Share

Bab 77

Rani menunduk dan berkata, "Nenek duluan yang nggak mau rawat Ibu. Waktu dia sakit, Ibu selalu merawatnya. Sekarang Ibu sakit, dia malah nggak perhatian sama sekali. Bukannya pantas kalau dia dipukul?"

"Rani, kenapa kamu bicara begini? Mana tata krama yang biasa kuajarkan padamu?" maki Hidayat dengan ekspresi dingin.

Seolah-olah terprovokasi, Rani langsung mendongak menatap ayahnya. "Memangnya salah yang kubilang? Keluarga kita sudah berusaha keras demi Nenek sepanjang perjalanan ini, tapi apa Nenek pernah baik sama kita?"

"Ayah cuma peduli sama Nenek, apa nggak peduli dengan nasib ibuku?" tambah Rani.

Wajah Hidayat seketika memerah. Tentu saja dia perhatian pada Eva. Namun, Hidayat selalu mengedepankan rasa baktinya. Dia merasa sudah sepantasnya harus berbakti pada Wulan.

"Rani, kamu mau memberontak ya bicara seperti itu pada ayahmu sendiri?" Sambil berkata demikian, Hidayat mengangkat tangannya dan mengayunkannya ke wajah Rani. Namun, tangannya seketika dihentikan oleh Zayn.

"Ayah, j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status