Aisyah masuk di keluarga Glazer sebagai istri seorang CEO. Sungguh disayangkan dia sangat kejam, membawa luka yang sangat dalam di hatinya. Aditya selalu menuduhnya wanita nakal. Aisyah sendiri tidak merasa nakal, kekejaman dan kekerasan yang dialami ternyata karena salah paham belaka. Aditya menyadarinya, tetapi sudah terlambat. Hanya dendam dan sakit hati yang ingin Aisyah lakukan di masa depan. Apakah Aisyah bisa balas dendam kepada suami kejamnya? Apakah Aditya bisa mengambil hati yang pernah dia sakiti?
Lihat lebih banyakHari-hari berlalu dengan penuh kesyukuran di kontrakan kecil mereka. Aditya dan Aisyah menjalani kehidupan sederhana dengan penuh cinta dan pengertian.Setiap pagi dimulai dengan sarapan bersama. Aditya sering kali membantu Aisyah menyiapkan makanan, sementara Aisyah selalu memastikan suaminya berangkat kerja dengan bekal dan doa.Malam harinya, mereka berbagi cerita tentang keseharian masing-masing. Aditya berbicara tentang pekerjaannya, rekan-rekan di kantor, dan bagaimana ia belajar lebih bersabar menghadapi berbagai tantangan. Sementara itu, Aisyah bercerita tentang tetangga-tetangga mereka, perkembangan kandungannya, dan mimpi-mimpinya untuk masa depan anak mereka."Abi, Umi bahagia banget. Meskipun kita nggak punya banyak, rasanya cukup karena kita saling mendukung."Aditya tersenyum, menggenggam tangan Aisyah saat duduk bersama, "Iya, Umi. Allah sudah kasih kita yang lebih berharga daripada harta. Keluarga kecil kita ini."Mereka saling terbuka tentang kekhawatiran dan harapan
Setelah Aisyah bebas dari penjara, hubungan mereka bertiga semakin sering terlihat akrab. Arjuna selalu hadir saat Aditya dan Aisyah membutuhkan bantuan. Namun, Aditya mulai merasakan sesuatu yang ganjil dari sikap Arjuna. Setiap kali Aisyah berbicara atau memuji Arjuna, Aditya merasakan cemburu yang tak dapat ia kendalikan.Suatu malam, saat hanya mereka berdua di rumah, Aditya mencoba mengungkapkan perasaannya kepada Aisyah."Umi, aku ingin bicara jujur. Aku nggak tahu apa aku yang terlalu sensitif atau bagaimana, tapi aku merasa nggak nyaman setiap kali kamu memuji Arjuna."Aisyah: tersenyum lembut mengerti apa yang dirasakan suaminya, "Abi, jangan berpikir yang aneh-aneh. Aku memang berterima kasih pada Arjuna karena dia sudah membantu kita, tapi bagiku, Abi adalah yang terbaik. Aku cinta sama Abi, nggak ada yang bisa menggantikan kamu."Aditya tersenyum lega mendengar penjelasan istrinya.Namun, di sisi lain, Arjuna memiliki niat tersembunyi. Ia sebenarnya diam-diam ingin memilik
Aditya duduk di tepi tempat tidur, menatap wajah Aisyah yang tertidur lelap. Pikirannya melayang jauh ke masa lalu. Dia teringat betapa keras dan dinginnya dia terhadap Aisyah saat mereka pertama kali menikah. Salah paham yang membuat dirinya menilai Aisyah dengan buruk, padahal kenyataannya istrinya adalah wanita yang luar biasa.Air mata perlahan mengalir dari sudut matanya, bukan karena sedih, tetapi karena rasa syukur yang mendalam.Aditya (dalam hati): "Ya Allah, dulu aku begitu bodoh menilai dia dengan cara yang salah. Engkau menunjukkan kebenaran dengan cara yang unik, memperlihatkan siapa yang buruk dan siapa yang benar-benar tulus. Engkau gantikan hidupku yang penuh keburukan dengan Aisyah, wanita yang sabar dan baik hati. Aku sungguh beruntung."Dia menyeka air matanya dan tersenyum sambil menggenggam tangan Aisyah yang masih terlelap."Umi, kamu adalah jawaban dari doa-doa yang nggak pernah aku tahu aku butuhkan. Kamu membuat aku jadi orang yang lebih baik. Mulai sekarang,
Aditya menggeleng sambil berkata, "Nggak, dia cuma fokus cerita tentang Arjuna. Aku juga nggak berani tanya banyak-banyak, takut menyinggung."Aisyah memahami keraguan suaminya, tapi dalam hatinya, dia berharap suatu saat semua misteri tentang hubungan Aditya dan keluarga Pak Daniel bisa terjawab."Ya, sudah, mungkin nanti ada waktunya. Yang penting sekarang kita fokus sama kehidupan kita sendiri dulu, ya, Mas."Aditya tersenyum dan mengangguk, merasa bersyukur memiliki istri seperti Aisyah yang selalu mendukungnya. Mereka melanjutkan sarapan dengan suasana hati yang tenang, sambil memikirkan masa depan yang lebih cerah.Pagi itu, setelah selesai sarapan dan berpamitan dengan Aisyah, Aditya keluar rumah menuju halte angkutan umum di dekat kontrakannya. Hujan semalam masih menyisakan udara yang sejuk, dengan jalanan yang sedikit basah. Aditya berjalan santai sambil memikirkan pekerjaannya hari ini.Sesampainya di halte, dia naik angkutan umum yang sudah setengah penuh. Penumpang lain
Setelah mempertimbangkan dengan matang, Aditya dan Aisyah sepakat untuk menerima Arjuna sebagai teman. Namun, di balik keputusan tersebut, mereka juga memiliki tujuan lain: menyelidiki lebih jauh tentang kemungkinan hubungan Aditya dengan keluarga Pak Daniel. Jika benar Aditya adalah Andre, anak yang hilang dari keluarga itu, maka Arjuna mungkin adalah adik kandungnya."Umi, aku pikir kita harus menggunakan kesempatan ini untuk mencari tahu lebih banyak. Kalau memang aku adalah Andre, kemungkinan besar Arjuna tahu sesuatu, meskipun mungkin dia sendiri tidak menyadarinya.""Aku setuju, Abi. Tapi kita harus berhati-hati. Jangan sampai Arjuna merasa kita hanya memanfaatkannya.""Benar. Kita tetap bersikap biasa saja. Biarkan semuanya mengalir, dan kita lihat apa yang bisa kita pelajari darinya."Pertemanan yang TerjalinArjuna mulai sering datang ke kontrakan Aditya dan Aisyah, membawa makanan atau sekadar ngobrol. Dia tampak tulus ingin belajar tentang kehidupan sederhana dan menikmati
Selesai pekerjaan di kantor, memang saat ini ada pertemuan dengan Pak Daniel. Aditya tidak sabar ingin menemui pria yang bernama Daniel Maheswari.Aditya pulang, dalam perjalanan, saat berjalan santai sambil membawa jajanan kesukaan Aisyah tiba-tiba melihat sosok pria yang tidak asing baginya. Itu adalah pria yang pernah membawa kotak kado misterius ke rumah kontrakannya.Aditya segera menajamkan pandangannya dan memutuskan untuk membuntuti pria itu dari kejauhan. Pria tersebut tampak membawa sebuah kotak lain yang kali ini berukuran lebih kecil, dengan balutan kertas hadiah berwarna merah muda.Aditya dalam hati berkata, "Pria ini lagi? Apa maunya sebenarnya? Kalau sampai mengganggu Aisyah lagi, aku nggak akan tinggal diam."Pria itu berjalan dengan santai menuju gang kecil yang mengarah ke rumah kontrakan Aditya. Sesampainya di depan kontrakan, dia tampak ragu-ragu sebelum mengetuk pintu. Namun, sebelum pria itu sempat melakukan apa pun, Aditya muncul dari belakangnya."Hei, kamu n
Terdengar suara ketukan dari luar, Aisyah berkata, "Tidak usah direspon, dari kemaren paketannya aku biarkan. Setelah aku masuk lagi, beberapa menit kemudian aku keluar buang sampah sudah tidak ada. Mulai sekarang kita tidak usah urus orang yang tidak penting buat kita." "Hem, begitukah kita menyikapinya?" "Abi, ngomong-ngomong soal keluarga, Umi masih kepikiran soal orang tua kandung Abi. Apa Abi nggak ada niat buat mencari tahu lebih dalam? Siapa tahu ada hal yang penting buat Abi atau bahkan buat kita ke depan." Aisyah mengalihkan pembicaraannya, agar tidak terlalu mementingkan pria tidak jelas.Aditya tersenyum lembut sambil menggenggam tangan istrinya."Umi, Abi sudah memikirkan itu berkali-kali. Tapi setiap kali Abi ingin melangkah lebih jauh, rasanya hati Abi nggak tenang. Abi takut malah membuka luka lama atau bahkan memulai masalah baru yang nggak perlu."Aisyah memandang suaminya dengan penuh pengertian."Tapi kan, Abi... Mereka tetap orang tua kandung Abi. Kalau memang ad
Godaan Aditya tidak direspon istrinya. "Umi, katanya tadi mau nostalgia jadi pengantin baru lagi, kan? Gimana kalau kita mulai sekarang?" Aditya mengikuti istrinya dari belakang.Aisyah, yang sedang membereskan ruang tamu. "Halah, Abi ini ada-ada aja. Aku masih capek tahu!"Aditya mendekat dengan langkah pelan, tangannya terulur untuk mencubit kecil pinggang istrinya. "Oh, iya? Capek, tapi tadi semangat banget bohong sama Tante Rita, ya? Sini, Abi bantu hilangin capeknya."Aisyah terkejut dengan godaan itu dan spontan berlari kecil ke arah kamar sambil tertawa."Abi, jangan ganggu aku dulu! Nanti aja, aku mau istirahat!"Aditya mengejar dengan langkah santai, tapi matanya penuh semangat menggoda."Istirahat? Kalau gitu Abi juga ikut istirahat di kamar, ya. Bareng sama Umi."Sampai di kamar, Aisyah langsung duduk di atas ranjang sambil menahan senyum."Abi ini nggak bisa serius, ya? Untung aku udah biasa sama tingkah kamu Abi."Aditya hanya tersenyum, mendekat, dan duduk di sebelahny
Keesokan harinya, tiba-tiba ada paket. Sebuah buket bunga mawar merah dengan kartu bertuliskan, "Untuk wanita paling indah yang pernah kulihat." Aisyah bingung dan merasa risih, tetapi ia mencoba mengabaikannya, menganggap mungkin pengirim salah alamat.Namun, hari berikutnya, sebuah kotak cokelat mahal tiba di pintu mereka dengan kartu serupa: "Semoga harimu seindah senyummu." Aditya mulai curiga dan memutuskan untuk memantau lebih dekat.Setiap hari, paket-paket romantis terus berdatangan, mulai dari parfum mewah hingga perhiasan kecil, semuanya tanpa nama pengirim."Umi, apa dekat dengan pria?" tanya Aditya. "Abi, apa kamu menuduhku?" Aisyah balik tanya, dia tidak suka dituduh."Abi, hanya bertanya." "Aku tidak suka dengan caramu bertanya." "Oke, maaf, mungkin ini tujuannya orang tersebut. Kita bertengkar dan tidak saling percaya.""Apa mungkin Delon, Shintya, Sera, ah, gak mungkin mereka. Kita sudah miskin, mengapa mereka mengusik dengan kehidupan kita yang sulit ini." "Ya, mu
"Makan pil itu, aku tidak ingin punya anak darimu!" suruh Aditya dengan ketus. Aisyah hanya bisa menangis tanpa menjawabnya. "Diam! Jangan cengeng!" bentaknya, "jangan harap kamu bisa menikmati sebagai Nyonya Glazer! Kamu hanya pelampiasan semata." Saat ini adalah malam pertama Aisyah. Dia baru menikah langsung ikut suami–Aditya Glazer. Awalnya yang ingin menikah dengan Aditya adalah putri pamannya–Sera. Berhubung Sera kabur bersama pacarnya, paman meminta Aisyah untuk menggantikan pernikahan tersebut. Aisyah selalu ingat kata-kata pamannya, 'Jangan pernah mengecewakan paman.' Paman yang selalu merawat hingga dewasa, berhubung beliau membutuhkan bantuan Aisyah, agar tidak malu atas perjanjian pernikahan guna menyelamatkan perusahaan kecil Dirgantara kepada keluarga Glazer. Aditya membuka mata tajamnya, dia ingat video panas kekasihnya sendiri dengan pria lain. Gelora panas dalam dirinya muncul, kekecewaan, marah, semua yang dia rasakan ingin meledak. Dia melihat istri yang dia...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen