"Ayah, kenapa Mas Raka belum dateng juga, ya? Ini udah telat dua jam dari jadwal awal, dan Pak Penghulu juga udah datang dua kali kesini. Gimana ini?" tanya Keysa sedikit panik kepada Pak Ega -- ayahnya, karena calon mempelai pria tak kunjung datang juga.
"Ayah juga gak tau, Key, ini lagi coba telpon tapi gak diangkat-angkat," jawab Pak Ega dengan nada yang sedikit panik dan juga kalut. Pagi ini, Keysa akan melangsungkan pernikahannya dengan Raka, seorang lelaki pilihan ayahnya yang juga merupakan seorang anak dari Wakil Kepala Daerah di kotanya. Padahal, Keysa telah memiliki seseorang yang ia sukai dan cintai dan hanya karena lelaki itu tidak memiliki pekerjaan yang tetap sehingga hubungan mereka tak direstui oleh keluarganya. Dekorasi dan acara yang mewah pun telah di persiapkan oleh keluarga Keysa karena ini adalah pernikahan terakhir di keluarganya dan karena Keysa merupakan anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara. Keysa merupakan anak terakhir yang sangat disayang dan dimanja oleh keluarganya, karena itu mereka akan melakukan apapun agar Keysa bahagia. Namun, jauh di lubuk hati yang terdalam, Keysa sendiri berharap jika pernikahan ini memang batal, karena dia sendiri tak suka dengan perangai Raka yang suka semena-mena terhadap orang lain terutama kepada orang yang status sosialnya lebih rendah dari mereka. "Pak, mau sampai jam berapa saya ada disini?" tanya Pak Penghulu tersebut kepada Pak Ega. Sontak ucapan penghulu tersebut, membuyarkan lamunan Keysa begitu saja. 'Jika Mas Raka tak datang hari ini, maka aku akan meminta dia untuk menikahiku. Aku yakin dia mau padaku, karena aku rasa dia pun memiliki perasaan yang sama untukku,' batin Keysa di dalam hatinya. "Tunggu 30 menit lagi ya, Pak. Jika memang, dia tak datang, maka pernikahan ini terpaksa di batalkan," ucap Pak Ega memberi keputusan. "Apa? Batal, Yah? Apa Ayah gila? Kita udah keluar uang banyak untuk pesta pernikahan ini, gak bisa seenaknya dibatalin gitu aja," protes Kenzi --- Kakak pertama dari Keysa. "Habis mau gimana lagi, Zi? Raka gak bisa dihubungiin sama sekali. Coba kamu hubungin keluarganya," titah Pak Ega dan mendapat anggukan dari Kenzi. Namun, seperti Pak Ega dan juga Keysa, telpon milik Kenzi pun tak di angkatnya. "Shit! Kemana sih tu orang, bikin malu gua aja!" umpat Kenzi sambil melempar peci yang ia pakai. "Nama mempelai pria nya kenapa sama kaya yang di blok sebelah ya, Pak?" tanya Pak Penghulu kepada Pak RT yang berada disana sebagai saksi dari keluarga Key. "Ma -- maksudnya, Pak?" tanya Keysa penasaran. Tak hanya Keysa, ucapan Pak Penghulu pun membuat penasaran Pak Ega dan juga Kenzi. "Iya, namanya Raka Mahendra, nama bapaknya Mahendra Prawira, Kepala Desa di kota ini," ucap Pak Penghulu. "A -- apa?" tanya Pak Ega terkejut. Rahangnya sedikit mengeras dan menganga mendengar ucapan dari Pak Penghulu tersebut. Bagai tersambar petir di siang hari, seluruh otot di tubuh Pak Ega pun langsung melemas seketika. Lima belas menit berlalu, datang lah seorang utusan dari keluarga mempelai pria yaitu Paman Sean yang tak lain adalah Paman dari Raka. "Pak Ega dan Nak Kenzi, saya selaku Paman dari Raka, mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga kalian, karena semalam Raka kedapatan berzina dengan Elsa dan hari ini, terpaksa Raka kami nikahkan dengannya karena Elsa pun telah hamil dua bulan anaknya Raka," ucap Pak Sean dengan sedikit gemetar. "A -- apa??" tanya Pak Ega tak percaya. Bu Nika --- Mama Key langsung pingsan mendengar ucapan itu. "Ibu," panggil Key kepada sang ibu. Beberapa orang langsung menggotong Bu Nika kedalam rumahnya dan segera memberi minyak kayu putih. "Bu, bangun, Bu," ucap Key sambil menepuk-nepuk pipi Bu Nika. "Raka ... bener-bener anak gak tau diri!" hardik Pak Ega sambil menggebrak mejanya. Gebrakan Pak Ega mampu membuat semua orang yang berada disana kaget dan mengalihkan pandangannya pada mereka semua. "Sa -- saya benar-benar minta maaf, Pak. Ini ada sedikit kompensasi dari keluarga Raka sebagai penebus kesalahan ini, saya permisi," ucap Pak Sean sambil menaruh amplop coklat itu di meja lalu segera keluar dan menuju mobilnya kembali. "Dasar sialan!" hardik Pak Ega kembali. Ia pun lalu melempar amplop coklat tersebut kesembarang arah. "Pak, berarti pernikahan ini tak jadi ya?" tanya Pak Penghulu menegaskan. Semua pun diam mendengar ucapan penghulu tersebut. "Tetep jadi, Pak," ucap Keysa dari dalam rumahnya. "Ma -- maksud kamu apa, Key?" tanya Pak Ega penasaran. "Ayah, kalau pernikahan ini kita batalkan, pasti kita akan malu dan mendapat gunjingan dari beberapa orang. Pernikahan ini harus tetap berlanjut apapun keadaannya," jawab Keysa sambil memegang lengan pria tua itu. "Kalaupun berlangsung, siapa yang akan menjadi mempelai prianya, Key? Siapa?" tanya Pak Ega sambil memijat pelipisnya pelan. "Aku ada, tapi berjanjilah sama aku, siapapun orang pilihan aku, Ayah akan menerima dia. Seberapapun mahar yang dia kasih ke aku, Ayah gak boleh komplain dan marah, gimana?" tanya Keysa memberi penawaran. Pak Ega pun memikirkannya sebentar. Keysa benar, jika pernikahan ini dibatalkan, akan membuat dia malu sampai ke ubun-ubun, tapi siapakah orang yang dimaksud Keysa itu? "Baik. Ayah akan menerimanya, demi nama baik keluarga kita," jawab Pak Ega mantap. Keysa pun lalu mengambil hpnya dan menelpon seseorang. "Kamu dimana?" "Oke, Aku kesana ya." Keysa pun segera menutup telponnya dan berlari menuju parkiran. Seorang lelaki muda baru saja turun dari motor bututnya dan hendak memarkir motornya disana. "Mas," panggil Keysa orang tersebut. Orang yang dipanggil pun langsung menolehkan wajahnya kearah Keysa. Keysa pun segera berlari menghampiri lelaki itu dan menggenggam lengannya. "Ayo kita nikah," "Ni -- nikah?""Iya, nikah, aku sama kamu," ucap Keysa lagi dengan mata yang sedikit berbinar."Ma -- maksudnya apa sih, Key? Aku gak paham deh. Kamu ngajak aku nikah? Kan kamu mau nikah sama Raka," ucap lelaki itu dengan sedikit bingung. Namun, Keysa pun menggeleng."Mas Raka udah nikah sama Elsa. Dia kedapetan berzina sama Elsa dan akhirnya hari ini mereka nikah. Mas, aku mohon sama kamu, mau ya kamu nikah sama aku?" tanya Kezia lagi dengan sedikit berharap."Ta -- tapi Key, kamu kan tau aku siapa? Aku gak yakin keluarga kamu bakalan nerima aku," ucap lelaki itu masih dengan sedikit ragu."Ayah udah janji bakal nerima semua pilihan aku, ayo Mas, mau ya," ucap Keysa lagi sedikit memaksa dan penuh harap."Kenapa kamu milih aku, Key? Ada banyak orang lain yang lebih dari aku kan?" tanya lelaki itu penasaran."Karena aku, aku sayang sama kamu, Mas, dan aku pingin hidup sama kamu. Terserah orang bilang apa tentang kamu, aku tetep sayang sama kamu dan aku pingin hidup sama kamu. Mau ya, Mas," pinta Keys
"Merah?" tanya Revan kembali dan mendapat anggukan dari Keysa.Awalnya Revan tak paham namun setelah beberapa saat akhirnya ia pun paham apa yang dimaksud istrinya itu."Haha, gak jadi dong ntar malem? Ya udah sabar, Yang, kan sekarang mah bebas mau ngelakuin kapan aja udah halal ini kan haha," kekeh Revan sambil tersenyum.Revan pun terlihat gemas dengan kelakuan istrinya itu lalu mencubit dan mengigit pipi sang istri dengan pelan."Ihh sakit, Mas," ucap Keysa sambil memegangi pipinya itu.Keysa pun lalu kembali kekamar mandi setelah ia memgambil apa yang dibutuhkannya. Sedangkan Revan masih terkekeh di sambil melihat tingkah istrinya itu.Semenghilangnya Keysa ke kamar mandi, Revan pun mengambil hpnya dan menelpon seseorang."Aku udah nikah sekarang. Insya Allah seminggu atau dua minggu lagi aku pulang," ucap Revan saat telpon itu sudah tersambung."Amin, doain aja ya semuanya biar lancar. Maaf kalau dadakan, nanti aku ceritain kalau udah disana," ucap Revan kembali setelah itu ia p
"Mas, kamu telpon siapa?" tanya Keysa penasaran.Namun, lagi-lagi Revan tak menjawabnya dan hanya tersenyum saja."Dek, aku mau ke kost-an dulu ya. Ambil bajuku, gak punya baju lagi aku disini," ucap Revan kembali."Emm, Mas, kost-an kamu sempit gak? Maksudnya bisa buat berdua gak? Kita tinggal disana aja gimana?" tanya Keysa kemudian."Emm, gak bisa, Dek. Kost-an itu khusus cowok, nanti kalau mau aku cariin kontrakan yang deket-deket. Tapi kamu apa yakin ninggalin orang tua kamu?" tanya Revan kembali memastikan."Insya Allah yakin, Mas. Aku gak tega kalau kita disini terus, pasti kamu bakalan di hina lagi sama mereka," jawab Keysa jujur."Gak papa Dek, selama bukan kamu yang di hina mah , aku masih bisa tahan. Kamu mau ikut atau mau nitip sesuatu gak?" tanya Revan kembali memastikan."Aku dirumah aja ya, Mas, perutku sakit karena PMS," jawab Keysa dan mendapat anggukan dari Revan."Ada titipan gak?" tanya Revan kembali memastikan lalu mengambil kunci motornya di atas meja rias milik
"Pasti Neng Keysa lagi merah kan, Den? Soalnya Aden mintanya kunyit asem, kalau kunyit asem mah biasanya buat yang haid biar ngeredain nyeri hahah,"ucap Mang Ucup menduga-duga."Haha, mamang tau aja. Ya udah, aku sekalian mau ke timur ama atas, ada titipan gak?" tanya Revan."Em, buat timur ada, Mas, stok jamu disana udah abis kemaren bilangnya. Bentar deh, saya cekin lagi ya," jawab Mang Ucup dan mendapat anggukan dari Revan."Aku tunggu di atas ya, Mang. Kabarin aja kalau udah lengkap semuanya, ini kunci motornya," ucap Revan seraya menyerahkan kunci motornya dan segera berlalu menuju lantai atas.Restoran tersebut terdiri dari 3 lantai. Lantai bawah digunakan untuk parkiran motor dan mobil, lantai 2 ada dua versi berupa bangku dan juga lesehan dan di lantai 3 biasnya untuk para muda mudi yang menikmati malam mereka, dengan model meja dan bangku sepasang dan dengan tenda, ada hiasan lampu-lampu kecil juga. Terkadang saat malam minggu tiba, disana ada live musik dan Revan sendirilah
'Diam dikira pengangguran, bergerak jadi tuan muda ... Kita tunggu tanggal mainnya 🤫🤫'Itu adalah status story Revan di IGe miliknya dengan background sebuah mobil Lamborghini berwarna silver.Tak hanya itu, Revan pun membuat sebuah postingan berupa poto pernikahannya dengan Keysa dengan caption, 'Aku tak masalah, jika kalian mencaci maki ku, tapi jika kalian mencaci wanitaku, maka aku tak akan tinggal diam. Sabar Sayang, tunggu sampai waktunya tiba, maka mereka akan meminta maaf kepadamu dan akan ku pastikan itu'.Tak ada yang tau apa maksud dari status milik Revan itu, namun yang pasti, mungkin ini saatnya Revan mengungkap identitas dirinya yang sebenernya.***Lamunan Revan terhenti karena tepukan di pundaknya."Astagfirullah. Ish, Mamang mah kenapa ngagetin aku aja sih," gerutu Revan yang terlonjak kaget dari lamunannya."Lah, Aden lagian, Mamang telponin kaga di angkat-angkat. Giliran disamperin, di panggilin bukannya nyaut malah senyum-senyum sendiri. Lagi mikirin apa sih, Den
Tangan Keysa tampak bergetar saat membuka isi kresek itu. Ada dua gepok uang berwarna merah dan biru yang diikat oleh sebuah karet gelang.Keysa pun lalu menghitung uang tersebut dengan hati-hati dan tangan yang sedikit gemetar. Sedangkan Revan, hanya memperhatikan saja sikap istrinya itu dan sedikit menyunggingkan senyumnya.Revan sedang kalut saat itu, karena sekarang sudah mulai masuk tanggal 20 dan artinya mulai banyak tagihan yang harus ia bayar, mulai dari biaya sewa, stok bahan baku sampai gaji karyawan. Biasanya, jika sudah memasuki tanggal 20, Revan sama sekali tak bisa tidur, karena takut jika uangnya kurang untuk membayar itu semua. Padahal, selama ini, uang itu selalu lebih bahkan keuntungannya pun lebih besar dibanding saat dulu ia kerja sebagai mandor proyek.Di sela lamunannya, tangan Keysa melambai-lambai tepat di depan matanya."Mas, ihh, bengong dia mah," ucap Keysa sambil memukul pipi Revan dengan gepokan duit tadi."Di
Revan terus berlalu menuju kamar mandi dan langsung membanting pintu itu dengan keras. Keysa pun langsung terlonjak kaget karena sikap Revan yang tiba-tiba berubah."Astagfirullah, salahku dimana coba? Kan aku cuma bilang makanannya gak enak, lah kenapa dia malah marah? Emang dia siapa? Kan bukan dia pemiliknya, dih dasar aneh tuh orang," gerutu Keysa tak jelas.Ia pun jadi kesal sendiri dengan sikap Revan itu, jadi akhirnya mendingan ia memakan saja cemilan yang ada didepannya."Bodo ah, daripada musingin Mas Revan, aku mendingan makan aja," ucap Keysa memutuskan.Sedangkan didalam kamar mandi Revan nampak kesal sekali dengan ucapan istrinya."Huh, otak lagi lieur-lieurnya dan dia bilang masakan di resto gua gak enak? Apa gak bikin gua pusing," gerutu Revan sambil melepaskan bajunya."Terkadang mulutnya Key pedes juga kek cabe, kesel aja gua jadinya," gerutu Revan kembali."Andai aja dulu 'dia' gak pernah pergi dari hid
Seorang lelaki tanggung berusia sekitar 30 tahunan menggendong sorang anak perempuan berusia sekitar 2 tahun, disebalahnya ada seorang perempuan berkulit coklat dengan perutnya yang sedikit membuncit, dia adalah Kenzo dan Teh Ina -- istrinya."Hutang pernikahan siapa?" tanya Kenzo kembali saat masuk kedalam rumah itu.Semua orang yang ada disana pun nampak terkesiap melihat sosoknya.Wajah Kenzi nampak pucat saat melihat sang kembaran ada di depan mata."Assalamu'alaikum, orang tuh kalau masuk rumah orang," ucap Bunda Nika sedikit kesal."Hee maaf Bunda, Assalamu'alaikum," ucap Kenzo dan istrinya berbarengan."Wa'alaikumsalam," jawab mereka serempak.Kenzo dan istrinya pun menyalami orang yang ada dirumah itu semua."Eta saha, Key? Aya naoen ieu teh sabenerna? Siga aya nu di tutupin di urang geuning?"* tanya Kenzo dalam bahasa Sunda.(*Itu siapa Key? Ada apa ini sebenernya? Seperti ada yang ditutupi dari say