Matahari sudah terbenam cukup dalam dari lima belas menit yang lalu.
Laysa yang sudah terbangun pun untuk melihat sunset masih memutuskan untuk duduk di luar dan tidak ingin masuk ke dalam rumah dan memutuskan untuk lebih lama berada di luar.Berbeda dengan Laysa yang menikmati waktu tenang nya sendirian sementara di villa sebelah tempat di mana tetangga baru Laysa itu, terdengar beberapa kebisingan dan botol - botol berjauhan. Pada awalnya Laysa berniat mengabaikan sebelum dia merasa semakin terganggu akan suara itu.“Maaf sebelumnya, saya rasa anda sudah kerterlaluan! membuang sampah bottol itu ke area saya.” Laysa menegur dengan sopan tapi tak ada respon.Dia pun memutuskan untuk kembali kedalam sebelum satu kaleng tidak sengaja terlempar mengenai bahunya, baru lah kesabaran nya segera menghilang.“HEI!” Laysa teriak dengan kencang tak ada respon sama sekali.Jadi dia memutuskan untuk datang ke Villa sebelah dan mengetuk dengan sedikit kasar.Pintu pun terbuka dengan menampilkan wajah acak dari si pemilik Villa yang terlihat sangat acak-acakan dan dalam kondisi yang sudah sangat mabuk.“Bagaimana bisa?!” wajah Laysa terkejut bukan main saat mengetahui siapa pemilik villa ini, sepertinya bukan hanya Laysa yang terkejut disini.Mata Dylan melotot kaget yang awalnya ingin marah dan emosi karena waktu santainya terganggu kini menjadi terkejut dan tersenyum jahil saat mengetahui siapa yang datang ke sini.“Fiuh. Cepat juga cara kerja mu gadis kecil, baru beberapa jam yang lalu kita bertemu, dan kau,”Wajah tengil Dylan dan juga pengaruh alkohol yang kuat itu menatap Laysa dengan ekpresi tengil hal itu lah membuat Laysa merasa merinding.“Bahkan sudah menemukan alamatku, masuk lah tempat ini terbuka lebar untuk menyambutmu.” Dylan mengeser tubuhnya pelan mengisyaratkan Laysa untuk ikut masuk.Tubuh Laysa merinding sketika.“Bukan aku yang dengan sengaja mengikuti ataupun menjadi seorang stalker seperti hal yang kau fikirkan! menyebalkan.” oceh Laysa kesal dengan ungkapan dan tuduhan yang Dylan berikan.Dylan hanya tertawa merespon ucapan Laysa.“Kau sudah mengotori kawasan rumah nenek ku!” Geram Laysa dengan kesal kepada Dylan.Mendengar ungkapan Laysa walaupun mabuk kesadaran Dylan juga masih ada, dapat di lihat dari ekspresi kaget yang tergambarkan dari wajah Dylan sebelum akhirnya dia mencoba berjalan keluar dan melihat ke samping berdiri di samping Laysa dan kemudian memandang ke sebelah lagi.“Jadi kau orang yang tinggal di rumah sebelah?”Dylan menunjuk ke arah Laysa yang hanya merespon dengan memutar bola matanya malas.“Berhenti melempar botol - botol itu sembarangan!” Laysa menunjuk Dylan dengan kasar dan berniat pergi.Dylan yang melihat Laysa hendak pergi pun mencegah dan memegang pergelangan tangan nya menghentikan niat Laysa untuk pergi.“Lepaskan aku! aku mau pulang!” paksa Laysa kepada Dylan tapi tidak di dengarkan dia langsung menarik Laysa untuk ikut masuk ke dalam dan mengunci pintunya.“Kalau aku yang tidak mau kau pulang, bagaimana?” Dylan menjawab dengan wajah tersenyum smirk dan masih menatap Laysa.“Aku tidak perduli sekarang biarkan aku pulang!” tegas Laysa sekali lagi.“Please...”Suara Dylan terdengan Lirih dan kecil membuat Laysa yang awalnya mendelik menjadi terdiam dan melembut menatapnya.“Tolong temani aku minum, aku sungguh membutuhkan seseorang untuk mendengarkan ceritaku dan aku rasa—.” kalimat Dylan langsung terhenti dan menarik Laysa untuk mendekat.“Ayo aku akan menemani mu, lagi pula aku juga butuh untuk menyegarkan fikiran untuk sekarang.” Laysa melepaskan diri dari Dylan.Dan kini gadis itu sudah membuka kulkas di Villa Dylan dan mengambil minuman tanpa di tawarkan dahulu, Dylan yang melihat kelakuan Laysa hanya mampu terkekeh geli, baru kali ini ada gadis yang berani bertindak seperti ini kepadanya dan bahkan berani bergerak di area kediamannya seperti dia yang boss nya di sini.Dylan bahkan tidak keberatan jika itu semua benar - benar terjadi.“Wow, kelakuan mu saat ini benar - benar seperti menunjukan kalau kau adalah nyonya di sini.” ucap Dylan dengan terkekeh dan kembali meminum minuman milik nya sebelum bergabung untuk duduk di samping Laysa.Laysa hanya menatap sinis dan fokus untuk melanjutkan minumnya tidak ingin menanggapi serius ucapan Dylan.Lama waktu mereka lewati dengan meminum alkohol sebagai penghibur dan tertawa sambil bercerita berdua, keadaan yang sangat mabuk membuat kedua orang ini menjadi lebih terbuka satu sama lain.“Tunangan ku selingkuh.” Dylan akhirnya memasang mimik serius.Laysa yang tadinya masih tertawa dan kini masih menyandarkan tubuhnya di sofa dalam keadaan mabuk berat menutup matanya dengan lengannya.Mendengar ucapan Dylan langsung menoleh dan menatapnya dengan kaget.“Di selingkuhi? kamu? bukan kah kau bilang sebelumnya kalau kau adalah seorang pria impian bagaimna mungkin kamu bisa di selingkuhi?” tanya Laysa dengan bingung.Dylan yang awalnya ingin bercerita dengan serius mendengar kalimat Laysa yang sudah mulai memanggilnya dengan lebih bersahabat kini tersenyum lembut, memang benar dirinya sedih bukan karena pertunangan antara dia dan Berlyn putus melainkan adalah desakan dari orang tuanya dan adik perempuan nya yang akan kembali menerornya.“Aku tidak tahu mungkin dia sudah buta.” balas Dylan menahan untuk tertawa saat melihat ekpresi Laysa yang kini masih sibuk minum entah sudah abis botol keberapa.“Mungkin dia sudah sadar, Aku juga di selingkuhi oleh tunangan ku sendiri,” kalimat Laysa terhenti dan menatap Dylan dengan mata berkaca - kaca.Dylan kaget bukan main ternyata mereka memiliki kisah yang sama, bahkan gadis kecil itu terlihat sangat ingin menangis sekarang mungkin ini sangat menyakitkan bagi gadis ini, entah mengapa Dylan merasakan hal tidak suka melihat seberapa besar rasa cinta yang dimiliki oleh dia kepada Mantan Tunagan nya.“Bersama kakak kandungku sendiri.” lanjut Laysa kemudian meraba dadanya sendiri yang terasa sedikit menyesakan dan meneteskan air mata perlahan.Mendengar ucapan dari lanjutan kalimat nya Dylan terdiam dan menatap Laysa dengan ekspresi sulit di artikan, mungkin ini yang menyebabkan kenapa dia merasa sedih.Dylan meraih wajah kecil Laysa dan menatap dalam diam menghapus jejak air matanya di sana.“Lupakan kelakuan brengsek mereka itu! aku tidak ingin kamu menghabiskan waktu untuk mengingat hal yang tidak menyenangkan seperti itu” tegas Dylan lagi.Laysa hanya mengangguk dan menatap diam, maungkin karena pengaruh alkohol yang mernarik nafsu mereka dan suasana yang mendukung membuat Dylan memajukan sedikit wajahnya ke pada Laysa.“Biarkan aku yang membantumu untuk melupkan itu semua.” ucap Dylan kemudian.Belum sempat Laysa berfikir dan merasa bingung apa maksud ucapan dari Laysa kini bibir Dylan sudah mencium bibir Laysa dengan rakus.Awalnya Laysa menolak dan mendorong Dada Dylan tetapi bukan melepaskan nya ia malah semakin menahan nya dan memperdalam ciuman di antara mereka bahkan tangan nya tidak tinggal diam begitu saja meraih Laysa dengan gairah dan membawa nya kedalam gendongan dalam keadaan bibir yang saling bertautan, dia membawa Laysa untuk masuk kedalam kamarnya.Dylan mengendong tubuh Laysa dengan penuh hasrat yang membara bahkan dengan posisi bibir mereka masih saling tertaut satu sama lain, Laysa yang alaynya memberontak kini mengalungkan tangan nya ke leher Dylan. Dengan perlahan Dylan menaruh Laysa di atas kasur danwnindih gadis itu dengan perlahan, membelai rambutnya penuh kasih dan sayang yang sudah di liputi oleh gairah tak terhan kan. Setiap sentuhan yang jatuh ke tubuh Laysa membuat Dylan semakin mendamba saat wajah cantik dan imut itu ikut terpejam merasakan sentuhan telapak tangan nya menyurusuri wajah Laysa dengan lembut. “Aku akan membuatmu melupakan kejadian menyakitkan itu dan menggantikan nya dengan malam panas kita berdua.” bisik Dylan tangan nya kini membelai bibir Laysa yang tampak begitu seksi karena terlalu membekak akibat ciuman panas mereka. “Panas..” lirih Laysa berusaha meraih baju nya sendiri, Dylan hanya terkekeh melihat ucapan pertama yang Laysa berikan. “Kau benar - benar berbeda dari gadis yang sering a
Keesokan paginya Dylan yang bangun terlebih dahulu mengucek sebentar matanya dengan kepala yang sedikit pusing, berulang kali membiasakan cahaya matahari masuk melalui cela jendela. Dada Dylan terasa sedikit berat saat dirinya ingin bangun, hingga dia menoleh menatap ke arah Laysa yang masih tertidur dengan lelap nya, wajah lelaki itu tersenyum bangga melihat Laysa yang berada di dalam pelukan nya ini, dan kini dia menyingkirkan anak rambut dari wajah Laysa yang masih di penuhi jejak keringat akibat aktivitas panas mereka bedua semalam, bahkan jejak - jejak yang hampir memenuhi seluruh tubuh Laysa pun masih tercetak dengan jelas. “Cantik.” puji Dylan meraih jemari Laysa dna mencium nya. Bahkan gadis itu tidak terganggu sedikit pun melihat kelakuan Dylan, melihat respon yang begitu cuek Dylan semakin gencar menganggu Laysa, mencubit pipi Laysa, karena merasa kesal dengan kelakuan Dylan, Laysa yang masih sangat mengantuk mendorong kasar tangan Dylan dan berbalik menjauh tidur di s
Hari sudah gelap dan Laysa masih berusaha untuk mencari lokasi yang sudah dia dengar tempat di mana Layla dan Paul mengadakan pertunangan, dia bahkan tidak ingat untuk mengganti bajunya sama sekali. Sampai pada saat dia berada di lokasi gedung mewah dan beberapa karangan mewah yang ada tanpa memikirkan dua kali dia langsung masuk dalam ke adaan berpakain kaos biasa dan wajah masih terlihat lusuh, beberapa penjaga dan pengawas di sana menghentikan Laysa untuk masuk, hingga saat Berlyn melihat sosok Laysa. “Pergilah ini bukan tempat yang bisa kau datangi seenaknya!” Usir Berlyn dengan menatap Laysa remeh dia mengenakan pakaian serba mewah. Laysa tidak berniat sama sekali untuk menganggap ucapan Berlyn dan mengacuhkan nya begitu saja. “Biarkan aku masuk! aku adalah keluarga inti dari mempelai perempuan di sana!” Laysa kembali menoleh ke arah penjaga dan berbicara dengan emosi yang tertahan, untung saja rambut Laysa tidak diikat jadi tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan
5 Tahun Kemudian.Seorang gadis cantik berdiri di salah satu toko bunga dengan dandanan dress sederhana dan make up tipis tampak sangat cantik dia menata berbagai jenis bunga yang ada di sini, dan kini dia sedang ada di bagian rana bunga Tulip.“Laysa..” Panggil seorang perempuan yang lain berhasi membuat gadis itu tertoleh dan tersenyum lembut kepadanya.memberikan tatapan yang hangat menunggu perempuan itu datang menghampirinya, sedangkan Laysa yang kini masih sibuk menata beberapa bunga - bunga yang tampak indah dan cantik dengan bagian bagian serta jenis yang sudah di atur."Ada apa Cherry." gadis yang di panggil pun menoleh dan memberikan senyuman hangat kepada orang yang memanggilnya."Apa pesanan serta pengantaran bunga Tulip nya memiliki masalah?" Cherry langsung mendekat kearah sahabatnya yang sibuk menyurun serta mengukur setiap pesanan yang ada, menlihat kedatangan dari Cherry Laysa hanya tersenyum lembut dan menepuk bahunya untuk memebrikan jawaban bahwa Cherry telah meng
Derap langkah yang terdengar dari ujung lorong begitu cepat, lebih tepatnya tergesah-gesah. Siapa pun yang melihat atau berpapasan dengan gadis cantik itu pasti menyadari kalau dia sedang dalam emosi yang bercampur aduk.Emosi yang sudah tidak terbendung, sampai pada langkah terakhirnya berhenti di salah satu pintu kamar ruangan hotel ini.Brak…“Tega sekali kalian!”Laysa gadis yang dimaksud kini memasang tampang yang begitu emosi. Ia menatap dua orang sejoli yang saat ini masih berada di atas kasur yang sama terkejut bukan main.Paul yang notabenya adalah kekasih Laysa, Paul yang masih membeku melihat kemarahan Laysa. Sementara gadis yang menjadi pasangan bergelut manja di atas kasur itu sekarang adalah Layla, kakak kandung dari Laysa sendiri.Satu pemandangan yang tidak akan Laysa sanggup dirinya lihat sekarang, Layla terlihat memakai lingerie tipis dan Paul hanya menggunakan celana boxernya. Laysa seolah ingin menenggelamkan mereka berdua detik ini juga.“Ay— Laysa kenapa kamu di
Laysa Arryn Viequet yang baru saja tiba kembali kekediaman utama keluarga Viequet kini berjalan dengan dengan langkah yang begitu cepat. Dia harus memberitahukan ini semua kepada kedua orangtuanya dan memutuskan pertunangan antara dia dan Paul.Dia tidak sanggup menahan rasa malu jika publik mengetahui kekasihnya direbut oleh kakak kandungnya sendiri. Memang untuk saat ini tidak ada satupun yang pernah melihat seperti apa bentuk dan wujud dari anak ke-2 kediaman Viequet. Dia memang disembunyikan dari publik oleh kedua orang tuanya.Sementara kakaknya, Layla Yasy Viequet adalah seorang model terkenal dan semua orang mengetahui dia adalah putri pertama dari keluarga Viequet. Paul adalah anak dari pengusaha Entertainment terkenal di Amerika, dan sejak kecil mereka memang sudah saling mengenal.Tapi entah mengapa sejak dua tahun lalu, Paul yang memang sudah menyelesaikan studinya lebih dahulu memutuskan untuk ikut terjun ke dalam bisnis milik keluarganya tetapi dia tidak ingin mengambil s
“Aku tau ini perbuatan mu! kau sudah lama ingin menyingkirkan ku dari keluarga ini kan? kau bahkan bercinta bersama Paul kekasih sekaligus calon tunangan Adikmu sendiri.” Laysa berbicara dengan nada sarkas dan emosi tercetak kuat tangan nya terkepal kuat.Semua pandangan yang awalnya menjadi menuntut pertanyaan dan jawaban dari Laysa menjadi binggung bahkan Peter sebagai kepala keluarga pun menatap Layla dengan pandangan bertanya, Carren menatap Laysa lagi.“Apa maksudmu Laysa? Siapa yang bercinta dengan siapa?” Carren bertanya dengan menyipitkan mata menjadi bingung mengenai ucapan Laysa.“Aku tidak mungkin setega itu kepada adik ku sendiri.” bela Layla.“Mereka berdua! Mom, Dad, mereka berdua selingkuh dan menjalin hubungan di belakangku.” Laysa menunjuk kearah Paul dan juga Layla secara bergantian dengan wajah yang sudah menangis, merasa sakit hati dan kecewa karena dihianati dan di selingkuhi oleh dua orang yang paling Laysa yakin tidak mungkin setega itu.Paul yang merasakan situ
Di lain tempat dan negara yang sama Dylan yang kini sudah dikabarkan untuk menjalankan pertunangan nya bersama model terkenal dari Amerika kini memang kebetulan ada di negara Amerika dan menjalankan salah satu anak cabang perusahaan milik keluarganya jadi dia dengan mudah dapat menghubungi kekasih nya.Tapi sepertinya berbeda dengan suasana yang seharusnya bahagia dan senang karena dia akan menghabiskan waktu bersama kekasih serta calon tunangan nya ini malah menunjukan ekpresi marah sekaligus suram.“Panggilkan dia ke sini!” perintah Dylan dengan suara yang berusaha dia rendam amarah untuk memanggilkan Berlyn calon tunagan nya untuk menemui dirinya.“Sayang, kenapa kau tidak bilang kalau kau sudah di sini, harusnya kau memberitahuku terlebih dahulu agar aku bisa menemui mu langsung.” Berlyn wanita berkarir sebagai model papan atas saat ini yang berstatus calon tunangan dari pengusaha terkemuka seperti Dylan saat ini sudah berpindah posisi duduk di pangkuan lelaki itu dan menunjukan p
5 Tahun Kemudian.Seorang gadis cantik berdiri di salah satu toko bunga dengan dandanan dress sederhana dan make up tipis tampak sangat cantik dia menata berbagai jenis bunga yang ada di sini, dan kini dia sedang ada di bagian rana bunga Tulip.“Laysa..” Panggil seorang perempuan yang lain berhasi membuat gadis itu tertoleh dan tersenyum lembut kepadanya.memberikan tatapan yang hangat menunggu perempuan itu datang menghampirinya, sedangkan Laysa yang kini masih sibuk menata beberapa bunga - bunga yang tampak indah dan cantik dengan bagian bagian serta jenis yang sudah di atur."Ada apa Cherry." gadis yang di panggil pun menoleh dan memberikan senyuman hangat kepada orang yang memanggilnya."Apa pesanan serta pengantaran bunga Tulip nya memiliki masalah?" Cherry langsung mendekat kearah sahabatnya yang sibuk menyurun serta mengukur setiap pesanan yang ada, menlihat kedatangan dari Cherry Laysa hanya tersenyum lembut dan menepuk bahunya untuk memebrikan jawaban bahwa Cherry telah meng
Hari sudah gelap dan Laysa masih berusaha untuk mencari lokasi yang sudah dia dengar tempat di mana Layla dan Paul mengadakan pertunangan, dia bahkan tidak ingat untuk mengganti bajunya sama sekali. Sampai pada saat dia berada di lokasi gedung mewah dan beberapa karangan mewah yang ada tanpa memikirkan dua kali dia langsung masuk dalam ke adaan berpakain kaos biasa dan wajah masih terlihat lusuh, beberapa penjaga dan pengawas di sana menghentikan Laysa untuk masuk, hingga saat Berlyn melihat sosok Laysa. “Pergilah ini bukan tempat yang bisa kau datangi seenaknya!” Usir Berlyn dengan menatap Laysa remeh dia mengenakan pakaian serba mewah. Laysa tidak berniat sama sekali untuk menganggap ucapan Berlyn dan mengacuhkan nya begitu saja. “Biarkan aku masuk! aku adalah keluarga inti dari mempelai perempuan di sana!” Laysa kembali menoleh ke arah penjaga dan berbicara dengan emosi yang tertahan, untung saja rambut Laysa tidak diikat jadi tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan
Keesokan paginya Dylan yang bangun terlebih dahulu mengucek sebentar matanya dengan kepala yang sedikit pusing, berulang kali membiasakan cahaya matahari masuk melalui cela jendela. Dada Dylan terasa sedikit berat saat dirinya ingin bangun, hingga dia menoleh menatap ke arah Laysa yang masih tertidur dengan lelap nya, wajah lelaki itu tersenyum bangga melihat Laysa yang berada di dalam pelukan nya ini, dan kini dia menyingkirkan anak rambut dari wajah Laysa yang masih di penuhi jejak keringat akibat aktivitas panas mereka bedua semalam, bahkan jejak - jejak yang hampir memenuhi seluruh tubuh Laysa pun masih tercetak dengan jelas. “Cantik.” puji Dylan meraih jemari Laysa dna mencium nya. Bahkan gadis itu tidak terganggu sedikit pun melihat kelakuan Dylan, melihat respon yang begitu cuek Dylan semakin gencar menganggu Laysa, mencubit pipi Laysa, karena merasa kesal dengan kelakuan Dylan, Laysa yang masih sangat mengantuk mendorong kasar tangan Dylan dan berbalik menjauh tidur di s
Dylan mengendong tubuh Laysa dengan penuh hasrat yang membara bahkan dengan posisi bibir mereka masih saling tertaut satu sama lain, Laysa yang alaynya memberontak kini mengalungkan tangan nya ke leher Dylan. Dengan perlahan Dylan menaruh Laysa di atas kasur danwnindih gadis itu dengan perlahan, membelai rambutnya penuh kasih dan sayang yang sudah di liputi oleh gairah tak terhan kan. Setiap sentuhan yang jatuh ke tubuh Laysa membuat Dylan semakin mendamba saat wajah cantik dan imut itu ikut terpejam merasakan sentuhan telapak tangan nya menyurusuri wajah Laysa dengan lembut. “Aku akan membuatmu melupakan kejadian menyakitkan itu dan menggantikan nya dengan malam panas kita berdua.” bisik Dylan tangan nya kini membelai bibir Laysa yang tampak begitu seksi karena terlalu membekak akibat ciuman panas mereka. “Panas..” lirih Laysa berusaha meraih baju nya sendiri, Dylan hanya terkekeh melihat ucapan pertama yang Laysa berikan. “Kau benar - benar berbeda dari gadis yang sering a
Matahari sudah terbenam cukup dalam dari lima belas menit yang lalu. Laysa yang sudah terbangun pun untuk melihat sunset masih memutuskan untuk duduk di luar dan tidak ingin masuk ke dalam rumah dan memutuskan untuk lebih lama berada di luar.Berbeda dengan Laysa yang menikmati waktu tenang nya sendirian sementara di villa sebelah tempat di mana tetangga baru Laysa itu, terdengar beberapa kebisingan dan botol - botol berjauhan. Pada awalnya Laysa berniat mengabaikan sebelum dia merasa semakin terganggu akan suara itu.“Maaf sebelumnya, saya rasa anda sudah kerterlaluan! membuang sampah bottol itu ke area saya.” Laysa menegur dengan sopan tapi tak ada respon.Dia pun memutuskan untuk kembali kedalam sebelum satu kaleng tidak sengaja terlempar mengenai bahunya, baru lah kesabaran nya segera menghilang.“HEI!” Laysa teriak dengan kencang tak ada respon sama sekali.Jadi dia memutuskan untuk datang ke Villa sebelah dan mengetuk dengan sedikit kasar.Pintu pun terbuka dengan menampilkan w
“Aku sudah bilang mom, aku akan menikah nanti tapi tidak untuk saat ini, begitu sulit dan banyak yang harus aku lakukan untuk sekarang.” jelas seorang lelaki dengan nada dan intonasi cukup keras, Laysa sangat yakin lelaki itu sebenarnya ingin berteriak tetapi dia mencoba untuk menjadi sabar. “Oh fu—.“ Geram lelaki itu kemudian saat sambungan telfon sudah terputus, Laysa yang sudah merasa agak baikan pun segera menghapus air matanya tidak ingin tertangkap oleh siapapun kalau dia menangis sendirian di tempat terpencil seperti ini, dia tidak suka di anggap sebagai wanita yang lemah. “Aw-.“ Desis Laysa saat sebuah kaleng tepat mengenai belakang kepala nya dia merasa benda itu terlempar dengan sengaja. Dengan wajah geram gadis itu menoleh dan menatap dengan jengkel, sementara orang yang melemparkan kaleng itu awalnya tidak menyadari ada orang lain selain dirinya di sini menatap terkejut alis nya terangkat saat melihat gadis terlihat masih muda menggunakan pakaian casual dan tidak ada c
Satu minggu sudah berlalu dan hari ini tepat dimana hari kelulusan Laysa dan itu artinya tepat pada hari ini juga dia sudah diasingkan untuk merenengkan kesalan nya dan belajar menjadi lebih baik tinggal di Desa yang sudah di persiapkan oleh Peter sebagai seorang ayah juga dia mempersiapkan yang terbaik untuk anaknya. Carren memeluk Laysa untuk terakhir kalinya sebelum dia masuk kedalam mobil dan menyampaikan ucapan perpisahan sedangakan Laysa hanya menanggapi itu dengan senyuman lembut dan tidak bisa bersikap baik baik saja kerena sejujurnya dia masih sangat bersedih atas kejadian yang sudah menimpanya selama beberapa waktu ini. Peter juga memeluk putrinya dan mengusap kepala anaknya dengan lembut dan memeluknya secara hangat, Carren hanya mampu memberikan senyuman hangatnya melihat interaksi itu dirinya begitu senang melihat anak dan suaminya saling menyayangi, sampai pada akhirnya dia mencoba melihat sekeliling untuk mencari keberadaan anak perempuan pertaman nya Layla. Merasa a
Layla kini sedang bersantai dan minum teh di salah satu cafe terkenal di Beverly Hills yaitu cafe ‘Maybourne’ salah satu cafe terkenal dengan perpaduan budaya cafe Eropa-California yang terbaik bersama dengan teman nya yang tak lain model yang saat ini sedang naik daun sebagai seksama model bedanya Laysa memang selain berbakat dirinya juga berasal dari keluarga yang cukup terpandang, dia sebenarnya juga sangat menyayangi adik kecilnya itu Laysa semua berubah sejak hari itu hari di mana semua kegiatan dan persaingan itu terjadi dia tak sanggup mengatakan nya lagi.“Hai maaf aku membuatmu lama menunggu.” Berlyn yang baru saja datang kini duduk di hadapan Layla.“Tidak masalah, lagi pula aku baru saja sampai.” balas Layla dengan santai, seperti biasa dirinya dengan pembawaan yang elegan dan terhormat.Diam - diam Berlyn mengagumi sifat rekan kerja nya ini, sejak awal dirinya tidak menyangka bisa dekat kepada salah satu dari dua bersaudara terkenal dan banyak yang ingin dekat dengan merek
“Honey.”“Don’t you dare to call me by that nickname!”“Dylan, please kasih aku kesempatan kedua oke?” mohon Berlyn kepada Dylan.“Lagi pula kau juga adalah sosok lelaki yang sering tidur bersama wanita lain.” balas Berlyn berusaha untuk mencoba untuk meyakinkan kembali Dylan untuk memberinya kesempatan.Dylan semakin marah bahkan buku urat jarinya menggepal kuat, belum ada yang menjelaskan bukan Dylan orang seperti apa? lelaki gila yang memiliki anger issue yang kuat selama ini dia adalah bangsawan yang memiliki julukan yang tersembunyi di balik aura yang tenang dan wajah tampan nya serta kesuksesannya dalam berbisnis, tentu memiliki sisi negative yang hanya orang tertentu yang tahu, dia adalah lelaki gila yang tidak pernah cukup dan setia kepada satu wanita! alasan kenapa dia ingin menikah dan memiliki tunangan sekarang itu di karenakan orang tuanya dan adik perempuan kesayangannya yang menginginkan dia untuk menikah karena itu Dylan tidak dapat menolak.Tetapi sampai saat ini belum