan dengan geram.

Wajah Dylan menyeringai lucu melihat reaksi Laysa dia begitu lucu dengan wajah merah padam nya dan dia sungguh menikmati itu semua.

Bukan nya menjawab pertanyaan dan tuduhan yang Dylan lakukan gadis kecil itu langsung berbalik dan ingin pergi seolah dia menahan melakukan sesuatu.

“Hey jangan pergi! beritahu aku namamu maka aku akan mengapresiasi semua usaha kecilmu ini, gadis kecil.” wajah Dylan yang sebelum nya menahan amarah di ubun - ubun menjadi mereda sedikit.

Bertemu dengan gadis cantik dan imut seperti dia seperti sebuah hadia untuk liburan melarikan diri baginya ini, siapa tahu nanti dia bisa saja merespon usaha gadis kicil itu dan berakhir ‘malam panas bersama’ oh Dylan tidak sabar melihat wajah gadis itu berteriak memohon kepadanya. Dan dia yakin dia akan mendapatkan gadis itu di sini untuk menemani hari-hari kosongnya saja.

Laysa tampak berjongkok dan mengambil sesuatu membuat Dylan mengerutkan kening bingung, kaleng yang tadi tidak sengaja mengenai gadis itu dia ambil kembali, Dylan menaikan alis bingung menunggu apa tindakan selanjutnya yang akan gadis itu lakukan semakin membuat dia penasaran.

‘Plak’ Laysa melempar kembali kaleng itu mengenai kepala Dylan dan pergi.

“Apresiasi, apresiasi, makan itu kaleng.” kutuk Laysa dengan geram dan berniat pergi meninggalkan Dylan seorang diri.

Dylan terdiam beberapa detik dan mengedipkan matanya berulang kali dia sungguh tidak percaya akan apa yang dia alami saat ini dan ini adalah pertama kalinya dia merasakan nya di balas secara langsung dan itu sungguh membuat lelaki itu menjadi tertarik, dengan wajah terkekeh dia segera berlari mengejar gadis kecil itu lagi.

“Hei– hei– stop aku tidak akan menyalahkan mu atau bahkan marah kepada mu atas apa yang kau lakukan, sekarang ayo mengobrol aku merasa kita memiliki sedikit hal menarik di sini, kau gadis pertama yang melakukan hal ini kepadaku.” Dylan segera menahan lengan Laysa membuat gadis itu waspada dan merasa tak suka apa lagi dengan tatapan nya yang menyeramkan itu.

“Lepas!” perintah Laysa dingin.

Bukan nya melepaskan cengkraman nya Dylan malah semakin mengenggam nya erat seolah menantang.

“Om! stop melakukan pencabulan tak bermoral seperti ini.” ucap Laysa lagi sukses membuat Dylan menjatuhkan rahang nya kebawah apa tadi katanya om? apa gadis itu memanggilnya om?.

“Ayolah gadis kecil kau membuat ini semua menjadi sangat sulit.” keluh Dylan yang mulai kehabisan kesabaran akan sifat keras kepada gadis kecil ini.

“Dasar mesum!” Laysa segera menginjak kaki Dylan membuat lelaki itu secara spontan meringis dan melepaskan gengamannya dari gadis itu.

kesempatan itu membuat Laysa segera pergi menjauh meninggalkan Dylan laki - laki narsis yang pertama kali dia lihat dan sangat menyebalkan, Dylan yang masih meratapi jemari kakinya kini merasa panas itu kini beralih menatap punggung Laysa dengan geli, gadis kecil itu sudah kabur dan dia begitu terhibur akan apa yang gadis itu lakukan padanya tadi.

“Tenang saja gadis kecil kita masih banyak hari yang akan di lewati bersama.” Teriak Dylan masih meratapi kakinya membuat Laysa merinding.

“Dasar sinting! Tidak ada yang ingin melewati waktu bersama mu di sini.” balas Laysa masih terus berjalan dia bahkan tidak berniat untuk berbicara sambil menoleh kearah lelaki itu. Langkah kakinya terus saja terfokus untuk berjalan kembali ke salah satu bangunan rumah di mana menjadi milik kakek dan neneknya dulu.

Sesampainya di sana dia hanya duduk dengan tenang di salah satu kursi santai yang menghadap kearah lautan, jika sebelumnya dia langsung turun untuk menyentuh air laut secara langsung tetapi kali ini dia hanya menatap dari rumah peninggalan kakek dan neneknya.

“Nona Laysa.”

Mendengar namanya yang di panggil membuat Laysa menoleh dan merespon panggilan itu dan tersenyum lembut saat dia mengetahui kalau Marry lah yang memanggil, dia adalah salah satu pembantu yang ditugaskan untuk mengurus tempat ini, semenjak kepergian sang Nenek membuat Kakek yang sangat mencintai dia sepenuh hati menjadi seidih dan tidak sanggup lagi untuk menghabiskan waktu di rumah ini lagi. Bahkan kehanggatan dari sang nenek masih terasa di sini. Saat ini kakek lebih memilih untuk menghabis kan waktu di mansion utama keluarga yang ada di New York tempat di mana ayahnya di besar atau bisa di bilang rumah kediaman utama Viequet.

“Ada apa Marry?” Laysa segera menjawab dengan tersenyum lembut.

“Pekerjaan saya sudah selesai non, dan saya hanya ingin mengabarkan kepada nona, Kalau nanti butuh apapun bisa langsung menghubungi saya.” Marry menjawab senyuman Laysa dengan lembut, Wanita paruh baya ini sudah mengaggap Laysa seperti anaknya sendiri dan dia menyaksikan pertumbuhan gadis itu dari kecil sampai seperti sekarang.

“Baik Marry kamu boleh langsung pulang sekarang.’ balas Layla lembut kepada Marry yang mengiyakan ucapan Laysa dan langsung pulang.

Hari sudah semakin sore menjelang malam tetapi Laysa masih tidak ingin kembali kedalam dia ingin melihat sunset dari sini dan memutuskan untuk berdiam diri di balkon sambil berbaring di tempat tidur santai yang memang ada di sana. Dan memang terekspos terlihat oleh villa sebelah.

Related chapters

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    spending our night together

    Matahari sudah terbenam cukup dalam dari lima belas menit yang lalu. Laysa yang sudah terbangun pun untuk melihat sunset masih memutuskan untuk duduk di luar dan tidak ingin masuk ke dalam rumah dan memutuskan untuk lebih lama berada di luar.Berbeda dengan Laysa yang menikmati waktu tenang nya sendirian sementara di villa sebelah tempat di mana tetangga baru Laysa itu, terdengar beberapa kebisingan dan botol - botol berjauhan. Pada awalnya Laysa berniat mengabaikan sebelum dia merasa semakin terganggu akan suara itu.“Maaf sebelumnya, saya rasa anda sudah kerterlaluan! membuang sampah bottol itu ke area saya.” Laysa menegur dengan sopan tapi tak ada respon.Dia pun memutuskan untuk kembali kedalam sebelum satu kaleng tidak sengaja terlempar mengenai bahunya, baru lah kesabaran nya segera menghilang.“HEI!” Laysa teriak dengan kencang tak ada respon sama sekali.Jadi dia memutuskan untuk datang ke Villa sebelah dan mengetuk dengan sedikit kasar.Pintu pun terbuka dengan menampilkan w

    Last Updated : 2024-05-11
  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Not girl anymore 21+

    Dylan mengendong tubuh Laysa dengan penuh hasrat yang membara bahkan dengan posisi bibir mereka masih saling tertaut satu sama lain, Laysa yang alaynya memberontak kini mengalungkan tangan nya ke leher Dylan. Dengan perlahan Dylan menaruh Laysa di atas kasur danwnindih gadis itu dengan perlahan, membelai rambutnya penuh kasih dan sayang yang sudah di liputi oleh gairah tak terhan kan. Setiap sentuhan yang jatuh ke tubuh Laysa membuat Dylan semakin mendamba saat wajah cantik dan imut itu ikut terpejam merasakan sentuhan telapak tangan nya menyurusuri wajah Laysa dengan lembut. “Aku akan membuatmu melupakan kejadian menyakitkan itu dan menggantikan nya dengan malam panas kita berdua.” bisik Dylan tangan nya kini membelai bibir Laysa yang tampak begitu seksi karena terlalu membekak akibat ciuman panas mereka. “Panas..” lirih Laysa berusaha meraih baju nya sendiri, Dylan hanya terkekeh melihat ucapan pertama yang Laysa berikan. “Kau benar - benar berbeda dari gadis yang sering a

    Last Updated : 2024-05-12
  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    lost track of her

    Keesokan paginya Dylan yang bangun terlebih dahulu mengucek sebentar matanya dengan kepala yang sedikit pusing, berulang kali membiasakan cahaya matahari masuk melalui cela jendela. Dada Dylan terasa sedikit berat saat dirinya ingin bangun, hingga dia menoleh menatap ke arah Laysa yang masih tertidur dengan lelap nya, wajah lelaki itu tersenyum bangga melihat Laysa yang berada di dalam pelukan nya ini, dan kini dia menyingkirkan anak rambut dari wajah Laysa yang masih di penuhi jejak keringat akibat aktivitas panas mereka bedua semalam, bahkan jejak - jejak yang hampir memenuhi seluruh tubuh Laysa pun masih tercetak dengan jelas. “Cantik.” puji Dylan meraih jemari Laysa dna mencium nya. Bahkan gadis itu tidak terganggu sedikit pun melihat kelakuan Dylan, melihat respon yang begitu cuek Dylan semakin gencar menganggu Laysa, mencubit pipi Laysa, karena merasa kesal dengan kelakuan Dylan, Laysa yang masih sangat mengantuk mendorong kasar tangan Dylan dan berbalik menjauh tidur di s

    Last Updated : 2024-05-13
  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    no more Viequet

    Hari sudah gelap dan Laysa masih berusaha untuk mencari lokasi yang sudah dia dengar tempat di mana Layla dan Paul mengadakan pertunangan, dia bahkan tidak ingat untuk mengganti bajunya sama sekali. Sampai pada saat dia berada di lokasi gedung mewah dan beberapa karangan mewah yang ada tanpa memikirkan dua kali dia langsung masuk dalam ke adaan berpakain kaos biasa dan wajah masih terlihat lusuh, beberapa penjaga dan pengawas di sana menghentikan Laysa untuk masuk, hingga saat Berlyn melihat sosok Laysa. “Pergilah ini bukan tempat yang bisa kau datangi seenaknya!” Usir Berlyn dengan menatap Laysa remeh dia mengenakan pakaian serba mewah. Laysa tidak berniat sama sekali untuk menganggap ucapan Berlyn dan mengacuhkan nya begitu saja. “Biarkan aku masuk! aku adalah keluarga inti dari mempelai perempuan di sana!” Laysa kembali menoleh ke arah penjaga dan berbicara dengan emosi yang tertahan, untung saja rambut Laysa tidak diikat jadi tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan

    Last Updated : 2024-05-14
  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    New life

    5 Tahun Kemudian.Seorang gadis cantik berdiri di salah satu toko bunga dengan dandanan dress sederhana dan make up tipis tampak sangat cantik dia menata berbagai jenis bunga yang ada di sini, dan kini dia sedang ada di bagian rana bunga Tulip.“Laysa..” Panggil seorang perempuan yang lain berhasi membuat gadis itu tertoleh dan tersenyum lembut kepadanya.memberikan tatapan yang hangat menunggu perempuan itu datang menghampirinya, sedangkan Laysa yang kini masih sibuk menata beberapa bunga - bunga yang tampak indah dan cantik dengan bagian bagian serta jenis yang sudah di atur."Ada apa Cherry." gadis yang di panggil pun menoleh dan memberikan senyuman hangat kepada orang yang memanggilnya."Apa pesanan serta pengantaran bunga Tulip nya memiliki masalah?" Cherry langsung mendekat kearah sahabatnya yang sibuk menyurun serta mengukur setiap pesanan yang ada, menlihat kedatangan dari Cherry Laysa hanya tersenyum lembut dan menepuk bahunya untuk memebrikan jawaban bahwa Cherry telah meng

    Last Updated : 2024-05-30
  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    return home

    Dua perempuan cantik yang kini baru saja kembali dari toko bunga milik salah satu dari mereka terdiam di dalam apartemen dengan keadaan yang memperihatinkan dan merasa lelah, keduanya terbaring lemah dengan perasaan ngos-ngosan dan menatap satu sama lain. “Bagaimana kencan mu tadi lancar?” Suara tengil dari Laysa bertanya tanpa menoleh dengan kepala yang menengadah ke atas. Cherry yang mengerti maksud dan tujuan dari pertanyaan Laysa hanya memutarkan bola matanya merasa malas. “Blind date namanya, bukan kencan! dimana - mana yang namanya kencan itu daling mengenal dan memang memiliki hubungan jadi kalau seperti kejadian kita sekarang namanya blind date.” kekeh Cherry membalas ucapan Laysa. Mendengar jawaban sahabatnya Laysa hanya terkekeh, bukan tanpa alasan dia menyaakan kalimat itu, bahkan lebih maksud dari pertanyaan yang dia lontar kan itu adalah sebuah sindiran, dulu sewaktu hanya Laysa saja yang terjebak dalam acara bitang utama korban dari pencarian jodoh yang di buka oleh C

    Last Updated : 2024-11-27
  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Sleeping pills

    5 tahun sudah berlalu, dan kini keluarga Viequet masih sibuk bekerja di bidang masing-masing dengan suasana yang tidak lagi sama, dan semakin dingin tak tersentuh.Layla yang beru saja pulang kerumah kini memandang dengan ekspresi wajah dingin mulai memasuki rumah yang terdengar sangat sunyi dia tidak menemukan keberadaan ibunya di sini, tentu saja dia tahu di mana keberadaan ibunya sekarang, dengan langkah cepat dirinya berjalan dan masuk tanpa mengetuk lagi kekamar adikna dulu Laysa."mom?" suara lembut Layla menyapa saat dirinya mendapati dang ibu dengan cepat dan tergesah-gesa menyusun secara acak album foto yang sudah dia bolak-balik entah sejak kapan itu terjadi, Carren yang melihat kepulangan Layla pun hanya mampu tersenyum sendu."Sudah pulang, tumben ke rumah?" tak ingin membahas lebih jauh perasaan sedih dirinya mengenai keberadaan dan rasa rindu yang dia rasakan untuk anak keduanya Laysa kini dia hanya mampu menghibur diri.Layla perlahan berjalan mendekat dan memeluk Carre

    Last Updated : 2024-11-27
  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Siapa anak kecil itu?

    Wajah Daenarys kini masih sedikit bersedih jika mengingat kejadian tak terduga tadi dirinya bahkan kini merenung dengan wajah yang sulit di baca, berulangkali Daren menari narik lengan baju gadis itu, hingga akhirnya dia menoleh dan tersadar dari lamunan nya."Maafkan kakak Darel kakak tidak bermaksud untuk mengabaikan mu tadi." Daenarys kini memebrikan tatapan tak enak kepada bocah kecil satu itu yang juga mencibirkan muka sedikit sedih melihat diam nya Daenarys."Tidak apa-apa kakak, Arel cuma takut kakak sedih." Darel masih mengenggam tangan Daenarys dengan lembut dan Daenarys tersenyum lembut melihat kelucuan yang di tunjukkan oleh bocah ini, dia kemudian menarik Darel kedalam pelukan hangatnya dan mengelus pelan kepala anak laki-laki itu, dia butuh kehangatan saat ini. Namun saay Daenarys dengan tenang berpelukan dengan Darel bocah berusia 4 tahun lebih berpa bulan itu setelah di interupsi oleh suara berat lelaki yang kini sudah datang dengan ekspresi wajah cemas."Daenarys ohh.

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    wanita angkuh itu membuat keributan

    Lamunan gadis cantik itu terhenti dengan wajah yang sungguh sedih dan pias dirinya menatap kaca bus di jalanan dengan pandangan yang kosong, ada banyak sekali yang ia fikirkan terutama ucapan sahabatnya tadi sebelum dia pergi, dan kini dia masih berada di jalan untuk menuju ke toko bunga miliknya. Dia adalah pemilik jadi sesungguhnya tidak masalah jika dia tidak datang untuk berkerja, tanpa dirinya pun toko tetap akan di buka yang menjadi alasan kenapa dia merasa wajib untuk datang kali ini adalah, seorang klien angkuh dan sombong yang kerap kali di bicarakan oleh pegawainya hari ini akan berkunjung, ia merupakan salah satu pelanggan yang sudah memesan sejak 1 minggu yang lalu, dan di sinilah masalahnya. Sudah berulang kali karyawannya mengirimkan buket bunga serta rangkaian yang telah mereka kerjakan, tetapi tetap di tolak oleh klien kali ini, yang membuat Laysa sedikit marah bukan karena dia komplain atau merasa tidak puas melainkan tindakan dirinya yang semena - mena terhadap pe

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Bagaimana kau bisa tahu

    Pagi ini suasana ruang rawat milik Cherry tiba-tiba menjadi sunyi selepan kepergian Daenarys yang berpamitan karena ada kelas serta Darel bocah kecil dan aktif itu yang sudah diantar telebih dahulu oleh Daenarys untuk masuk sekolah.disinilah mereka hanya tersisa berdua yaitu Laysa dan juga Cherry dan sebentar lagi Cherry akan di tinggal sendirian terlihat dengan jelas dan sedikit sibuk kini Laysa sudah duduk di depan cermin dan mempoles dirinya menggunakan make up tipis sebelum berangkat ke toko."Ayolah Laysa apa kau tidak bisa memikirkan nya sekali lagi?" suara helaan nafas Cherry dan juga gelengan kepala Laysa masih menghiasi perdebatan mereka di pagi hari ini.Hari ini adalah hari yang cukup penting bagi Cherry dan juga hari ini merupakan salah satu hari yang menyebabkan dirinya berakhir di rawal di bangsal rumah sakit. karena memang pada hari ini jadwal mengenai meeting gabungan di kantor pusat telah menyita waktu Cherry selama ini, karena dirinya tiba-tiba jatuh demam dan cukup

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Siapa anak kecil itu?

    Wajah Daenarys kini masih sedikit bersedih jika mengingat kejadian tak terduga tadi dirinya bahkan kini merenung dengan wajah yang sulit di baca, berulangkali Daren menari narik lengan baju gadis itu, hingga akhirnya dia menoleh dan tersadar dari lamunan nya."Maafkan kakak Darel kakak tidak bermaksud untuk mengabaikan mu tadi." Daenarys kini memebrikan tatapan tak enak kepada bocah kecil satu itu yang juga mencibirkan muka sedikit sedih melihat diam nya Daenarys."Tidak apa-apa kakak, Arel cuma takut kakak sedih." Darel masih mengenggam tangan Daenarys dengan lembut dan Daenarys tersenyum lembut melihat kelucuan yang di tunjukkan oleh bocah ini, dia kemudian menarik Darel kedalam pelukan hangatnya dan mengelus pelan kepala anak laki-laki itu, dia butuh kehangatan saat ini. Namun saay Daenarys dengan tenang berpelukan dengan Darel bocah berusia 4 tahun lebih berpa bulan itu setelah di interupsi oleh suara berat lelaki yang kini sudah datang dengan ekspresi wajah cemas."Daenarys ohh.

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Sleeping pills

    5 tahun sudah berlalu, dan kini keluarga Viequet masih sibuk bekerja di bidang masing-masing dengan suasana yang tidak lagi sama, dan semakin dingin tak tersentuh.Layla yang beru saja pulang kerumah kini memandang dengan ekspresi wajah dingin mulai memasuki rumah yang terdengar sangat sunyi dia tidak menemukan keberadaan ibunya di sini, tentu saja dia tahu di mana keberadaan ibunya sekarang, dengan langkah cepat dirinya berjalan dan masuk tanpa mengetuk lagi kekamar adikna dulu Laysa."mom?" suara lembut Layla menyapa saat dirinya mendapati dang ibu dengan cepat dan tergesah-gesa menyusun secara acak album foto yang sudah dia bolak-balik entah sejak kapan itu terjadi, Carren yang melihat kepulangan Layla pun hanya mampu tersenyum sendu."Sudah pulang, tumben ke rumah?" tak ingin membahas lebih jauh perasaan sedih dirinya mengenai keberadaan dan rasa rindu yang dia rasakan untuk anak keduanya Laysa kini dia hanya mampu menghibur diri.Layla perlahan berjalan mendekat dan memeluk Carre

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    return home

    Dua perempuan cantik yang kini baru saja kembali dari toko bunga milik salah satu dari mereka terdiam di dalam apartemen dengan keadaan yang memperihatinkan dan merasa lelah, keduanya terbaring lemah dengan perasaan ngos-ngosan dan menatap satu sama lain. “Bagaimana kencan mu tadi lancar?” Suara tengil dari Laysa bertanya tanpa menoleh dengan kepala yang menengadah ke atas. Cherry yang mengerti maksud dan tujuan dari pertanyaan Laysa hanya memutarkan bola matanya merasa malas. “Blind date namanya, bukan kencan! dimana - mana yang namanya kencan itu daling mengenal dan memang memiliki hubungan jadi kalau seperti kejadian kita sekarang namanya blind date.” kekeh Cherry membalas ucapan Laysa. Mendengar jawaban sahabatnya Laysa hanya terkekeh, bukan tanpa alasan dia menyaakan kalimat itu, bahkan lebih maksud dari pertanyaan yang dia lontar kan itu adalah sebuah sindiran, dulu sewaktu hanya Laysa saja yang terjebak dalam acara bitang utama korban dari pencarian jodoh yang di buka oleh C

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    New life

    5 Tahun Kemudian.Seorang gadis cantik berdiri di salah satu toko bunga dengan dandanan dress sederhana dan make up tipis tampak sangat cantik dia menata berbagai jenis bunga yang ada di sini, dan kini dia sedang ada di bagian rana bunga Tulip.“Laysa..” Panggil seorang perempuan yang lain berhasi membuat gadis itu tertoleh dan tersenyum lembut kepadanya.memberikan tatapan yang hangat menunggu perempuan itu datang menghampirinya, sedangkan Laysa yang kini masih sibuk menata beberapa bunga - bunga yang tampak indah dan cantik dengan bagian bagian serta jenis yang sudah di atur."Ada apa Cherry." gadis yang di panggil pun menoleh dan memberikan senyuman hangat kepada orang yang memanggilnya."Apa pesanan serta pengantaran bunga Tulip nya memiliki masalah?" Cherry langsung mendekat kearah sahabatnya yang sibuk menyurun serta mengukur setiap pesanan yang ada, menlihat kedatangan dari Cherry Laysa hanya tersenyum lembut dan menepuk bahunya untuk memebrikan jawaban bahwa Cherry telah meng

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    no more Viequet

    Hari sudah gelap dan Laysa masih berusaha untuk mencari lokasi yang sudah dia dengar tempat di mana Layla dan Paul mengadakan pertunangan, dia bahkan tidak ingat untuk mengganti bajunya sama sekali. Sampai pada saat dia berada di lokasi gedung mewah dan beberapa karangan mewah yang ada tanpa memikirkan dua kali dia langsung masuk dalam ke adaan berpakain kaos biasa dan wajah masih terlihat lusuh, beberapa penjaga dan pengawas di sana menghentikan Laysa untuk masuk, hingga saat Berlyn melihat sosok Laysa. “Pergilah ini bukan tempat yang bisa kau datangi seenaknya!” Usir Berlyn dengan menatap Laysa remeh dia mengenakan pakaian serba mewah. Laysa tidak berniat sama sekali untuk menganggap ucapan Berlyn dan mengacuhkan nya begitu saja. “Biarkan aku masuk! aku adalah keluarga inti dari mempelai perempuan di sana!” Laysa kembali menoleh ke arah penjaga dan berbicara dengan emosi yang tertahan, untung saja rambut Laysa tidak diikat jadi tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    lost track of her

    Keesokan paginya Dylan yang bangun terlebih dahulu mengucek sebentar matanya dengan kepala yang sedikit pusing, berulang kali membiasakan cahaya matahari masuk melalui cela jendela. Dada Dylan terasa sedikit berat saat dirinya ingin bangun, hingga dia menoleh menatap ke arah Laysa yang masih tertidur dengan lelap nya, wajah lelaki itu tersenyum bangga melihat Laysa yang berada di dalam pelukan nya ini, dan kini dia menyingkirkan anak rambut dari wajah Laysa yang masih di penuhi jejak keringat akibat aktivitas panas mereka bedua semalam, bahkan jejak - jejak yang hampir memenuhi seluruh tubuh Laysa pun masih tercetak dengan jelas. “Cantik.” puji Dylan meraih jemari Laysa dna mencium nya. Bahkan gadis itu tidak terganggu sedikit pun melihat kelakuan Dylan, melihat respon yang begitu cuek Dylan semakin gencar menganggu Laysa, mencubit pipi Laysa, karena merasa kesal dengan kelakuan Dylan, Laysa yang masih sangat mengantuk mendorong kasar tangan Dylan dan berbalik menjauh tidur di s

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Not girl anymore 21+

    Dylan mengendong tubuh Laysa dengan penuh hasrat yang membara bahkan dengan posisi bibir mereka masih saling tertaut satu sama lain, Laysa yang alaynya memberontak kini mengalungkan tangan nya ke leher Dylan. Dengan perlahan Dylan menaruh Laysa di atas kasur danwnindih gadis itu dengan perlahan, membelai rambutnya penuh kasih dan sayang yang sudah di liputi oleh gairah tak terhan kan. Setiap sentuhan yang jatuh ke tubuh Laysa membuat Dylan semakin mendamba saat wajah cantik dan imut itu ikut terpejam merasakan sentuhan telapak tangan nya menyurusuri wajah Laysa dengan lembut. “Aku akan membuatmu melupakan kejadian menyakitkan itu dan menggantikan nya dengan malam panas kita berdua.” bisik Dylan tangan nya kini membelai bibir Laysa yang tampak begitu seksi karena terlalu membekak akibat ciuman panas mereka. “Panas..” lirih Laysa berusaha meraih baju nya sendiri, Dylan hanya terkekeh melihat ucapan pertama yang Laysa berikan. “Kau benar - benar berbeda dari gadis yang sering a

DMCA.com Protection Status