Revan terus berlalu menuju kamar mandi dan langsung membanting pintu itu dengan keras. Keysa pun langsung terlonjak kaget karena sikap Revan yang tiba-tiba berubah.
"Astagfirullah, salahku dimana coba? Kan aku cuma bilang makanannya gak enak, lah kenapa dia malah marah? Emang dia siapa? Kan bukan dia pemiliknya, dih dasar aneh tuh orang," gerutu Keysa tak jelas. Ia pun jadi kesal sendiri dengan sikap Revan itu, jadi akhirnya mendingan ia memakan saja cemilan yang ada didepannya. "Bodo ah, daripada musingin Mas Revan, aku mendingan makan aja," ucap Keysa memutuskan. Sedangkan didalam kamar mandi Revan nampak kesal sekali dengan ucapan istrinya. "Huh, otak lagi lieur-lieurnya dan dia bilang masakan di resto gua gak enak? Apa gak bikin gua pusing," gerutu Revan sambil melepaskan bajunya. "Terkadang mulutnya Key pedes juga kek cabe, kesel aja gua jadinya," gerutu Revan kembali. "Andai aja dulu 'dia' gak pernah pergi dari hidup gua, mungkin gua gak akan pernah bareng Key disini," ucap Revan ambigu. Revan pun segera mengguyur tubuhnya, membasahi seluruh bagian kulitnya. Air yang mengalir dari gayung itu pun mampu membuat kulitnya terasa lebih segar lagi. Terutama saat memakai sabun milik Key yang beraroma strawberry, sungguh mampu membuat Revan menjadi lebih sedikit rileks dan bisa berpikir lebih tenang. "Tapi, siapa tau Key ada benernya juga. Menu nasi uduk di resto itu kek gak terlalu laku, malah lebih laku nasi biasanya. Kadang malah sering kebuang, apa bener gak enak?" tanya Revan kembali. "Gua harus cari tau nanti," ucap Revan kembali. Revan pun kembali melanjutkan mandinya dan hawa segar pun kini ia rasakan. "Aku harus minta maaf sama Key setelah ini. Kasian dia, gak tau apa-apa malah kena amukan aku," ucap Revan akhirnya. Revan pun segera keluar dari dalam kamar mandi, dan saar melihat Key ia sedang merapikan tempat tidurnya. Ada sedikit noda merah di celana yang dipakai Key saat itu. "Yang, tembus tuh," ucap Revan kepada sang istri. "Iya, Mas, ini sekalian lagi ku lepas spreinya. Tembus kesini juga soalnya," ucap Keysa kemudian. Revan pun segera menghampiri sang istri lalu memeluknya dari belakang. "Dah sana mandi, biar aku yang rapihin ini," bisik Revan di telinga sang istri. "Gak usah,Mas biar aku aja. Kotor ini spreinya kena darah haid ku," ucap Keysa menolak. "Udah nurut sama suami. Sana mandi dan bebersih diri, ini biar aku yang rapihin," titah Revan kembali. Keysa tak berani menolak perintah sang suami, akhirnya ia menuruti saja ucapannya itu. Keysa pun segera menuju kamar mandi untuk mandi dan membersihkan dirinya. Sedangkan Revan, setelah ganti baju, ia lalu mengganti sprei itu dengan yang baru. Tak ada perasaan jijik dari dirinya sama sekali, seperti sudah biasa melakukan itu. Tak lama, Keysa pun sudah selesai mandi dan Revan telah berhasil mengganti sprei itu dengan yang baru. Setelah Keysa berganti baju, ia pun lalu menghampiri sang suami yang tengah sibuk dengan hpnya. "Mas maafin sikap Key tadi ya, Key gak sengaja," ucap Keysa merasa bersalah. "Gak papa ko, Yang. Aku yang salah karena marah tiba-tiba. Maafin aku juga ya," ucap Revan lalu menaruh hpnya di samping tempat tidurnya. Revan pun lalu menarik tubuh sang istri untuk masuk ke dalam pelukannya. "Aku sayang kamu, Key. Mau kaya gimana pun nantinya aku, aku harap kamu tetap bertahan sama aku. Aku gak pernah ngerasa secinta ini sama seseorang," lirih Revan sambil membelai lembut rambut istrinya. Keysa pun menautkan kedua alisnya karena tak paham ucapan sang suami. "Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan sama Tuan Muda kita ini," ucap Keysa sambil terkekeh. "Haha, apa sih kamu, Yang, Tuan Muda apaan coba haha," ledek Revan dan keduanya pun lalu tertawa kembali. *** Waktu pun terus berlalu, keesokan harinya, Revan pun meminta Kenzi untuk datang kerumahnya karena ingin membicarakan soal hutang acara pernikahannya kemarin. "Yang, uang yang kemaren buat bayar hutang Ayah lima belas juta, nanti sisanya bakal modal kamu buat bikin nasi uduk ya," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Keysa. "Kalau cuma untuk bayar hutang Ayah, kenapa harus telpon Bang Kenzi juga, Mas?" tanya Keysa penasaran. "Sekalian utang ke dia juga di bayarin, Yang. Biar utang pernikahan kita lunas, dan tinggal fokus ke gedein usaha kita aja. Rencannya minggu depan kita balik ke Jakarta buat ketemu orangtuaku abis itu kita liburan dan bulan madu, biar kek orang-orang haha," jawab Revan panjang lebar. "Emm Mas, aku belum pernah ketemu orangtuamu, apa nanti mereka akan nerima aku? Maafin aku, Mas kemaren maksa kamu buat nikahin aku cepet-cepet," ucap Keysa kembali. Sekarang penyesalan Keysa makin bertambah saja. Andai saja dia tak menikah dengan Revan, mungkin saat ini Revan tak perlu membayar semua biaya yang sudah dikeluarkan oleh keluarganya itu. Tak hanya itu, orangtua Revan pun pasti akan datang dan tau tentang dirinya dahulu. Keysa benar-benar merasa tak enak hati sekarang. "Gak usah dipikirin, Yang. Mama Papa dah tau aku nikah kok, tapi pas mau VC aku larang. Nanti aja ketemu langsung biar sekalian ngobrol," ucap Revan. "Tapi aku takut, Mas," ucap Keysa kembali. "Gak usah takut, orangtuaku gak gigit kok. Yuk sekarang kita kedepan dulu, udah ditungguin Bang Kenzi ama Ayah," ajak Revan dan mendapat anggukan dari Keysa. Keduanya pun nampak berjalan keluar dari dalam kamarnya menuju ruang tamu. Disana, sudah ada Bang Kenzi bersama istri dan anak lelakinya, serta Ayah dan Bundanya Keysa. "Ada apa Van ampe manggil aku kesini?" tanya Kenzi saat Revan dan Keysa telah duduk disana. "Aku mau lunasin utang kemaren, Bang, tapi aku transfer aja ya, berapa no rekeningnya?" tanya Revan sambil mengeluarkan hpnya. "Emang udah ada duitnya?" tanya Kenzi penasaran dan mendapat anggukan dari Revan. Kenzi pun lalu menyebutkan nomer rekeningnya dan tak lama, dana sebesar tiga puluh delapan juta pun sudah masuk ke rekening milik Kenzi. "Lunas ya, Bang," ucap Revan dan Kenzi pun mengangguk. "Terus, ini utang Ayah, totalnya lima belas juta ya, Yah," ucap Keysa sambil menyerahkan segepok uang berwarna merah dan biru kehadapan sang Ayah. Pak Ega pun mengambil uang itu lalu menghitungnya dan benar total uang itu adalah lima belas juta rupiah. "Punya duit dari mana kamu, bisa bayar hutang secepat ini?" tanya Kenzi penasaran. "Kerja lah, emang dari mana lagi kalau gak kerja?" tanya Revan dengan sedikit menohok. "Emang kamu kerja apa sampai bisa secepat ini bayar?" tanya Pak Ega yang begitu penasaran. "Jualan angkringan, Yah," ucap Revan singkat. "Berarti utang pernikahan Keysa lunas semua ya Bang, Yah? Gak ada yang perlu dipermasalahkan lagi kani?" tanya Keysa kembali. "Hutang pernikahan? Pernikahan siapa? Siapa yang berhutang?"Seorang lelaki tanggung berusia sekitar 30 tahunan menggendong sorang anak perempuan berusia sekitar 2 tahun, disebalahnya ada seorang perempuan berkulit coklat dengan perutnya yang sedikit membuncit, dia adalah Kenzo dan Teh Ina -- istrinya."Hutang pernikahan siapa?" tanya Kenzo kembali saat masuk kedalam rumah itu.Semua orang yang ada disana pun nampak terkesiap melihat sosoknya.Wajah Kenzi nampak pucat saat melihat sang kembaran ada di depan mata."Assalamu'alaikum, orang tuh kalau masuk rumah orang," ucap Bunda Nika sedikit kesal."Hee maaf Bunda, Assalamu'alaikum," ucap Kenzo dan istrinya berbarengan."Wa'alaikumsalam," jawab mereka serempak.Kenzo dan istrinya pun menyalami orang yang ada dirumah itu semua."Eta saha, Key? Aya naoen ieu teh sabenerna? Siga aya nu di tutupin di urang geuning?"* tanya Kenzo dalam bahasa Sunda.(*Itu siapa Key? Ada apa ini sebenernya? Seperti ada yang ditutupi dari say
Ada sesak yang menjalar di hati Keysa saat itu. Siapakah yang menelpon Revan sehingga Revan langsung buru-buru pergi begitu saja saat dia menelpon.'Aku harus cari tau kebenarannya. Emang salah aku juga, main minta Mas Revan nikahin aku aja, padahal aku sama dia juga baru kenal 6 bulan lalu. Ya Allah, segitu ngebetnya aku pingin nikah sampe asal usul suami sendiri gak pernah di cari tau,' batin Keysa menyesal.Entah mengapa rasa penyesalan itu mulai hinggap di hati Keysa. Apakah ia salah memilih Revan? Apakah Revan pun sama memiliki perasaan yang sama terhadapnya? Semua masih teka-teki dan misteri***Sedangkan Revan langsung pergi ke restoran begitu Vina menelponnya.Ya, Vina lah yang tadi menelponnya karena ada sedikit masalah di restoran mereka."Assalamu'alaikum," ucap Revan memberi salam begitu tiba di ruangan milik Vina.Tak hanya Vina yang ada disana tapi Mang Ucup pun ada disana."Wa'alaikumsalam," ucap dua o
Revan pun lalu segera beranjak ke kamar mandi demi menghindari diri dari cubitan Keysa.Setibanya di kamar mandi, Revan pun tersenyum sendiri sambil mengusap kasar wajahnya."Tuhan, nikmat mana yang aku dustakan lagi. Kau memberiku istri yang sungguh luar biasa, tak hanya pekerja keras tapi juga gampang malu dan tersipu. Sungguh rasanya gemas sekali memiliki Keysa. Tuhan, aku mohon jaga terus hati aku untuknya begitu pun sebaliknya," lirih Revan di dalam kamar mandi.Sedangkan Keysa, nampak sedang memindahkan hp sang suami ke atas meja riasnya, lalu hendak menyiapkan baju untuknya. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar Hp Revan yang berbunyi.Keysa pun segera menghampiri hp suaminya, lalu melihat siapa yang menelponnya. Di lihat dari PP WeAnya nampak seorang perempuan yang sangat anggun dan cantik dengan nama kontak 'Vina'.Dada Keysa naik turun menahan gemuruh kecemburuan yang ada. 'Siapa wanita itu? Dan apa hubungannya dengan Mas Re
Rasa sesak mulai mendera hati Revan, tak pernah sebelumnya ia melihat Key mengeluarkan setetes air matanya selama ini. Ini pertama kalinya ia melihat Key menangis dan terisak, dan itu karena dirinya."Key, aku minta maaf, aku tau aku salah," lirih Revan pelan.Tubuhnya pun melemas dan beringsut turun. Ia pun duduk dan bersandar pada pintu yang tertutup, ia pun lalu memeluk kedua lututnya."Kenapa rasanya sesakit ini," lirih Revan pelan.Sedangkan didalam kamar, Keysa masih berdiri di balik pintu yang barusan ia tutup. Keysa berusaha menetralkan hatinya. Rasanya sungguh sakit saat Revan berucap dia lupa kalau sudah memiliki istri. Apa selama ini Revan tak pernah menganggap dirinya ada?Hening mulai melanda, Revan tak lagi mengetuk pintunya, bahkan suaranya pun seakan menghilang. Rasa sepi mulai hinggap di hati Key. Hanya suara detak jarum jam yang berbunyi memenuhi indera pendengaran.Setelah ia cukup menata hatinya dan sedikit en
"Kenapa Bang?" tanya Revan kepada Kenzi dan Kenzo disana."Ini, Van, gua kan minta rincian bill ceritanya, mau tau harganya, biar ngitung budget kita, pas udah dikasih ternyata harga disini beda sama yang di IGe. Nah, gua tanya kan baik-baik, tapi si Mbak ini, tapi dia kek gak tau menau, tugas dia cuma nganter pesenan, terus gua suru tanya bagian kasir. Nah, gak lama si Mas kasir ini kan dateng kesini, terus nyampein kalau emang harga di IGe itu harga lama katanya dan belum di update. Padahal cuma beda seminggu loh sama harga disini," jelas Kenzo sambil menunjukkan nota pesenan dan juga harga di IGe milik Resto Abimanyu kepada Revan."Terus tadi juga ada orang yang bilang, katany, harganya beda sama pas siang. Tadi siang dia beli disini cuma abis 100ribu, masa pas malem dengan menu yang sama naik jadi 150ribu. Kalau gak percaya, tanya aja sama si Mas-mas itu, tuh orangnya masih disana," tambah Kenzi sambil menujuk seseorang yang berada tak jauh dari mereka.
Suara Keysa nampak bergetar dan tubuhnya sedikit limbung. Keysa perlahan mundur dari dekat Revan, beruntung Nuri -- sang Kasir dengan sigap memegangi tubuh Keysa dan menyuruhnya untuk duduk. Setelah Keysa duduk, Nuri pun lalu mengambil sebotol air mineral dan memberikannya kepada Keysa."Makasih, Teh," ucap Keysa dan mendapat anggukan dari Nuri.Keysa pun segera meminum air itu hingga habis setengahnya."Mas, kamu gak becanda kan?" tanya Keysa lagi setelah lebih tenang."Ngga. Yuk ah ke dalem," ajak Revan sambil menggelengkan kepalanya."Nur, nanti ada 3 orang yang kesini dari angkringan timur sama atas, suru mereka bantu ngelayanin ya. Kamu jaga kasir aja dulu," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Nuri."A, ini diskonnya gimana? Nuri gak terlalu paham," ucap Nuri dengan sedikit ragu Revan hanya tersenyum samar lalu menjelaskan lebih detail soal diskon terutama untuk mereka yang nambah dan juga pesan online. Tak lupa,
Keysa tertawa dengan girang karena bisa meledek sang suami.Revan pun nampak mengulum senyum seperti yang dipaksakan.Saat Keysa hendak berdiri, Revan pun kembali mendorong tubuh sang istri untuk duduk kembali, lalu Revan pun mendaratkan bibirnya tepat di bibir mungil istrinya.Tak hanya bibir, Revan pun memberi hukuman dengan menyentuh beberapa area sensitif milik istrinya sehingga membuat Keysa sedikit terangsang. Tak ingin terlalu jauh, Keysa pun segera melepaskan ciuman itu."Mas mah ih," ucap Keysa sambil sedikit menggerutu dan Revan langsung tertawa."Biasanya kamu berapa lama, Yang, merahnya?" tanya Revan sedikit penasaran."Biasanya sepuluh hari, Mas, ini udah masuk hari ke lima" jawab Keysa dan mendapat anggukan dari Revan."Ya udah, sabar dulu ya, Sayang. Nanti setelah kita bikin resepsi baru kita gas semaleman, atau mau tahan dulu buat pas bulan nanti?" tanya Revan sambil menaik turunkan alisnya."Res
Revan tersenyum dari atas panggung mengarah kepada Keysa di meja sana. Keysa pun nampak memerah diperlakukan seperti itu."Ya Allah baru tau suara Mas Revan sebagus itu," lirih Keysa pelan.Keysa benar-benar mengagumi suara Revan saat itu. Dan setelah selesai satu lagi, Revan pun segera turun dari panggungnya dan mengarah ke meja Keysa."Lah udah satu lagu doang?" tanya salah satu langganan di resto tersebut."Sans, ambil hp dulu, live kita," ucap Revan sambil terkekeh."Aku ngisi acara dulu ya, Yang, maaf kalau kamu aku tinggal sendiri disini," ucap Revan kepada Keysa dengan sedikit sendu."Gak papa, Mas, aku juga nikmatin suara mu kok he, aku live rekam di IG juga ya," ucap Keysa dan mendapat anggukan dari Revan.Revan pun lalu mengecup kening Keysa dan kenbali lagi keatas panggung."Wah, istrinya cantik ternyata loh, baru tau itu haha," ucap salah satu pemain alat musik di sana.Sontak ucapan itu mem