Share

Ketahuan Aluna

"Siapa yang hamil, Nek?" tanya Aluna lagi.

Aku dan Satriya saling pandang. Seketika kebingungan datang. Jawaban apa yang harus kuberikan saat mentalnya tak kuat menerima kenyataan.

"Salah denger kamu, Lun. Nenek gak bilang hamil."

"Hamil gitu kok. Iya, kan, Pi?" Aluna melirik Satriya, meminta sebuah kata iya.

Sebuah gelengan kepala kuberikan saat Satriya melirikku. Aku harap dia mengerti, terkadang berbohong lebih baik karena keadaan yang memaksa demikian. Ya, meski tak ada pembenaran dari sebuah kebohongan.

"Papi gak denger, Sayang. Papi datang terakhir, kan?"

Aku bernapas lega mendengar jawaban Satriya. Semoga Aluna percaya dan tak menanyakan hal itu lagi. Kami butuh waktu untuk menjelaskan semua hal itu.

"Ah, Papi gak asyik!" Aluna menyilangkan kedua tangan di dada, bibirnya mengerucut, kesal.

"Papi gak denger, Lun."

"Ah...."

Aluna memutar badan, melangkah pergi sambil menghentak-hentakkan kaki. Dia merajuk, kesal karena jawaban tak sesuai dengan harapannya. Namun aku bernapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status