Share

208. Keguguran

‘’Kamu keguguran.’’

Deg.

Baru saja terbangun dan minum seteguk air putih, Vania mendapati segumpal daging berukuran sekepal tangan telah keluar dari rahimnya.

Vania tak kuasa untuk tak menangis.

Yura pun segera memeluk Vania. Ikut merasakan penderitaan menantunya itu.

Padahal sudah membayangkan akan menimang cucu kedua yang sama lucunya seperti Gia. Tetapi suratan takdir tidak bisa dikalahkan oleh inginnya manusia.

Yura buru-buru mengusap air mata yang refleks jatuh. Vania tidak boleh melihatnya ikut bersedih. Tugasnya sekarang ialah menghibur Vania.

Setelah kehilangan suami akibat wanita lain, kini Vania harus kehilangan anak yang dikandungnya.

Kalau bukan karena mertua yang menyayanginya, mungkin Vania tidak akan bertahan hingga sekarang.

‘’Sabar, ya, Nak. Sabar.’’ Yura mengusap punggung Vania dengan perasaan pedih.

Tetapi hanya anggukan tanpa suara sebagai balasan.

Vania sudah sangat menderita. Terkadang berpikir mengapa cobaan tidak ada habisnya. Apakah Tuhan tidak mengizinkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status