Home / Urban / Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama / Bab 7 Perasaan tanpa disadarinya

Share

Bab 7 Perasaan tanpa disadarinya

Author: Asma chusna
last update Last Updated: 2024-09-25 21:12:49

Tangan Aisyah kesakitan disebabkan cengkraman Aditya, tetapi dia tahan. Seketika Aditya sadar bahwa dia menyakiti istrinya. Lengannya terlihat membiru, "Maaf!"

Baru kali ini Aisyah mendengar suaminya minta maaf. Dia terheran-heran, tetapi tidak ingin terpesona dengan kepura-puraan Aditya. Aisyah mengira kejamnya pria tidak akan bisa berubah.

"Shintya, jika kamu tidak ingin pergi. Apa perlu aku panggil satpam," kata Aditya, dia tahu istrinya ketakutan karena suara kerasnya. Wanita licik itu tanpa berkata-kata langsung keluar dari ruangan.

"Aku tidak akan membiarkan kamu kembali kepada Aditya," bisik Shintya saat berjalan di sebelah Aisyah.

Aditya membawa kotak kesehatan, dia ingin mengobati lengan Aisyah.

"Tidak apa-apa, luka ini tidak seberapa dibandingkan satu tahun yang lalu." Aisyah kembali duduk di kursi, sementara Aditya mengembalikan kotak obat di tempatnya.

"Bisakah kamu tidak mengingat masa lalu. Aku ingin hari ini adalah awal pertemuan kita, perkenalkan namaku Aditya. Panggil saja aku Aditya, aku ingin mengenalmu sebagai teman meskipun kita suami istri. Anggap satu tahun lalu mimpi buruk yang harus dilupakan," kata Aditya santai lalu kembali duduk di kursinya.

"Memang lidah tak bertulang," kata Aisyah tiba-tiba.

"Hem, benarkah. Kalau lidah bertulang namanya ikan lidah. Kamu pernah makan ikan lidah, enak loh," ucap Aditya sedikit menggoda. Dia terasa kaku jika bicara seakrab itu. Dulu hanya kata kasar dan hinaan yang dia lontarkan.

Aditya banyak membaca buku cara menggaet wanita tadi malam. Sifat dinginnya harus dihilangkan, dia coba saat ini.

Aisyah hanya membelakkan mata saja, dia terheran-heran dengan sikap Aditya. "Maaf, apakah kita seakrab itu?"

"Bisakah kita berteman?" tanya Aditya agak sedikit malu dengan sikapnya.

Aisyah menghela napas, lalu membalas perkataannya, "Apa kamu ingin aku kembali di rumah itu?"

"Iya, tetapi aku tidak ingin memaksa kamu. Aku ingin kamu kembali menjadi istriku," balas Aditya.

"Istri pemuas napsu kah?"

"Sudahlah, lupakan masa lalu. Aku minta maaf selama setahun hidup bersamamu. Makanya aku ingin mulai membuka lembaran baru," kata Aditya. Padahal dia ingat kenikmatan malam pertama yang dia lakukan. Entah ada perasaan yang membuat dirinya menginginkan kembali. Aditya sadar bahwa yang dirasakan istrinya tidak sama dengan yang dia rasakan sendiri.

"Aku harap kamu tidak ingin bercerai dariku. Aku akan menunggumu sampai kamu mau kembali," harap Aditya tulus.

'Hem, emang aku percaya dengan kata-kata manismu,' batin Aisyah, sebenarnya dia sedikit senang suaminya berkata seperti itu. Dendam atas perlakuannya masih tersayat di hati yang paling dalam.

"Em, gimana sebelum melanjutkan pekerjaan. Kita makan siang dulu," kata Aditya sedikit canggung.

"Tidak usah, kita lanjutkan saja. Lihatlah dokumen tersebut," suruh Aisyah.

"Kalau kita lanjut sambil makan siang. Aku ingin meminta bantuan kamu," kata Aditya, dia berdiri membenarkan jas hitamnya.

Aisyah mengikuti langkah Aditya dari belakang, dia penasaran apa yang diinginkan suami kejam. Dia juga tidak tahu, kenapa suaminya tidak seperti dulu lagi. Dia berharap bisa menghancurkan Aditya perlahan-lahan.

Sesampai di kantin, Aditya memesan kesukaan Aisyah. Padahal dari awal menikah tidak pernah sama sekali makan bersama di mana pun. Baru pertama mereka makan hanya berdua. Aisyah mengira Aditya merencanakan sesuatu untuknya. Dia sangat waspada apa pun yang dilakukan sang suami.

Di pertengahan makan, Aditya berkata, "Aku ingin kamu ikut aku menemui Kakekku. Dia penasaran dengan istriku."

"Baiklah."

"Apa?" Aditya kurang dengar dan kurang percaya kalau Aisyah langsung mau diajaknya.

"Baiklah, apa kurang jelas." Aisyah mengulangi ucapannya lagi.

"Oh, terima kasih. Kamu memang wanita yang baik," puji Aditya senang, dia merasa Aisyah telah memaafkannya.

"Lihat dengan teliti dokumen tersebut," saran Aisyah datar, dengan sikap baik Aditya dia bisa bicara dengan baik.

Aditya memeriksa dokumen tersebut dengan seksama, setiap lembar yang dia buka membuat hatinya semakin ragu. Ada sesuatu yang tidak beres, entah itu angka yang tidak sesuai atau detail yang terasa ganjil. Namun, meskipun firasatnya mengingatkan untuk berhati-hati, dia tetap melanjutkan dan menandatangani dokumen tersebut. Tanpa banyak pikir dia langsung menandatangani kertas tersebut.

Pak Joseph memberikan arahan kepada Aisyah untuk melawan Aditya. Kemungkinan akan membawa konsekuensi yang belum Aditya pahami sepenuhnya. Yang diinginkan Aditya hanya ingin dekat dengan istrinya.

Selesai makan dan pekerjaan, Aditya mengajak istrinya bertemu Kakek Glazer.

Aditya dan Aisyah melangkah keluar dari kantin. Suasana tenang setelah makan siang, mereka menciptakan keheningan yang nyaman.

Mobil Aditya melaju perlahan di jalan yang tidak terlalu ramai. Mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah keluarga Glazer.

"Apakah kamu sudah kenyang?" tanya Aditya sambil tersenyum kecil, mengingat bahwa dia tidak pernah makan berdua selama menikah. Dia ingin memulai percakapan, agar di dalam mobil tidak terasa canggung.

"Hem," balas Aisyah tanpa melihat suaminya.

"Hari ini kamu sangat cantik," puji Aditya dengan nada hangat, matanya tetap fokus ke jalan, tetapi bibirnya melengkung dengan senyuman. Aisyah tidak menghiraukan pujian suaminya.

Saat ini mereka berdua menikmati perjalanan dengan perasaan nyaman. Aditya berpikir tentang kebersamaan yang akan mereka habiskan bersama.

Sesampai di rumah, hati Aisyah berdegup sangat kencang. Seakan masa lalu muncul di benaknya, tubuhnya lemas ingin pingsan. Aditya langsung menampuh dengan cepat.

"Maaf, aku tidak apa-apa," kata Aisyah sembari menghembaskan tangan Aditya.

"Apakah kamu sakit?" Aditya tidak merasa istrinya trauma atas kekejamannya. Lagipula dia tidak mengenal wanita dengan baik.

"Tidak apa-apa, aku hanya kelelahan," tolak Aisyah, dia ingin masuk ke rumah tersebut. Ya, meskipun fisiknya menolaknya, tetapi dia paksakan.

"Aditya, di mana istrimu?" kata pria berambut putih tersebut, dia melihat wanita cantik tepat di belakang Aditiya.

"Hem, pasti kamu Aisyah. Memang cantik seperti namanya," kata kakek.

Aisyah masih mengontrol perasaan dan pikiran yang menjadi satu. Dia ingat kejadian ditimpanya saat berada di ruang tamu.

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya. Dia masih merasa keluarga suaminya sangat berkuasa. Dia punya keraguan bisa balas dendam atau tidak.

"Aisyah, kembalilah di rumah ini," kata sang kakek, "kakek akan membela kamu jika Aditya menindasmu."

Aisyah hanya tersenyum melihat sang kakek sangat baik.

'Kenapa kakek baru muncul setelah setahun lamanya,' batin Aisyah.

"Kakek sangat sibuk tahun lalu. Hem, aku tahu selama satu tahun ini. Kemungkinan kamu kesulitan di rumah ini, sehingga kamu pergi dari rumah. Kembalilah, kamu jangan takut dengan Aditya. Lawan saja dengan dugeman tanganmu," canda kakek sambil memperagakan dengan sangat lucu. Aisyah tidak sengaja tertawa lepas melihat lucunya kakek Glazer.

Aditya melihat baru pertama kali istri nya tertawa lepas sangat manis.

"Aku suka jika kamu tertawa. Lihatlah Aditya, istrimu sangat cantik!" ucap sang kakek, seketika Aisyah terdiam.

"Aditya, bagaimana perasaanmu terhadap istrimu?" tanya sang kakek.

"A–ku, ah, kakek. Jangan tanya soal perasaan," balas Aditya gugup. Dia masih ragu dengan perasaannya sendiri. Aditya tidak ingin mengecewakan dan menaruh harapan yang akhirnya menyakiti sang istri.

"Kalau kamu Ais? Gimana perasaanmu?" Sang kakek menoleh ke arah Aisyah yang sedang duduk manis.

"Em, bisakah tidak membicarakan soal perasaan," tolak Aisyah dengan tenang.

"Baiklah, selesaikan masalah kalian berdua sendiri. Aku sudah menghubungi Tuan Joseph, dia membolehkan kamu tinggal di rumah."

"Kakek kenal?" Aisyah terkejut Kakek Glazer menghubungi kakek yang menolongnya.

"Aditya, jaga Aisyah. Jangan sakiti dia, jangan biarkan anggota menindas dia. Aku mau keluar sebentar," kata kakek Glazer. Dia pergi dari ruangan tersebut.

Di ruangan hanya tinggal mereka berdua. Aisyah takut suaminya seperti dulu.

"Ayo kita ke kamar!" ajak Aditya.

Aisyah membelalakkan mata, seakan ingin keluar saat mendengar ajakan suami di kamar.

Related chapters

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 8 Aditya ingin menyelamatkan istrinya

    Aisyah mengingat masa lalu muncul kembali. Ketika dia menyadari betapa buruknya perlakuan suaminya terhadap dia. Saat itu, ingatan-ingatan pahit kembali membayangi pikirannya, menggambarkan momen-momen di mana dia bertindak tanpa berpikir panjang, menyakiti Aisyah baik secara verbal maupun emosional. Masa lalu yang kelam itu seakan menempel di benaknya. Aisyah merasa terjebak dalam bayangan masa lalu yang menghantui setiap langkahnya, menimbulkan rasa benci kepada sang suami yang sangat dalam.Setelah malam pertama yang buruk itu, Aisyah masih ingat diperlakukan di belakang pintu kamar dengan ganas. "Tuan, lepaskan aku," mohon Aisyah penuh dengan air mata. Aditya tanpa menghiraukan rintihan istrinya."Bukannya kamu menikmati permainan panas seperti ini. Apa mungkin kurang hot," kata Aditya memasukkan miliknya berkali-kali sambil tubuh Aisyah di tekan di dinding.Hasrat liar Aditya tidak bisa berhenti, entahlah ketika dia memperlakukan istrinya seperti itu dia mulai kecanduan. Apalagi

    Last Updated : 2024-09-26
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 9 Sudah udah tidak tahan lagi

    Aditya langsung ikut masuk ke kamar tersebut. Di sudut ruangan, terdapat meja kaca berisi minuman premium yang tersaji rapi, menambah kesan glamor. Tidak ada suara hiruk-pikuk dari luar, hanya ada suara pria menggoda.Terlihat pria paruh baya tersebut ingin menyentuh Aisyah. Namun, Aisyah sedikit sadar menendang bagian tengahnya. "Auh," rancau pria mesum itu."Pak Yan, Anda mau apa?" tanya Aditya tiba-tiba masuk."Pak Aditya!" Pria itu terkejut melihat rekan bisnisnya tiba-tiba muncul. Satu pukulan meluncur di wajah pria paruh baya."Sorry, ambil saja wanita ini." Pak Yan langsung keluar dari ruangan tersebut. Aditya memang terkenal kejam di kalangan pembisnis.Terlihat istrinya tergeletak, Aditya langsung memegang tangan Aisyah. Spontan efek dari obat tersebut, Aisyah menjadi nakal. Dia seperti wanita yang berhasrat tinggi. Tanpa kata dia langsung melumat bibir Aditya. "Astaga, Aisyah sadar," ucap Aditya sambil menolak keinginan istrinya."Aku sangat panas sekali," kata Aisyah sam

    Last Updated : 2024-09-27
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 10 Aditya menginginkan seperti dulu

    Hati Aditya sangat berbunga-bunga mendengar istrinya mau kembali ke rumahnya. Dia menyangka sang istri memaafkan dirinya. Dibalik istrinya mau kembali ke rumah tersebut ada banyak rencana awal balas dendam. "Hem, bagaimana hubungan kamu dengan Shintya?" tanya Aisyah."Aku tidak ada hubungan lagi dengan dia, kamu tidak perlu khawatir tentang dia. Ya, meskipun Mama menjodohkanku dengannya. Aku harap kamu percaya penuh denganku," jelas Aditya memastikan istrinya.Aisyah tidak begitu percaya padanya, tetapi demi ingin balas dendam. "Oke, Pak Aditya. Besok kita melihat proyek yang kita tangani. Sekalian kita pulang ke rumah.""Sebelum itu, maukah ikut aku?" "Hem, tentu saja." Mereka berdua keluar dari ruangan tersebut. Aisyah dengan langkah berat, hening mengiringi keduanya, tidak ada satu pun kata terucap. Suara derap kaki di lantai bergema samar, seolah menekankan kekosongan suasana hati mereka. Setibanya di parkiran, hanya suara pintu mobil yang terbuka dan tertutup yang terdengar.

    Last Updated : 2024-09-28
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 11 Penyebab utama Aditya suka

    Delon tidak melawan pukulan Aditya, dia ingin membuktikan kalau dia pria baik. Dibalik semua itu, ada rencana terselubung di dalam pikirannya.Sedangkan Aisyah tidak menghiraukan mereka berdua, dia masuk ke kamar. Dia mengontrol perasaan takut yang muncul dalam dirinya. Di luar kamar, Aditya sudah puas memukul adik angkat yang selalu berencana buruk. "Awas jika kamu menyentuh istriku!" kata Aditya geram. 'Hem, istrimu adalah poin pertama untuk menghancurkanmu, Aditya,' batin Delon sambil menghapus darah di bibirnya. Aditya langsung masuk kamar. Terlihat istrinya termenung duduk di ranjang."Aisyah, maafkan aku!" Aditya mendekati sang istri. "Apakah harus dengan kekasaran setiap kamu bertindak." Aisyah pindah di sofa sebelah kanan."Aku akui, aku memang kasar dan gampang marah. Itu memang sifatku," kata Aditya tanpa mendekati istrinya. Dia sadar kalau Aisyah belum memaafkan dirinya dengan penuh."Aisyah, aku tidak suka dengan Delon," kata Aditya lagi."Hem." Aisyah mengambil buka

    Last Updated : 2024-09-29
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 12 Aditiya menginginkannya lagi

    Saat ini Aisyah memang menguji kesabaran dan perubahan suaminya. Apakah suami punya rencana lain? atau memang benar-benar tulus kepadanya. Aditya berangkat kerja, sementara Aisyah masih duduk di dalam kamar. Dia menghubungi kakek Joseph, mereka asyik berbicara di saluran telpon. Di luar kamar, terdengar suara gaduh, seperti orang-orang yang sedang bertengkar. Suara mereka saling bersahutan, semakin lama semakin keras, seolah-olah ketegangan di antara mereka mencapai puncaknya. Setiap kata yang terlontar terdengar tajam, penuh amarah. Aisyah membuka pintu sedikit, ternyata mertua saling tuduh mereka sama-sama selingkuh. Tiba-tiba kakek Glazer datang ingin melerai mereka. Berhubung Fransisco–ayah Aditya, sangat emosi menghembaskan kakek Glazer hingga jatuh. Tubuhnya menghantam dinding. Aisyah melihat itu, langsung keluar kamar. Frans dan Elsa tidak memperdulikan sang kakek pingsan. Aisyah terperanjat ketika melihat tubuh kakek Glazer tergeletak tidak sadarkan diri di ruang t

    Last Updated : 2024-09-30
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 13 Mimpi basah

    "Apa yang kamu inginkan." Aisyah ingin beranjak dari tubuh Aditya, dengan cepat tangan Aditya menekan tubuhnya dengan erat. Tubuh mereka berdua menjadi satu, seakan Aditya tidak ingin melepas pelukannya. Seketika Aditya melumat bibir sang istri dengan ganas. Tubuhnya dibalik, posisi Aditya berada di atas. "Aku sudah tidak tahan lagi, Ais." Aditya dengan pelan meraba dan menciumi leher istrinya. Kedua tangan Aisyah dia genggam erat, seperti saat malam pertama dulu. Bedanya saat ini Aditya melakukan dengan sangat lembut. "Em, em, dasar pria b@jingan. Pria mesum," kata Aisyah masih memberontak terhadap perlakuan Aditya. "Istriku, tolonglah. Aku akan pelan, tidak akan menyakitimu. Jika kamu kesakitan bilang saja, akan berhati-hati memuaskan dirimu," kata Aditya dengan mata berkaca-kaca. Saat ini memang dia sangat menginginkan s3ksual. Dia melihat kebencian di mata Aisyah, langsung berhenti bermain. "Maaf." Aditya langsung keluar dari kamar tersebut. Dia sangat malu atas perlaku

    Last Updated : 2024-10-01
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 14 Baru merasakan kehangatan

    Langit di atas terhampar luas, gelap namun bertabur bintang. Cahaya bintang-bintang itu berkedip-kedip, seolah memanggil mereka untuk sejenak larut dalam keindahannya. Aditya merapatkan tubuhnya pada pagar balkon, menghela napas pelan sembari memandang langit penuh kekaguman. Di sebelahnya, Aisyah berdiri diam, tersenyum tipis, matanya ikut terpaku pada kelap-kelip di atas sana. “Indah sekali, ya,” bisik Aisyah, suaranya hampir tenggelam oleh lembutnya suara malam. Aditya menoleh, menatapnya dengan lembut. “Iya, seperti kita sedang menyaksikan rahasia semesta yang tak terucapkan.” Mereka berdua terdiam lagi, membiarkan malam dan bintang-bintang menjadi bahasa yang menghubungkan mereka. Tiba-tiba Aisyah teringat bahwa dia tidak seakrab ini, 'Sadar Aisyah, jangan sampai jatuh cinta dengan pria ini.' "Ada apa?" tanya Aditya, dia melihat istrinya sedikit gelisah. "Oh, enggak. Aku mau tidur," balas Aisyah sambil berlalu meninggalkan suaminya. Sementara Aditya masih menatap b

    Last Updated : 2024-10-02
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 15 Terjadi musibah menjadi dekat

    "Oh, ya, sekarang kamu sudah menikah?" tanya Aisyah."Belum, setelah kejadian itu. Aku dimarahin sama papa. Hem, jadi aku benar-benar pergi dari rumah," jelas Sera bohong. "Kabar paman bagaimana?" tanya Aisyah. "Entahlah, aku tidak tahu setelah pergi dari rumah aku tak pernah pulang." 'Tampan sekali suami Aisyah, em, aku harus merebutnya kembali,' batin Sera, dia masih memandang wajah tampan suami Aisyah."Sayangku, aku mau ke toilet dulu," ucap Aditya berpamitan. "Hem." Aditya segera pergi menuju toilet yang ada di restoran tersebut. Aditya berjalan menuju toilet yang terletak di ujung restoran, langkahnya mantap tetapi terlihat santai. Sera yang duduk tidak jauh dari sana, memperhatikan gerak-gerik Aditya dengan tatapan penuh minat. Saat Aditya menghilang di balik pintu toilet, Sera menunggu beberapa detik, mungkin sekitar lima atau sepuluh, sebelum berdiri dari kursinya. Tanpa tergesa, dengan niat yang jelas, dia mulai melangkah mengikuti Aditya. Senyumnya tersirat, memperlih

    Last Updated : 2024-10-03

Latest chapter

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 97 Rahasia terungkap

    Saat malam tiba, Aditya mulai kewalahan merawat bayi mereka sendirian. Andre kecil rewel, menangis terus-menerus meskipun sudah disusui dan digendong.Dengan wajah lelah, Aditya akhirnya menelpon Aisyah lewat video call. Saat panggilan tersambung, wajah lembut Aisyah muncul di layar. "Ada apa, Mas? Kok nelpon malam-malam?" tanyanya dengan suara lembut.Aditya menghela napas sambil menampilkan wajah putus asanya di layar. "Sayang, aku nggak tahu lagi harus gimana. Andre nangis terus, aku udah coba segalanya. Kamu ada saran?"Aisyah tersenyum lembut melihat suaminya yang tampak lelah tetapi tetap berusaha. "Coba Mas gendong sambil menyanyikan sholawat atau lagu nina bobo. Kadang bayi suka tenang kalau dengar suara ayahnya."Aditya menurut, menggendong Andre kecil sambil bersenandung pelan. Perlahan-lahan tangisan bayi itu mulai mereda, matanya mengantuk, dan akhirnya ia tertidur di dada ayahnya.Aditya tersenyum lega. "Terima kasih, Sayang. Aku nggak tahu bisa apa tanpa kamu."Aisyah te

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 96

    Aditya yang sejak tadi diam langsung bergerak cepat, menahan tubuh Kakek Joseph agar tidak jatuh. "Aisyah, panggil ambulans!"Aisyah gemetar, tetapi segera berlari mencari bantuan. Sementara itu, Aditya mencoba menenangkan Kakek Joseph yang terlihat semakin lemah."Kek, bertahanlah!" ucap Aditya, meskipun dalam hatinya ada perasaan bimbang.Beberapa menit kemudian, ambulans datang. Aisyah dan Aditya menemani Kakek Joseph ke rumah sakit. Dalam perjalanan, Aisyah menggenggam tangan Kakek Joseph erat, hatinya masih diliputi kebingungan."Aku tidak bisa mengubah masa lalu, Kek... Tapi aku tidak mau kehilangan keluarga lagi," bisik Aisyah.Air mata Kakek Joseph mengalir, tetapi ada sedikit senyum di wajahnya. "Terima kasih, Nak... Terima kasih..."Setidaknya, dia masih memiliki kesempatan untuk menebus kesalahannya.Di dalam kamar rumah sakit, Kakek Joseph terbaring lemah dengan alat bantu oksigen terpasang di hidungnya. Tatapan matanya menerawang, seolah mengingat kembali masa lalu yang s

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 95 Ingin merindu tapi ....

    Aditya tak lagi bisa menahan gejolak perasaannya. Ia langsung menarik Aisyah ke dalam pelukannya, mendekap erat tubuh istrinya yang selama ini ia rindukan. "Aisyah… maafkan aku…" suaranya bergetar, dadanya naik turun menahan sesak haru. "Aku bodoh, aku salah paham… Aku merindukanmu setiap hari…" Aisyah menangis di dada suaminya, menggenggam erat punggung Aditya seolah tak ingin kehilangan lagi. "Aku juga, Mas… Aku selalu menunggumu…" Aditya lalu menunduk, memandangi bayi kecil mereka yang ada dalam gendongan Aisyah. Dengan hati-hati, ia mengambil bayi itu ke dalam pelukannya. Mata Aditya berkaca-kaca saat melihat wajah mungil yang begitu mirip dengannya. "Anakku… Maafkan Ayah, Nak…" bisiknya, menciumi dahi dan pipi bayinya penuh kasih sayang. Aisyah tersenyum di sela air matanya. "Dia selalu menangis mencari ayahnya… Sekarang dia sudah bertemu Ayahnya…" Aditya tersenyum bahagia, air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Setelah sekian lama terpisah, setelah semua penderitaan

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 94 Rasa rindu yang mendalam

    Beberapa hari yang lalu, memang Aisyah pindah di rumah Pak Daniel dikarenakan sudah positif tes DNA pakai sikat gigi Aditya masih ada. Jadi Pak Daniel sangat bahagia, beliau menceritakan masa lalu saat Aditya kecil umur lima tahunan.Di ruang tamu rumah besar Pak Daniel, suasana penuh kehangatan. Aisyah duduk dengan bayi di pangkuannya, sementara Arjuna tersenyum melihat kebahagiaan ayahnya. Pak Daniel menatap sikat gigi yang telah digunakan untuk tes DNA dan hasilnya yang menunjukkan bahwa Aditya adalah Andre, putranya yang telah lama hilang.Dengan suara bergetar, Pak Daniel mulai bercerita, "Andre… atau sekarang Aditya, dulu saat masih berumur lima tahun, adalah anak yang ceria dan pintar. Dia selalu berlari ke taman belakang untuk bermain bola. Setiap sore, dia menungguku pulang kerja hanya untuk duduk di pangkuanku dan mendengarkan cerita."Aisyah mendengarkan dengan penuh perhatian. Air matanya hampir jatuh saat melihat kebahagiaan di wajah Pak Daniel. "Lalu… bagaimana bisa Adit

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 93 Salah paham

    Beberapa bulan kemudian, Aisyah bercerita tentang Aditya di keluarga Glazer kepada Arjuna dan dia juga bertanya tentang kakaknya Arjuna yang bernama Andre. Ternyata dulu memang ada konflik besar antara perusahaan Pak Daniel dan perusahaan Glazer. Arjuna menghela napas panjang sebelum mulai bercerita. "Andre... Dia memang kakakku, tapi sejak kecil aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Konflik antara keluarga kami dan keluarga Glazer sudah berlangsung lama. Sejujurnya, aku juga tidak tahu detailnya, tapi Ayah dan Pak Daniel dulu adalah rekan bisnis yang akhirnya menjadi musuh," jelasnya. Aisyah mendengarkan dengan seksama, mencoba menyusun potongan-potongan puzzle yang semakin membingungkan. "Jadi... kalau benar Aditya adalah Andre, mungkin dia korban dari konflik keluarga ini? Apa mungkin identitasnya sengaja diubah?" tanyanya, berusaha mencari kebenaran. Arjuna mengangguk pelan. "Itu bisa saja terjadi. Aku pernah mendengar cerita bahwa saat kecil, kakakku menghilang di tengah

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 92 Terluka

    Ketika Delon mendobrak pintu kontrakan dengan keras, Aisyah tersentak panik. Dengan tangan gemetar, ia segera meraih ponsel dan menelepon Arjuna. Suaranya terdengar gemetar ketika berbicara:"Arjuna... tolong aku... Delon... dia—"Belum selesai ia bicara, Delon dengan kasar merebut ponsel dari tangan Aisyah dan melemparkannya ke sudut ruangan."Berhenti mencari perlindungan dari pria lain, Aisyah! Aku datang ke sini untuk menyelesaikan masalah. Kamu harus dengar aku!" kata Delon.Aisyah mundur perlahan, memeluk bayinya erat-erat sambil menahan air mata. "Apa yang kamu inginkan, Delon? Kenapa kamu tidak bisa meninggalkanku dan keluargaku sendiri?"Delon dengan nada marah, "Keluarga? Apa keluarga ini tanpa Aditya? Dia sudah mati, meninggalkanmu sendirian di sini! Aku datang untuk memberikan tawaran yang lebih baik, tapi kamu terus menolakku. Aku bosan dengan semua ini!"Sementara itu, di sisi lain, Arjuna yang mendengar panggilan terputus langsung mencurigai ada sesuatu yang tidak beres

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 91 Ujian

    Raina tersenyum kecil sambil menundukkan kepala agar tidak terlihat terlalu senang.Raina (dalam hati): Setidaknya aku punya sedikit waktu lagi bersamanya.Namun, semakin lama Aditya tinggal, semakin ia merasa ada sesuatu yang aneh. Suatu malam, ia memergoki Raina berjalan normal ke dapur untuk mengambil air. Ia langsung merasa ada yang tidak beres."Raina? Katanya kamu tidak bisa berjalan?" tanya Aditya.Raina terkejut, wajahnya memerah karena ketahuan. Ia mencoba mencari alasan. "A-aku... kakiku sudah mulai membaik. Aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir."Aditya tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi ia tahu ada sesuatu yang sengaja direncanakan oleh Raina.Keesokan paginya, Aditya berpamitan kepada pria tua itu tanpa memberitahu Raina. Ia meninggalkan syal pemberian Raina di meja sebagai tanda penghormatan, lalu berjalan pergi dengan tekad yang lebih kuat untuk segera menemukan keluarganya."Maafkan aku, Raina. Tapi keluargaku adalah segalanya bagiku," kata Aditya dalam hati.Rai

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 90

    Ketika suasana masih tegang, suara mobil mewah terdengar berhenti di depan rumah. Semua orang menoleh ke arah pintu, dan muncullah Pak Daniel, mengenakan setelan rapi, ditemani oleh asistennya. Wajahnya terlihat tenang, tapi penuh wibawa.Pak Daniel memberi sapaan, "Selamat pagi semuanya. Maaf kalau saya datang tanpa pemberitahuan."Kakek menyambut dengan sopan, sementara Aisyah merasa semakin bingung dengan semua yang terjadi. Pak Daniel langsung menuju Arjuna dan menepuk bahunya."Arjuna, aku mendengar dari asistennya bahwa kamu ingin Aisyah menjadi bagian dari keluarga kita. Itu kabar yang menggembirakan."Aisyah membelalak.Aisyah mendengar perkataan Pak Daniel. "Pak... maksud Bapak?"Pak Daniel menatap Aisyah dengan senyuman hangat sambil berkata, "Aisyah, saya tahu kamu masih berduka atas Aditya. Tapi dunia ini tidak berhenti, Nak. Kalau kamu mau, kami akan sangat bahagia jika kamu menjadi menantu keluarga kami. Arjuna adalah pria yang baik, dan dia benar-benar tulus mencintaimu

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 89 Aisyah tegar

    Aditya ternyata telah diculik oleh seseorang yang tidak dikenal, dan setelah beberapa hari ia menyadari bahwa dalang di balik semua ini adalah Delon. Dalam keadaan terkurung di sebuah ruangan kecil, Aditya mencoba tetap tenang sambil mencari celah untuk melarikan diri.Delon datang menemui Aditya dengan senyum penuh kemenangan."Lama tak berjumpa, Aditya. Kau pikir bisa hidup tenang setelah meninggalkan perusahaan Glazer? Lihat di mana kau sekarang. Ini balasan untuk semua penghinaan yang kau lakukan!"Aditya dengan tenang sambil menyeringainya, "Delon, kau tidak berubah. Kau selalu menyalahkan orang lain atas kegagalanmu. Kalau perusahaan Glazer di ambang kehancuran, itu karena ketidakmampuanmu, bukan karena aku."Delon marah menampar pipi Aditya, "Tutup mulutmu! Kau tahu apa yang sudah kulakukan untuk mempertahankan perusahaan? Aku hanya ingin kau kembali dan membantu memperbaiki keadaan. Tapi kau malah meremehkanku!"Aditya akhirnya memahami bahwa penculikan ini adalah hasil dari f

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status