Share

Bab 4 Siapa perempuan itu?

Waktu terus berjalan, Aisyah ingin pergi dari rumah tersebut, tetapi dia berfikir membutuhkan biaya banyak. Dia tahan untuk mengumpulkan dana untuk pergi dari rumah tersebut. Suami hanya memberi uang harian tidak seberapa. Aisyah sangat berhemat, dia tidak pernah membeli yang tidak diperlukan.

Aditya masih kejam dan dingin, jika ingat video panas sang kekasih dengan selingkuhannya. Pikiran pria itu sangat buruk bila menyangkut penghianatan orang dia cintai dan dia percaya. Emosinya tidak bisa dikendalikan yang mengakibatkan kekejaman pada istrinya.

Selama setahun kehidupan Aisyah di keluarga Glazer. Semua perkataan dan penjelasannya, yang selalu diabaikan suaminya.

Pada suatu hari, Shintya sudah pulang dari Amerika. Saat itu Aditya mendapat telpon dari asistennya.

('Tuan, Nona Shintya sudah ada di depan rumah. Bagaimana? Dia ingin masuk,' kata asisten pribadi yang selalu mengikuti instruksi Aditya. Sekarang dia berjaga di depan rumah.

'Apa? Chintya!' Aditya seketika ingat penghianat yang dilakukan oleh kekasihnya.

'Iya, Tuan. Dia memaksa ingin masuk, bagaimana?'

'Berani benar dia ke rumahku. Baiklah, suruh dia masuk!')

Sekilas percakapan Aditya di saluran telpon didengar Aisyah. Dia baru keluar dari kamar mandi.

Aisyah menduga suami punya wanita yang dia cintai. Diam-diam dia melangkah pelan mengikuti suaminya menuju ruang tamu.

Aisyah bersembunyi dibalik dinding dapur yang tidak jauh dari ruang tamu. Terlihat wanita cantik dan seksi duduk berhadapan dengan Aditya.

"Sayang, kenapa dihubungi tidak aktif?" tanya wanita itu beralih duduk di samping Aditya.

"Apa kamu tidak merasa bahwa dirimu sendiri ngapain saja di Amerika?" Aditya merasa jijik dan marah melihat kekasihnya yang tidak punya malu.

"Apa maksudmu?" tanya wanita itu seakan tidak mengerti yang dikatakan Aditya.

"Ini apa?" Aditya sangat marah lalu menyodorkan layar ponselnya ke arah Chintya. Yang isi video tersebut permainan panas Shintya dengan pria selingkuhannya saat di Amerika.

Aisyah tidak melihat apa yang diperlihatkan oleh suaminya. Ketika menggeser posisinya, tiba-tiba menyenggol vas bunga. Tangannya segera menangkap vas bunga tersebut agar tidak jatuh. Untung mereka berdua tidak menyadari keberadaannya. Sungguh dia menjadi penguntit mereka berdua. Entah mengapa dia penasaran dengan kehidupan suaminya. Nyatanya dia hanya menjadikan pelampiasan saja.

"Itu bukan diriku," elak Chintya.

"Apa aku percaya. Di mana selama tiga tahun ini tidak pernah kasih kabar. Aku hubungi nomer kamu tidak pernah aktif. Sampai akhirnya aku menerima perjodohan yang diatur kakekku dengan gadis yang tidak ku kenal," kata Aditiya, ada perasaan campur aduk dalam dirinya. Dulunya dia sangat penyayang dan pengertian saat bersama Shintya.

"Tinggal ceraikan saja dia," saran Shintya.

"Cerai! Apa dirimu dicampakkan oleh kekasihmu?" Suara Aditya menahan sakit hati dan emosi berkecamuk pada dirinya.

"Apa yang dilakukan Chintya? Kenapa Aditya begitu marah padanya?" kata Aisyah bertanya-tanya yang jauh dari mereka berdua.

Aisyah berusaha memberanikan diri untuk muncul di ruang tamu. Ingin memberikan jamuan tamu. Dia meracik minuman segar dengan penuh perhatian. Aroma buah-buahan segar dan daun mint menguar memenuhi ruangan. Sambil memeriksa setiap bahan dengan teliti, dia pastikan rasa dan kualitas minuman ini sempurna. Setelah selesai, dia membawa nampan berisi gelas-gelas cantik menuju ruang tamu.

Di ruang tamu, suasana terlihat menegangkan. Mereka berdua duduk di sofa, sementara Aisyah menyuguhkan minuman dengan senyum manis kepada Chintya.

"Jadi ini adalah wanita penggantiku?" Chintya beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan ke arah Aisyah.

Aisyah yakin wanita cantik dan seksi itu adalah kekasih suaminya. Dia berbalik ingin pergi dari hadapan mereka berdua.

"Iya, dia tidak jauh berbeda denganmu. Wanita memang sama-sama licik dengan tipu daya. Agar aku kasian tertarik pada kalian," balas Aditya ketus.

Tiba-tiba tanpa peringatan, Shintya menjambak rambut Aisyah dengan kekuatan yang tidak terduga. Kepalanya terhuyung ke belakang, rasa sakit yang tajam menjalar di kulit kepala Aisyah. Dia berbalik dan melihat mata wanita itu menyala dengan kemarahan. Chintya yang menarik rambutnya dari belakang.

"Kamu berani-beraninya menikah dengan kekasihku!" seru Shintya penuh dengan cemburu dan amarah.

"A–ku, tidak tahu Mbak," balas Aisyah dengan rasa sakit. Tangannya semakin erat mencengkeram rambut yang berbalut jilbab Aisyah, membuat air mata menggenang di sudut mata.

"Lepas, sakit," ucap Aisyah.

Perasaan takut Aisyah dan tidak berdaya melingkupi dirinya. Dia berusaha melepaskan diri, tetapi kekuatan terlalu besar. Dia melirik ke arah suaminya, ingin meminta perlindungan.

'Hem, siapa suruh muncul di ruang tamu,' batin Aditya tanpa memperdulikan istrinya.

Aditya hanya sebagai penonton saja. Itu membuat Aisyah sangat terpukul, apakah dia tidak punya perasaan? Istrinya disakiti tanpa respon sama sekali.

"Chintya, tidak usah membuang waktu untuk wanita itu," larang Aditya datar.

"Ya, benar sekali. Ceraikan saja dia Sayangku," balas wanita itu melepas cengkeramannya, sehingga jilbabnya lepas. Dia langsung melempar di lantai dan menginjak-injak jilbab tersebut.

"Jangan sok suci memakai kerudung, rok panjang, lengan panjang, dasar wanita jalang!" cibir Shintya.

Aisyah tidak mendengar cibiran Shintya. Dia langsung berlari meninggalkan mereka berdua dan mengusap air mata di pipinya.

Setelah Aisyah pergi dari ruang tamu, Aditya mengusir Shintya. Dia masih mengingat video panas tentang perselingkuhan.

Aditya adalah pria yang setia dan penyayang, tetapi sekali dikhianatinya dia tidak pernah melupakan dan memaafkannya. Begitu pun sebaliknya, andai dia berprilaku salah kepada orang yang salah. Dia akan berusaha beribu cara agar memperbaikinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status