Share

Aluna Marah Lagi

"Aku gak mau adik! Gak mau, ya gak mau!"

Aluna pun berlari menuju kamar. Hentakan kaki terdengar menjauh, dia marah. Sangat marah. Entah bagaimana aku akan menjelaskan nanti. Pendirian anak itu kuat, aku bingung harus membujuknya dengan cara apa.

Menghembuskan napas perlahan, mengatur rasa sesak yang tiba-tiba tumbuh di dadaku. Penolakan Aluna tak ubahnya belati yang menancap tepat di jantung. Sakit, teramat sakit.

Perlahan aku beranjak dadi sofa, melangkah menuju dapur yang ada di belakang. Aku buka kulkas, mencari sesuatu yang bisa dimakan. Hanya ada melon setengahnya. Dia benar-benar tak mengurus makannya.

Tak ada pilihan lain selain memesan makanan melalui aplikasi online. Aku duduk di kursi makan, sebuah gelas berisi air putih berada di atas meja. Hanya ada biskuit kalengan yang menemani secangkir air putih itu. Sepertinya Satriya memang jarang berada di rumah. Terbukti tak ada cemilan dan bahan makanan di rumah ini.

Tangan dengan lincah menari di atas layar. Memesan donat ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status