Home / Urban / Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama / Bab 2 Kemarahan sang suami

Share

Bab 2 Kemarahan sang suami

Author: Asma chusna
last update Last Updated: 2024-07-09 11:22:58

Malam begitu melelahkan bagi Aisyah, dia tidak bisa tidur. Ketakutan dan kecemasan selalu muncul di benaknya.

Setelah Aisyah tertidur pulas, tiba-tiba adik angkat Aditya–Delon masuk di kamarnya. Dia ingin berbuat buruk kepada Aisyah.

Aisyah lari ke arah pintu lalu keluar dari kamar tersebut. Tanpa menoleh ke belakang, berlari menuruni anak tangga. Ketika ingin membuka pintu rumah, seketika pintu terbuka sendiri. Tidak sengaja tubuhnya menabrak seseorang yang baru saja masuk. Dia mendongak ke arah wajahnya, ternyata dia–Aditya.

Tubuh dan tangan Aisyah gemetar ketakutan. Ingin meminta tolong kepadanya, seakan mulut terkunci rapat disebabkan tatapan sang suami menakutkan.

"Mau kemana kamu?" Pertanyaannya tidak bisa dia jawab, lalu Aditya menarik tangan istrinya dengan keras. Aisyah ingin berkata, 'Jangan keras-keras, tanganku sakit!' itu hanya ilusi belaka.

Setelah menaiki tangga, terlihat Delon ingin masuk ke kamarnya sendiri dengan senyum licik.

Aditya tanpa sekata pun mendorong tubuh istrinya masuk kamar.

Aisyah ingin beranjak dari ranjang, tiba-tiba sang suami menindih di atas tubuhnya sambil mencekam mulut sang istri.

"Apa yang dilakukan Delon, saat masuk ke kamarku?" tanya Aditya penuh dengan amarah. Matanya seketika memerah karena menahan emosi.

"Apakah kamu menggodanya? Untuk masuk ke kamar ini. Hah! Lalu kamu pura-pura lari minta pertolonganku," kata Aditya dengan mata merah karena marah. Setelah masalah bertubi-tubi, sifat pemarahnya tidak terkendali.

Hanya air mata yang bisa di keluarkan Aisyah.

"Nangis, nangis terus yang kamu perankan. Oh, kamu pura-pura menjadi wanita polos, lemah, seakan seperti teraniaya. Agar aku bisa mengasihanimu." Mendengar perkataan kasarnya, tangisan Aisyah menjadi-jadi. Dia tidak bisa menjawab perkataannya yang membuat napas semakin sesak.

"Kamu pura-pura polos! Hah ...!" bentak Aditya, dia tidak punya perasaan sama sekali. Aisyah selalu dituduh pura-pura tersakiti, padahal apa yang dia rasakan memang benar-benar sangat sakit.

"Dasar wanita nakal!" cibir Aditya sambil mendorong tubuh sang istri.

Beberapa pertanyaan dan cacian belum sempat Aisyah jawab. Dia tidak habis pikir apa di inginkan oleh sang suami. Terlihat Aditya langsung melepas kancing baju di depan istrinya.

'Apa yang harus aku katakan?' kata Asyah dalam bingung dengan tuduhan suaminya.

Rasa takutnya semakin besar, dadanya terasa sesak. Keinginan untuk memberontak perlakuannya, tetapi terasa berat. Seketika air matanya mengalir.

Terlihat Aditya berjalan menuju lemari pakaian. Hati sang istri sedikit lega, pria itu tidak berbuat apa-apa lagi kepadanya. Tangan Aisyah menarik selimut untuk menutupi bagian tubuh yang sedikit terbuka.

"Lain kali jangan boleh Delon masuk ke kamar ini!" kata Aditya sembari membalikkan tubuh kekarnya.

Aisyah hanya menganggukkan kepala, entah mengapa mulutnya tidak berani untuk bicara. Seketika wajah sang suami jureng, lalu kakinya melangkah ke arah sang istri.

"Apa kamu tidak bisa bicara? Hah!" bentak Aditya.

"Apa salahku?" tanya Aisyah dengan lirih.

"Apa salahmu? Masih berani bertanya? Pertanyaan tadi belum kamu jawab, kenapa Delon masuk ke kamar ini?"

Aditya marah tepat di depan istri bagai Harimau mengaung. Aisyah tidak tahu kenapa dia marah? Mulutnya masih terkunci disebabkan ketakutan yang dia rasakan. Memang Aditya banyak pikiran, masalah bertubi-tubi saat ini.

Tubuh Aisyah gemetaran seakan habis tersambar petir. Air mata dia tahan agar tidak menetes dari mata yang mulai mendung. Dia mencoba untuk menjawab pertanyaan sang suami dengan gugup, "A–ku tidak tahu pria itu masuk dengan tiba-tiba. A–ku ingat kamu mau pulang dan tidak boleh dikunci, jadi aku tidak mengunci pintunya."

"Jadi kamu menyalahkanku?" Aditya sungguh menakutkan saat marah. Dia mendekati istrinya, lalu membungkam mulut istrinya yang sedari tadi menganga ingin membalas perkataannya. Setelah itu, dia melepas sedikit kasar, Aisyah dibuat bingung olehnya.

"Bukan seperti itu, a–ku hanya membalas perkataan Anda." Aisyah mulai bisa membuka mulutnya untuk bicara.

Di pikiran Aditya muncul video panas kekasihnya dengan pria lain. Seketika dia tidak tahan apa yang ada dipikirannya saat ini. Ditambah melihat sang istri berkata pura-pura polos membuatnya semakin marah.

"Masih berani membantah!" Seketika Aditya menarik paksa pakaian bawanya, kemudian dengan kasar langsung memasukkan miliknya.

Aisyah mencoba memberontak, seketika pergelangan tangannya di tekan dengan sangat erat. Beberapa kali ingin bangun, tenaga pria itu sangat kuat. Dorongan kerasnya semakin keras, rasanya terasa sangat perih yang dirasakan Aisyah saat ini.

Aditya membalikkan tubuh sang istri seperti ikan yang digoreng agar matang bagian punggungnya. Memegang kedua tangan istri dengan satu tangannya yang berada di belakang. Jeritan suara istri semakin keras, sehingga dia membalikkan tubuhnya lagi.

'Si@l, wanita ini berisik sekali,' umpat Aditya dalam hati di tengah permainannya.

Aditya berhenti sejenak, entah apa yang diinginkan olehnya? Aisyah sangat lelah atas perlakuannya. Tiba-tiba mulut istri disumpal kain agar tidak bersuara. Sungguh tidak di sangka mempunyai suami sekejam itu.

Tetesan air mata membasahi seluruh pipi, hanya jeritan dalam hati yang bisa Aisyah rasakan. Suaminya tidak henti-hentinya bermain dengan keras. Setelah dia puas berkali-kali, dia langsung lemas.

Keadaan Aisyah sangat buruk, dilihat banyak noda merah. Saat menoleh ke arah Aditya, dia sudah terlelap tidur pulas. Aisyah beranjak turun dari tempat tidur, kemudian duduk bersandarkan di dinding. Dia menutup mulutnya dengan tangan agar isak tangis tidak membangunkan suaminya.

Malam ini hujan turun dengan deras, membasahi bumi dengan gemuruh yang menakutkan. Dentingan air hujan yang menghantam atap seolah-olah menggambarkan hati Aisyah yang berdebar kencang dan penuh kecemasan.

Aisyah duduk di sudut ruangan dinding, memeluk diri sendiri untuk mencari kehangatan. Rasa takut dan cemas menghantuinya. Setiap kilat yang menyambar dan guntur yang menggelegar membuat tubuhnya semakin gemetar.

Aisyah berharap hujan akan segera reda, membawa serta semua kesedihan dan ketakutan pergi. Tetesan air mata membasahi lengan yang dia buat sandaran kepala. Tidak terasa dia pejamkan mata.

"Bangun! Jangan kira aku bisa tertarik dengan pura-pura polos terhadapku. Hah ...!" Dengan kasar kakinya menendang tubuh Aisyah yang lemas, sehingga dupakan kaki Aditya membuat tubuh sang istri tersungkur jatuh.

"Darah apa ini?" Aditya terlihat sedikit panik, akhirnya membopong tubuh istrinya yang masih lemas.

Related chapters

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 3 Sakit yang ditahan

    Aditya melempar tubuh istrinya di ranjang. Dia tidak ingin tertipu oleh wanita. "Kamu jangan pura-pura sakit. Apa yang kamu inginkan dariku?" Emosinya semakin tidak stabil, apalagi jika melihat sang istri. Kemarahannya tidak bisa ditahan lagi. Wajah Aisyah tampak begitu pucat, dengan rona yang hilang dari pipinya seolah segala energi telah terserap habis. Matanya terlihat lembab, berkaca-kaca, memancarkan lelah dan ketidaknyamanan yang mendalam, tanda bahwa tubuhnya tengah berjuang melawan sakit yang dia rasakan. Napasnya sesekali terdengar berat, menambah kesan betapa tubuhnya sedang lemah dan membutuhkan istirahat. Rasa sakit begitu dahsyatnya masih sangat terasa yang dirasakan Aisyah. Aditya tidak pernah percaya kalau istrinya memang benar-benar sakit. "Tuan, aku sakit," ucap Aisyah lirih sembari meringkuk. "Baiklah, jika memang kamu sakit. Pergilah ke rumah sakit!" Aisyah sedikit senang mendengar Aditya menyuruh untuk pergi ke rumah sakit. "Pergi sendiri sana!" ucap Ad

    Last Updated : 2024-07-09
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 4 Siapa perempuan itu?

    Waktu terus berjalan, Aisyah ingin pergi dari rumah tersebut, tetapi dia berfikir membutuhkan biaya banyak. Dia tahan untuk mengumpulkan dana untuk pergi dari rumah tersebut. Suami hanya memberi uang harian tidak seberapa. Aisyah sangat berhemat, dia tidak pernah membeli yang tidak diperlukan. Aditya masih kejam dan dingin, jika ingat video panas sang kekasih dengan selingkuhannya. Pikiran pria itu sangat buruk bila menyangkut penghianatan orang dia cintai dan dia percaya. Emosinya tidak bisa dikendalikan yang mengakibatkan kekejaman pada istrinya. Selama setahun kehidupan Aisyah di keluarga Glazer. Semua perkataan dan penjelasannya, yang selalu diabaikan suaminya. Pada suatu hari, Shintya sudah pulang dari Amerika. Saat itu Aditya mendapat telpon dari asistennya. ('Tuan, Nona Shintya sudah ada di depan rumah. Bagaimana? Dia ingin masuk,' kata asisten pribadi yang selalu mengikuti instruksi Aditya. Sekarang dia berjaga di depan rumah. 'Apa? Chintya!' Aditya seketika ingat penghi

    Last Updated : 2024-07-09
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 5 Kebangkitannya

    Setelah pertemuan Aditya dengan wanita yang dicintainya. Malam yang biasa sangat kejam, dia hanya diam saja. Aisyah mencoba untuk berani bertanya, "Apa yang Anda pikirkan?" "Ada apa maksud kamu. Hah ...!" "A–ku hanya bertanya, Tuan," balas Aisyah ketakutan. "Apa yang kamu inginkan? Tiba-tiba muncul di ruang tamu saat Chintya datang." Seketika hati Aisyah berdegup kencang mendengar suara keras suaminya. Seakan masuk dalam hati yang paling dalam. Dia belum berkata apa-apa, Aditya langsung menarik pakaiannya. "Maaf, maaf, aku tidak bicara lagi." Aisyah ketakutan melihat suaminya semakin marah, dia mengeluarkan sesuatu. Selama ini dia lakukan sudah keterlaluan, malam ini membuat Aisyah seumur hidup tidak bisa memaafkan pria itu. Perlakuan seperti di saat malam pertama, terulang kembali. Terasa lebih dari apa yang selama ini yang dia rasakan. Tubuhnya dibuat seperti boneka, setelah Aditya puas membuat air mata menetes membanjiri pipi sang istri. Perlakuan suami yang begitu bu

    Last Updated : 2024-07-09
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 6 Teringat masa lalu

    Suasana di dalam ruangan terasa serius tetapi produktif. Telepon di meja berdering, Aisyah segera mengangkatnya. Ternyata dari sang asisten pribadi Pak Joseph memberi instruksi cara pengembangan proyek yang ditangani Aisyah. Aisyah mendengarkan dengan seksama sambil mencatat poin-poin penting. Seakan-akan dia tidak menghiraukan pria di depannya. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya tidak seperti dulu lagi. Aditya diam-diam mencuri pandang melihat istrinya, dia sangat cantik. Aisyah berwajah oval dan kulit cerah. Matanya besar dan berkilau, seolah-olah selalu menunjukkan kebaikan dan kehangatan. Senyumannya indah saat berbicara di telepon. Saat bersama Aditya, Aisyah jarang bicara apalagi tersenyum, hanya isak tangis. Ditambah lesung pipi muncul di kedua sisi pipinya. Busananya sederhana, tetapi elegan membuat beda dengan wanita yang pernah ditemui Aditya. 'Kenapa dulu tidak pernah melihat sisi baiknya dari wajah, memang aku terlalu bodoh menilai wanita,' batin Aditya menyesal. Ber

    Last Updated : 2024-09-24
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 7 Perasaan tanpa disadarinya

    Tangan Aisyah kesakitan disebabkan cengkraman Aditya, tetapi dia tahan. Seketika Aditya sadar bahwa dia menyakiti istrinya. Lengannya terlihat membiru, "Maaf!" Baru kali ini Aisyah mendengar suaminya minta maaf. Dia terheran-heran, tetapi tidak ingin terpesona dengan kepura-puraan Aditya. Aisyah mengira kejamnya pria tidak akan bisa berubah. "Shintya, jika kamu tidak ingin pergi. Apa perlu aku panggil satpam," kata Aditya, dia tahu istrinya ketakutan karena suara kerasnya. Wanita licik itu tanpa berkata-kata langsung keluar dari ruangan. "Aku tidak akan membiarkan kamu kembali kepada Aditya," bisik Shintya saat berjalan di sebelah Aisyah. Aditya membawa kotak kesehatan, dia ingin mengobati lengan Aisyah. "Tidak apa-apa, luka ini tidak seberapa dibandingkan satu tahun yang lalu." Aisyah kembali duduk di kursi, sementara Aditya mengembalikan kotak obat di tempatnya. "Bisakah kamu tidak mengingat masa lalu. Aku ingin hari ini adalah awal pertemuan kita, perkenalkan namaku

    Last Updated : 2024-09-25
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 8 Aditya ingin menyelamatkan istrinya

    Aisyah mengingat masa lalu muncul kembali. Ketika dia menyadari betapa buruknya perlakuan suaminya terhadap dia. Saat itu, ingatan-ingatan pahit kembali membayangi pikirannya, menggambarkan momen-momen di mana dia bertindak tanpa berpikir panjang, menyakiti Aisyah baik secara verbal maupun emosional. Masa lalu yang kelam itu seakan menempel di benaknya. Aisyah merasa terjebak dalam bayangan masa lalu yang menghantui setiap langkahnya, menimbulkan rasa benci kepada sang suami yang sangat dalam.Setelah malam pertama yang buruk itu, Aisyah masih ingat diperlakukan di belakang pintu kamar dengan ganas. "Tuan, lepaskan aku," mohon Aisyah penuh dengan air mata. Aditya tanpa menghiraukan rintihan istrinya."Bukannya kamu menikmati permainan panas seperti ini. Apa mungkin kurang hot," kata Aditya memasukkan miliknya berkali-kali sambil tubuh Aisyah di tekan di dinding.Hasrat liar Aditya tidak bisa berhenti, entahlah ketika dia memperlakukan istrinya seperti itu dia mulai kecanduan. Apalagi

    Last Updated : 2024-09-26
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 9 Sudah udah tidak tahan lagi

    Aditya langsung ikut masuk ke kamar tersebut. Di sudut ruangan, terdapat meja kaca berisi minuman premium yang tersaji rapi, menambah kesan glamor. Tidak ada suara hiruk-pikuk dari luar, hanya ada suara pria menggoda.Terlihat pria paruh baya tersebut ingin menyentuh Aisyah. Namun, Aisyah sedikit sadar menendang bagian tengahnya. "Auh," rancau pria mesum itu."Pak Yan, Anda mau apa?" tanya Aditya tiba-tiba masuk."Pak Aditya!" Pria itu terkejut melihat rekan bisnisnya tiba-tiba muncul. Satu pukulan meluncur di wajah pria paruh baya."Sorry, ambil saja wanita ini." Pak Yan langsung keluar dari ruangan tersebut. Aditya memang terkenal kejam di kalangan pembisnis.Terlihat istrinya tergeletak, Aditya langsung memegang tangan Aisyah. Spontan efek dari obat tersebut, Aisyah menjadi nakal. Dia seperti wanita yang berhasrat tinggi. Tanpa kata dia langsung melumat bibir Aditya. "Astaga, Aisyah sadar," ucap Aditya sambil menolak keinginan istrinya."Aku sangat panas sekali," kata Aisyah sam

    Last Updated : 2024-09-27
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 10 Aditya menginginkan seperti dulu

    Hati Aditya sangat berbunga-bunga mendengar istrinya mau kembali ke rumahnya. Dia menyangka sang istri memaafkan dirinya. Dibalik istrinya mau kembali ke rumah tersebut ada banyak rencana awal balas dendam. "Hem, bagaimana hubungan kamu dengan Shintya?" tanya Aisyah."Aku tidak ada hubungan lagi dengan dia, kamu tidak perlu khawatir tentang dia. Ya, meskipun Mama menjodohkanku dengannya. Aku harap kamu percaya penuh denganku," jelas Aditya memastikan istrinya.Aisyah tidak begitu percaya padanya, tetapi demi ingin balas dendam. "Oke, Pak Aditya. Besok kita melihat proyek yang kita tangani. Sekalian kita pulang ke rumah.""Sebelum itu, maukah ikut aku?" "Hem, tentu saja." Mereka berdua keluar dari ruangan tersebut. Aisyah dengan langkah berat, hening mengiringi keduanya, tidak ada satu pun kata terucap. Suara derap kaki di lantai bergema samar, seolah menekankan kekosongan suasana hati mereka. Setibanya di parkiran, hanya suara pintu mobil yang terbuka dan tertutup yang terdengar.

    Last Updated : 2024-09-28

Latest chapter

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 105 Aditya dan Aisyah

    Aditya tertawa kecil, menariknya lebih dekat. “Dulu kita melewati banyak cobaan, sekarang saatnya menikmati kebahagiaan kita.”Aisyah tersenyum malu, lalu menyandarkan kepalanya di dada suaminya.Aditya mulai mencium bibir istrinya, lalu berkata, "Sayang, bibir kamu manis sekali."Mereka berdua menikmati momen kebersamaan dalam kehangatan cinta yang selama ini mereka perjuangkan.Malam itu, tanpa gangguan, hanya ada mereka berdua—menghargai setiap detik yang mereka miliki sebagai pasangan suami istri yang saling mencintai.Hari-hari Aditya dan Aisyah kini dipenuhi dengan kebahagiaan sederhana. Mereka menjalani kehidupan rumah tangga dengan penuh cinta dan saling mendukung.Setiap pagi, Aisyah menyiapkan sarapan sementara Aditya membantu merapikan rumah. “Abi, tolong ambilkan roti di lemari,” pinta Aisyah sambil menggoreng telur.Aditya dengan santai mengambil roti, lalu tiba-tiba memeluk Aisyah dari belakang. “Umi lebih enak daripada sarapan ini,” godanya.Aisyah hanya menggeleng samb

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 104 Rindu yang mendalam

    Tujuh tahun berlalu, Aditya dan Aisyah akhirnya berhasil membeli rumah sendiri—rumah sederhana namun penuh kebahagiaan. Mereka merasa bangga karena semuanya diperoleh dari hasil kerja keras sendiri, bukan dari warisan atau bantuan keluarga.Meskipun rumah mereka tidak semewah rumah keluarga Pak Daniel atau Glazer, bagi Aditya dan Aisyah, rumah ini adalah istana kecil mereka. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain memiliki tempat tinggal yang benar-benar hasil jerih payah sendiri.“Abi, kita sudah punya rumah sendiri, ya?” tanya Andre, yang kini sudah berusia 7 tahun, dengan mata berbinar.Aditya mengangguk, mengacak rambut putranya. “Iya, Nak. Rumah ini milik kita. Tidak besar, tapi penuh kebahagiaan.”Aisyah tersenyum melihat suami dan anaknya. “Yang penting rumah ini selalu hangat dengan cinta dan kebersamaan,” katanya lembut.Hidup sederhana, mereka tidak pernah kekurangan kebahagiaan. Setiap hari dipenuhi tawa Andre yang ceria, kerja keras Aditya yang pantang menyerah, dan kasi

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 103 Akhir sebuah kesalahan

    Tiba-tiba…BRAK!Pintu kontrakan mereka dihantam keras dari luar. Aditya sigap meraih sebatang kayu di sudut ruangan, bersiap menghadapi siapa pun yang mencoba masuk. Aisyah mundur perlahan, melindungi bayinya yang mulai rewel."Siapa di luar?! Mau apa?!" bentak Aditya.Tidak ada jawaban, hanya suara napas berat yang terdengar di balik pintu. Kemudian, suara itu berbisik lirih, cukup untuk membuat bulu kuduk siapa pun berdiri."Aisyah… Kau harus mati!"Aisyah menahan napas, matanya membelalak. Suara itu… terdengar familiar, tetapi penuh kebencian.Aditya tidak menunggu lebih lama. Dengan cepat, dia membuka pintu dan mengayunkan kayunya… tetapi sosok di luar lebih cepat.Sebuah pisau berkilat meluncur ke arah Aditya!Dalam sepersekian detik, Aditya berhasil menangkis serangan itu, tetapi tangan kirinya tergores cukup dalam. Dia meringis, darah mulai mengalir.Aisyah berteriak panik, "Abi!"Di bawah cahaya lampu jalanan yang redup, akhirnya wajah pelaku terlihat jelas.Ternyata… Elsa! D

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 102 Sempat cemburu di tengah kekacauan

    "Hmm, tidakkah cemburu istriku yang cantik ini." "Untuk apa aku cemburu," kata Aisyah sembari ingin beranjak dari duduknya.Dalam perjalanan pulang, Aditya melirik Aisyah yang bersandar di kursi mobil dengan mata setengah terpejam. Wajahnya masih pucat setelah kecelakaan tadi.Untuk mencairkan suasana, Aditya tiba-tiba berkata dengan nada menggoda, "Kayaknya Tante Rita sayang banget sama Andre, loh. Malah tadi dia bilang, ‘Duh, Om Aditya makin keren aja nih, gimana kalau sering-sering titip Andre di sini?’”Aisyah langsung membuka matanya dan menatap suaminya tajam. "Oh, jadi Tante Rita suka sama suami orang, ya?"Aditya menahan tawa. "Siapa tahu, kan? Aku sih nggak keberatan kalau tiap hari disediain teh manis sama senyuman maut."Aisyah menyilangkan tangan di dada, matanya menyipit. "Berani banget ya, kamu? Mau aku titipin Andre selamanya di sana sekalian?"Aditya tergelak, lalu dengan cepat menggenggam tangan Aisyah. "Hei, aku cuma bercanda, Sayang. Aku nggak tertarik sama siapa p

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 101 Aisyah mencari tahu kebenarannya

    Pagi itu, Aisyah berjalan sendirian menuju rumah Paman Dirgantara. Hatinya sudah mantap. Dia harus mendengar kebenaran langsung dari mulut pamannya.Setibanya di sana, Paman Dirga tampak gugup melihat kedatangannya. "Aisyah... kenapa kamu datang pagi-pagi begini?"Aisyah menatapnya tajam. "Aku ingin kebenaran, Paman. Aku tahu Paman menyembunyikan sesuatu tentang kematian Ayah dan Ibu."Paman Dirga menarik napas panjang, lalu menatap ke arah jendela seolah memastikan tidak ada orang lain yang mendengar. "Baiklah... aku akan mengaku."Aisyah menahan napas saat pamannya mulai berbicara."Kecelakaan itu bukan kecelakaan biasa. Yang merencanakannya adalah Elsa dan Fransisco. Mereka bekerja sama dengan Kakek Glazer, tapi saat itu mereka hanya berpura-pura setia. Sebenarnya, mereka menyimpan dendam pada keluarga ayahmu."Aisyah tertegun. "Tapi... kenapa?""Elsa membenci keluarga Daniel karena dia dulu hanya dianggap sebagai wanita simpanan, bukan istri yang sah. Dia ingin menghancurkan kelua

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 100 Misteri masa lalu

    Setelah pertemuan sebelumnya yang penuh emosi, Paman Dirgantara merasa perlu untuk berbicara lebih lanjut dengan Aisyah. Ia menyadari bahwa masa lalunya yang penuh kesalahan telah menciptakan jarak antara mereka. Dengan hati yang berat, ia memutuskan untuk mengunjungi Aisyah di kontrakannya.Saat tiba, Paman Dirgantara mengetuk pintu dengan ragu. Aisyah membukakan pintu dan terkejut melihat pamannya berdiri di ambang pintu."Paman Dirgantara? Ada apa lagi?" tanya Aisyah.Paman Dirgantara menundukkan kepala, menunjukkan penyesalan yang mendalam."Aisyah, aku datang untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang telah kulakukan di masa lalu. Aku tahu aku telah mengecewakan banyak orang, termasuk dirimu," balas Paman.Aisyah terdiam, mencoba mencerna kata-kata pamannya."Aku juga ingin memberitahumu bahwa istriku sedang sakit kanker dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Aku telah mencoba meminta bantuan dari Sera, tetapi dia menolak. Aku tahu ini mungkin tidak pantas, tetapi bisakah ka

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 99 Kerumitan membuat Aisyah pusing

    Konflik Keluarga MemanasKeesokan harinya, Elsa dan suaminya datang dengan wajah penuh amarah. Mereka ingin meminta agar membantu perusahaan Glazer yang diambang kebangkrutan."Pak Daniel! Keluarga Glazer sudah di ambang kebangkrutan! Aku akan melupakan semua dendam masa lalu agar kamu membantu perusahaan Glazer!" seru Elsa dengan mata penuh kebencian.Pak Daniel tetap tenang, "Aku tidak pernah menginginkan kehancuran keluarga Glazer. Aku justru ingin menebus kesalahan masa lalu, jika kalian tidak membuat masalah, aku akan membantu perusahaan Glazer. Tetapi sungguh sayang, dendam kalian kepadaku sampai sekarang."Elsa mendengus, "Jangan berlagak suci! Kau ingin menguasai semuanya! Aku tahu pasti semua perusahaanmu kamu kasih putra sulung mu."Arjuna mengepalkan tangan, rahangnya mengeras saat mendengar perusahaan ayahnya untuk Aditya."Ayah, ini tidak adil! Aku yang selalu di sisimu! Aku yang bertarung untuk keluarga kita, tapi kenapa kau malah memberikan semuanya kepada Aditya?! Aku

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 98 Konspirasi Keluarga: Dosa yang Terkubur

    Malam itu masih penuh ketegangan. Pak Daniel menatap tajam ke arah Arjuna, mencoba memahami sumber kebencian putranya selama ini. "Aku ingin tahu yang sebenarnya, Arjuna." Suaranya bergetar, campuran amarah dan kesedihan. "Siapa yang menanamkan kebencian dalam dirimu terhadap kakakmu sendiri?" Arjuna menghela napas berat, menunduk sesaat. Lalu dia mengangkat kepalanya, menatap ayahnya dengan mata yang kini lelah dan penuh penyesalan. "Aku mencari tahu sendiri, Ayah. Setahun yang lalu, aku baru sadar kalau Andre yang selama ini kau cari ternyata adalah Aditya." Pak Daniel mengerutkan kening. "Dan kau memutuskan untuk menghancurkannya?" Arjuna menggertakkan giginya. "Aku... aku ingin mengambil tempatnya, Ayah! Aku ingin menjadi anak yang Ayah banggakan! Selama ini, semua orang membandingkan aku dengan seseorang yang bahkan aku tak tahu keberadaannya!" "Siapa yang memberitahumu tentang Andre sebenarnya?" Arjuna terdiam. Tangannya mengepal, lalu perlahan berkata, "Kakek Glaze

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 97 Rahasia terungkap

    Saat malam tiba, Aditya mulai kewalahan merawat bayi mereka sendirian. Andre kecil rewel, menangis terus-menerus meskipun sudah disusui dan digendong.Dengan wajah lelah, Aditya akhirnya menelpon Aisyah lewat video call. Saat panggilan tersambung, wajah lembut Aisyah muncul di layar. "Ada apa, Mas? Kok nelpon malam-malam?" tanyanya dengan suara lembut.Aditya menghela napas sambil menampilkan wajah putus asanya di layar. "Sayang, aku nggak tahu lagi harus gimana. Andre nangis terus, aku udah coba segalanya. Kamu ada saran?"Aisyah tersenyum lembut melihat suaminya yang tampak lelah tetapi tetap berusaha. "Coba Mas gendong sambil menyanyikan sholawat atau lagu nina bobo. Kadang bayi suka tenang kalau dengar suara ayahnya."Aditya menurut, menggendong Andre kecil sambil bersenandung pelan. Perlahan-lahan tangisan bayi itu mulai mereda, matanya mengantuk, dan akhirnya ia tertidur di dada ayahnya.Aditya tersenyum lega. "Terima kasih, Sayang. Aku nggak tahu bisa apa tanpa kamu."Aisyah te

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status