Share

SUAMI UNTUK PELAKOR

“Meswa kamu, kok malah bilang begitu?” Mas Bima terperangah mendengar ucapanku barusan.

“Terus menurutmu aku harus bilang apa? Kan memang tujuan perempuan sundal itu datang untuk menjemputmu.”

“Hei, Meswa mulutmu enggak pernah di ajarin sopan santun, ya!” sergah Erina. Mungkin dia tidak terima kukatai perempuan sundal.

“Kok marah? Apa menurutmu perempuan baik dan mengerti sopan santun pantas mengambil suami orang?”

“Kamu yang mengambil kekasihku, perempuan gatal!”

“Sendirinya yang gatal kok bilang orang lain. Ngaca, dong itu wajah udah mulai gelambir-gelambir masih saja ngembat laki orang.” Melihat Erina emosi aku semakin semangat untuk membuat hatinya panas. Biar kejang-kejang sekalian.

“Katanya perempuan berkelas dan kaya raya, masa’ mendapatkan berondong saja tidak bisa. Kamu juga, Mas. Enggak malu sama anakmu? Selingkuh, kok sama nenek-nenek.”

“Cukup Meswa jangan kamu teruskan!” bentak Mas Bima yang mungkin juga mulai kepanasan hatinya.

“Harusnya kamu enggak seperti ini, Meswa.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status