Pengantin Pengganti: Dia Yang Diremehkan Ternyata Luar Biasa

Pengantin Pengganti: Dia Yang Diremehkan Ternyata Luar Biasa

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Oleh:  Indrawan.Maulana On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
37Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Anisa Rahma dipaksa oleh ayahnya agar menjadi pengantin pengganti untuk menikahi tuan muda dari Keluarga Hutapea yang berkebutuhan khusus. Meskipun dihadapkan pada tantangan dan godaan, Anisa tetap teguh dalam cintanya pada suaminya yang sakit-sakitan. Anisa menunjukkan kesetiaan dan kepedulian yang luar biasa, mengesampingkan prasangka dan bisikan negatif di sekitarnya. Dalam kesederhanaan dan kejujuran, Anisa dan David menemukan arti sejati dari cinta dan kesetiaan, melewati segala rintangan untuk meraih kebahagiaan sejati. Kisah ini menggugah hati dan memberikan pelajaran tentang cinta, kesetiaan, dan kejujuran dalam menghadapi kehidupan yang penuh kejutan.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 Pengantin Pengganti

 Seseorang berdiri di depan cermin dengan gaun pengantin yang tidak pas dengan badannya. Dia adalah Anisa Rahma, dia mengamati bayangannya dan merasakan sudut bibirnya berubah menjadi senyuman masam.

 "Cepat! Tanda tangani kontrak ini!"

 Anisa Rahma mengambil dokumen yang diberikan oleh Ardiansyah Siregar kepada dirinya. Matanya beralih ke bagian bawah halaman, di sana tertera tanda tangan berserta nama yang tecetak jelas, David Hutapea.

  Ardiansyah Siregar adalah ayah kandung Anisa Rahma dari hubungan gelapnya. Dia selalu menghinakan Anisa, dan tidak mengakuinya sebagia anaknya. Walaupun Anisa selalu diperlakukan buruk oleh ayahnya, dia sebagai anak yang baik hanya bisa menurut apa yang dikatakan ayahnya.

  "Baiklah," balas Anisa sambil menghela napas panjang.

 Tulisan tangannya sangat rapi, seolah-olah dicetak dengan menggunakan mesin cetak, tetapi penanya dicengkeram dengan cukup kuat hingga tintanya merembes ke sisi lain kertas yang membuatnya sedikit kotor.

 "Kamu akan dirawat dengan baik sebagai istrinya. Tapi..." Ardiansyah memperingatkan, "...sebaiknya kamu bersikap baik juga kepadanya." Suaranya terdengar tajam sambil mengancam, seperti tanda awan gelap yang menjulang di cakrawala.

 "Pikirkan apa yang akan terjadi kepada nenekmu di kampung, jika kamu merusak rencanaku ini," ancam Ardiansyah kepada Anisa.

 "Seharusnya Amanda Santika yang menikah hari ini!" ucap Anisa dengan kesal. Namun Amanda Santika tidak ingin menikah dengan pria yang berada di ambang kematiannya.

 Kemudian Anisa bertanya dengan hati-hati kepada orang yang ada di depannya, “Mengapa aku harus menggantikannya?”

 Amanda Santika melarikan diri hanya beberapa jam sebelum pernikahannya. Namun, jika Ardiansyah Siregar mengatakan kebenarannya kepada keluarga mempelai pria, sama saja dengan menghina, bahkan mempermalukan. Itulah sebabnya Ardiansyah dengan agak tidak berperasaan mengancam Anisa dengan nyawa neneknya untuk memaksanya menggantikan Amanda.

 Dengan demikian, untuk melindungi neneknya, Anisa mendapati dirinya mengenakan gaun pengantin milik wanita lain, menjadi calon pengantin dari putra pertama Keluarga Hutapea yang sakit-sakitan.

 Ardiansyah mungkin bersikeras bahwa berada di posisinya adalah suatu kehormatan, tetapi Anisa lebih tahu. Jika dia benar-benar seberuntung itu, mengapa Amanda bisa melarikan diri?

 “Ini demi reputasi diriku, cepat! Tanda tangani surat kontraknya, aku akan menjaga nenek kamu. Aku berjanji,” kata Ardiansyah dengan tegas.

 "Kamu benar," jawab Anisa dengan suaranya yang halus dan jelas. "Terima kasih untuk mengingatkan aku. Jika tidak, masalah kecil mengenai diriku yang akan menjadi nyonya muda Keluarga Hutapea akan hilang sepenuhnya dari pikiranku."

  Anisa dipaksa oleh ayahnya untuk menjadi pengantin pengganti dan menikahi tuan muda dari Keluarga Hutapea. Sebelumnya dia sudah didoktrin agar menjadi nyonya muda Keluarga Hutapea yang baik, agar Ardiansyah dapat memperluas jaringan bisnisnya.

 Ekspresi Ardiansyah langsung berubah menjadi gelap.

 Anisa mengangkat kepalanya untuk menatap mata Ardiansyah, ekspresinya sopan dan polos lalu berkata, "Jadi jangan sakiti nenekku. Bagaimanapun, dia satu-satunya keluarga yang tersisa bagiku. Jika sesuatu terjadi padanya, aku tidak dapat membayangkan apa yang mampu aku lakukan untuk membalaskan dendamku kepada kamu."

 "Arrgh... Oke, oke. Kita sepakat, tapi jalankan rencana aku dengan sebaik mungkin," seketika Ardiansyah mendidih marah dan menatap Anisa dengan tatapan tajam.

 Dia membuka mulutnya, seolah-olah ingin melontarkan lebih banyak makian padanya. Namun saat itu, staf acara pernikahan datang memberi tahu mereka bahwa sudah waktunya pengantin wanita menggantikan tempatnya. Menahan amarahnya, Ardiansyah menghaluskan ekspresinya dan dengan kasar mengantar Anisa ke hadapan para tamu acara pernikahan itu.

 Perlahan, Anisa berjalan ke tengah. Kain penutup menyembunyikan wajahnya dari lautan tamu di sekitarnya, tapi gagal menghalangi bisikan dan tawa mereka.

 "Siapa yang mengira bahwa bahkan anak yang sakit-sakitan seperti David Hutapea akan mendapatkan pengantin?"

 "Saya mendengar bahwa dia hampir berada di ranjang kematiannya, dan dia hanya menikahi putri Ardiansyah Siregar untuk meningkatkan keberuntungannya dan memperpanjang masa hidupnya."

 "Ardiansyah Siregar? Anak perempuan nakal mereka yang kurang ajar itu? Kudengar dia menawarkan dirinya ke arah pria yang ditemuinya di sebuah pesta malam belum lama ini. Tuan Muda Hutapea pasti memohon untuk diceraikan olehnya."

 "Omong-omong, pengantin wanitanya agak kurus, bukan? Dia hampir tidak bisa menahan gaunnya yang terlalu besar, aku lihat gaun pengantin yang dia gunakan terlalu besar.”

 Dengan setiap langkahnya, Anisa mengabaikan gumaman orang banyak, pandangannya tertuju pada pria di kursi roda di depannya. Masker menutupi bagian bawah wajahnya, tapi alisnya membentuk dua garis lembut. Tiba-tiba saja dia akan mengeluarkan suara batuk-batuk kecil, jari tangannya mengepal dalam upaya yang gagah berani untuk mengendalikan dirinya dan menghindari gangguan pada pernikahan, tetapi dia hanya berhasil membuat dirinya terbatuk-batuk lebih keras lagi.

 Itu berlangsung begitu lama sehingga Anisa tidak bisa tidak bertanya-tanya apakah dia akan selamat dari pernikahan itu.

 “Aku akan menjadi pengantin dan meninggalkan status aku sebagai seorang janda,” ucap Anisa di dalam hatinya dengan tatapan yang penuh kepasrahan.

 Ardiansyah pasti takut bahwa suara-suara batuk yang keluar dari calon menantunya adalah akibat dari suatu jenis penyakit menular. Setelah meletakkan tangan Anisa Rahma ke tangan David Hutapea, dia tidak membuang waktu untuk menutup hidungnya dan bergegas pergi.

 Petugas Kantor Urusan Agama bertanya kepada Anisa, "Apakah kamu setuju untuk menjadikan pria ini sebagai suamimu, baik kaya atau miskin, dalam keadaan sakit dan sehat, mulai hari ini sampai hari terakhirmu?"

 Apakah Anisa benar-benar punya pilihan? Padahal dia sudah menandatangani kontrak pernikahan? "Saya bersedia."

 Petugas Kantor Urusan Agama mengulangi pertanyaan tersebut kepada mempelai pria, yang menjawabnya dengan beberapa kali batuk keras sebelum mengerahkan kekuatan untuk berkata, "Saya bersedia."

Segera setelah dia mengucapkan kata-kata itu, ekspresi malu terlihat di wajah David. Jika sekedar mengucapkan ijab kabul adalah suatu hal yang cukup menyulitkan, tentu saja pria berkursi roda ini tidak mampu berbagi ciuman dengan pengantinnya. Dia hendak membatalkan perkataannya ketika istrinya membungkuk dan mengangkat kain yang menutupi kepala suaminya, melindungi mereka berdua dari pandangan.

 Dikatakan bahwa dua orang menjadi satu di balik tabir pernikahan. Anisa telah bersiap untuk momen ini sejak dia mengenakan gaunnya. Dia mungkin dipaksa dalam posisi ini oleh Ardiansyah untuk menangkal kemarahan Keluarga Hutapea, tapi dia membutuhkan kekuatan nama keluarga Hutapea untuk menjaga keselamatan neneknya. Semakin lama suaminya hidup, semakin baik.

 Anisa menurunkan kain penutup suaminya, memperlihatkan bagian bawah wajah suaminya, yang dihiasi pola bekas luka yang mengerikan. Pemandangan itu menjijikkan dan bahkan mengerikan, tetapi dia pura-pura tidak menyadarinya.

 “Ijab kabul pernikahan kita sudah selesai dan surat nikahnya sudah ditandatangani,” kata Anisa sambil menjaga wajahnya tetap netral. “Kami adalah suami-istri sekarang. Apa yang tidak dapat kamu lakukan sendiri, aku dapat membantu kamu.”

 Tanpa kain penutup untuk menyembunyikan wajah David, Anisa bisa melihat raut wajah suaminya berkerut sedikit, mungkin karena tidak diberi kesempatan untuk berbicara.

 Tapi kemudian Anisa mendengarkan kata-kata David, dan dia melihat secercah cahaya di matanya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
37 Bab
Bab 1 Pengantin Pengganti
Seseorang berdiri di depan cermin dengan gaun pengantin yang tidak pas dengan badannya. Dia adalah Anisa Rahma, dia mengamati bayangannya dan merasakan sudut bibirnya berubah menjadi senyuman masam. "Cepat! Tanda tangani kontrak ini!" Anisa Rahma mengambil dokumen yang diberikan oleh Ardiansyah Siregar kepada dirinya. Matanya beralih ke bagian bawah halaman, di sana tertera tanda tangan berserta nama yang tecetak jelas, David Hutapea. Ardiansyah Siregar adalah ayah kandung Anisa Rahma dari hubungan gelapnya. Dia selalu menghinakan Anisa, dan tidak mengakuinya sebagia anaknya. Walaupun Anisa selalu diperlakukan buruk oleh ayahnya, dia sebagai anak yang baik hanya bisa menurut apa yang dikatakan ayahnya. "Baiklah," balas Anisa sambil menghela napas panjang. Tulisan tangannya sangat rapi, seolah-olah dicetak dengan menggunakan mesin cetak, tetapi penanya dicengkeram dengan cukup kuat hingga tintanya merembes ke sisi lain kertas yang membuatnya sedikit kotor. "Kamu akan dira
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya
Bab 2 Pengakuan
Saat di dalam mobil, Anisa Rahma menjadi tenang, tapi telapak tangannya lengket karena keringat. Dia merasa gugup karena belum pernah sedekat ini dengan seorang pria sebelumnya, dan sekarang dia yang harus bersandar, menempelkan bibirnya ke bibir pria itu. Seseorang yang pada dasarnya adalah orang asing bagi Anisa, karena mereka belum saling mengenal. “Sebaiknya diselesaikan dengan cepat,” gumam Anisa di dalam hatinya. Untuk memuaskan keinginan suaminya, Anisa menutup matanya dan mendekatkan bibir tipisnya ke bibir David Hutapea, sebelum menarik penutup wajahnya kembali ke tempatnya dan berdiri. David terkejut dengan tindakannya yang dilakukan Anisa yang cepat dan lugas. Tatapannya menyempit dipenuhi rasa curiga, mendidih dengan kedalaman yang tak terbaca. “Apakah wanita ini benar-benar baru saja memberikan bibirnya kepadaku dengan berani?” gumam David di dalam hatinya. Jelas David sedang menguji keromantisan dan kesetiaan istri barunya itu. Saat Anisa bangkit, kerudungny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya
Bab 3 Ketulusan Hati Anisa Rahma
Sebelum kepala pelayan membukakan pintu, sebuah suara lemah terdengar dari dalam kamar tidur, diselingi oleh batuk, "Uhuk... Uhuk... Apakah itu kamu, Anisa Rahma? Masuk." Anisa mengangkat satu alisnya ke arah kepala pelayan, yang tidak punya pilihan selain membukakan pintu dan membiarkannya masuk. “Silakan masuk, Nona. Tuan Muda menginginkan kamu untuk masuk,” kata Paman Iskandar Muda sambil membukakan pintu kamar dan membungkukkan badannya. “Terima kasih,” ucap Anisa sambil melangkahkan kakinya masuk ke kamar David Hutapea dan membungkukkan badan dalam proses perjalanannya. Sungguh sangat sopan sikap Anisa, hingga dia membungkukkan badannya saat berjalan memasuki kamar David. Walaupun Anisa sudah menjadi istri dari David, dia tetap menjaga sikap dan adab untuk menghormati orang lain. Lalu paman Iskandar Muda keluar dari kamar David dan menunggu di luar. “Sangat sopan sekali Anisa Rahma ini, inilah yang aku suka darinya. Aku akan menilai seberapa jauh kesetiaannya kepada ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya
Bab 4 Victor Hutapea
“Jangan takut kepadaku, Gadis manis,” goda Victor Hutapea sambil mengulurkan tangannya ke arah wajah Anisa Rahma. Dengan cepat Anisa menipis tangan Victor dan berkata, “Jaga sikapmu! Jangan ganggu aku! Aku ini wanita baik-baik yang tidak suka bermain dengan pria hidung belang seperti kamu!” "Gadis kecil nakal, memukul aku. Aku suka itu." Victor mengusap bibirnya dan perlahan menyudutkan Anisa ke dinding. "Mengapa kamu tidak memberiku kesempatan? Kamu akan menyadari bahwa aku adalah pria tampan yang jauh lebih baik daripada kakak laki-lakiku yang lemah. Aku bisa memberikan kamu rumah, mobil, tas desainer mewah, dan tentu saja, banyak kesenangan duniawi jika bersamaku." Paman Iskandar Muda menyaksikan pemandangan itu dari sudut tangga di ruang tamu. Dengan suara rendah, dia bertanya, "Tuan Muda, haruskah saya melakukan sesuatu?" David melihat tangan Victor yang menyentuh wajah istrinya. Kilatan kebencian memasuki tatapannya yang lembut dan kini dia sangat marah kepada Victor la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya
Bab 5 Klarifikasi
Amanda Santika bertubuh sedikit gemuk, yang membuat kakak laki-lakinya itu sedikit tidak senang. Tetapi Victor Hutapea meyakinkan David Hutapea bahwa calon istrinya yang sedikit gemuk adalah simbol keberuntungan yang abadi, ditambah lagi, dia cenderung tidak menimbulkan masalah dengan cara itu, sehingga mereka bisa merasa aman meninggalkannya di sekitar David. Itulah satu-satunya hal yang mampu meyakinkan ayahnya. Tapi betapa terkejutnya Victor ketika melihat wanita ini, dengan sosok langsing memiliki wajah yang sangat cantik dan menawan. Wanita ini bukanlah Amanda Santika. "Kamu pasti bercanda, Saudaraku. Aku secara pribadi membantu ayah untuk memilih calon pengantin Kakak. Apakah menurutmu aku tidak akan mengenalinya? Aku tahu Amanda bukan wanita yang cantik, tapi itu tidak berarti kamu boleh selingkuh, kamu harus terima apa adanya istri pertamamu." "Jadi, Amanda telah menjadi pengantin pilihan Victor untuk saudaranya?" gumam Anisa di dalam hatinya. Anisa menyembunyikan cemo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya
Bab 6 Pergi Ke Rumah Keluarga Siregar
Victor menatap Anisa dengan sedikit kilatan kebingungan di matanya. Dia benar-benar menyukai semangat penuh dari semangat wanita ini. Terutama ketika dia tahu bahwa Anisa adalah istri saudara laki-lakinya. "Kakak ipar, jika kamu pulang kembali ke keluargamu sendirian, orang-orang akan bergosip bahwa Keluarga Hutapea telah memperlakukanmu dengan tidak baik dan menganiaya kamu." "Tidak apa-apa. Aku tidak peduli dengan apa yang mereka katakan," kata Anisa dengan nadanya yang lembut. "Aku akan menemani Anisa ketika dia kembali ke rumah keluarganya," balas David sambil mengeluskan tangannya kepada tangan Anisa. "Kamu tidak perlu khawatir tentang apa pun, Saudaraku." Tidak lama setelah David selesai berbicara, dia tiba-tiba kembali terbatuk-batuk. Anisa mengeluskan tangannya ke punggung suaminya dengan cemas. Melihat bagaimana David batuk cukup keras hingga dadanya terangkat, Victor dengan cepat mencubit hidungnya, lalu mengejek, "Jangan memaksakan dirimu sendiri, saudaraku. Semu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-21
Baca selengkapnya
Bab 7 Memutar Balik Fakta
Mereka kembali ke ruang tamu. Menurut Anisa, urusan mereka sudah selesai dan mereka bisa pergi. Anisa tidak penting bagi Keluarga Siregar, dan dia tidak peduli bahwa peraturan mengamanatkan bahwa dia harus pulang ke rumah mereka. Jika memungkinkan, dia akan puas tidak melihat Keluarga Siregar lagi seumur hidup. “Sebaiknya kita pulang saja, keluargaku tidak ada di rumah. Aku khawatir dengan kesehatan kamu, suamiku tersayang,” kata Anisa sambil membujuk David untuk pulang. Namun ketika Anisa mengutarakan pikirannya, dia mendapat jawaban mendesak yang tidak seperti biasanya dari David: “Kami akan menunggu.” Jika David tidak tahu apa-apa tentang kehidupan yang dialami Anisa di Keluarga Siregar, dia mungkin tidak rela membiarkan segalanya berlalu begitu saja. Tapi setelah menyaksikannya dengan kedua matanya sendiri, dia tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apa pun. “Baiklah aku akan menunggu, aku akan mencari informasi tentang Anisa di Keluarga Siregar,” gumam David d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-21
Baca selengkapnya
Bab 8 David Menerima Anisa
“Apa? Bawa Amanda kembali? Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh Victor? Apakah dia ingin menghancurkan pernikahan aku?” Anisa mau tidak mau mencuri pandang ke arah David, namun dia tetap bergeming dan diam seperti biasanya. Anisa Rahma merasakan tawa masam dan pahit di bibirnya setelah mendengar pernyataan Victor Hutapea. Dia telah membodohi dirinya sendiri dengan berpikir bahwa David Hutapea telah menyetujuinya. Seperti orang bodoh yang mengalami delusi dan mabuk cinta, dia bahkan sangat menyayanginya. Anisa telah menjadi istri David yang berbakti kepada suaminya. Dia ingat pelajaran dari neneknya, jika telah menjadi seorang istri seseorang, maka surga dan neraka seorang istri berada di tangan suami. “Bagaimanapun juga aku telah resmi menjadi istri David. Kenapa kemudian Victor ingin memisahkan aku dengan suamiku? Lalu bagaimana dengan nasib nenek aku jika aku gagal menjalankan perjanjiannya? Bukankah itu kejam?” gumam Anisa di dalam hatinya dengan menahan air matanya yang i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-22
Baca selengkapnya
Bab 9 Nyonya Muda Anisa
David terbatuk dua kali dan melirik Ardiansyah lalu berkata, “Kau lebih tahu dari siapa pun mengapa Amanda meninggalkan negara ini, dan mengapa kau membiarkan Anisa menikah denganku untuk menggantikan dia? Saya yakin Anda berhutang maaf pada istri saya.” Permintaan maaf? Bukankah dua puluh juta dolar sudah cukup? “Anak haram kecil itu memilih menjadi pemanjat sosial atas kemauannya sendiri, ” gumam Ayu penuh racun di dalam hatinya. “Sekarang kamu mengharapkan kami meminta maaf padanya?” David terbatuk, dan Paman Iskandar Muda memperlihatkan ekspresi wajah mengintimidasi dan menyinggung perasaan Ayu dengan berkata, “Ini peringatan untuk Anda, Nyonya Siregar, karena berani memfitnah nyonya muda keluarga Hutapea!” Saat Paman Iskandar Muda berbicara, dia mengambil pisau yang tergeletak di dekat mangkuk buah. Bilah pisau itu memancarkan kilatan dingin, seolah siap menancap di tenggorokan Ayu dalam waktu kurang dari satu detik saja. Ayu menutup mulutnya, terlalu takut untuk berb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-22
Baca selengkapnya
Bab 10 Pergi Ke Supermarket
Ketika Anisa Rahma berada di dalam mobil, kerutan muncul di wajahnya karena penghinaan Victor Hutapea yang tidak langsung terhadap saudaranya. Tampaknya rumor tersebut benar adanya. Ayah dari David Hutapea kurang menyayangi putranya karena kesehatannya yang buruk dan memiliki kekurangan yang membuatnya dipandang rendah. Kalau tidak, bagaimana Victor bisa begitu kurang ajar terhadap kakak laki-lakinya? “Jadi rumor itu benar? Suamiku David direndahkan oleh saudaranya sendiri bahkan ayahnya sendiri, hanya karena suamiku memiliki kebutuhan khusus? Sungguh kejam mereka!” gumam Anisa di dalam hatinya dengan kerutan di keningnya. Pasti sulit bagi David, dihina oleh ayahnya, dan harus menderita cemoohan dari adik laki-lakinya. Anisa teringat akan sikap ayahnya sendiri yang tidak peduli dan penganiayaan yang dilakukan ibu tirinya dan saudara tirinya. Tapi, Anisa bukan orang penting di Keluarga Siregar. Anisa tidak bisa menjatuhkan Keluarga Siregar seperti yang dilakukan Keluarga Hutapea
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-23
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status