Share

SIDANG

Pagi ini aku pergi ke pengadilan agama di dampingi seorang pengacara yang Armila rekomendasikan. Kata Armila hanya untuk jaga-jaga kalau Mas Bima dan pengacaranya mengajukan banding atau keberatan atas gugatan yang aku layangkan.

Ketika aku datang, Mas Bima dan pengacaranya juga Erina sudah menunggu di teras gedung ruang sidang. Aku dan gundik tua itu sempat bertatapan. kami berperang lewat tatapan mata. Andai bisa dilihat, mungkin seperti ada dua aliran listrik yang bertemu di udara lalu bertabrakan dan memercikkan api.

Dia terlihat santai dan cuek saja datang ke persidangan ini. Selama menunggu Erina pun tidak melepas genggaman tangannya dari lengan Mas Bima. Perempuan itu benar-benar tidak punya rasa malu, padahal di sini cukup ramai. Kejadian di cafe kemarin sudah membuat berita tentangnya viral, otomatis banyak yang kini mengenali wajahnya. Namun, entah kenapa dia malah semakin menjadi-jadi. Tidak berbeda dengan Mas Bima, laki-laki itu juga kelihatan bangga menggandeng Erina di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status