Share

PTSI 18

“Ap—apa?” Indah saat itu tahu diri, gegas dirinya bergeser dan melangkah menuju kamar mayat untuk mengurus kepulangan jasad dari ibu panti.

Indah menghela napas, sebenarnya dia merasa lelah dengan hidup yang tak pernah adil untuknya.

Sedari kecil tak memiliki orang tua dan tak mendapat perhatian. Hingga rasa nyaman didapatnya dari lelaki yang bernama Fandi.

Rasa peduli yang begitu sarat akan kasih sayang itu membuatnya terbuai meski belakangan Indah tahu jika Fandi bukan seorang pria lajang.

Demi bisa mendapatkan limpahan kasih sayang, berbalut dosa atas nama cinta itu … Indah menutup mata akan kenyataan yang ada.

Wanita itu memejamkan mata kala mayat ibu panti mulai dimasukkan ke dalam ambulance.

Dadanya bergemuruh saat itu, harusnya saat seperti ini Indah bisa bersandar pada seseorang.

Fandi tepatnya, sayang … lelaki itu tak merespon banyaknya pesan yang dia kirim meski menggunakan nomor baru.

“Ya Allah, semua mulai dari awal.” Indah menangis tersedu-sedu.

Semua tak adil menurutn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status