Nadya benci pernikahan karena sejak orang tuanya berpisah, serentetan masalah datang tanpa jeda. Dari tagihan, utang piutang, dan lain-lain. Nadya pusing tujuh keliling. Dan di tengah kekalutannya itu, tiba-tiba bosnya yang terkenal playboy melamarnya! Iya, melamarnya. Dan disinilah dongengnya dimulai. Dan dari pernikahan ini, Nadya tahu; apa alasan ayah-ibunya berpisah.
View MoreNadya bersumpah akan membuat hidup Naka lebih kacau dari hidupnya!Menyudahi perdebatan dengan menerima tawaran bosnya—walau amat sangat terpaksa, disinilah Nadya sekarang; di apartemen Naka yang luasnya seolah mengejek kosan yang ia tinggali. Nadya mengesah, iris hazelnya terlempar ke arah Naka yang berdiri di sebelahnya dengan satu tangan dimasukkan ke saku."Welcome to my apartment," ujar Naka, memberi sambutan."Tapi Bapak nggak tinggal di sini juga, 'kan?" tanya Nadya, memastikan."Loh, ya iya dong!" decak Naka, otomatis Nadya melotot. "Kalau saya nggak tinggal di sini, buat apa saya sewa apartemen?"Nadya makin melotot. "Pak!"Naka tertawa. "Nad, kamu ini janda rasa perawan ya?""Sekali lagi Bapak nyinggung status saya, saya resign dari kantor!" ancam Nadya."Eits, konsekuensi untuk kamu; resign dari kantor, berarti nikah sama saya!" timpal Naka yang berhasil menyulut emosi Nadya menjadi berkali-kali lipat. Naka menyeringai menang. "Deal?""Bodo amat! Huss, pergi sana!""Oke." N
"Ma, aku udah nyampe Bandara. Mama posisinya di mana?""Telat! Mama udah dijembut Chava," sahut Mala yang sengaja diloudspeaker Naka agar Nadya bisa mendengar.Naka mengernyit bingung. "Chava?" ulangnya."Iyaaa, Chava. Masa lupa sama adek sendiri. Gimana sih kamu ini?!""Mama di Palembang?""Hm.""Ngapain minta jemput aku, Mama?!" Naka mulai naik pitam, sedang Nadya di sampingnya tampak menahan tawa. "Malang ke Palembang jauh loh, Ma!""Loh, kamu di Malang?""Lih, kimi di Miling?" tiru Naka dengan nada mencibir.Terdengar gelak tawa dari seberang. "Ya maap. Mama kira kamu tugas ke Palembang, makanya Mama nyusul, sekalian jenguk adekmu.""Mama tahu nggak? Mama memangkas tiga puluh menit waktu kencanku!""Biarin!" balas Mala, meledek.Naka mendengkus. "Ya udah, aku matiin ya?""Eh, eh, bentar!" tahan Mala."Apa lagi sih, Ma?!" decak Naka."Kasihin hape kamu yang lebih murah dari hape Mama itu ke Nadya," titah Mala. Dengan malas, Naka mengindahkan. Nadya menerima ponsel tersebut lalu men
"Iya, Pak?""Hari ini kita ada schedule ketemu mantan suami kamu."Nadya memutar mata selagi tangannya sibuk memakai heels dan mengapit ponsel diantara bahu dan telinga. "Iya, Pak. Saya tahu.""Nad, mending kita tuker posisi. Kamu bosnya, saya sekretarisnya."Terbit ringisan di bibir Nadya. Sadar bahwa dirinya tidak profesional. "Maaf, Pak.""Kamu ini minta maaf mulu, belom juga lebaran."Nadya bangkit seraya meraih tas brandit pemberian Naka dua bulan lalu. Berjalan keluar. "Lah, daripada saya minta dipecat, ntar Bapak repot lagi. Kan yang tahan sama Bapak cuma saya." Terdengar tawa dari seberang. Nadya mendesah begitu membuka pintu dan menemukan bosnya berdiri di depan pintu. Nadya menarik ponselnya dari telinga, lalu mematikan panggilan. Iris hazelnya memindai penampilan Naka yang tampak santai. Kaos hitam polos dipadu celana jins dengan warna senada. Mirip orang lagi healing. Padahal Nadya berpakaian rapi ala.sekretaris pada umumnya. "Astagfirullah, Pak. Bapak mau piknik atau kerj
"Fajar?""Nadya?""Kalian saling kenal?"Waktu seakan terhenti. Sosok yang ingin ia lupakan datang lagi. Berdiri tepat di hadapannya—dengan segudang pencapaian. Nadya meringis samar, kepalanya digelengkan. Tidak. Dia harus kuat, sekalipun kekecewaan itu enggan minggat. "Silakan duduk," ujarnya, berusaha profesional.Pria bernama Fajar itu mengangguk, lalu mengindahkan.Diikuti wanita cantik yang tak lain adalah sekretaris mantan suami Nadya."Maaf, membuat Anda menunggu lama," kata Fajar, memulai obrolan.Naka menggeleng pelan. "Ah, santai saja." Tersumir senyum tipis di bibirnya. "Justru dengan begitu saya bisa berduaan sama sekretaris saya yang galak ini." Melirik Nadya yang seketika mendelik tajam, Naka sama sekali nggak takut. "Oh ya, Pak Fajar dan Bu Nina mau pesan apa?""Apa saja," jawab Fajar.Segera Nadya memesankan minum untuk partner-nya."Sambil menunggu sekretaris saya, kita mulai saja ya?"Fajar mengangguk.Dan meeting pun dimulai.***Naka terpingkal-pingkal setelah tahu
Sejak kedua orang tuanya berpisah, Nadya memutuskan hidup mandiri. Toh, nggak ada yang bisa diandalkan juga. Dan pula, perempuan yang menghiasi netranya dengan kacamata itu sudah nyaman dengan kesendiriannya, walau sesekali ia butuh sosok lain untuk berbagi. Yeah, beginilah hidup; tak ubahnya cuaca yang sulit diprediksi.Setibanya di hotel, Nadya memesan satu kamar sesuai perintah bos sintingnya itu. Naka tersenyum lebar ketika Nadya melempar tatapan galak ke arahnya. Lalu dengan entengnya pria itu berkata kepada resepsionis. "Emang gini, Mbak, kalau kerja bareng istri."Istri istri matamu itu!Nadya bersungut dalam hati.Mereka memasuki kamar hotel. Nadya agak ragu sebenarnya, mengingat reputasi Naka yang jago main di ranjang. Perempuan itu bergidik ngeri membayangkan dirinya sekamar dengan Naka. "Pak," panggilnya kemudian. Naka yang baru saja melepas kacamata menoleh. "Saya tidur di mobil aja deh.""Mobil siapa?" tanya Naka, menaikkan sebelah alis.Sontak Nadya menepuk jidat kala me
Kalau ada orang kaya yang butuh anak perempuan, Nadya siap mendaftar paling depan! Sungguh, perpisahan kedua orang tuanya tidak hanya meninggalkan patah, tetapi juga serentetan tagihan. Serius, Nadya pengin cosplay jadi Vicky Prasetyo waktu ngelamar Angel Lelga. Terjun dari pesawat tanpa pengaman. Biar mati sekalian!Hari masih terlalu pagi ketika pintu kamar kosnya diketuk dengan tidak beradab. Nadya mendesah. Ada dua jawaban; kalau nggak Ibu Kos yang nagih uang bulanan, ya rentenir atau debt collector. Tapi ternyata dugaannya salah. Yang datang cowok ganteng berpenampilan ala CEO yang sering Nadya baca di novel.Alamak, bosnya!"Bapak ngapain ke sini?" tanya Nadya.Naka menaikkan sebelah alis. "Mau mandiin kamu, biar nggak telat.""Eh?" Nadya melotot."Kamu lupa?" Naka melipat kedua tangannya di depan dada, "Hari ini kita ada schedule ke Malang untuk proyek baru."Bego!Nadya menepuk jidat. "Oh, iya! Aduh, Pak, maaf. Bapak nunggu di luar ya? Saya mau mandi, terus siap-siap. Janji ng
Kalau ada orang kaya yang butuh anak perempuan, Nadya siap mendaftar paling depan! Sungguh, perpisahan kedua orang tuanya tidak hanya meninggalkan patah, tetapi juga serentetan tagihan. Serius, Nadya pengin cosplay jadi Vicky Prasetyo waktu ngelamar Angel Lelga. Terjun dari pesawat tanpa pengaman. Biar mati sekalian!Hari masih terlalu pagi ketika pintu kamar kosnya diketuk dengan tidak beradab. Nadya mendesah. Ada dua jawaban; kalau nggak Ibu Kos yang nagih uang bulanan, ya rentenir atau debt collector. Tapi ternyata dugaannya salah. Yang datang cowok ganteng berpenampilan ala CEO yang sering Nadya baca di novel.Alamak, bosnya!"Bapak ngapain ke sini?" tanya Nadya.Naka menaikkan sebelah alis. "Mau mandiin kamu, biar nggak telat.""Eh?" Nadya melotot."Kamu lupa?" Naka melipat kedua tangannya di depan dada, "Hari ini kita ada schedule ke Malang untuk proyek baru."Bego!Nadya menepuk jidat. "Oh, iya! Aduh, Pak, maaf. Bapak nunggu di luar ya? Saya mau mandi, terus siap-siap. Janji ng...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments