PUSAKA PEDANG BATU SELEMBUR

PUSAKA PEDANG BATU SELEMBUR

last updateLast Updated : 2024-07-08
By:  Titik Balik Author  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
13Chapters
463views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Fisik Ekawira memang lemah. Namun, dia memiliki takdir langit yang tidak dimiliki oleh kebanyakan pendekar. Kekuatan yang tertanam dalam tubuh Ekawira, menjadi pelengkap bagi pusaka Pedang Batu Selembur. Adiwilaga menciptakan sebuah pusaka, bernama Pedang Batu Selembur, yang kekuatannya mampu menghancurkan desa dengan satu kali ayunan saja. Namun, kekuatan itu tidak berguna, bagi mereka yang haus darah dan kekuasaan. Bagaimana kisah Ekawira dan Pedang Batu Selembur?

View More

Latest chapter

Free Preview

1. PEDANG BATU SELEMBUR

Di bawah terik matahari yang membakar kulit. Kumpulan awan putih tipis membentuk barisan sejauh mata memandang, begitu indah dan mempesona. Sosok pria paruh baya yang seluruh rambutnya telah memutih itu, duduk bersila di atas sebuah batu besar. Kedua tangannya membentuk huruf O, dengan menempelkan jari telunjuk dan ibu jarinya.Kedua matanya terpejam erat. Dia memfokuskan pikirannya pada satu titik buta. Tak ada yang mampu mengalihkan konsentrasinya dalam beberapa jam terakhir.Tiba-tiba langit cerah, berubah gelap. Gumpalan awan putih, kini telah menghitam pekat. Angin yang berhembus pun sangat kencang, seolah badai besar akan datang. Pepohonan mulai menari-nari mengikuti hembusan angin yang datang dari segala penjuru, sili berganti. Kendati suasana telah berubah mencekam, pria paruh baya itu tetap fokus dan tidak sedikitpun bergerak dari posisinya. Detik demi detik berlalu, hingga berganti menit. Hembusan angin, kilat yang menyambar dan suara guntur saling menyahut, sama sekali ti

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
13 Chapters

1. PEDANG BATU SELEMBUR

Di bawah terik matahari yang membakar kulit. Kumpulan awan putih tipis membentuk barisan sejauh mata memandang, begitu indah dan mempesona. Sosok pria paruh baya yang seluruh rambutnya telah memutih itu, duduk bersila di atas sebuah batu besar. Kedua tangannya membentuk huruf O, dengan menempelkan jari telunjuk dan ibu jarinya.Kedua matanya terpejam erat. Dia memfokuskan pikirannya pada satu titik buta. Tak ada yang mampu mengalihkan konsentrasinya dalam beberapa jam terakhir.Tiba-tiba langit cerah, berubah gelap. Gumpalan awan putih, kini telah menghitam pekat. Angin yang berhembus pun sangat kencang, seolah badai besar akan datang. Pepohonan mulai menari-nari mengikuti hembusan angin yang datang dari segala penjuru, sili berganti. Kendati suasana telah berubah mencekam, pria paruh baya itu tetap fokus dan tidak sedikitpun bergerak dari posisinya. Detik demi detik berlalu, hingga berganti menit. Hembusan angin, kilat yang menyambar dan suara guntur saling menyahut, sama sekali ti
Read more

2. KEDATANGAN DUA PENDEKAR

Adiwilaga membawa Ekawira sejauh mungkin dari tempat yang kini tak lagi memiliki ketenangan itu.Pria paruh baya itu, tahu bagaimana harus bertindak saat ini. Memang, untuk sekarang Ekawira tidak memiliki ilmu Kanuragan yang mumpuni dan tidak membahayakan bagi kalangan pendekar. Namun, di masa depan, kekuatan yang ada pada raga Ekawira akan mampu mengubah dunia persilatan. Setelah terbang cukup jauh, akhirnya dia berpijak di atas tanah, di dekat hutan belantara yang jarang sekali dimasuki oleh manusia karena terkenal akan hewan buas dan para siluman yang menjadi penghuni di sana. Adiwilaga membaringkan tubuh Ekawira di tanah. Selanjutnya dia mengalirkan tenaga dalamnya ke raga sang murid.Tak perlu waktu lama, Ekawira pun mulai membuka matanya. "Guru Adiwilaga," ucapnya untuk pertama kali. Kemudian langsung mengubah posisinya menjadi duduk bersila."Kau baik-baik saja?" tanya Adiwilaga tampak sangat cemas."Iya, Guru. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit sakit di bagian dada saat ter
Read more

3. PERTARUNGAN SENGIT

"Ah, pemuda tampan, kau akan menjadi milikku," kata Dewi Laba-laba Hitam dengan suara seraknya, seraya merentangkan empat lengan labanya.Ekawira menatap dengan mata yang penuh tekad. "Aku tidak akan menyerahkan diriku begitu saja, Dewi."Pertarungan pun dimulai. Dewi Laba-laba Hitam melancarkan serangan pertamanya, sebuah tendangan keras yang ditujukan ke arah dada Ekawira. Dengan refleks cepat, Ekawira menangkis dengan kedua tangannya. Meski terdorong beberapa langkah mundur, dia tetap tegak berdiri."Kau cukup cepat, pemuda," ujar Dewi Laba-laba Hitam, meraih ekornya yang panjang dan mengayunkannya menuju Ekawira. Namun, Ekawira berhasil menghindar dengan melompat ke samping.Tak lama kemudian, Dewi Laba-laba Hitam mengeluarkan serangan pukulan bertubi-tubi dengan keempat lengannya. Ekawira berusaha menghindar dan menghalau setiap pukulan dengan tangannya. Hentakan demi hentakan membuat tanah di sekitar mereka bergetar.Walaupun Ekawira mampu bertahan dengan kekuatannya, tenaganya
Read more

4. KEKUATAN MISTERIUS

Dengan mata berkaca-kaca dan emosi yang memuncak, Ekawira melihat gurunya yang terkapar. Api kemarahan berkobar di dalam dadanya, tidak terima melihat Adiwilaga tewas di tangan Tengkorak Iblis. Ekawira merasa tanggung jawab besar untuk melanjutkan pertarungan dan membalas kematian gurunya."Mengapa kau melakukan ini, Tengkorak Iblis!" seru Ekawira, suaranya bergema di seluruh hutan, memecah keheningan malam.Tengkorak Iblis menatap Ekawira dengan dingin, tersenyum licik. "Kau berani sekali, pemuda. Namun, apa yang bisa kau lakukan tanpa gurumu?"Tanpa menjawab, Ekawira dengan lembut meletakkan mayat Adiwilaga di tanah, menghormati gurunya yang telah mengajarkannya banyak hal. Dia kemudian berdiri tegap, memegang pedang warisan dari Adiwilaga dengan erat."Sekarang giliranmu merasakan kekuatanku, Tengkorak Iblis!" kata Ekawira dengan suara yang penuh determinasi.Pertarungan pun dimulai. Ekawira menyerang dengan penuh semangat, mengayunkan pedangnya dengan kecepatan dan kekuatan yang s
Read more

5. KEKUATAN EKAWIRA

Pusaran angin itu, membawa tubuh Ekawira berserta Pedang Batu Selembur, sejauh mungkin dari para pendekar aliran hitam itu.Perlahan-lahan, pusaran anginnya menghilang. Tubuh Ekawira pun terkapar di atas dedaunan kering, sedangkan Pedang Batu Selembur berada tidak jauh darinya.Seketika itu juga, muncul seorang pria sepuh yang seluruh rambutnya telah memutih, langsung menghampiri Ekawira yang tidak sadarkan diri di sana. Dia sedikit mengibas pakaiannya yang seperti jubah itu. Kemudian duduk berjongkok di samping kanan Ekawira. Dua ruas jarinya menyentuh tengkuk Ekawira. "Pemuda ini memiliki fisik yang lemah, tetapi tenaga dalamnya sangat kuat," gumamnya sesaat setelah memeriksa kondisi Ekawira, yang tidak sadarkan diri itu. "Seandainya bukan karena kekuatan besar ini, mungkin nyawanya sudah tiada setelah mendapat serangan dari Dewi Laba-laba Hitam dan Tengkorak Iblis." Kemudian ia mengangkat tangan kanannya dan berada tepat di atas tubuh Ekawira. Pria sepuh itu, mengalirkan seluru
Read more

6. RAHASIA EKAWIRA

Kekuatan Batu Bintang Perak, hanya muncul dalam kurun waktu seratus tahun sekali. Hanya manusia terpilih saja lah yang dapat memiliki Kekuatan Batu Bintang Perak di dalam tubuhnya.Pada kelahiran Ekawira, terjadi penomena alam yang luar biasa. Langit siang, seketika berubah menjadi gelap, tepat sebelum Ekawira lahir. Selama ini, tidak pernah terjadi hal semacam itu. Alam seolah ikut menyambut kelahiran Ekawira. Guntur menyambar di mana-mana. Angin pun berhembus kencang seperti badai yang siap meluluhlantakkan apa pun yang ada di depannya. Meskipun begitu, tidak ada satupun korban jiwa. Tidak ada yang mengalami musibah di hari itu. Bahkan mereka tidak tahu menahu, bahwa saat itu sedang terjadi badai. Sungguh aneh. Ya, tidak bisa ditelaah oleh akal manusia. Namun, itulah yang terjadi di hari itu. Alam seolah hanya ingin menunjukkannya pada orang-orang yang detik itu, menjadi saksi kelahiran Ekawira saja. Bukan itu saja, tepat sesaat Ekawira lahir ke dunia. Sang ayah pun menghilang, s
Read more

7. LATIHAN PERTAMA

Hari mulai sore. Namun, Ekawira masih berada di tempatnya tanpa bergeser sedikitpun dari sana. Astagina sesekali memantau perkembangan latihan yang dijalani Ekawira. Sesekali itu juga, ia mendapati beberapa hewan buas datang mendekati Ekawira, mencoba untuk mengganggu konsentrasi pemuda itu. Astagina tentu tidak berdiam diri. Semua hewan buas yang datang mendekat, dibuat lari terbirit-birit dengan aura kematian yang dimiliki pria sepuh itu. Pria sepuh itu, tidak terlalu menggunakan banyak tenaga untuk mengusir hewan-hewan buas, sebab ia tidak mau konsentrasi Ekawira jadi terganggu akibat pertarungan ringan tersebut.***Tak terasa, sudah tiga hari berlalu. Ekawira masih duduk bersila di tempatnya. Dia tidak minum maupun makan. Tidak ada yang mampu menggoyahkan konsentrasinya kali ini. Ekawira telah bertekad untuk menaklukkan setiap tantangan dalam latihan bela dirinya. Kini fisiknya sedang ditempa, supaya kuat, ketika Kekuatan Batu Bintang Perak bereaksi. Astagina tersenyum lebar.
Read more

8. LATIHAN KEDUA

Hari berikutnya. Ekawira pun menjalani sesi latihan kedua, untuk mampu mengendalikan sepenuhnya kekuatan Batu Bulan Perak yang ada di dalam tubuhnya.'Batu Bintang Perak, adalah kekuatan penghancur sangat dahsyat. Kekuatan mengerikan itu tercipta dari sifat buruk manusia di muka bumi ini.' papar Astagina, yang kembali terbayang dalam benang Ekawira.Pendekar muda itu duduk bersila di atas batu besar, di bawah derasnya guyuran air terjun tanpa memakai baju, tapi masih mengenakan pakaian bawah. Ekawira harus memusatkan pikiran, menyatukan dirinya terhadap alam. Menyerap hawa murni dari sekitarnya. Dengan begitu, Kekuatan Batu Bintang Perak yang ada pada dirinya, dapat dikuasai. Meskipun Ekawira tahu, kekuatan besar itu tidak akan semudah itu untuk dikuasai.'Dalam kisahnya. Seorang Raja sakti mandraguna, bernama Raja Suwardana. Ia memimpin suatu negeri. Penghuni negeri itu, adalah bangsa jin dan dedemit. Pasukannya adalah kaum siluman yang haus akan darah manusia ...'Ekawira memejamk
Read more

9. MULAI DATANG GANGGUAN

Astagina tidak jadi pergi. Dirinya merasakan ada bahaya sedang mendekati area tersebut. Entah apa itu, sampai detik ini dirinya masih belum yakin sepenuhnya dengan tebakannya tersebut.Aura yang tiba-tiba muncul ini sangat mengusik ketenangannya. "Seharusnya, mereka tidak di tempat ini. Aku bisa merasakan aura itu. Dedemit air. Rawa Taraka."Kecemasan Astagina kian meningkat ketika telah hadir tiga sosok makhluk hijau. Seluruh tubuh mereka dipenuhi lumpur dan ganggang hijau. Tinggi mereka lebih dari dua meter, sehingga tampak seperti monster.Aroma busuk dari tubuh mereka sangat menyengat. Astagina hampir kehilangan kesadarannya, jikalau dirinya tidak menggunakan tenaga dalamnya untuk menekan aura mereka."Hei, kalian para Dedemit! Bagaimana bisa kalian berada di tempat ini, ah?!" Astagina meninggikan suaranya, sekaligus mengeluarkan tenaga dalamnya guna menekan aura bertarung dari ketiga mahluk, yang disebut Dedemit Air itu.KHAAAUUUUNGGG ...Mereka meraung sangat keras karena tekan
Read more

10. KEMAMPUAN ASTAGINA

Astagina pun sudah berada di ambang batas kesabarannya. Dia tidak lagi menganggap lawan di depan matanya lemah. Dirinya juga tidak bisa berlama-lama menahan mereka karena akan berakibat fatal, untuk dirinya maupun Ekawira."Memang tidak ada cara lain lagi. Mereka harus dimusnahkan atau kehadiran mereka akan mengganggu pertapaan Ekawira di sana."Astagina menoleh ke belakang disertai helaan napas lega, lantara Ekawira masih terpaku di tempatnya. Menandakan, pertapaannya tidak terganggu."Kris Samber Nyawa!" serunya demikian sambil mengeluarkan sebuah benda pusaka yang terikat di pinggangnya.Kris Samber Nyawa, setidaknya Itulah yang diserukan pria sepuh itu. Mengangkat tinggi-tinggi benda pusakanya tersebut. Kris tersebut lantas mengeluarkan cahaya keemasan yang sangat menyilaukan mata. Dalam satu tarikan napas, Astagina sudah berada di tengah-tengah para Dedemit Air itu. Tangannya mengayun cepat, menghunuskan Kris tersebut ke salah satu Dedemit Air.DWAARRRR ..Hancur lebur hanya me
Read more
DMCA.com Protection Status