Share

Positif

Seketika aku dan Satriya saling pandang. Sama halnya denganku, Satriya pun tak tahu harus menjawab apa. Situasi ini sangat menyulitkan diriku. Apa yang harus aku jawab?

"Aku gak mau punya adik, Ma. Aku gak mau!" teriaknya seraya berlari pergi.

Tak lama suara pintu dibanting terdengar jelas. Aluna marah, dia berlari masuk kamar. Suara tangis pun terdengar hingga di ruang keluarga. Karena memang ruangan ini bersebelahan dengan kamar ibu dan bapak.

Aku beranjak, menyingkirkan kursi yang menghalangi langkah kakiku. Namun sebuah tangan menghentikan gerakan kakiku. Satriya menggeleng, memintaku untuk duduk kembali.

"Biar aku saja, Yang. Kamu habiskan asinan itu dulu."

Satriya pun segera melangkah menuju kamar. Dia ketuk pintu kemudian masuk tanpa dipersilakan oleh pemiliknya. Aku berharap lelaki itu mampu meluluhkan hati Aluna. Menyembuhkan luka karena goresan tangan Mas Tara, ayah kandungnya.

"Buruan dimakan, Lin. Nanti ada lalat yang masuk."

Kembali aku melihat mangkuk di hadapan. As
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status