Share

2. Tak Ingin Dia

Episode 2.Tak Ingin Dia

********

“Lho, kalian saling kenal?” Tante Lisa yang pertama memecah hening yang terjadi di sana. Dia menginterupsi kegiatan Nayra yang bergeming menatap Rayan. Gadis itu sedikit terperanjat.

“Enggak.”

“Iya.”

Nayra dan Rayan menyahut bersamaan dengan ucapan berbeda, membuat para orang tua mengernyit bingung. Nayra langsung menatap protes Rayan yang dibalas kedikkan bahu tak acuh.

“Sebatas senior dan junior. Kami satu SMA.”

“Kami pernah pacaran.” Sambar Rayan cepat, membuat mata Nayra membelalak.

“Serius, Ray?” Tante Lisa berbinar senang, pun dengan yang lainnya.

“Nggak, Tan!”

“Iya, Ma.”

Lagi, Nayra dan Rayan menyahut dengan ucapan berbeda. Nayra menoleh cepat dan menatap geram Rayan yang memasang ekspresi santai.

“Bagus kalau begitu.” Sahut Om Rendi senang. “Kalian bisa balikan dan cepat-cepat menikah. Nggak perlu ada pendekatan-pendekatan lagi. Kita skip itu.”

“Aku setuju.” Seru Rayan sambil bergerak duduk di antara orang tuanya.

Nayra meradang, menatap Rayan dengan rahang mengetat, lalu ikut menghempaskan pantatnya ke sofa dengan kesal.

Jujur saja, kedatangan Rayan saja sudah bagai petir yang menyambar di siang bolong untuknya. Bagaimana bisa laki-laki itu bersikap teramat santai seolah tak terjadi apa-apa? Rayan setuju untuk menikah dengannya? Kenapa coba?

Cih. Nayra tidak sudi meski sebelumnya akan menerima perjodohan ini. Nayra sama sekali tidak masalah sebelum tahu jika laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah Rayan. Mantan kekasihnya saat SMA – sembilan tahun lalu.

“Aku nggak mau!” Sergah Nayra tegas.

Om Rendi dan Tante Lisa menatap Nayra bingung. Sementara Rayan menghunuskan tatapan tak terbaca.

“Nayra!” Seru Ayah tanpa bisa menyembunyikan nada geramnya.

“Orang tua kamu bilang, kamu nggak kebertan, Nay?” Sahut Om Rendi agak kecewa.

“Sebelum aku tahu kalau orangnya Kak Rayan, Om.”

“Memangnya Rayan kenapa? Dia udah nyakitin kamu?”

Nayra terdiam menatap Om Rendi dengan tatapan sayu. Sedetik kemudian menggeleng samar.

“Kalau gitu nggak ada alasan untuk kamu  nolak perjodohan ini, Nay.” Kata Om Rendi dengan seulas senyum simpul menghiasi wajah tegasnya. Ucapannya itu diangguki setuju oleh Ayah, Bunda, dan Tante Lisa. Pun dengan Rayan yang menatapnya penuh kemenangan.

“Tetap nggak bisa, Om! Aku nggak cinta sama Kak Rayan. Aku bosen, makanya dulu rela ngambil program akselerasi dan pergi ke  Amerika ninggalin dia.”

Ucapan Nayra yang teramat santai itu membuat Ayah langsung menatapnya berang, tapi masih berusaha mengendalikan emosinya. Sementara Nayra mengedik tak acuh. Dia sengaja membuat kesan buruk, berharap bakal calon mertuanya enggan untuk melanjutkan perjodohan ini.

Ayah tertawa dipaksakan guna mencairkan suasana yang dirasa mulai tidak enak. Tapi sekilas matanya memelototi Nayra.

“Ha-ha. Maafkan Nayra, ya? Semenjak tinggal di luar negeri dia jadi kurang sopan.”

“Yah, aku seriu–”

“Nggak apa-apa. Kami maklum.” Sela Om Rendi berusaha bijak, Kemudian menatap Nayra, membuat gadis itu salah tingkah. “Nay, kamu pasti terkejut bertemu lagi sama Rayan. Om nggak akan menghiraukan apa yang terjadi pada kalian di masa lalu, Om hanya peduli dengan masa depan kalian. Perjodohan ini harus tetap berjalan.”

“Tapi Om–”

“Dan kalian dipertemukan lagi seperti ini, Om yakin ini takdir. Kalian memang berjodoh. Lupakan kisah cinta monyet kalian dan mulai menata masa depan sekarang! Om percaya kamu bisa jadi istri yang baik untuk Rayan, juga sebaliknya.” Om Rendi terus memotong ucapan Nayra. “Dan soal cinta? Banyak pasangan yang awalnya hidup tanpa saling cinta, tapi mereka baik-baik saja sampai sekarang.”

“T-tapi, Om–”

“Nayra!”

Meski pelan, nada suara Ayah penuh teguran, menginstruksi Nayra untuk tidak terus membantah. Tapi itu tak membuat Nayra takut.

“Maaf, Ayah, aku berubah pikiran.” Kata Nayra, lalu dengan cepat beranjak meninggalkan ruangan itu. Rayan memandanginya sampai dia menghilang ke luar rumah.

Ayah menghembuskan napas kasar. “Maaf atas sikap kurang sopan Nayra. Kami pasti akan membujuk dia lagi.”

“Nggak apa-apa. Kami paham. Saya yakin Nayra hanya terkejut dan bingung dengan situasinya.”  Sahut Tante Lisa cepat yang langsung diangguki setuju Om Rendi. Sementara Rayan pamit untuk menyusul Nayra.

********

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status