Share

Foto USG Kehamilan

Aku mengedipkan mata, meminta Satriya diam. Namun lelaki itu justru berbicara panjang lebar. Sikap antusias Satriya mengabaikan ekspresi kesal gadis kecilku.

"Papi mau bomboloni?"

Aku mengalihkan pembicaraan Satriya.

"Nanti, Ma. Papi lagi cerita adik bayi sama Aluna. Rambutnya udah banyak lho, Lun. Adiknya nangis sambil merem, kaya Aluna waktu masih bayi."

"Aku gak mau bayi, Papi!"

Aluna melepas tangan Satriya yang melingkar di perut. Dia pun berlari kembali ke kamar. Putri kecilku merajuk. Astaga, Satriya, kenapa kamu tak menerima sinyal yang aku berikan?

"Kamu lupa Aluna masih membenci bayi?"

"Astagfirullah, aku lupa, Yang."

Satriya menatapku lekat, raut bersalah tergambar jelas di matanya. Namun sudah terlanjur, Aluna kembali merajuk.

"Sepertinya harus kita katakan, Yang. Pelan-pelan saja."

Aku menghela napas, mengangguk meski terasa begitu berat. Sebagai ibu, aku tahu perasaan Aluna. Dia tak ingin berbagi, dari segi perhatian dan barang. Mungkin ini salah satu dampak dari perc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status