Salah Meja ketika Kencan Buta, Jadi Istri CEO karena Pernikahan Kilat

Salah Meja ketika Kencan Buta, Jadi Istri CEO karena Pernikahan Kilat

Oleh:  Ran  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
50Bab
1.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Stella Andara tidak ingin dipaksa kencan buta oleh keluarganya, jadi dia memutuskan untuk menikah kilat. Dia pikir mereka tidak akan memiliki banyak interaksi, tetapi tidak disangka sangka, pria itu selalu menyelamatkannya dari kesulitan. Dua hati yang sama-sama kesepian mulai saling mendekat. Namun, ketika hati Stella mulai terbuka, cinta pertama sang pria kembali dan dia sadar kalau dirinya seharusnya mundur. Stella berkata, "Pak Billy, ayo akhiri kontrak ini!" Billy Hendrawan malah menanggapi, "Nyonya Hendrawan, setelah naik kapal bajak laut, jangan harap bisa melarikan diri."

Lihat lebih banyak
Salah Meja ketika Kencan Buta, Jadi Istri CEO karena Pernikahan Kilat Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
50 Bab
Bab 1
Sinar matahari musim kemarau di Kota Dalima sangat menyengat, udaranya pengap dan kering.Stella mengenakan pakaian olahraga lengan pendek berwarna biru dan putih, topi untuk menutupi wajahnya dan rambut hitamnya tergerai di bahunya.Dia yang tampilannya memancarkan aura seorang gadis muda pun berjalan ke Kafe Bintan.Stella memandang sekeliling kafe dan menemukan sebuah meja di sudut ruangan.Tahun ini Stella berusia 22 tahun. Dia baru saja lulus, tapi karena lingkungannya tidak baik serta sulit menemukan pekerjaan, suasana hatinya tidak baik dan dia hanya berbaring di rumah selama beberapa hari.Kemarin saat makan malam, entah bagaimana ayahnya mengusulkannya pergi ke kencan buta dengan orang yang dikenalkan ibu tirinya, Dewi Lingga.Sekarang Stella hanya ingin mencari pekerjaan dan tidak memiliki pemikiran lain. Belum lagi ibu tirinya selalu merasa dirinya mengganggu, dia tidak mungkin begitu baik pada Stella. Jadi, Stella langsung menolaknya.Penolakan itu membuat ayahnya, Santo An
Baca selengkapnya
Bab 2
"Selamat kepada kalian berdua, mulai sekarang kalian adalah pasangan yang sah."Stella menerima surat nikah merah yang diserahkan oleh staf. Otaknya sedikit linglung ketika dia berterima kasih dan berbalik untuk berjalan menuju pintu masuk utama.Stella tidak menyangka dia akan menikah dengan pria yang baru saja dia kenal tidak sampai satu hari.Saat di kafe, Stella ingin menyelesaikan kencan buta dan pergi. Tak disangka Billy malah menawarinya pernikahan kontrak.Stella hanya mengatakan dia ingin memikirkannya terlebih dahulu. Namun, dia langsung menyetujuinya begitu mendapatkan tamparan dari ayahnya.Dewi ingin menggunakannya untuk mendapatkan maskawinnya, jadi dia tidak akan membiarkan itu terjadi.Tentu saja ada alasan penting lainnya. Kondisi yang ditawarkan Billy sangat menarik, setelah kawin kontrak ini selesai, Billy akan memberinya satu miliar, dia juga akan memberinya sepuluh juta setiap bulannya selama pernikahan.Masalah pernikahan tidak akan diungkapkan setelah pernikahan.
Baca selengkapnya
Bab 3
Stella buru-buru melangkah maju untuk menjelaskan. "Nenek, aku dan Bi ... Billy sudah sepakat untuk membuat segalanya sederhana. Lagian, cinta sejati nggak memedulikan acara apa-apa! Yang penting hubungan kita baik, 'kan?"Sandra dengan hati-hati mepertimbangkannya, lalu dengan senang hati mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Stella. "Ya, ya! Terserah kalian saja, yang penting hubungan kalian baik. Sekarang aku akhirnya bisa merasa lega untuk menemui orang tuaku."Stella tersenyum hangat ke arah Sandra dan dengan lembut menjelaskan, "Nenek pasti berumur panjang! Billy selalu menceritakanmu padaku, aku akhirnya bisa bertemu dengan Nenek hari ini!"Sandra merasa geli. "Hehe, kalau gitu kamu harus lebih sering datang dan mengobrol denganku."Stella menyetujuinya dengan patuh. "Ya, aku akan sering datang mengganggu Nenek."Sandra memandangi kedua anak muda itu sambil tersenyum, tatapannya sangat baik dan ramah.Melihat Stella yang membuat neneknya tersenyum gembira, Billy menatap waja
Baca selengkapnya
Bab 4
"Kamu pasti sudah gila, cepat pulang!"Santo jelas tidak memercayai kata-kata Stella. Dia dengan marah berteriak di ujung telepon, lalu menutup teleponnya.Mengetahui mereka pasti tidak akan percaya Stella menikah dalam satu hari, dia berencana untuk kembali besok dan menjelaskannya pada mereka.Keesokan harinya, begitu Stella memasuki pintu, dia melihat dua orang duduk di sofa.Seorang wanita paruh baya yang mengenakan pakaian mewah dan seorang pria muda berusia dua puluhan.Tanpa menunggu Stella bereaksi, Dewi segera menghampirinya dengan penuh kasih sayang dan meraih lengannya, mengabaikan penolakannya, lalu berkata dengan simpati palsu, "Aduh, Stella akhirnya kamu pulang juga. Aku kira kamu pergi ke tempat temanmu dan akan pulang agak malam."Kemudian Dewi menoleh ke arah wanita paruh baya kaya itu dan berkata, "Kak Warni, ini Stella. Gimana? Cantik, 'kan?"Wanita paruh baya itu menatap Stella dari atas ke bawah sambil mengangguk puas."Lumayan."Pria itu menatap Stella seperti men
Baca selengkapnya
Bab 5
Kamu .... Aku tahu kamu sedang marah, aku nggak akan bertengkar denganmu. Selama kamu berjanji untuk berpisah dengan pria itu, aku nggak akan memaksamu untuk menikah lagi."Santo tahu Stella keras kepala. Menggunakan cara keras tidak akan berhasil, jadi dia memutuskan untuk melunak."Kami sudah mendaftarkan pernikahan.""Apa gunanya mendaftarkan pernikahan, kamu masih bisa bercerai. Pernikahan kalian adalah masalah besar, pria itu bahkan nggak berkunjung ke rumah, keluarganya pasti miskin. Stella, kamu harus mendengarkan nasihatku, nggak ada gunanya terlihat tampan, kehidupan setelah menikah adalah tentang keberlangsungan hidup dan makan setiap hari, kamu nggak bisa hidup tanpa uang. Cepatlah bercerai selagi nggak ada yang tahu tentang masalah ini."Stella memandangi Santo yang semakin berbeda dan hatinya tidak lagi bergetar."Aku nggak akan setuju."Sekarang ayahnya berdiri di sisi yang sama dengan Dewi. Stella tahu kalau dia menyetujuinya, kehidupannya hanya akan menjadi semakin seng
Baca selengkapnya
Bab 6
Karena gelisah, Stella duduk di dalam mobil dengan tangan dan kaki yang sedikit gemetar. Dia tampak seperti baru saja terbangun dari mimpi buruk.Stella menarik napas dalam-dalam dan mencoba untuk menenangkan diri. Dia tidak ingin Billy melihat kelemahannya.Billy sepertinya merasakan perubahan suasana hati Stella dan meliriknya. Namun, dia tidak banyak bicara dan tatapannya tetap sangat tenang."Terima ... terima kasih, Pak Billy." Merasakan pandangan Billy, Stella menjadi sedikit cemas dan menggigit bibirnya.Stella tidak tahu kenapa Billy muncul di sini, tetapi dia tetap harus berterima kasih karena Billy sudah menolongnya."Nggak perlu sungkan, aku cuma lewat." Nada bicara Billy tetap tenang, tidak ada perasaan suka atau duka dalam nadanya.Billy memang hanya lewat. Sejak awal dia bukanlah orang yang ramah, adapun dia sendiri tidak tahu kenapa dia ingin membantu Stella. Ketika dia melihat Stella terburu-buru menghentikan mobil, dia langsung menyuruh sopir menghentikan mobilnya.Ste
Baca selengkapnya
Bab 7
Stella meronta, tetapi para pengawal itu sangat kuat dan dengan mudah menghentikannya."Lepaskan aku, lepaskan aku!" Stella berjuang mati-matian, tetapi mereka terlalu kuat. Dia sama sekali tidak bisa melepaskan diri.Setelah Stella dimasukkan ke dalam mobil, mobil segera melaju menjauh dari pabrik furnitur.Mobil itu melaju dengan cepat.Tak lama kemudian mobil itu berhenti di depan Hotel Lido.Stella melihat bangunan megah yang terang benderang ini dan hatinya mulai ketakutan.Tidak perlu menebaknya, Stella juga tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.Stella didorong memasuki ruangan. Saat hampir masuk ke dalam, dia mencengkeram pintu dan berteriak, "Kamu menculikku, ini melanggar hukum!""Jangan banyak omong kosong, cepatlah masuk."Pengawal berpakaian hitam yang mengikutinya masuk sama sekali tidak memanjakan Stella, langsung mematahkan jari-jarinya satu per satu, mendorongnya ke dalam ruangan dan menutup pintu dengan "gedebuk".Stella menyandarkan punggungnya ke pintu dan melihat
Baca selengkapnya
Bab 8
Billy menarik tangannya dan berdiri tanpa mengatakan apa pun.Kemudian Billy melemparkan jubah mandi pada Stella dan menyuruhnya untuk memakainya sementara dia pergi ke ruang tamu.Stella baru selesai mengganti pakaiannya yang basah.Dia mendengar ketukan yang mendesak di luar pintu.Kali ini bukan hanya ketukan, tetapi juga disertai dengan suara bantingan yang kasar.Bang bang bang!"Cepat buka pintunya!"Billy membuka pintu kamarnya dengan wajah tidak senang dan melihat dua pengawal berjas hitam menghalangi pintu.Salah satu pria berjas hitam berteriak mengancam, "Di mana wanita di ruangan ini?"Billy dengan dingin meliriknya. "Enyahlah!""Jangan pura-pura bodoh! Cepat biarkan kami mencarinya!" Pria berbaju hitam lainnya juga berkata dengan marah.Billy menatap mereka dengan tatapan dingin dan berbicara dengan nada sedingin es, "Lebih baik kalian cari tahu kamar siapa ini."Suara Billy sangat dingin.Kedua pengawal berpakaian hitam itu tidak berani membalas, karena aura yang Billy pa
Baca selengkapnya
Bab 9
Stella tiba di pintu masuk sebuah kompleks bernama Kompleks Jalanda.Kompleks adalah tempat tinggal sahabatnya, Ariana Sonanda.Ariana merupakan satu-satunya teman yang dekat dengan Stella sejak dia kecil.Stella berjalan ke pintu rumah Ariana dan menekan bel. Beberapa saat kemudian dia mendengar langkah kaki dari dalam.Ariana membuka pintu dan terkejut melihat kedatangan Stella. "Stella, akhirnya kamu muncul. Aku meneleponmu, tapi nggak diangkat. Kukira kamu sudah menghilang dan berencana mencarimu ke rumahmu dalam beberapa hari!"Stella merasa sedikit tidak enak. "Maaf, ada yang terjadi baru-baru ini, jadi aku nggak bisa menghubungimu ...."Ariana menutup pintu dan menarik Stella untuk duduk di sofa ruang tamu. "Sudah kuduga, apa ibu tirimu menyusahkanmu lagi? Nggak perlu minta maaf di antara kita!"Stella mengangguk dan hatinya menghangat. "Ya, terima kasih, Ari!""Bodoh, kenapa kamu masih begitu sungkan denganku?" Ariana menatap Stella dengan tatapan kosong dan terus bertanya, "Ce
Baca selengkapnya
Bab 10
Fano bertanya, "Apa kalian akan makan hot pot?"Stella mengangguk. "Hmm."Fano mengundang mereka, "Kalau gitu kebetulan sama, apa mau makan bersama?"Tanpa menunggu Stella menjawab, Ariana langsung berkata, "Kak Fano sudah mengundang, Stella pasti menerimanya dengan senang hati."Awalnya Stella takut Ariana merasa tidak nyaman. Stella tidak menyangka Ariana akan begitu bersemangat dan menyetujuinya terlebih dahulu.Ariana menarik Stella ke dalam, tidak memberinya kesempatan untuk menolak.Fano tersenyum tipis dan mengikuti langkah mereka.Pelayan mengantar mereka ke tempat duduk yang sudah dipesan dan kemudian meninggalkan ruangan itu.Fano mengambil menu dan menyerahkannya pada Stella. "Pesanlah apa yang kamu suka."Stella mengambil menu, membolak-balik beberapa halaman dan menyerahkannya kembali ke Fano. "Hari ini, Kak Fano sudah membantuku, jadi aku akan mentraktirmu."Fano dengan lembut menolaknya, tetapi pada akhirnya tidak bisa menolak Stella dan menyerah.Makanan segera disajika
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status