Share

Bab 5 Kebangkitannya

Setelah pertemuan Aditya dengan wanita yang dicintainya. Malam yang biasa sangat kejam, dia hanya diam saja.

Aisyah mencoba untuk berani bertanya, "Apa yang Anda pikirkan?"

"Ada apa maksud kamu. Hah ...!"

"A–ku hanya bertanya, Tuan," balas Aisyah ketakutan.

"Apa yang kamu inginkan? Tiba-tiba muncul di ruang tamu saat Chintya datang." Seketika hati Aisyah berdegup kencang mendengar suara keras suaminya. Seakan masuk dalam hati yang paling dalam. Dia belum berkata apa-apa, Aditya langsung menarik pakaiannya.

"Maaf, maaf, aku tidak bicara lagi." Aisyah ketakutan melihat suaminya semakin marah, dia mengeluarkan sesuatu. Selama ini dia lakukan sudah keterlaluan, malam ini membuat Aisyah seumur hidup tidak bisa memaafkan pria itu. Perlakuan seperti di saat malam pertama, terulang kembali. Terasa lebih dari apa yang selama ini yang dia rasakan.

Tubuhnya dibuat seperti boneka, setelah Aditya puas membuat air mata menetes membanjiri pipi sang istri. Perlakuan suami yang begitu buruk.

Selama berjam-jam suami menjadikannya seperti boneka mainan napsunya. Bukan kenikmatan yang ada dalam diri sang istri, melainkan kesedihan batin dan fisik.

Keesokan harinya, Aisyah merencanakan matang-matang untuk pergi dari rumah. Mereka semua lengah, dia pergi dari rumah tersebut.

Awalnya Aisyah sangat senang sudah pergi dari rumah itu, tetapi setiap malam perlakuan suami dan keluarganya menghantui dirinya. Dia berusaha untuk tegar dan bangkit, perlu waktu yang sangat lama untuk belajar menjadi wanita tangguh.

Setiap hari Aisyah berusaha melamar pekerjaan. Hanya dengan ijazah SMA sangat sulit di bagian perusahaan. Dia hanya bisa melamar sebagai cleaning service.

Berbulan-bulan lamanya, Aisyah baru menemukan pekerjaan.

Di sisi lain, awalnya Aditya tidak memedulikan istrinya pergi. Ketika sang kakek ingin pulang ke Indonesia. Aditya cepat-cepat memerintahkan asisten pribadinya untuk mencari keberadaan Aisyah.

Saat itulah, ternyata bukan wanita nakal yang dia nikahi melainkan Aisyah wanita sholeha.

"Apa, dia bukan putri Dirgantara?" tanya Aditya memastikan.

"Benar, Tuan. Awalnya memang Sera putri Dirgantara yang bertunangan dengan Anda. Setelah pernikahan berlangsung Sera punya masalah dengan kekasih barunya. Kemungkinan besar dia diculik oleh pacarnya sendiri," jelas sang asisten.

"Ya, memang saat bertunangan aku tidak datang. Sudahlah, cari istriku sampai ketemu!" perintah Aditya tegas.

"Baik."

Mulai hari itu Aditya terbayang-bayang malam pertama yang dia lakukan pada istrinya. Dia menyesali perbuatannya, tetapi semua itu sudah terlambat.

________________

Di perusahaan Pak Joseph, dia CEO yang berpengalaman dan kompeten di perusahaan Atelier Group (AG). Dengan latar belakang pendidikan yang kuat di bidang manajemen bisnis dan pengalaman lebih dari 30 tahun di industri ini, dia dikenal sebagai pemimpin visioner yang mampu mengarahkan perusahaan menuju kesuksesan. Aisyah diterima di perusahaan tersebut.

Ketika Aisyah sedang membersihkan ruang CEO, dia terkejut melihat Aditya berjalan menuju ruangan tersebut. Dia bergegas untuk bersembunyi di bawah meja. Hanya meja satu-satunya ruangan yang bisa dibuat sembunyi. Terdengar suara Pak Joseph baru masuk ke ruangan.

Aisyah ketakutan Pak Joseph akan marah, tetapi beliau hanya tersenyum melihat ada gadis bersembunyi. Hatinya sangat lega, ternyata benar yang dikatakan para karyawan. Bahwa Pak Joseph memang peduli dengan karyawannya.

Sesaat kemudian, Aditya sudah pergi dari ruangan tersebut.

"Keluarlah, dia sudah pergi!" serunya dengan senyum ringan. Aisyah keluar dari persembunyian di bawa meja Pak Joseph.

"Terima kasih Pak," ucap Aisyah menunduk, dia ingin segera pergi dari ruangan tersebut, beliau malah menyuruh untuk duduk.

Aisyah menceritakan semua kejadian yang menimpanya. Pak Joseph ikut prihatin atas kejadian yang dialami.

"Aku akan membantumu untuk balas dendam," kata Pak Joseph tiba-tiba.

Awalnya Aisyah tidak mau, setelah Pak Joseph menawarkan tidak gratis akhirnya dia menyetujui bantuan Pak Joseph. Itu sebuah keberuntungan yang besar untuknya. Ya, meskipun tidak gratis, dia tetap bersyukur atas bantuannya.

Mulai hari ini juga, dia disuruh pindah di rumah beliau. Perkiraannya 10 tahun ingin muncul saat kesuksesan tiba. Ternyata keberuntungan datang hanya beberapa bulan. Ya, mungkin trauma fisik belum sepenuhnya sembuh. Sebuah kebencian mendorong untuk bisa menjadi wanita kuat dan tangguh.

Pak Joseph yang dianggap sebagai kakeknya sendiri. Beliau juga memberikan bantuan banyak, beliau juga mengajarkan tentang perusahaan. Selain itu, Aisyah untuk meneruskan pendidikannya.

Pada pagi yang cerah, Aisyah bangun dengan semangat untuk memulai hari baru di kantor. Tiba di kantor, semua menyapa Aisyah dengan ramah. Saat ini waktu pertemuan dengan pria yang pernah menyiksanya.

Pintu terbuka, pria tampan yang kejam berada di depan mata.

Saat ini ketegangan di seluruh tubuh Aisyah, jantung berdegup kencang, dan pikiran dipenuhi oleh bayangan-bayangan masa lalu yang menyakitkan. Ada rasa takut bahwa kekejaman yang pernah dia alami malam pertama yang kejam bisa terulang kembali. Merasa tidak berdaya di hadapannya. Namun, penting untuk mengingat bahwa sekarang lebih kuat dan lebih bijaksana dari sebelumnya. Menyadari bahwa dia memiliki kendali atas situasi dan bisa menetapkan batasan untuk melindungi diri sendiri.

Aisyah mencoba tersenyum kepada Aditya sambil mengulurkan tangan, "Perkenalkan namaku Aisyah Humaira Levitt."

Aditya bergeming tidak percaya saat melihat wanita di depannya dengan tatapan penuh makna.

'Mungkin dia ingin menyeret tubuhku lalu dengan kejam melakukannya di dinding. Hanya saja ini perusahaan rekan bisnis yang sama-sama memiliki kekuasaan,' batin Aisyah penuh dengan kebencian.

Aditya melihat istrinya yang sudah berubah. Dari penampilan kepala sampai ujung kaki masih terlena. Aisyah memakai jilbab yang rapi dan jam tangan perak melekat di pergelangan kiri. Pakaian yang bewarna putih dengan aksen renda di bagian kerah dipadukan dengan rok hitam yang elegan. Sepatu hak tinggi warna nude dan tas tangan kecil melengkapi penampilannya. Sungguh cantik saat ini, sangat jauh berbeda dengan dulu.

Tanpa di duga Aditya meminta maaf kepada Aisyah, "Aisyah. Maafkan aku." Aditya langsung memegang tangan Aisyah dan kedua lututnya di lantai. Seketika sang istri sontak terkejut dengan apa yang dilakukannya saat ini.

Aisyah langsung menghindar lalu duduk di kursi sambil berkata, "Apa yang Anda lakukan? Duduklah sebagai rekan bisnis profesional."

"Mungkin kamu sangat membenciku. Aku tahu sebenarnya kamu bukan wanita yang ingin dinikahkan denganku?" ucapnya tanpa memedulikan perkataan Aisyah tadi.

Aisyah hanya bisa meremas jari-jari tangan di atas pahanya sendiri.

"Apa alasan Anda bersikap seperti itu? Di malam pertama. Jawablah, apa alasan Anda?" Aisyah mencoba untuk ingin tahu alasannya bersikap kejam kepadanya.

"Maafkan atas perlakuanku," ucapnya terlihat menyesal tanpa memberi tahu alasannya.

'Apa yang harus aku katakan. Dia sekarang sangat cantik,' batin Aditya sedikit menyesal.

Saat ini Aisyah mencoba tenang dan mendengar pria itu.

"Setiap malam aku selalu menyesali atas perbuatanku padamu, pada malam pertama dan malam selanjutnya," ucap Aditya menyesali perbuatannya.

Seketika beberapa perlakuannya muncul dipikiran Aisyah. Ketika malam pertama dia memperlakukan dengan buruk. Aisyah menarik napas panjang, mencoba tenang lalu berkata, "Apa yang Anda bicarakan?"

"Aku minta maaf, mari membuat lembaran baru. Masa lalu biarlah berlalu," kata Aditya dengan nada sedih.

Aisyah tidak tahu pria itu berpura-pura atau tidak. Yang terpenting dia tidak ingin tergoda oleh ucapannya.

"Aku mohon kembalilah ke rumah menjadi istriku. Aku akan memperlakukan dirimu seperti ratu," janjinya untuk saat ini.

Aisyah ingin marah, dulu di mana saat keluarganya menjadikan Aisyah pembantu. Ketika dia sakit di mana perasaannya, merintih kesakitan di malam pertama. Di mana hati nuraninya saat itu?

"Apakah Anda sedang bermimpi?" tanya Aisyah.

"Aisyah, kembalilah ke rumah," mohon Aditya dengan mata berkaca-kaca.

"Apa maksud Anda?" tanya Aisyah mencoba tenang.

"Aku tahu, kamu sudah sangat membenciku, pantaskah aku mendapatkan maafmu?!" Aditya tahu perbuatan kejamnya tidak pantas dimaafkan. Dia ingin menebus kesalahannya, ingin membuat istrinya bahagia.

"Berilah satu kesempatan lagi," kata Aditya lagi.

Aisyah mencoba untuk tenang dan mendengarkan penjelasan pria tersebut. Dia ingin balas dendam, tetapi dia tidak ingin dirinya tertindas lagi. Kapan dia siap kembali ke rumah Aditya, dia harus benar-benar siap segalanya.

"Pergilah, aku tidak ingin melihatmu!" Aisyah sudah tidak tahan lagi, kekejamannya masih melintas di pikiran.

"Ya, aku tahu. Kamu tidak akan memaafkanku. Besok aku akan datang kesini lagi. Ini semua dokumen tentang bisnis kita. Kalau boleh tahu, ada hubungan apa kamu dengan Pak Joseph?"

"Itu bukan urusan Anda," balas Aisyah dingin. Dia mencoba untuk tenang dan tidak terbawa amarah, dia ingin menunjukkan kepadanya, bahwa dirinya bukan wanita yang lemah dan miskin. Dahulu Aditya selalu merendahkannya selama hidup di keluarga Glazer.

"Baiklah, saya akan tetap menunggu sampai kamu memaafkanku dan kita menjalin hubungan baru," kata Aditya.

Keheningan di ruangan ini, memperlihatkan ruang kerja CEO yang luas dan mewah. Aditya terheran-heran dengan keadaan Aisyah saat ini. Dinding-dinding kaca memberikan pemandangan kota yang menakjubkan, sementara meja besar di tengah ruangan dipenuhi dokumen penting. Ya, di balik meja, Aisyah fokus pada layar komputer di depannya. Mencoba tidak terpengaruh masalah pribadinya dengan pria yang ada di depannya. Aisyah membuka dokumen yang di bawa Aditya.

"Saya butuh dokumen yang baru lagi," kata Aisyah tanpa mengalihkan pandangan dari layar, mencoba suara tegas dan penuh wibawa.

Aditya hanya tersenyum penuh makna saat melihat istrinya benar-benar berubah. Dia memandang Aisyah terlena yang semakin cantik dan elegan.

.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status