Share

Mahar 8

Revan terus berlalu menuju kamar mandi dan langsung membanting pintu itu dengan keras. Keysa pun langsung terlonjak kaget karena sikap Revan yang tiba-tiba berubah.

"Astagfirullah, salahku dimana coba? Kan aku cuma bilang makanannya gak enak, lah kenapa dia malah marah? Emang dia siapa? Kan bukan dia pemiliknya, dih dasar aneh tuh orang," gerutu Keysa tak jelas.

Ia pun jadi kesal sendiri dengan sikap Revan itu, jadi akhirnya mendingan ia memakan saja cemilan yang ada didepannya.

"Bodo ah, daripada musingin Mas Revan, aku mendingan makan aja," ucap Keysa memutuskan.

Sedangkan didalam kamar mandi Revan nampak kesal sekali dengan ucapan istrinya.

"Huh, otak lagi lieur-lieurnya dan dia bilang masakan di resto gua gak enak? Apa gak bikin gua pusing," gerutu Revan sambil melepaskan bajunya.

"Terkadang mulutnya Key pedes juga kek cabe, kesel aja gua jadinya," gerutu Revan kembali.

"Andai aja dulu 'dia' gak pernah pergi dari hidup gua, mungkin gua gak akan pernah bareng Key disini," ucap Revan ambigu.

Revan pun segera mengguyur tubuhnya, membasahi seluruh bagian kulitnya. Air yang mengalir dari gayung itu pun mampu membuat kulitnya terasa lebih segar lagi. Terutama saat memakai sabun milik Key yang beraroma strawberry, sungguh mampu membuat Revan menjadi lebih sedikit rileks dan bisa berpikir lebih tenang.

"Tapi, siapa tau Key ada benernya juga. Menu nasi uduk di resto itu kek gak terlalu laku, malah lebih laku nasi biasanya. Kadang malah sering kebuang, apa bener gak enak?" tanya Revan kembali.

"Gua harus cari tau nanti," ucap Revan kembali.

Revan pun kembali melanjutkan mandinya dan hawa segar pun kini ia rasakan.

"Aku harus minta maaf sama Key setelah ini. Kasian dia, gak tau apa-apa malah kena amukan aku," ucap Revan akhirnya.

Revan pun segera keluar dari dalam kamar mandi, dan saar melihat Key ia sedang merapikan tempat tidurnya. Ada sedikit noda merah di celana yang dipakai Key saat itu.

"Yang, tembus tuh," ucap Revan kepada sang istri.

"Iya, Mas, ini sekalian lagi ku lepas spreinya. Tembus kesini juga soalnya," ucap Keysa kemudian.

Revan pun segera menghampiri sang istri lalu memeluknya dari belakang.

"Dah sana mandi, biar aku yang rapihin ini," bisik Revan di telinga sang istri.

"Gak usah,Mas biar aku aja. Kotor ini spreinya kena darah haid ku," ucap Keysa menolak.

"Udah nurut sama suami. Sana mandi dan bebersih diri, ini biar aku yang rapihin," titah Revan kembali.

Keysa tak berani menolak perintah sang suami, akhirnya ia menuruti saja ucapannya itu. Keysa pun segera menuju kamar mandi untuk mandi dan membersihkan dirinya. Sedangkan Revan, setelah ganti baju, ia lalu mengganti sprei itu dengan yang baru. Tak ada perasaan jijik dari dirinya sama sekali, seperti sudah biasa melakukan itu.

Tak lama, Keysa pun sudah selesai mandi dan Revan telah berhasil mengganti sprei itu dengan yang baru.

Setelah Keysa berganti baju, ia pun lalu menghampiri sang suami yang tengah sibuk dengan hpnya.

"Mas maafin sikap Key tadi ya, Key gak sengaja," ucap Keysa merasa bersalah.

"Gak papa ko, Yang. Aku yang salah karena marah tiba-tiba. Maafin aku juga ya," ucap Revan lalu menaruh hpnya di samping tempat tidurnya.

Revan pun lalu menarik tubuh sang istri untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Aku sayang kamu, Key. Mau kaya gimana pun nantinya aku, aku harap kamu tetap bertahan sama aku. Aku gak pernah ngerasa secinta ini sama seseorang," lirih Revan sambil membelai lembut rambut istrinya.

Keysa pun menautkan kedua alisnya karena tak paham ucapan sang suami.

"Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan sama Tuan Muda kita ini," ucap Keysa sambil terkekeh.

"Haha, apa sih kamu, Yang, Tuan Muda apaan coba haha," ledek Revan dan keduanya pun lalu tertawa kembali.

***

Waktu pun terus berlalu, keesokan harinya, Revan pun meminta Kenzi untuk datang kerumahnya karena ingin membicarakan soal hutang acara pernikahannya kemarin.

"Yang, uang yang kemaren buat bayar hutang Ayah lima belas juta, nanti sisanya bakal modal kamu buat bikin nasi uduk ya," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Keysa.

"Kalau cuma untuk bayar hutang Ayah, kenapa harus telpon Bang Kenzi juga, Mas?" tanya Keysa penasaran.

"Sekalian utang ke dia juga di bayarin, Yang. Biar utang pernikahan kita lunas, dan tinggal fokus ke gedein usaha kita aja. Rencannya minggu depan kita balik ke Jakarta buat ketemu orangtuaku abis itu kita liburan dan bulan madu, biar kek orang-orang haha," jawab Revan panjang lebar.

"Emm Mas, aku belum pernah ketemu orangtuamu, apa nanti mereka akan nerima aku? Maafin aku, Mas kemaren maksa kamu buat nikahin aku cepet-cepet," ucap Keysa kembali.

Sekarang penyesalan Keysa makin bertambah saja. Andai saja dia tak menikah dengan Revan, mungkin saat ini Revan tak perlu membayar semua biaya yang sudah dikeluarkan oleh keluarganya itu. Tak hanya itu, orangtua Revan pun pasti akan datang dan tau tentang dirinya dahulu. Keysa benar-benar merasa tak enak hati sekarang.

"Gak usah dipikirin, Yang. Mama Papa dah tau aku nikah kok, tapi pas mau VC aku larang. Nanti aja ketemu langsung biar sekalian ngobrol," ucap Revan.

"Tapi aku takut, Mas," ucap Keysa kembali.

"Gak usah takut, orangtuaku gak gigit kok. Yuk sekarang kita kedepan dulu, udah ditungguin Bang Kenzi ama Ayah," ajak Revan dan mendapat anggukan dari Keysa.

Keduanya pun nampak berjalan keluar dari dalam kamarnya menuju ruang tamu. Disana, sudah ada Bang Kenzi bersama istri dan anak lelakinya, serta Ayah dan Bundanya Keysa.

"Ada apa Van ampe manggil aku kesini?" tanya Kenzi saat Revan dan Keysa telah duduk disana.

"Aku mau lunasin utang kemaren, Bang, tapi aku transfer aja ya, berapa no rekeningnya?" tanya Revan sambil mengeluarkan hpnya.

"Emang udah ada duitnya?" tanya Kenzi penasaran dan mendapat anggukan dari Revan.

Kenzi pun lalu menyebutkan nomer rekeningnya dan tak lama, dana sebesar tiga puluh delapan juta pun sudah masuk ke rekening milik Kenzi.

"Lunas ya, Bang," ucap Revan dan Kenzi pun mengangguk.

"Terus, ini utang Ayah, totalnya lima belas juta ya, Yah," ucap Keysa sambil menyerahkan segepok uang berwarna merah dan biru kehadapan sang Ayah.

Pak Ega pun mengambil uang itu lalu menghitungnya dan benar total uang itu adalah lima belas juta rupiah.

"Punya duit dari mana kamu, bisa bayar hutang secepat ini?" tanya Kenzi penasaran.

"Kerja lah, emang dari mana lagi kalau gak kerja?" tanya Revan dengan sedikit menohok.

"Emang kamu kerja apa sampai bisa secepat ini bayar?" tanya Pak Ega yang begitu penasaran.

"Jualan angkringan, Yah," ucap Revan singkat.

"Berarti utang pernikahan Keysa lunas semua ya Bang, Yah? Gak ada yang perlu dipermasalahkan lagi kani?" tanya Keysa kembali.

"Hutang pernikahan? Pernikahan siapa? Siapa yang berhutang?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status