Share

Maternity Shoot

Aku diam, jantung berdetak kencang. Bukan karena pernyataan cinta Satriya seperti dulu. Namun risau menunggu tanggapan Aluna. Aku takut ia kembali menolak kehadiran calon anak kami.

Terkadang kebencian menutup sebuah logika. Tak jarang menghilangkan kasih sayang karena tertutup sebuah amarah. Seperti yang kini Aluna rasakan. Lagi-lagi perceraian menjadi pemicu perubahan sikap anak.

Ada rasa sesal yang seketika hadir, mungkin ini kesalahanku terburu-buru menerima lamaran Satriya. Harusnya aku menunggu hingga Aluna benar-benar siap. Namun semua sudah terlanjur, tak mungkin kukembalikan seperti semula.

"Adek di belikan,kan, Ka Luna?" tanya Satriya lagi.

Aluna mengangguk, sudut bibirnya tertarik ke atas, dia tersenyum. Kembali aku tatap Aluna, dia tidak marah, justru asyik memilih boneka kecil untuk calon adiknya.

"Dia gak marah, Yang," bisikku di telinga kiri Satriya.

Lelakiku tersenyum, kemudian kembali asyik memilih boneka bersama Aluna. Sesekali mereka berdebat boneka apa yang a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status