Share

Kedatangan Tara

"Aku gak mau punya adik, Ma. Hmm ...."

Aluna membuka pintu kamar, menatapku dengan linangan air mata membasahi pipi. Tatapan itu mencubit hatiku. Sakit, kala melihat dia menangis.

Beranjak perlahan, memaksa kakiku untuk berjalan mendekat padanya. Aku sejajarkan tubuh hingga tinggi kami terlihat sama. Dengan hati-hati kuhapus jejak air mata itu. Namun bulir demi bulir kembali jatuh membasahi pipi.

Apa dia sangat membenci kehadiran seorang bayi? Ya Robb ... apa yang akan terjadi nanti? Apa dia akan membenci anak ini selamanya?

"Aluna gak mau punya adik, Ma. Aluna gak mau."

Menghela napas, kutepis rasa sesak yang tiba-tiba hadir tanpa permisi. Setelah hamil perasaan semakin sensitif. Tak bisa kupungkiri, ucapan Aluna bak belati yang menancap di jantung hati. Meski aku tahu dia tak bermaksud seperti itu.

"Kenapa Aluna ngomong gitu? Siapa yang mau punya adik?"

Aku menutupi kenyataan dengan sebuah kebohongan. Lagi-lagi hal buruk menjadi kebiasaan atas dasar keterpaksaan. Ah, sampai kap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status