Share

213. Pendarahan

‘’Baru kali ini, Ma,’’ seru Vania. Menjawab pertanyaan sang mama.

Gavi dengan sifat kasarnya membuat siapapun sulit menerima. Pria yang dikenal baik ternyata bertabiat buruk. Mata kepala menjadi saksi dan luka di tubuh Vania menjadi bukti.

Vira terus mendekap putrinya tanpa mau melepas.

Kemarin dirinya tidak bisa melindungi Vania, kini Vira akan berada dalam baris terdepan. Menempatkan Vania dalam pengawasannya.

Vania tidak berkata apapun. Di tengah matahari yang kian menunjukkan sinarnya, ada kegelapan yang menyelimuti dirinya.

Akankah dirinya bisa bahagia seperti dulu?

Melihat Vania kembali menangis, air mata Vira pun turut jatuh.

‘’Mama jangan nangis,’’ pinta Vania. Tak ingin Vira ikut bersedih seperti dirinya. ‘’Vania bahagia mama bawa Vania pergi. Vania sekarang sudah tidak apa-apa.’’

Biarkan luka ini dirinya sendiri yang merasakan. Vania buru-buru menyeka pipinya yang basah, tak ingin menunjukkan rasa sakitnya yang teramat dalam. Apalagi sampai membaginya dengan Vira. Vania tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status