Share

PTSI 23

“Bismillahirrahmanirrahim.” Wanita itu meneguk obat yang biasa dia minum rutin.

“Sudah? Ayo!” Fandi meraih tangan sang istri dan keduanya sholat malam.

Di pertiga malam, sepasang suami istri memanjatkan doa.

“Ya Allah, angkatlah penyakit istri hamba.”

Irena menitikkan air mata kala mendengar untaian doa dan harap sang suami untuk kesembuhan dirinya.

***

Suara mobil terdengar di depan rumah Irena dan Fandi di pagi hari. Masih berkabut dan sempat gerimis kala subuh. Membuat Fandi dan Irena kembali masuk ke dalam selimut dan memilih berbincang banyak hal.

“Siapa ya?” Fandi beranjak.

Disingkapnya tirai dan terlihat ayah mertuanya yang menurunkan banyak barang bersama Roy dan Rani di mobil berikutnya.

“Sayang, Ayah dan Mamah ….”

Belum selesai Fandi bicara, Irena turun dari ranjang dan menghela napas berulang kali.

“Bismillahirrahmanirrahim, Mamah pasti mengerti alasan Irena menunda ke Jerman. Tenang saja Mas,” tukas Irena.

Seolah mengerti kegundahan hati sang suami, Irena mengusap leng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status