Share

Bubur Ayam

Dadaku bergemuruh, tangan mengepal di samping. Belum lagi tanduk yang mulai keluar dari kepala. Tahu, kan? Aku sedang terbakar api cemburu, dan itu menyakitkan.

"Ayo, Ma!"

Aluna menarik tangan ini, namun wanita itu membuatku terpaku. Mulut dan kaki mendadak tak bisa aku gerakkan. Hanya amarah yang melompat, minta dilampiaskan.

Melihat tak ada respon, Aluna pun segera berlari ke rumah. Teriakan memanggil Satriya terdengar begitu jelas. Lelaki itu pun keluar, lengkap dengan kamera yang menggantung di lehernya.

"Papi!"

Aluna berlari, memeluk Satriya erat. Ciuman bertubi-tubi Satriya berikan pada putriku. Mereka melepas rindu yang membelenggu.

"Sayang, kenapa masih di situ?"

Satriya melepas pelukan Aluna, melangkah mendekat padaku. Gerakan Satriya bak magnet yang membuat netra wanita itu terus menatapnya. Senyum yang sempat mengembang mendadak sirna, wanita diam menahan cemburu.

"Papi ... sayang? Apa-apaan ini, Sat?"

Wanita itu mendekat, berdiri di hadapan kami. Berulang kali ia m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status