Share

PTSI 22

“Mas!” Fandi yang baru saja mengerjap.

Gegas mencari asal suara, di mana suara itu adalah suara lembut sang istri.

Ya, hari sudah pagi dan Irena berbaring di ranjang yang sama dengan Fandi, sembari memeluk erat lelaki pujaan hatinya.

“Ya Allah, Yang. Maafkan Mas!” Fandi kembali meminta maaf pada sang istri.

Apa yang dia lakukan selama ini, ternyata begitu menyakiti hati sang istri.

Ah, Fandi ingin menghujam belati ke dadanya sendiri, andai dengan begitu bisa merubah semua ke saat bahagia mereka. Sebelum dirinya merasa bosan, kerap kesal dengan sikap Irena, kerap tersinggung dengan perlakuan dan ucapan keluarga besar Irena, kerap berpikir negatif atas semua masukan dan perkataan keluarga Irena … terutama ayah dan ibu Irena.

“Mas, ayo sholat subuh bareng. Semalam rasanya Irena sholat gak khusyu tanpa Mas yang jadi imam.” Irena menatap penuh rindu wajah tampan yang kini mulai ditumbuhi jambang tipis.

“Maaf,” ucap Fandi lirih.

“Apaan sih? Ayo, bangun! Di rumah ini hanya kita yang sholat.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status