Mendadak Dijodohkan dengan Mantan

Mendadak Dijodohkan dengan Mantan

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Oleh:  AdededeTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
62Bab
583Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

“Kamu nyakitin aku dengan alasan kamu sakit hati? Kamu bener-bener jahat, Rayan.” Ucap Nayra sedih. Nayra, perempuan cantik dan beruntung. Hidup Nayra berjalan sesuai dengan arti namanya. Namun, semua berubah ketika usianya menginjak 25 tahun. Nayra diminta orang tuanya bertunangan dengan laki-laki tampan, anak dari sahabat baik mereka. Tapi siapa sangka jika laki-laki itu seseorang dari masa lalunya. Narayan Sadewa. Nasib baik ataukah buruk, kembali mempertemukannya Rayan? Cinta pertama Nayra yang sembilan tahun lalu harus berpisah karena suatu keadaan. Keadaan begitu berbeda sekarang. Laki-laki itu berubah menjadi sosok yang dingin, menyebalkan, dan skeptis. Haruskah Nayra bertahan dengan perjodohan ini atau memilih pergi bersama seseorang yang jelas mencintainya dengan tulus, yang selalu ada membersamainya dalam keadaan apapun, Noah?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Awal yang Pahit

Episode 1. Awal yang Pahit

********

“Kenapa aku harus jadi korban perjanjian konyol kalian?”

Nayra bangkit dari duduknya dengan sentakan penuh, membuat kursi meja makan yang didudukinya terdorong ke belakang beberapa senti. Bola matanya yang jernih memandang kecewa kedua orang tuanya.

“Nggak! Ayah boleh bikin perjanjian sebanyak apa pun dengan teman Ayah itu, tapi Ayah nggak berhak ngelibatin aku.”

Nayra menahan geram, dia merasa ditipu. Beberapa waktu lalu, sang ayah merengek  memintanya kembali ke Indonesia dengan alasan tidak ingin jauh dari anak-anaknya di hari tua. Nayra menurutinya, bahkan rela melepaskan karir cemerlangnya di John Hopkins.

Dan sekarang? Ayah mendadak membahas tentang perjodohan yang bermula dari perjanjian konyol bersama sahabatnya–Rendi, keduanya berjanji akan menjodohkan anak mereka saat dewasa nanti. Begitu umur kedua anak mereka dewasa, saat itulah perjodohan dilakukan, dan itu saat ini. Baru saja, dengan sangat entengnya lelaki tua itu mengatakan ingin Nayra menikah secepatnya, bersama laki-laki yang Nayra tidak tahu siapa itu.

“Ayah minta maaf sama kamu sebelumnya, tapi Ayah harap kamu bisa menerima ini. Ayah nggak bisa membatalkan perjanjian kami secara sepihak.”

“Kenapa enggak? Bisa aja kalau Ayah emang sayang sama aku.” Sambar Nayra sengit.

“Nggak bisa!” Ayah berusaha sabar menghadapi putri bungsunya itu. “Bukannya Ayah nggak sayang sama kamu, tapi Ayah juga nggak mau merusak persahabatan baik yang udah terjalin berpuluh-puluh tahun lamanya.”

“Ayah egois!”

“Bukan begitu, Nak! Tolong kamu mengerti. Lagi pula, Ayah ngelakuin ini bukan semata-mata karena janji, tapi di samping itu Ayah juga mau kamu cepat-cepat menikah. Kamu udah 25 tahun, Nay. Ayah khawatir kamu keasyikan kerja dan lupa mikirin jodoh, makanya Ayah minta kamu pulang ke Indo–”

“Tapi Ayah nggak ada ngasih tahu tentang perjodohan ini sebelumnya.” Cicit Nayra nyaris menangis, matanya berlinang-linang. Dia benar-benar kecewa.

“Kamu nggak akan mau pulang kalau Ayah kasih tahu.”

Nayra menghela napas dalam guna menahan air matanya agar tidak jatuh. Nayra benar-benar marah sekaligus kecewa karena Ayah sudah menipunya.

“Aku tetap nggak akan setuju! Aku berhak menolak, kan?”

“Silakan, kalau kamu mau melihat Ayah mati tersiksa karena memikirkan anak gadis Ayah yang belum menikah.” Ancam Ayah, membuat Nayra terperangah diiringi delikan kesal tak bisa melawan kata-katanya untuk sesaat.

“Aku pasti akan nikah. Tapi nggak dengan cara dijodohin, Yah.”

“Terus dengan cara apa? Nyari sendiri? Sekarang udah dapat? Ada pacar? Enggak, kan? Selama ini kamu cuma bermain-main sama Noah dan bergelut di ruang operasi. Apa yang Ayah harapkan dari kamu supaya bisa mendapatkan calon menantu yang baik?”

Nayra terdiam, tak ada balasan atas pertanyaan bertubi-tubi yang dilemparkan Ayah. Mendadak atmosfer ruangan itu terasa semakin panas. Seharusnya, makan malam hari ini berlangsung hangat karena untuk pertama kalinya setelah sembilan tahun mereka sekeluarga kembali berkumpul di satu meja makan yang sama untuk menikmati hidangan rumahan buatan Bunda.

“Bun…”

Nayra melirik sang ibu, berharap mendapatkan pembelaan. Tapi wanita itu hanya menggeleng dengan tatapan iba.

“Maaf, Nay. Tapi apa kata Ayah itu nggak salah. Kamu mau, ya, terima perjodohannya? Dia laki-laki yang baik dan sopan. Kamu pasti suka.” Bujuk Bunda lemah lembut.

Nayra menggelengkan kepala–kecewa. Menghentakkan kakinya kesal, dia lantas beranjak dari ruang makan, lalu dengan langkah cepat menaiki tangga menuju kamarnya, mengabaikan teriakan Ayah yang memanggil namanya geram.

********

Nayra menghembuskan napasnya berulang kali. Kedua tangannya berkeringat karena terus menerus meremas dress yang dikenakannya.

Setelah berbagai macam usaha menolak permintaan sang ayah, bahkan sampai terjadi perdebatan yang hebat. Akhirnya Nayra mengalah dan memilih untuk menuruti permintaan itu.

Menikah melalui perjodohan adalah sesuatu yang tidak pernah ada di dalam daftar keinginannya. Nayra berharap laki-laki yang akan menjadi calon suaminya itu orang baik.

“Eh?”

Nayra tersentak dengan wajah linglung. Dia terlalu larut menerka-nerka calon suaminya, hingga tak sadar ada orang yang masuk ke kamarnya.

Hari ini, di malam yang dingin ini adalah saatnya dia bertemu dengan calon suami pilihan ayahnya itu.

“Kamu ngelamun?” Sean berjalan mendekati Nayra yang duduk di depan cemin rias. “Mikirin apa?”

“Menurut Kakak?” Cibir Nayra dengan tampang kesal. “Ayah, tuh, bener-bener ngeselin! Seenaknya aja main jodoh-jodohin. Aku, kan, belum mau nikah. Apalagi nggak tahu cowoknya kayak gimana. Mending kalau baik, lha kalau brengsek?”

“Hush!” Sean menegur. “Nggak boleh ngejelek-jelekin calon suami sendiri. Harusnya kamu bersyukur karena Ayah udah pilihin kamu calon suami yang jelas bibit, bebet, dan bobotnya. Kamu jadi nggak usah repot nyari lagi.” Imbuhnya. “Kamu tahu, nggak? Di luar sana ada beberapa perempuan yang salah milih calon suami dan akhirnya jadi janda.”

Nayra langsung mendelik seraya memasang tampang meledek. “Kakak yakin pilihan Ayah baik? Ada juga, tuh, di luaran sana yang terpaksa nikah gegara dijodohin, ehh ujung-ujungnya cerai juga.”

Gadis itu menghembuskan napasnya kasar, wajahnya merengut lucu.

“Aku nggak siap jadi janda muda.”

“Heh! Nggak boleh bicara sembarangan kayak gitu! Kakak yakin dia orang baik.”

Nayra mendengus keras, kemudian membalikkan badannya kembali menghadap cermin.  “Yakin dari mana?”

“Dari tampangnya.” Sahut Sean enteng.

Nayra berbalik badan lagi dengan ekspresi penasaran. “Kakak udah lihat?”

“Hmm. Dia sama orang tuanya udah datang. Ada di ruang tamu, tuh. Dia ganteng, lho. Kayak tipe kamu banget yang suka oppa-oppa Korea.”

Mata jernih Nayra berbinar sekejap, lalu merengut lagi.

“Percuma genteng kalau brengsek. Banyak cowok kayak gitu di luaran sana. Tipe aku, tuh, kayak Kakak. Baik hati, lemah lembut, pendiem, jadi nanti nurut sama istri.” Cerocos Nayra meledek, membuat sang kakak mendengus jengkel.

Sean mengusap penuh wajah Nayra – gemas, membuat gadis itu protes khawatir riasannya rusak.

“Udah, jangan ngoceh mulu. Ayok ke bawah, mereka udah nunggu!” Seru Sean seraya mengulurkan tangan untuk membantu Nayra berdiri.

Gadis itu memandang ragu uluran tangan tersebut sebelum kemudian menerimanya.

********

Nayra dan Sean turun menuju ruang keluarga. Sayup-sayup obrolan hangat terdengar di telinga Nayra, tapi dia tidak bisa menangkap dengan jelas apa yang mereka bicarakan.

“Nay, agak cepetan jalannya.”

Nayra menuruni anak tangga dengan langkah ragu-ragu. Perasaannya campur aduk, antara gugup, tidak siap, dan takut calon suaminya tidak sesuai ekspektasi.

“Dia beneran ganteng, kan?” Tanya Nayra berbisik.

“Kamu bilang yang penting dia orang baik.” Balas Sean meledek.

“I-iya, sih, tapi tetap aja….” Nayra menghembuskan napas lemah tanpa menyelesaikan kalimatnya. Sean hanya tersenyum mencibir.

“Maaf, aku lama.” Nayra berbasa-basi, menyela percakapan hangat yang sedang berlangsung di sana. Semua orang menatapnya senang.

“Nay. Sini!” Ayah mengulurkan tangan, menginstruksi Nayra yang terus berdiri agar segera duduk. “Perkenalkan, mereka  Om Rendi dan Tante Lisa, calon mertua kamu.”

Dengan gerakan kikuk dan salah tingkah, Nayra menyalami Om Rendi dan Tante Lisa bergantian, kemudian duduk di antara Ayah dan Bunda.

“Nggak nyangka Nayra tumbuh secantik ini. Terakhir lihat masih bayi merah.” Ujar Tante Lisa memuji.

Nayra tersenyum malu-malu. Kemudian, matanya mengitari sekitar. Dia tidak melihat keberadaan orang lain – calon suaminya.

“Dia lagi di luar angkat telepon.” Sahut Tante Lisa seakan mengetahui isi pikiran Nayra. “Kamu nyariin anak Tante, kan?”

Nayra tersenyum canggung sekaligus malu. Ucapan Tante Lisa membuat semua orang langsung meledeknya termasuk Ayah.

Tak lama, laki-laki tampan dengan perawakan jangkung muncul dari ruangan utama. Laki-laki yang sepertinya familier bagi Nayra.

“Maaf, aku lama.” Suara bagai lullaby itu berdenging lembut di telinga Nayra.

Selama beberapa detik, ruangan itu berubah senyap. Nayra membeku menatap laki-laki itu yang nampak sama terkejutnya. Keduanya terdiam saling menatap, berusaha mengingat-ingat, menggali memori yang sudah sekian lama terkubur.

“Nih, anaknya dateng. Kenalin, Nay, ini anak Tante, namanya Rayan.” Seru Tante Lisa heboh. “Ray, Nayra nyariin, lho, dari tadi.” Godanya kemudian, tapi tak mendapat respon apa-apa baik dari Nayra maupun Rayan.

“Hai.” Rayan yang pertama kali sadar. Sapaannya terdengar kaku.

“Ra….yan?” Gumam Nayra tak percaya. Sesekali matanya mengerjap-erjap cepat, menyangka dirinya sedang berada di alam mimpi. Tapi sosok laki-laki itu nyata.

Nayra menatap nanar laki-laki yang sudah membuatnya kehilangan kepercayaan untuk bisa mencintai lagi. Semua  memori yang sudah bertahun-tahun terkubur berkelebat cepat di otaknya tanpa kendali,  membuat rasa sakit di hati Nayra kembali mencuat ke permukaan.

********

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
62 Bab
1. Awal yang Pahit
Episode 1. Awal yang Pahit********“Kenapa aku harus jadi korban perjanjian konyol kalian?”Nayra bangkit dari duduknya dengan sentakan penuh, membuat kursi meja makan yang didudukinya terdorong ke belakang beberapa senti. Bola matanya yang jernih memandang kecewa kedua orang tuanya.“Nggak! Ayah boleh bikin perjanjian sebanyak apa pun dengan teman Ayah itu, tapi Ayah nggak berhak ngelibatin aku.”Nayra menahan geram, dia merasa ditipu. Beberapa waktu lalu, sang ayah merengek memintanya kembali ke Indonesia dengan alasan tidak ingin jauh dari anak-anaknya di hari tua. Nayra menurutinya, bahkan rela melepaskan karir cemerlangnya di John Hopkins.Dan sekarang? Ayah mendadak membahas tentang perjodohan yang bermula dari perjanjian konyol bersama sahabatnya–Rendi, keduanya berjanji akan menjodohkan anak mereka saat dewasa nanti. Begitu umur kedua anak mereka dewasa, saat itulah perjodohan dilakukan, dan itu saat ini. Baru saja, dengan sangat entengnya lelaki tua itu mengatakan ingin Nayr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-17
Baca selengkapnya
2. Tak Ingin Dia
Episode 2.Tak Ingin Dia********“Lho, kalian saling kenal?” Tante Lisa yang pertama memecah hening yang terjadi di sana. Dia menginterupsi kegiatan Nayra yang bergeming menatap Rayan. Gadis itu sedikit terperanjat.“Enggak.”“Iya.”Nayra dan Rayan menyahut bersamaan dengan ucapan berbeda, membuat para orang tua mengernyit bingung. Nayra langsung menatap protes Rayan yang dibalas kedikkan bahu tak acuh.“Sebatas senior dan junior. Kami satu SMA.”“Kami pernah pacaran.” Sambar Rayan cepat, membuat mata Nayra membelalak.“Serius, Ray?” Tante Lisa berbinar senang, pun dengan yang lainnya.“Nggak, Tan!”“Iya, Ma.”Lagi, Nayra dan Rayan menyahut dengan ucapan berbeda. Nayra menoleh cepat dan menatap geram Rayan yang memasang ekspresi santai.“Bagus kalau begitu.” Sahut Om Rendi senang. “Kalian bisa balikan dan cepat-cepat menikah. Nggak perlu ada pendekatan-pendekatan lagi. Kita skip itu.”“Aku setuju.” Seru Rayan sambil bergerak duduk di antara orang tuanya.Nayra meradang, menatap Rayan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-17
Baca selengkapnya
3. Lari Sejauh Mungkin
Episode 3. Lari Sejauh Mungkin********“Amazed banget, kan?” Kata Rayan, menghentikan aktivitas Nayra yang sedang mengayun-ayunkan kakinya di atas jembatan kecil dengan kolam ikan hias yang asri di bawahnya.Nayra menoleh, melihat si pemilik suara itu. Sebenarnya, Nayra tidak perlu melakukannya, karena dia sudah hafal betul. Mana mungkin dia bisa melupakan suara yang selalu mengisi hari-harinya, meski sembilan tahun tak mendengarnya.“Kebetulan yang agak menyenangkan, kan?” Imbuh Rayan dan mengambil duduk di sebelah Nayra, kakinya yang panjang menjuntai nyaris menyentuh air.“Nggak sama sekali.” Nayra membuang muka, nada suaranya terdengar datar. Rayan hanya tersenyum kecil.Sejenak, keduanya terdiam dalam pikiran masing-masing. Hanya sahutan napas dan gemericik air kolam yang memecah keheningan di antara mereka. Nayra tidak bisa menggambarkan perasaannya saat ini. Kedatangan Rayan membuatnya terkejut, bingung, dan sedih bercampur menjadi satu.“Aku maafin kamu.”Nayra yang sedang mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-17
Baca selengkapnya
4. Siapa Dia?
Episode 4. Siapa Dia?********“Berhenti bersikap manis untuk mendapatkan perhatian orang tua aku! Stop ngasih orang tua aku hadiah atau apa pun itu.”Nayra melempar buket bunga anggrek putih dan goodie bag berisi tas dengan merk terkenal tepat ke atas meja kerja milik laki-laki berjas dokter yang duduk di hadapannya. Dengan tatapan yang sama sekali tidak menakutkan, Nayra melotot marah, rahangnya mengetat, menahan emosi.Ternyata Rayan serius dengan ucapannya menerima perjodohan. Sudah dua minggu sejak pertemuan keluarga waktu itu, Rayan gencar melakukan pendekatan dengan orang tua Nayra. Sikap manis dan hangat yang ditunjukkan Rayan membuat mereka semakin mendorong Nayra untuk menerima laki-laki itu sebagai calon suaminya.Bukannya terenyuh, tapi Nayra malah merasa ada yang tidak beres dengan sikap Rayan, hingga membuat hatinya gelisah.“Kak, kamu denger aku nggak, sih?” Kesal Nayra seraya merampas berkas di tangan Rayan, lalu duduk di hadapannya. Rayan langsung menatap Nayra tak s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-17
Baca selengkapnya
5. Menyebalkan
Episode 5. Menyebalkan********“Ada apa, Lun?”Suara Rayan membuat Luna yang terdiam bingung sedikit terperanjat. “Eh? Ung. . . , aku mau ngajakin kamu makan siang di luar. Tapi kayaknya lagi ada tamu, ya?”Luna mengerling ke arah Nayra yang sedang menatapnya bingung.“Dia Nayra calon istri aku.” Kata Rayan terang-terangan, sadar akan kebingungan Luna.Raut wajah Luna yang semula agak santai berubah sendu sekaligus terkejut, meski dengan cepat kembali mengatur ekspresinya menjadi sesantai mungkin.“Ohh, iya, Nay. Kenalin Luna, teman baik aku.” Imbuh Rayan, entah kenapa membuat Nayra sedikit lega mendengarnya.“Teman dari kecil.” Sambar Luna seakan ingin menunjukkan hubungan mereka sangat dekat. “Aku udah denger tentang kamu. Selamat, ya. Semoga kali ini kamu nggak ninggalin Rayan lagi.”Nayra bergeming dengan wajah bingung sekaligus jengkel yang ditahan. Di benaknya penuh pertanyaan tentang sosok Luna yang baru dia ketahui saat ini. Selain Aji dan Bisma, Nayra tidak pernah tahu Rayan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-27
Baca selengkapnya
6. Playing Victim
Episode 6. Playing Victim********Mobil Nayra berhenti di parkiran basement rumah sakit, dia tersenyum saat mendapati Noah juga baru turun dari mobilnya.Hari ini adalah hari pertama mereka bekerja di rumah sakit baru. Rumah sakit ayahnya Rayan, calon ayah mertuanya.Nayra menghembuskan napas berat, mengingat Rayan yang Kepala Rumah Sakit akan menjadi atasannya. Perasaannya tidak baik. Nayra merasa berkerja di sana akan terasa sulit dibandingkan John Hopkins.Setelah merasa cukup beristirahat untuk mempersiapkan diri. Dia semakin yakin untuk menghadapinya––memenangkan peperangan dari Rayan untuk membatalkan perjodohan dan kembali ke Amerika atau ke mana pun itu. Nayra akan mencari dunia di mana tidak ada Rayan di dalamya.“Morning, Doctor Noah.” Sapa Nayra diiringi senyum mengembang. Dia tampil cantik dengan balutan rok span warna kuning beraksen bunga di atas lutut, sangat kontras dengan atasan blouse putih yang dikenakannya.“See, semua pasien bakalan ngelupain rasa sakit mereka ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-27
Baca selengkapnya
7. Tidak Dikenali
Episode 7. Unknown********Nayra turun dari mobilnya, dia berjalan untuk masuk ke rumah sakit sembari menerima telepon dari ibunya yang mengeluh khawatir karena dia tinggal di apartemen sendirian.Sudah lebih dari satu minggu Nayra bekerja di Rumah Sakit RH. Nayra memilih untuk tinggal di apartemen yang dekat dengan rumah sakit. Jarak rumah sakit yang memakan waktu lebih dari satu jam dari rumah menjadi pertimbangan Nayra memutuskan untuk memilih tinggal di apartemen.“Aku nggak ngelewatin sarapan atau waktu makan lainnya. Bunda tenang aja, aku udah gede.” Sambar Nayra sebelum Bunda membuka suara. Dia sudah hapal karena setiap pagi Bunda selalu mengingatkannya akan hal itu.“Jangan ngerepotin Noah. Langsung pulang kalo udah selesai di rumah sakit. Dan satu lagi, jangan terlalu banyak main dan pulang malem. Inget, kamu nggak lagi di Amerika!” Pesan Bunda di seberang telepon.Nayra memutar bola matanya malas seraya mendengus kesal. Rasanya bosan mendengar Bunda terus mengingatkannya aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya
8.  Ancaman
Episode 8. Ancaman********Nayra tiba di private room sebuah restoran. Di dalam ruangan itu, terlihat Om Rendi, Tante Lisa, dan Rayan sudah duduk menunggunya.Sekitar 30 menit yang lalu saat dirinya masih di rumah sakit bersama Hana, Tante Lisa menelepon dan mengajaknya untuk makan siang bersama.Nayra tidak bisa menolak ajakan tersebut meski sangat ingin karena ada Rayan di sana. Tapi karena Tante Lisa merengek dan memohon membuat Nayra mengiyakannya.“Maaf, aku telat.” Sesal Nayra tak enak hati.“Santai aja, Nay. Tante yang salah karena mendadak ngasih tahu kamunya. Ayo sini duduk.” Jawab Tante Lisa sembari menuntun Nayra untuk duduk di sebelah Rayan yang menghunuskan tatapan malas sejak kedatangannya.Tunggu. . . ., seharusnya Nayra yang malas melihat Rayan. Terlebih karena sikap laki-laki itu yang tak menghargainya dan seenak jidat.“Salah Rayan juga, nih, nggak ngajak kamu berangkat bareng.” Imbuh Tante Lisa menyalahkan, tak peduli meski ada pelayan datang membawakan makanan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya
9. Serangan Balasan
Episode 9. Serangan Balasan********Nayra benar-benar sakit hati, tak percaya Om Rendi bahkan mengancamnya seperti itu. Nayra merasa sendirian. Tak ada seorang pun yang bisa membantunya keluar dari situasi ini.“Pa, jangan gitu, dong, sama Nayra. Papa udah bikin dia takut tahu, nggak?” Tegur Tante Lisa mendapati suaminya terlalu serius dan keras pada Nayra.“Kamu nggak apa-apa, kan, Sayang? Maaf, ya. Om emang kadang nggak kekontrol. Kamu pasti kaget, ya?” Ucap Tante Lisa tak enak hati sambil meraih tangan Nayra dan mengelusnya.Nayra menggeleng pelan seraya menarik napas dalam-dalam guna menahan tangisnya.Om Rendi menghela napas, memejamkan matanya sebentar, lalu menatap Nayra dengan wajah penuh rasa bersalah.“Maafin Om karena bersikap keterlaluan sama kamu. Om hanya nggak mau kamu terus-terusan menolak perjodohan ini.”Nayra hanya tersenyum kecut tanpa membalas ucapan Om Rendi. Lagipula tidak ada gunanya terus berdebat dengan Om Rendi sekarang. Aksi nyata akan lebih berguna untukn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya
10. Piala Kebanggaan
Episode 10. Piala Kebanggaan********Jam sudah menunjukkan pukul 21.30. Nayra baru saja tiba di apartemennya. Buru-buru dia keluar setelah pintu lift terbuka. Nayra lelah, dia ingin mengistirahatkan tubuhnya setelah enam jam lamanya bergelut di ruang operasi. Nayra berjalan gontai menuju unitnya, matanya setengah terpejam. Namun, samar-samar dia melihat ada seseorang yang berdiri sambil bersandar di pintu apartemennya. Gadis itu memicingkan mata dan sosok itu semakin jelas begitu dia mendekat.“Lho, kamu? Ngapain di sini?”“Tempat kamu oke juga.” Komentar Rayan sambil menegakkan tubuhnya.“Dari mana kamu tahu aku tinggal di sini?” Tanya Nayra, merasa tidak pernah memberitahu siapapun tentang tempat tinggal barunya.“Bawel. Cepetan Buka!” Titah Rayan.Nayra mendelik sambil menatapnya protes. Tapi Rayan tak mempedulikan dan malah mengedik ke arah pintu, memberi isyarat agar Nayra lekas membukanya.Gadis itu mendengus sebal, lalu dengan terpaksa membuka pintu apartemennya setelah dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status