Share

95. Terlambat Menyadari 2

Pak Farhan diam. Sang istri menceritakan tentang menantu perempuan mereka, tapi secara tidak langsung menunjukkan pada dirinya sebagai seorang suami, betapa sakitnya hati Bu Tiwi berpuluh tahun lalu.

"Rin bisa hidup tanpa Daffa, tapi bagaimana dengan anak kita? Apa Daffa bisa tanpa Rin dan anaknya?" Bu Tiwi menarik napas dalam-dalam. Pak Farhan diam.

"Kalau rumah tangga Ika tidak mungkin diselamatkan karena terlalu fatal, jangan biarkan rumah tangga Daffa dan Rin hancur berantakan. Kesalahan Rin tidak merugikan perusahaan. Kesalahan Bobby tidak hanya membuat rugi perusahaan, tapi menghancurkan reputasi kita dihadapan keluarga besar papa."

Pak Farhan kian beku. Serasa tertampar berulang kali. Dipikirnya sang istri sudah baik-baik saja setelah sekian lama permasalahan itu berlalu. Luka yang demikian membekas, pasti ada penyebabnya. Mungkinkah Bu Tiwi telah tahu semuanya?

"Kubikinkan kopi, Pa." Bu Tiwi memindahkan tangan Pak Farhan dari bahunya. Lantas bangkit dan keluar kamar.

Tinggal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lis Susanawati
Rinjani masih menata hati
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
bener... jangan terburu² punya anak dulu.. nikmati waktumu yg sempat hilang Rin.. lagi pula di keluarga Daffa lagi ada huru hara.. tunggu sampe keadaan tenang baru punya anak lagi..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status