Share

Bab 16

“Siapa Bik?” Tanya Zia sambil menatap intens ke arah art nya.

“Kedua orang tuanya Mas Dilan, Non,” jawab bibik.

Zia menautkan kedua alisnya, karena tidak biasanya calon mertua datang sore hari. Atau setidaknya memberikan kabar terlebih dahulu.

“Ada apa dengan orang tua mas Dilan ya?” Tanya Zia dalam hati. “ Ya sudah bik ke belakang saja,” Zia langsung menyuruh art-nya untuk kembali ke belakang.

Zia ia langsung bangkit dari tempat, lalu berjalan ke arah ruang tamu. Terlihat kedua calon mertuanya sudah duduk di kursi ruang tamu.

Ibunya Dilan langsung menyapa calon menantunya. “ Assalamualaikum Zia.”

“Waalaikumsalam,” jawab Zia sambil tersenyum, selalu mencium punggung tangan kedua calon mertuanya. Zia langsung duduk berseberangan.

“Tumben ayah dan ibu datang kemari, ada apa ya?” Zia.

Zia memang sudah biasa memanggil kedua orangtuanya Dilan dengan panggilan ayah dan ibu.

“Ayah dan Ibu Zia ada?” Ibunya Dilan.

Zia tambah heran, kenapa kedua orang tuanya Dilan, ingin bertemu langsung deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status