Silakan Urus Sendiri Ibumu, Mas!

Silakan Urus Sendiri Ibumu, Mas!

last updateLast Updated : 2023-03-04
By:  empat2887Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
66Chapters
44.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Bagaimana rasanya, jika mempunyai suami tukang selingkuh. Sedangkan kita di rumah sudah capek mengurusi pekerjaan rumah, serta merawat mertua kita yang sedang sakit. Sedangkan anaknya, yaitu suami kita sedang enak-enakan berselingkuh. Perempuan yang berselingkuh dengannya juga bukanlah orang lain, melainkan teman kita sendiri. Istilahnya, dia itu telah menikung kita. Aku begitu emosi, ketika melihat suamiku berselingkuh dengan perempuan yang bernama Lisa. Hingga aku berniat mau pergi dari kehidupan suamiku dan tidak mau lagi capek-capek mengurus mertua, secara gratisan. Tapi aku malah luluh, ketika Mas Romi suamiku meminta maaf dan berjanjii tidak akan mengulanginya lagi. Tapi ternyata, Mas Romi mengulanginya lagi, dengan perempuan yang sama pula. Ternyata mereka itu masih berhubungan, tanpa sepengetahuanku. Bagaimana jika kamu berada di posisi ini? apakah kalian sanggup? Jika ingin tahu kelanjutan cerita ini, maka kalian harus mengikuti terus ceritanya ya!!!

View More

Chapter 1

Bab 1

Bab 1

"Iya, Sayang. Sebentar lagi ya. Kamu tunggu di sana, sebab Mas juga akan segera ke sana kok. Kamu tunggu, ya Sayang," ucap Mas Romi lembut.

'Lho, Mas Romi sedang bicara sama siapa ya? Kok dia memanggil orang tersebut dengan panggilan sayang? Padahal sama aku saja, tidak pernah sekalipun mengucapkan sayang,' tanyaku dalam hati.

Aku merasa heran dan curiga saat mendengar semua ini. Aku yang tadinya berniat memanggil Mas Romi, buat sarapan malah menjadi kepo, dengan apa yang sedang dibicarakan suamiku tersebut. Karena tadi ia menyebut sayang kepada seseorang, tetapi entah kepada siapa.

Saat aku mendengar Mas Romi sedang teleponan, bahkan ia memanggil sayang, kepada orang tersebut. Aku tidak langsung memanggilnya, tetapi aku menunggu Mas Romi, supaya dia menyelesaikan dulu pembicaraannya itu sekalian menguping.

Aku ingin tahu, apa yang dibicarakan Mass Romi selanjutnya. Setelah ia mengakhiri panggilan teleponnya, baru aku masuk untuk menemuinya dan mengajaknya untuk sarapan bareng. Karena kebetulan Ibu beserta anaknya sudah menunggu di ruang makan.

"Mas, kamu sedang ngapain sih, kok lama banget di kamarnya? Aku dari tadi menunggu kamu lho, Mas. Azka dan Ibu juga menunggu kamu, saat ini mereka sudah berada di ruang makan, hanya kamu yang belum datang." Aku bertanya kepada Suamiku, alasan dia tidak segera datang ke ruang makan.

"Itu lho, Dek. Tadi ada klien menelepon, Mas. Katanya ia sudah menunggu Mas di kantor, sejak dari tadi. Jadi maaf ya, Dek, Mas nggak bisa sarapan bareng hari ini," terang Mas Romi.

'Ah masa sih, klien kok dipanggil Sayang,' tanyaku dalam hati merasa tidak percaya dengan ucapan suamiku itu.

Aku benar-benar tidak percaya, dengan apapun yang dikatakannya saat ini. Karena aku yakin, kalau Mas Romi sedang berbohong. Masa iya sih, Mas Romi memanggil sayang sama kliennya? Terkecuali, jika kliennya itu seorang perempuan dan mereka terlibat cinta lokasi.

"Oh, begitu ya, Mas? Tapi beneran kan, kalau itu adalah klien kamu, Mas? Itu bukan selingkuhan kamu? Soalnya tadi aku hanya sekilas mendengar, kalau Mas bilang, Yang, sama orang di seberang telepon tersebut," tanyaku berpura-pura percaya kepadanya.

"I-iya bener klien lah, Dek, masa iya Mas bohong. Ia itu bukan selingkuhan, Mas, kok, Dek. Karena Mas tidak punya selingkuhan, hanya kamu istri Mas satu-satunya. Kamu adakah wanita kedua di hati, Mas, setelah Ibu," gombal Mas Romi.

Aku tetap tidak terpengaruh dengan semua itu, aku tidak percaya dengan ucapannya.

"Tapi, Mas, kok barusan kamu itu menjawabnya dengan gugup sih. Pasti ada sesuatu, yang sedang kamu sembunyikan dariku. Iya kan, Mas? tanyaku.

"Ingat ya, Mas, kamu itu jangan macam-macam sama aku. Karena jika Mas sekali saja berbuat diluar jalur, maka silakan urus sendiri Ibumu, Mas," ancamku.

Aku sengaja berkata seperti itu untuk mengingatkan suamiku tentang semuanya, supaya ia bisa kembali ke jalur yang benar, apabila saat ini ia memang sedang di luar jalur. Karena Aku tidak mau, jika semua pengorbananku merawat ibunya itu berakhir dengan sia-sia.

"Lho, Amira, kok kamu malah ngelantur sih ngomongnya? Itu sama saja, kamu sedang menuduh aku. Sudah ah, aku tidak bisa lama-lama, nanti kliennya menungguku. Aku nggak enak menyuruhnya menunggu terlalu lama," ujar Mas Romi, dengan nada emosi. Ia berkata sambil menyambar konci mobil dan tas kerjanya.

"Ya sudah, hati-hati di jalan, Mas," pesanku.

Aku pun menyalami tangan suamiku secara takzim, walaupun suamiku sepertinya marah, dengan semua ucapanku barusan. Tetapi aku tetap menghormatinya. Kemudian aku dan Mas Romi berjalan keluar dari kamar. Aku mengantar suamiku pergi, hingga ke teras depan. Setelah mobilnya tidak terlihat lagi, baru aku pun kembali ke ruang makan.

Karena di sana ada Azka anaku, serta Ibu mertuaku.

Rupanya Azka anakku, sudah duluan sarapan. Mungkin karena ia kelamaan menungguku, sehingga ia memutuskan untuk duluan makan. Sedangkan Ibu mertuaku masih menungguku, sebab ia tidak bisa berbuat apa-apa, jika tidak dibantu oleh orang lain. Ya, Ibu mertuaku sakit. Ia sudah lama terserang struk, ia hanya bisa duduk di kursi roda, tanpa bisa berbuat apa-apa.

Makanya aku mengancam Mas Romi, jika dia berani macam-macam denganku. Maka aku akan pergi dari kehiduiannya dan silahkan ia urus sendiri ibunya itu. Karena selain aku, anak-anaknya pun tidak ada yang sanggup mengurus, dengan alasan mereka sibuk kerja. Jadi mereka melimpahkan semuanya kepadaku, tetapi masalah biaya mereka tetap yang menanggung.

***

"Mbak, aku titip Ibu sebentar ya! Dia sudah makan dan juga sudah minum obat kok. Aku mau mengantar Azka sekolah dulu, sekalian mau ada perlu," terangku.

"Iya, Bu," ujar Bi Asmi.

Ia adalah asisten rumah tanggaku, yang datang setiap pagi dan pulang sore hari. Ia tidak bisa menginap, sebab dia juga punya tanggung jawab, terhadap suami dan juga anaknya.

"Ya sudah, aku pergi dulu ya, Mbak. Aku nitip Ibu dulu sebentar, assalamualaikum," pesanku lagi.

"Waalaikumsalam, iya, Bu. Ibu tenang saja," ujarnya.

Aku pun segera mengantarkan Azka ke sekolah TK Tunas Bangsa, yang tidak jauh dari komplek perumahan tempat tinggalku. Setelah mengantar Azka, aku segera pergi ke kantor Mas Romi, sebab aku ingin mengetahui benar tidaknya ada klien yang menunggu dia sepagi ini. Walaupun nanti di sana sudah tidak ada siapapun, yang aku curigai. Tetapi mungkin satpam atau karyawan lain tahu.

Apa benar ada klien sepagi ini, atau tidak? Aku memacu motor matic-ku, dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Karena aku ingin cepat sampai, ke kantornya Mas Romi.

Aku pun langsung masuk ke kantor Mas Romi, tetapi di halangi oleh security. Dia begitu ngotot, menghalangi jalanku untuk bertemu suamiku. Namun, aku tetap memaksa ingin masuk.

Aku juga berkata, kalau dia menghalangiku, berarti memang benar ada apa-apa dengan Mas Romi. Sehingga perkataanku itu, membuat dia tidak lagi menghalangiku. Aku pun segera pergi dan masuk ruangan suamiku tanpa ada kendala lagi. Begitu terkejutnya aku, saat melihat suamiku, sedang bersama perempuan lain. Aku pun tidak menyia-nyisksn kesempatan itu dan segera melabraknya.

"Oh ... jadi ini, yang dimaksud klien oleh kamu, Mas? Pantas saja, kamu tadi terburu-buru berangkat, sampai kamu tidak mau sarapan di rumah. Rupanya kamu mau sarapan di kantor, serta memakan masakan perempuan ini! Bagaimana, Mas, enak masakannya? Pasti nikmat sekali ya, orang makannya saja sambil disuapi. Bahkan yang menyuapinya juga duduk manis dipangkuanmu," sungutku.

Bersambung ...

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
empat2887
yuk baca, seru gaes
2023-02-02 11:20:44
0
66 Chapters
Bab 1
Bab 1"Iya, Sayang. Sebentar lagi ya. Kamu tunggu di sana, sebab Mas juga akan segera ke sana kok. Kamu tunggu, ya Sayang," ucap Mas Romi lembut.'Lho, Mas Romi sedang bicara sama siapa ya? Kok dia memanggil orang tersebut dengan panggilan sayang? Padahal sama aku saja, tidak pernah sekalipun mengucapkan sayang,' tanyaku dalam hati.Aku merasa heran dan curiga saat mendengar semua ini. Aku yang tadinya berniat memanggil Mas Romi, buat sarapan malah menjadi kepo, dengan apa yang sedang dibicarakan suamiku tersebut. Karena tadi ia menyebut sayang kepada seseorang, tetapi entah kepada siapa. Saat aku mendengar Mas Romi sedang teleponan, bahkan ia memanggil sayang, kepada orang tersebut. Aku tidak langsung memanggilnya, tetapi aku menunggu Mas Romi, supaya dia menyelesaikan dulu pembicaraannya itu sekalian menguping. Aku ingin tahu, apa yang dibicarakan Mass Romi selanjutnya. Setelah ia mengakhiri panggilan teleponnya, baru aku masuk untuk menemuinya dan mengajaknya untuk sarapan bareng
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more
Bab 2
Bab 2"A-Amira, kok kamu ada di sini?" tanyanya dengan gugup dan juga heran."Kenapa, Mas, kamu kaget? Kok melihat aku seperti melihat hantu saja sih, Mas? Kamu pasti tidak menyangka bukan, kalau aku bisa memergoki kamu seperti ini? Kamu begitu kaget melihat kedatangan istrimu, tetapi kamu sangat bahagia, jika yang datang itu perempuan ini. Perempuan yang berkedok sahabat, tetapi ternyata ia seorang pelakor," sungutku.Aku begitu emosi, saat melihat kenyataan ini. Kenyataan jika suamiku menghianatiku."Heh, Lisa, kalau kamu mau, jangan cuma menyuapi makan suamiku doang dong, sebab dia masih sehat. Tapi beri makan juga mertuaku, yang memang tidak bisa makan, jika tidak di suapi. Kamu mau tidak, Lisa, mengganti posisiku," tanyaku kepada pelakor itu, yang memang bernama Lisa.Dek, sabar dong! Kamu jangan marah-marah dulu, coba kamu dengarkan dulu penjelasan, Mas," pinta Mas Romi."Sudahlah Mas, kamu nggak perlu lagi menjelaskan apa-apa kepadaku. Karena semuanya sudah jelas dan sudah ter
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more
Bab 3
Bab 3Mas Romi ternyata lebih memilih mempertahankan aku, ketimbang Lisa selingkuhannya. Tetapi aku merasa ragu, jika ini nyata dari hatinya Mas Romi. Karena aku takut, jika ini hanya triknya semata. Tetapi jika melihat dari emosinya Mas Romi dan juga Lisa, sepertinya mereka benar-benar nyata, bukan sekedar rekayasa. Aku pun kini menjadi bingung, aku harus bagaimana mengambil sikap. Apa aku tetap memilih pergi, atau tetap diam di rumah ini? Tapi aku juga ragu, apa aku bisa melanjutkan semuanya, seolah tidak pernah terjadi apa-apa? Jujur hatiku masih begitu perih dan belum bisa memaafkan perselingkuhan Mas Romi tersebut.Aku masih terbayang jelas, saat Lisa duduk di pangkuannya Mas Romi, sambil menyuapinya makan. Mas Romi juga begitu kesenangan, dengan apa yang dilakukan Lisa tersebut. Jika ingat semua itu, ingin rasanya aku pergi dari kehidupan Mas Romi dan meninggalkan semua ini."Jadi maksudnya, kamu lebih memilih Amira dibanding aku, Mas?" Lisa bertanya tentang keputusan Mas Romi.
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more
Bab 4
Bab 4"Ya sudah, Bi, silakan lanjutkan memasaknya. Aku akan ke kamar dulu ya," "Iya, Bu, silakan," sahut Bi Asmi.Kemudian aku pun pergi dari dapur menuju kamarku. Setelah sampai ke kamar, aku pun segera mencari handphoneku. Aku ingin menelepon suamiku, sebenarnya dia sedang ada di mana?Kalau saja, aku punya nomernya Mas Doni atau istrinya. Aku pasti akan langsung bertanya kepadanya. Tapi sayang sekali, aku tidak memiliki nomornya Mas Doni, atau istrinya tersebut."Mas, kamu ada di mana? Apa masih ada di rumahnya Mas Doni?" tanyaku."I-iya, Dek, kenapa memangnya?" tanya Mas Romi.Ia berkata dengan berbisik, hampir saja aku tidak mendengarnya. Beruntung tadi sengaja aku loudspeaker, supaya bisa mendengar jelas suaranya. Ini juga mengantisipasi, kalau ada yang terdengar, yang sekiranya mencurigakan di seberang sana."Nggak kok, Mas. Aku cuma mau nanya aja," sahutku."Sayang, ini kopinya," ucap seorang perempuan.Entah kepada siapa, dia mengatakan sayang. Tapi kalau memang benar Mas Ro
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more
Bab 5
Bab 5Ia bertanya kepadaaku, sambil menatapku heran."Kita pergi ke rumah Oma ya, Nak. Mulai hari ini kita pindah ke rumahnya," jawabku, sambil menyeret dua koper, seperti yang aku lakukan dulu."Lho, kok pindah sih, Bunda? Memangnya kenapa, kalau kita tinggal di sini? Kan kalau tinggal di rumah Oma, aku malah lebih jauh pergi ke sekolahnya?" tanya Azka lagi."Nggak kok, Nak, cuma beda beberapa menit saja. Nanti juga Ibu akan mengantar jemput kamu kok, ayo kita berangkat," ajakku lagi.Azka pun menurut apa kataku, kami pun akhirnya berjalan keluar dari rumah yang selama ini kami huni. Saat sampai ke depan, mobil online pesananku sudah terparkir dengan cantik, di depan rumah. Aku segera berjalan lebih cepat lagi, supaya segera sampai.Aku kini sudah tidak peduli, dengan masa depan rumah tanggaku, yang ada dalam pikiranku saat ini aku ingin pergi dari rumah ini. Aku sudah benar-benar nekat mau hidup dengan caraku, tanpa diatur oleh yang namanya kepala rumah tangga. Apalagi kepala rumah
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more
Bab 6
"Iya, Amira, coba kamu ceritakan segamblang mungkin, supaya Ibu dan Bapak mengerti, apa yang membuat kamu malah meninggalkan rumahmu." Ibu menimpali ucapan Bapak dan meminta penjelasan kepadaku.Aku pun menarik napas, lalu menghembuskannya lagi, sebelum menjawab dan menceritakan permasalahanku."Bu, Pak, aku tidak sanggup lagi melanjutkan rumah tangga dengan Mas Romi," terangku, memulai cerita."Lho ... memangnya kenapa? Ada permasalahan apa, yang membuat kamu menyerah berumah tangga dengannya? Bukankah Romi orang yang baik? Itu kan pria pilihan kamu, Nak?" tanya Bapak lagi.Bapak bertanya, sambil memangku dan mengusap kepala Azka, dengan penuh kasih sayang. "Iya, Nak, dulu kamu lho yang memaksa Ibu dan Bapak untuk merestui pernikahan kalian. Padahal Ibu dan Bapak dulu kurang setuju, dengan pilihan kamu itu," ujar Ibu seakan menyindirku, sebab dulu aku yang ngotot ingin dinikahkan dengan Mas Romi dan menolak lamaran pria pilihan kedua orang tuaku."Maafkan Amira ya, Bu, Pak! Amira t
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more
Bab 7
"Ibu tidak menyangka, jika Romi bisa sejahat itu sama kamu, Nak. Padahal dulu ia memohon-mohon kepada Bapak dan Ibu untuk bisa menikah denganmu. Tetapi setelah kamu didapatkan olehnya, kamu malah disia-siakan. Tega betul si Romi itu, padahal kamu itu kurang apa lagi untuk jadi seorang istri. Cantik iya, baik iya, penurut juga iya. Bahkan kamu juga rela, merawat mertua kamu yang sedang sakit. Jujur, Nak, Ibu tidak terima anak Ibu dimanfaatkan begini." Ibu mengomentari tindak-tanduk Mas Romi, yang di luar ekspektasinya."Iya benar, apa yang dikatakan Ibumu itu semuanya benar. Ternyata si Romi hanya ingin memanfaatkan kebaikan dan keluguan kamu, Nak. Ternyata kita semua telah kecolongan, dengan keluguan sikapnya," timpal Bapak."Tapi kamu punya buktinya kan, Nak, kalau si Romi telah berselingkuh?" tanya Ibu lagi.Ia menanyakan tentang bukti perselingkuhan suamiku tersebut."Ada kok, Bu," sahutku."Syukurlah kalau memang ada. Sebab Ibu takut, jika dia nanti berkelit, atau malah membalika
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more
Bab 8
Sepertinya Mas Romi merasa tersinggung, dengan ucapan Ibu barusan. Karena sebenarnya tenaga yang aku keluarkan untuk merawat Bu Rahma ini gratisan, tidak ada bayarannya sama sekali.Aku pun merasa puas, dengan perkataan Ibu barusan, sebab Ibu telah mewakili perasaanku. Sebenarnya perkataan itu yang ingin aku katakan, ketika Mas Romi ketahuan selingkuh dengan Lisa. "Romi, apa boleh Bapak bertanya sesuatu?" "Iya, Pak, boleh. Memangnya Bapak mau tanya apa ya," tanya Mas Romi, sambil mengelap keringat dengan tisu."Lho, Nak Romi, kok kamu keringetan begitu sih? Memangnya gerah ya, Nak? Padahal cuaca sedang adem, kamu juga datang kemari membawa mobil kan ya," tanya Ibu.Ibu bertanya kepada Mas Romi, sebab wajah Mas Romi kini sudah dipenuhi dengan keringat. Apalagi dibagian keningnya, ia seperti orang yang sedang kepanasan. Padahal di rumah ini hawanya adem, serta cuaca juga tidak terlalu panas. Pantas saja jika Ibu bertanya demikian kepada Mas Romi."I-iya, Bu, Romi bawa mobil. Tapi ngg
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more
Bab 9
"Sudahlah, Mas, lebih baik kamu berterus terang saja. Kamu tidak perlu berpura-pura lagi sekarang, dengan apa yang kita alami. Karena aku sudah memberitahu Bapak dan Ibu tentang permasalahan kita," terangku."Apa, Dek, kamu sudah memberitahu Bapak dan Ibu?" Mas Romi bertanya, kepadaku seakan meyakinkanku. Mungkin ia mengira aku belum mengatakan semuanya, makanya ia begitu berharap kepadaku untuk menutupi semuanya. Mas Romi sepertinya tidak percaya, jika Bapak juga sudah tahu. Karena sikap Bapak Padanya biasa-biasa saja, sehingga ia mengira aku belum berbicara apa-apa terhadap kedua orang tuaku. Bapak tidak ada marah ataupun mendikte dia, malah bertanya dengan lemah lembut. Makanya Mas Romi tidak percaya, dengan apa yang diucapkan olehku. Kalau aku sudah memberitahu Bapak tentang ais yang telah ia lakukan terhadapku. "Ia, Mas, aku sudah membicarakannya. Orang tuaku sudah tahu, kenapa aku pulang sambil membawa koper besar. Jadi kamu nggak perlu drama lagi deh sekarang," ujarku."J
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more
Bab 10
Aku akhirnya membongkar semuanya di hadapan semuanya, kalau aku berbuat demikian itu karena sudah dua kali diselingkuhin sama Mas Romi. Aku pergi dari hidupnya itu, bukan karena aku sudah tidak sayang dan tidak cinta lagi kepada suamiku. Tetapi karena aku sadar, jika hidup rumah tangga itu bukan hanya berlandaskan kasih dan sayang, tetapi juga kejujuran. Jadi jika salah satu pasangan kita, sudah berbuat kesalahan dan kita telah memberikan peringatan. Tetapi dia kembali melakukan kesalahan yang sama, maka itu sudah fik, lebih baik kita tinggalkan saja. Itu memang sudah menjadi prinsipku, supaya aku tetap bisa menjaga kewarasanku. Makanya sekarang aku memilih pergi, sebab sudah tidak seiring sejalan lagi dengan suamiku. "Nak Romi, bukannya Bapak mau membenarkan pendapat Amira, tentang perceraian. Tetapi jika permasalahannya, tentang perselingkuhan. Maaf, Bapak tidak dapat memberikan wejangan apa-apa. Bapak juga tidak akan memaksa Amira untuk tetap bertahan untuk mempertahankan rumah t
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status