********“Aku minta maaf karena belum bisa jadi anak yang baik untuk kalian.” Ucap Nayra tulus setelah dia mengutarakan keinginannya untuk mengakhiri semuanya dengan Rayan. Nayra bahkan kini berlutut di hadapan kedua orang tuanya.“Bangun, Nak.”Bunda menuntun Nayra untuk duduk di sebelahnya.“Sebenarnya ada apa, Nay?” Tanya Bunda lembut seraya merapikan anak rambut Nayra yang sedikit menghalangi wajahnya.“Kak Rayan menerima perjodohan ini untuk balas nyakitin aku karena udah ninggalin dia dulu. Dia nggak tulus mau nikahin aku.”Pada akhirnya, Nayra tidak bisa menahan kegundahan hatinya sendirian, meski tidak dia ceritakan secara keseluruhan.“Nggak mungkin. Selama ini Ayah lihat dia baik-baik aja sama kamu.” Sela Ayah tak percaya, mengingat bagaimana Rayan memperlakukan Nayra dengan baik saat di depannya, Ayah juga sangat suka sikap sopan Rayan.“Iya, tapi dia cuma pura-pura, Yah. Di belakang kalian dia nggak sebaik itu. ”“Ayah nggak percaya. Nayra, masa lalu kalian itu hanya cinta
********Sekarang Nayra sudah berada di dalam mobil yang dikendarai Tante Lisa. Entah ke mana wanita paruh baya ini akan membawanya pergi.Sejurus kemudian, Nayra dibuat terkejut saat menyadari jalanan yang dilalui Tante Lisa ternyata menuju ke apartemen Rayan. Benar saja, tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di depan gedung apartemen elit tersebut.“Tan?” Nayra menatap Tante Lisa dengan sorot mata penuh tanya.“Maaf, Nay. Kita ke apartemen Rayan sebentar, ya? Ada barang yang mau Tante ambil dari sana.”Nayra terdiam ragu, sebelum kemudian mengangguk terpaksa.“Ohh, ya udah. Tapi aku nunggu di sini ya, Tan?”“Tapi barang yang mau Tante bawa agak banyak. Kamu bisa bantu Tante, kan?” Tante Lisa memasang wajah memelas, membuat Nayra lagi-lagi tak bisa menolak.“Ya-ya udah, Tan, boleh.”Mengehembuskan napas kasar, dengan penuh keterpaksaan Nayra ikut turun dari mobil dan mengekori Tante Lisa untuk masuk ke dalam apartemen Rayan.Sesampainya di depan pintu apartemen, dengan cekatan jar
Episode 1. Awal yang Pahit********“Kenapa aku harus jadi korban perjanjian konyol kalian?”Nayra bangkit dari duduknya dengan sentakan penuh, membuat kursi meja makan yang didudukinya terdorong ke belakang beberapa senti. Bola matanya yang jernih memandang kecewa kedua orang tuanya.“Nggak! Ayah boleh bikin perjanjian sebanyak apa pun dengan teman Ayah itu, tapi Ayah nggak berhak ngelibatin aku.”Nayra menahan geram, dia merasa ditipu. Beberapa waktu lalu, sang ayah merengek memintanya kembali ke Indonesia dengan alasan tidak ingin jauh dari anak-anaknya di hari tua. Nayra menurutinya, bahkan rela melepaskan karir cemerlangnya di John Hopkins.Dan sekarang? Ayah mendadak membahas tentang perjodohan yang bermula dari perjanjian konyol bersama sahabatnya–Rendi, keduanya berjanji akan menjodohkan anak mereka saat dewasa nanti. Begitu umur kedua anak mereka dewasa, saat itulah perjodohan dilakukan, dan itu saat ini. Baru saja, dengan sangat entengnya lelaki tua itu mengatakan ingin Nayr
Episode 2.Tak Ingin Dia********“Lho, kalian saling kenal?” Tante Lisa yang pertama memecah hening yang terjadi di sana. Dia menginterupsi kegiatan Nayra yang bergeming menatap Rayan. Gadis itu sedikit terperanjat.“Enggak.”“Iya.”Nayra dan Rayan menyahut bersamaan dengan ucapan berbeda, membuat para orang tua mengernyit bingung. Nayra langsung menatap protes Rayan yang dibalas kedikkan bahu tak acuh.“Sebatas senior dan junior. Kami satu SMA.”“Kami pernah pacaran.” Sambar Rayan cepat, membuat mata Nayra membelalak.“Serius, Ray?” Tante Lisa berbinar senang, pun dengan yang lainnya.“Nggak, Tan!”“Iya, Ma.”Lagi, Nayra dan Rayan menyahut dengan ucapan berbeda. Nayra menoleh cepat dan menatap geram Rayan yang memasang ekspresi santai.“Bagus kalau begitu.” Sahut Om Rendi senang. “Kalian bisa balikan dan cepat-cepat menikah. Nggak perlu ada pendekatan-pendekatan lagi. Kita skip itu.”“Aku setuju.” Seru Rayan sambil bergerak duduk di antara orang tuanya.Nayra meradang, menatap Rayan d
Episode 3. Lari Sejauh Mungkin********“Amazed banget, kan?” Kata Rayan, menghentikan aktivitas Nayra yang sedang mengayun-ayunkan kakinya di atas jembatan kecil dengan kolam ikan hias yang asri di bawahnya.Nayra menoleh, melihat si pemilik suara itu. Sebenarnya, Nayra tidak perlu melakukannya, karena dia sudah hafal betul. Mana mungkin dia bisa melupakan suara yang selalu mengisi hari-harinya, meski sembilan tahun tak mendengarnya.“Kebetulan yang agak menyenangkan, kan?” Imbuh Rayan dan mengambil duduk di sebelah Nayra, kakinya yang panjang menjuntai nyaris menyentuh air.“Nggak sama sekali.” Nayra membuang muka, nada suaranya terdengar datar. Rayan hanya tersenyum kecil.Sejenak, keduanya terdiam dalam pikiran masing-masing. Hanya sahutan napas dan gemericik air kolam yang memecah keheningan di antara mereka. Nayra tidak bisa menggambarkan perasaannya saat ini. Kedatangan Rayan membuatnya terkejut, bingung, dan sedih bercampur menjadi satu.“Aku maafin kamu.”Nayra yang sedang mem
Episode 4. Siapa Dia?********“Berhenti bersikap manis untuk mendapatkan perhatian orang tua aku! Stop ngasih orang tua aku hadiah atau apa pun itu.”Nayra melempar buket bunga anggrek putih dan goodie bag berisi tas dengan merk terkenal tepat ke atas meja kerja milik laki-laki berjas dokter yang duduk di hadapannya. Dengan tatapan yang sama sekali tidak menakutkan, Nayra melotot marah, rahangnya mengetat, menahan emosi.Ternyata Rayan serius dengan ucapannya menerima perjodohan. Sudah dua minggu sejak pertemuan keluarga waktu itu, Rayan gencar melakukan pendekatan dengan orang tua Nayra. Sikap manis dan hangat yang ditunjukkan Rayan membuat mereka semakin mendorong Nayra untuk menerima laki-laki itu sebagai calon suaminya.Bukannya terenyuh, tapi Nayra malah merasa ada yang tidak beres dengan sikap Rayan, hingga membuat hatinya gelisah.“Kak, kamu denger aku nggak, sih?” Kesal Nayra seraya merampas berkas di tangan Rayan, lalu duduk di hadapannya. Rayan langsung menatap Nayra tak s
Episode 5. Menyebalkan********“Ada apa, Lun?”Suara Rayan membuat Luna yang terdiam bingung sedikit terperanjat. “Eh? Ung. . . , aku mau ngajakin kamu makan siang di luar. Tapi kayaknya lagi ada tamu, ya?”Luna mengerling ke arah Nayra yang sedang menatapnya bingung.“Dia Nayra calon istri aku.” Kata Rayan terang-terangan, sadar akan kebingungan Luna.Raut wajah Luna yang semula agak santai berubah sendu sekaligus terkejut, meski dengan cepat kembali mengatur ekspresinya menjadi sesantai mungkin.“Ohh, iya, Nay. Kenalin Luna, teman baik aku.” Imbuh Rayan, entah kenapa membuat Nayra sedikit lega mendengarnya.“Teman dari kecil.” Sambar Luna seakan ingin menunjukkan hubungan mereka sangat dekat. “Aku udah denger tentang kamu. Selamat, ya. Semoga kali ini kamu nggak ninggalin Rayan lagi.”Nayra bergeming dengan wajah bingung sekaligus jengkel yang ditahan. Di benaknya penuh pertanyaan tentang sosok Luna yang baru dia ketahui saat ini. Selain Aji dan Bisma, Nayra tidak pernah tahu Rayan
Episode 6. Playing Victim********Mobil Nayra berhenti di parkiran basement rumah sakit, dia tersenyum saat mendapati Noah juga baru turun dari mobilnya.Hari ini adalah hari pertama mereka bekerja di rumah sakit baru. Rumah sakit ayahnya Rayan, calon ayah mertuanya.Nayra menghembuskan napas berat, mengingat Rayan yang Kepala Rumah Sakit akan menjadi atasannya. Perasaannya tidak baik. Nayra merasa berkerja di sana akan terasa sulit dibandingkan John Hopkins.Setelah merasa cukup beristirahat untuk mempersiapkan diri. Dia semakin yakin untuk menghadapinya––memenangkan peperangan dari Rayan untuk membatalkan perjodohan dan kembali ke Amerika atau ke mana pun itu. Nayra akan mencari dunia di mana tidak ada Rayan di dalamya.“Morning, Doctor Noah.” Sapa Nayra diiringi senyum mengembang. Dia tampil cantik dengan balutan rok span warna kuning beraksen bunga di atas lutut, sangat kontras dengan atasan blouse putih yang dikenakannya.“See, semua pasien bakalan ngelupain rasa sakit mereka ha