Beranda / Pernikahan / Rindu yang Terluka / 94. Terlambat Menyadari 1

Share

94. Terlambat Menyadari 1

RINDU YANG TERLUKA

- Terlambat Menyadari

"Bangun, Pa. Salat subuh dulu." Bu Tiwi membangunkan sang suami dengan menyentuh lengannya. Wanita itu masih memakai mukena.

Pak Farhan mengerjab. Netranya masih berat, karena baru tertidur sekitar dua jam-an saja. Semalaman banyak pikiran yang memenuhi kepala dan membuatnya susah terlelap.

Bu Tiwi melepaskan mukena dan melipatnya karena sudah salat lebih dulu. Lantas membentang sajadah dan menyiapkan sarung untuk sang suami. Kamar mereka luas dan longgar. Terkadang para cucu berkumpul di sana dan bercanda dengan mereka.

Noval. Bu Tiwi rindu sekali pada cucu lelakinya. Sebulan lebih saat Rinjani di tahanan, Noval bersamanya. Memandang Noval seolah kembali memeluk Daffa kecil. Ingin sekali bertemu. Hari ini Daffa pasti sangat bahagia berkumpul bersama istri dan anaknya.

Rinjani tak ubah seperti dirinya yang memeluk luka dan berdamai dengan pengkhianatan yang teramat pedih. Kasta tertinggi rasa sakit dalam sebuah rumah tangga adalah mendua. Berk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Lis Susanawati
pasti 🥹🥹🥹🥹
goodnovel comment avatar
Lis Susanawati
baru sadar dia
goodnovel comment avatar
Lis Susanawati
luka bertahun-tahun
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status