Tangan Keysa tampak bergetar saat membuka isi kresek itu. Ada dua gepok uang berwarna merah dan biru yang diikat oleh sebuah karet gelang.
Keysa pun lalu menghitung uang tersebut dengan hati-hati dan tangan yang sedikit gemetar. Sedangkan Revan, hanya memperhatikan saja sikap istrinya itu dan sedikit menyunggingkan senyumnya. Revan sedang kalut saat itu, karena sekarang sudah mulai masuk tanggal 20 dan artinya mulai banyak tagihan yang harus ia bayar, mulai dari biaya sewa, stok bahan baku sampai gaji karyawan. Biasanya, jika sudah memasuki tanggal 20, Revan sama sekali tak bisa tidur, karena takut jika uangnya kurang untuk membayar itu semua. Padahal, selama ini, uang itu selalu lebih bahkan keuntungannya pun lebih besar dibanding saat dulu ia kerja sebagai mandor proyek. Di sela lamunannya, tangan Keysa melambai-lambai tepat di depan matanya. "Mas, ihh, bengong dia mah," ucap Keysa sambil memukul pipi Revan dengan gepokan duit tadi. "Dih, siapa yang bengong coba? Aku gak bengong kok," kilah Revan kepada sang istri. "Ngeles mulu kek bajaj. Kalau gak bengong coba tadi aku ngomong apa? Kamu denger gak?" tanya Keysa penasaran. "Emang kamu tadi ngomong? Lah wong kamu aja diem aja sambil tuh mulut komat kamit ngitungin duit kok, terus tangan ampe tremor dan gemeteran gitu, coba sekrang aku tanya, kamu ngomong apa barusan, hah?" tanya Revan balik menantangi Keysa. Keysa pun lantas tertawa terbahak karena tingkah sang suami. Ia pun lalu mencubit pipi suaminya hingga memerah "Akh sakit, Yang, dia mah parah banget," ucap Revan sambil mengelus pipinya yang tadi di cubit oleh Keysa. Tak ada yang bersuara lagi setelahnya, Revan masih terus memegangi pipinya yang terasa panas karna cubitan Keysa. Sedangkan Keysa, menaruh kembali uang itu kedalam kresek hitamnya dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran ranjang. "Kapan aku megang duit segini banyak ya," lirih Keysa sambil matanya menatap langit-langit kamar. Revan pun menautkan kedua alisnya tanda tak mengerti ucapan sang istri. "Maksudnya?" tanya Revan penasaran. Revan pun lalu memundurkan duduknya sehingga bisa bersebelahan dengan Keysa dan menaruh kepala Keysa di pundaknya. "Iya, Mas, kapan aku punya duit segini banyak sendiri gitu. Aku pingin buka warung nasi di depan rumah, Mas. Kalau pagi nasi uduk, terus siang yah nasi sama lauknya gitu. Capek tau Mas kalau ngider kek gitu terus," lirih Keysa sendu. Tiba-tiba tak terasa bulir bening pun jatuh begitu saja dari mata indah Keysa. Revan yang melihat itu pun menjadi tidak tega kepadanya. "Sabar, Yang, insya Allah nanti akan ada rejeki lagi buat usaha kamu. Sekarang kita berdoa aja semoga semua hutang-hutang kita ke Bang Kenzi dan Ayah bisa segera di lunasi, biar kita tinggal cari uang buat wujudin mimpi kamu aja, Yang," ucap Revan lembut sambil membelai rambut indah milik istrinya itu. Keysa tak berucap sepatah kata pun hanya berusaha menetralkan degub jantungnya karena perasaan sesak yang mengisi hatinya. Permintaan gila Ayah dan Abangnya itu benar-benar membuat dirinya pusing tujuh keliling. "Key, kalau kamu jualan nasi uduknya malem gimana? Maksudnya taro aja di angkringan punyaku?" tanya Revan lembut, ia takut menyinggung hati istrinya. "Maksud Mas? Tapi kan angkringan punya Mas udah ada nasi kucingnya, Mas," ucap Keysa. "Ya jadi kita bikin dua menu, ada nasi kucing dan ada nasi uduk. Kalau nasi kucing kan biasanya udah dibungkusin per dua ribu, nah nanti tambah deh menu baru nasi uduk, toppingnya kek biasa aja, bihun dan orek tempe, terus hiasan lainnya kan sama aja kek di angkringan bukannya? Ada sate telur, sate usus gitu?" tanya Revan kembali. Keysa pun merubah posisi duduknya dan keduanya pun nampak duduk berhadapan. "Emang boleh, Mas?" tanya Keysa kepada Revan dengan wajah yang sedikit berbinar. "Lah boleh, siapa bilang gak boleh? Lah kan nasi uduk usaha istrinya, sedangkan angkringan usaha suaminya, terus kalau kolab, salahnya dimana coba?" tanya Revan balik dan mendapatkan senyuman yang merekah dari wajah sang istri. "Aku mau, Mas, tapi nanti langganan ku gimana ya?" tanya Keysa kembali dan wajahnya sedikit muram. "Ya kalau kamu mau dan gak capek mah bikin dua kali, jadi nasi uduk pagi dan malem. Itu sih kalau kamu mau, tapi aku yang gak mau dan gak ngijinin. Kamu bisa milih may tetep pagi, atau malem ngikutin angkringan ku," ucap Revan kembali memberi solusi. Hening pun kembali melanda, Keysa nampak menimang-nimang solusi dari Revan tadi. "Emm, aku ngikut suami aja deh, Mas. Terserah kamu, kalau kamu mintanya begitu ya aku turutin, setidaknya kalau di angkringanmu kan aku gak perlu cape nganter-nganter, anggap aja lagi belajar buka warung makan sendiri, ya gak?" tanya Keysa dan mendapat anggukan dari Revan. Wajah kelabu Keysa pun perlahan berubah menjadi lebih bersinar sehingga membuat Revan merasa makin jatuh cinta terhadap sikap sang istri yang tak pernah kenal lelah itu. "Aku mau belajar buka warung sendiri, terus kumpulin duit, dan kalau bisa aku bikin restoran mewah kayak restoran di deket villa itu, Mas," ucap Keysa dengan penuh semangat. "Restoran? Restoran mana?" tanya Revan penasaran. "Itu loh, Mas, restoran mewah yang dideket villa. Resto Abimayu, Mas. Namanya, mirip namamu, kirain punya kamu juga hahah," kekeh Keysa sambil tersenyum lebar sementara Revan hanya sedikit menyunggingkan senyumnya saja. 'Emang itu punyaku,' batin Revan di dalam hatinya. "Dih ngayalmu jangan tinggi-tinggi deh, Yang, nanti susah nangkepnya aku kalo ketinggian haha," kekeh Revan dan keduanya pun tersenyum kembali. "Ha, iya Mas, aku pingin banget bikin restoran begitu. Waktu itu pernah aku pesen nasduknya disana, rasanya gak enak banget. Masih kalah sama masakan aku, mana mahal banget pula 18ribu, padahal aku aja cuma jual 12riby pake telor, udah gitu enak pula," keluh Keysa kepada Revan. Mendengar keluhan Keysa tentang masakan itu, tiba-tiba raut wajah Revan pun berubah menjadi sedikit merah seperti menahan kesal. "Emang iya apa gak enak?" tanya Revan penasaran. "Beneran deh, Mas. Besok kita cobain yak disana, udah mahal gak enak pula, uh aku kapok beli disana lagi," gerutu Keysa kembali. Mendengar gerutuan Keysa itu, Revan pun segera bangkit dan berlalu begitu saja. "Lah Mas kenapa?" tanya Keysa tak paham kenapa tiba-tiba sang suami seperti marah kepadanya. "Gak," ucap Revan singkat dan masuk kedalam kamar mandi. "Dih, Mas aku belom selesai ngomong juga. Kamu kenapa sih? Salah ku dimana?" tanya Keysa kembali. "Mas, Mas, Mas ...."Revan terus berlalu menuju kamar mandi dan langsung membanting pintu itu dengan keras. Keysa pun langsung terlonjak kaget karena sikap Revan yang tiba-tiba berubah."Astagfirullah, salahku dimana coba? Kan aku cuma bilang makanannya gak enak, lah kenapa dia malah marah? Emang dia siapa? Kan bukan dia pemiliknya, dih dasar aneh tuh orang," gerutu Keysa tak jelas.Ia pun jadi kesal sendiri dengan sikap Revan itu, jadi akhirnya mendingan ia memakan saja cemilan yang ada didepannya."Bodo ah, daripada musingin Mas Revan, aku mendingan makan aja," ucap Keysa memutuskan.Sedangkan didalam kamar mandi Revan nampak kesal sekali dengan ucapan istrinya."Huh, otak lagi lieur-lieurnya dan dia bilang masakan di resto gua gak enak? Apa gak bikin gua pusing," gerutu Revan sambil melepaskan bajunya."Terkadang mulutnya Key pedes juga kek cabe, kesel aja gua jadinya," gerutu Revan kembali."Andai aja dulu 'dia' gak pernah pergi dari hid
Seorang lelaki tanggung berusia sekitar 30 tahunan menggendong sorang anak perempuan berusia sekitar 2 tahun, disebalahnya ada seorang perempuan berkulit coklat dengan perutnya yang sedikit membuncit, dia adalah Kenzo dan Teh Ina -- istrinya."Hutang pernikahan siapa?" tanya Kenzo kembali saat masuk kedalam rumah itu.Semua orang yang ada disana pun nampak terkesiap melihat sosoknya.Wajah Kenzi nampak pucat saat melihat sang kembaran ada di depan mata."Assalamu'alaikum, orang tuh kalau masuk rumah orang," ucap Bunda Nika sedikit kesal."Hee maaf Bunda, Assalamu'alaikum," ucap Kenzo dan istrinya berbarengan."Wa'alaikumsalam," jawab mereka serempak.Kenzo dan istrinya pun menyalami orang yang ada dirumah itu semua."Eta saha, Key? Aya naoen ieu teh sabenerna? Siga aya nu di tutupin di urang geuning?"* tanya Kenzo dalam bahasa Sunda.(*Itu siapa Key? Ada apa ini sebenernya? Seperti ada yang ditutupi dari say
Ada sesak yang menjalar di hati Keysa saat itu. Siapakah yang menelpon Revan sehingga Revan langsung buru-buru pergi begitu saja saat dia menelpon.'Aku harus cari tau kebenarannya. Emang salah aku juga, main minta Mas Revan nikahin aku aja, padahal aku sama dia juga baru kenal 6 bulan lalu. Ya Allah, segitu ngebetnya aku pingin nikah sampe asal usul suami sendiri gak pernah di cari tau,' batin Keysa menyesal.Entah mengapa rasa penyesalan itu mulai hinggap di hati Keysa. Apakah ia salah memilih Revan? Apakah Revan pun sama memiliki perasaan yang sama terhadapnya? Semua masih teka-teki dan misteri***Sedangkan Revan langsung pergi ke restoran begitu Vina menelponnya.Ya, Vina lah yang tadi menelponnya karena ada sedikit masalah di restoran mereka."Assalamu'alaikum," ucap Revan memberi salam begitu tiba di ruangan milik Vina.Tak hanya Vina yang ada disana tapi Mang Ucup pun ada disana."Wa'alaikumsalam," ucap dua o
Revan pun lalu segera beranjak ke kamar mandi demi menghindari diri dari cubitan Keysa.Setibanya di kamar mandi, Revan pun tersenyum sendiri sambil mengusap kasar wajahnya."Tuhan, nikmat mana yang aku dustakan lagi. Kau memberiku istri yang sungguh luar biasa, tak hanya pekerja keras tapi juga gampang malu dan tersipu. Sungguh rasanya gemas sekali memiliki Keysa. Tuhan, aku mohon jaga terus hati aku untuknya begitu pun sebaliknya," lirih Revan di dalam kamar mandi.Sedangkan Keysa, nampak sedang memindahkan hp sang suami ke atas meja riasnya, lalu hendak menyiapkan baju untuknya. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar Hp Revan yang berbunyi.Keysa pun segera menghampiri hp suaminya, lalu melihat siapa yang menelponnya. Di lihat dari PP WeAnya nampak seorang perempuan yang sangat anggun dan cantik dengan nama kontak 'Vina'.Dada Keysa naik turun menahan gemuruh kecemburuan yang ada. 'Siapa wanita itu? Dan apa hubungannya dengan Mas Re
Rasa sesak mulai mendera hati Revan, tak pernah sebelumnya ia melihat Key mengeluarkan setetes air matanya selama ini. Ini pertama kalinya ia melihat Key menangis dan terisak, dan itu karena dirinya."Key, aku minta maaf, aku tau aku salah," lirih Revan pelan.Tubuhnya pun melemas dan beringsut turun. Ia pun duduk dan bersandar pada pintu yang tertutup, ia pun lalu memeluk kedua lututnya."Kenapa rasanya sesakit ini," lirih Revan pelan.Sedangkan didalam kamar, Keysa masih berdiri di balik pintu yang barusan ia tutup. Keysa berusaha menetralkan hatinya. Rasanya sungguh sakit saat Revan berucap dia lupa kalau sudah memiliki istri. Apa selama ini Revan tak pernah menganggap dirinya ada?Hening mulai melanda, Revan tak lagi mengetuk pintunya, bahkan suaranya pun seakan menghilang. Rasa sepi mulai hinggap di hati Key. Hanya suara detak jarum jam yang berbunyi memenuhi indera pendengaran.Setelah ia cukup menata hatinya dan sedikit en
"Kenapa Bang?" tanya Revan kepada Kenzi dan Kenzo disana."Ini, Van, gua kan minta rincian bill ceritanya, mau tau harganya, biar ngitung budget kita, pas udah dikasih ternyata harga disini beda sama yang di IGe. Nah, gua tanya kan baik-baik, tapi si Mbak ini, tapi dia kek gak tau menau, tugas dia cuma nganter pesenan, terus gua suru tanya bagian kasir. Nah, gak lama si Mas kasir ini kan dateng kesini, terus nyampein kalau emang harga di IGe itu harga lama katanya dan belum di update. Padahal cuma beda seminggu loh sama harga disini," jelas Kenzo sambil menunjukkan nota pesenan dan juga harga di IGe milik Resto Abimanyu kepada Revan."Terus tadi juga ada orang yang bilang, katany, harganya beda sama pas siang. Tadi siang dia beli disini cuma abis 100ribu, masa pas malem dengan menu yang sama naik jadi 150ribu. Kalau gak percaya, tanya aja sama si Mas-mas itu, tuh orangnya masih disana," tambah Kenzi sambil menujuk seseorang yang berada tak jauh dari mereka.
Suara Keysa nampak bergetar dan tubuhnya sedikit limbung. Keysa perlahan mundur dari dekat Revan, beruntung Nuri -- sang Kasir dengan sigap memegangi tubuh Keysa dan menyuruhnya untuk duduk. Setelah Keysa duduk, Nuri pun lalu mengambil sebotol air mineral dan memberikannya kepada Keysa."Makasih, Teh," ucap Keysa dan mendapat anggukan dari Nuri.Keysa pun segera meminum air itu hingga habis setengahnya."Mas, kamu gak becanda kan?" tanya Keysa lagi setelah lebih tenang."Ngga. Yuk ah ke dalem," ajak Revan sambil menggelengkan kepalanya."Nur, nanti ada 3 orang yang kesini dari angkringan timur sama atas, suru mereka bantu ngelayanin ya. Kamu jaga kasir aja dulu," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Nuri."A, ini diskonnya gimana? Nuri gak terlalu paham," ucap Nuri dengan sedikit ragu Revan hanya tersenyum samar lalu menjelaskan lebih detail soal diskon terutama untuk mereka yang nambah dan juga pesan online. Tak lupa,
Keysa tertawa dengan girang karena bisa meledek sang suami.Revan pun nampak mengulum senyum seperti yang dipaksakan.Saat Keysa hendak berdiri, Revan pun kembali mendorong tubuh sang istri untuk duduk kembali, lalu Revan pun mendaratkan bibirnya tepat di bibir mungil istrinya.Tak hanya bibir, Revan pun memberi hukuman dengan menyentuh beberapa area sensitif milik istrinya sehingga membuat Keysa sedikit terangsang. Tak ingin terlalu jauh, Keysa pun segera melepaskan ciuman itu."Mas mah ih," ucap Keysa sambil sedikit menggerutu dan Revan langsung tertawa."Biasanya kamu berapa lama, Yang, merahnya?" tanya Revan sedikit penasaran."Biasanya sepuluh hari, Mas, ini udah masuk hari ke lima" jawab Keysa dan mendapat anggukan dari Revan."Ya udah, sabar dulu ya, Sayang. Nanti setelah kita bikin resepsi baru kita gas semaleman, atau mau tahan dulu buat pas bulan nanti?" tanya Revan sambil menaik turunkan alisnya."Res
"Ka -- kamu anaknya Pak Abimayu?" tanya Kenzo dengan sedikit penasaran dan mendapat anggukan dari Revan.Revan pun lalu duduk di kursi single yang berada disana dan menyuruh Keysa untuk duduk di sandarannya, persis seperti yang mamanya lakukan bersama sang papah. Meskipun nampak malu-malu Keysa pun akhirnya mengikuti kemauan sang suami. Mungkin ini definisi dari 'Like Father,like son.'"Ya Allah, ternyata dunia begitu sempit ya," ucap Kenzo sambil menepuk jidatnya pelan dan medapat tawaan dari Pak Abimanyu dan juga Mama Ratu."Duh, kalau tau sekaya ini, kemaren minta mahar yang gede juga harusnya," gerutu Pak Ega kepada besannya."Loh, emang Revan ngasih mahar berapa sama Keysa kemaren?" tanya Mama Ratu sedikit penasaran, karena sejujurnya ia sendiri tak tahu berapa mahar yag sang anak berikan kepada menantunya itu."Lima puluh ribu," ucap Pak Ega singkat.Satu detk.Dua detik.Tiga detik."APAAAA?" ta
Tak lama, kedua insan itu pun akhirnya keluar kamar dengan rambut yang sedikit basah. Rambut Keysa yang panjang, hanya di jepit sedikit menggubakan jedai agar tak terlalu berantakan. Mereka berdua pun lalu segera menuju ruang makan dan saat keduanya duduk, nampak Mama dan Papa yang hanya tersenyum meledek."Abis kena serangan fajar ya,Non," ledek Mbok Puji sambil tersenyum menaruh makanan di meja makan tersebut."Mbok nih, saya udah nahan gak ngeledekin mereka berdua eh malah Mbok yang iseng," gerutu Mama lalu keduanya pun tertawa bersama."Gas terus pokoknya mah ampe jadi, Pah, Mah, biaar rada rame dikit rumah ini, lima atau enam gak masalah kan ya, Yang? haha," ucap Revan menimpali ledekan sang Mama.Keysa yang medengar ucapan sang suami pun seketika membelakkan matanya tak percaya."Kamu mau bikin tim futsal apa, Yang?" tanya Keysa dan mendapat anggukan dari Revan.Sontak, anggukan Revan membuat dirinya pun menjadi tambah malu
"Loh, ini bukannya Kenzo Dewantara?" tanya Revan memastikan."Iya, kamu kenal dia?" tanya Papa balik dan mendapat anggukan dari Revan."Tadinya Papa sama Mamah mau jodohin kamu sama adiknya dia. Dia itu orang kepercayaan Papa yang bisa diandalkan. Sejak di pegang dia, Perusahaan kita yang di Bandung itu naik pesat loh," ucap Papa menjelaskan."Mamah sama Papah emang belum ketemu sama adiknya itu, tapi Mamah ngerasa kek udah cocok sama dia karena kata Kenzo dia orang yang gigih dan bekerja keras. Eh tapi ternyata kamu malah udah nikah jadi ya udah deh, mau gimana lagi," keluh Sang Mama.Mama pun lalu membuka hpnya dan menunjukkan foto seorang wanita cantik berambut panjang dengan sedikit gelombang dibawahnya. Revan pun hanya tersenyum karenanya."Papa ama Mamah emang gak salah pilih, dia gak cuma pekerja keras tapi juga baik. Baik banget malah. Dia bener-bener bisa nerima Revan apa adanya sekali pun Revan seorang pengangguran. Bahkan sakin
"Kenapa, sayang? Kamu nggak spot jantung kan lihat rumah aku?" tanya Revan kepada Keysa."Ma -- Mas, ini beneran rumah kamu?" tanya Keysa memastikan dan mendapat anggukan dari Revan.Revan pun lalu membuka pintu mobilnya dan segera keluar. Setelah dirinya keluar, barulah ia membukakan pintu mobil untuk Keysa.Keysa pun menganga tak percaya melihat keadaan rumah sang suami, yang jauh dari kata mewah.Sebuah rumah berdesain modern berlantai dua, dengan warna dominasi putih dan abu-abu muda. Di bagian depannya terdapat sebuah taman bunga yang sangat cantik dengan sebuah bangku tamanan di tengahnya. Taman bunga itu dihasi berbagai jenis mawar yang berwarna-warni, sepertinya sang empunya sangat menyukai mawar. Di sebelah rumah tersebut ada sebuah garasi yang cukup besar, didalamnya terdapat dua mobil lain yang terparkir sempurna, ditambah milik Revan jadi tiga mobi, dan didekat sana ada motor lain juga sebanyak tiga buah.Revan pun membuka bagasi m
Mobil pun melaju menuju restoran milik Revan. Setibanya disana, Revan langsung menuju ke lantai dua ke ruang management, sedangkan Keysa memilih untuk pergi ke toko oleh-oleh yang berada tak jauh dari resto milik Revan.Keysa pun membeli beberapa oleh-oleh untuk sang mertua berupa kue lapis talas, strudel bogor, roti unyil, manisan salak dan pala tak lupa beberapa makanan renyah lainnya seperti kripik bayam, kripik pisang dan juga sale pisang.***Didalam ruangan Revan, sudah ada Vina disana yang tengah menghitung uang hasil penjualan. Melihat Revan yang telah datang, ia pun segera mengikat uang itu dengan sebuah karet gelang."Nih, cash lima belas juta," ucap Vina sambil menyerahkan segepok uang beserta buku laporannya.Revan pun lalu memasukkan uang tersebut kedalam tasnya dan melihat catatannya."Berarti ini udah semua ya, Kak, udah 3 toko?" tanya Revan kembali dan mendapat anggukan dari Vina."Udah semua kok, beres pokokn
Tak lama, Revan pun sudah selesai mandi dan kembali memakai baju yang tadi ia pakai. Ia melihat Keysa yang nampak tertawa sambil menatap layar hpnya."Kamu kenapa, Yang, girang banget sih romannya," tanya Revan menghampiri sang istri."Ini Mas, si Nadin, upload di story pake mobil mu terus ngaku-ngaku kalau ini mobil pacarnya haha," kekeh Keysa sambil menunjukkan story WeAnya.Revan nampak tersenyum saja melihatnya, karena memang sebelumnya, mobil itu pernah di pakai salah satu temannya yaitu Irham untuk mengajak Nadin ke Bandung Kota berliburan."Ngga salah sih, Yang. Kan emang Irham pernah pake mobil itu buat jemput Nadin, ya wajar sih kalau Nadin ngakuin itu mobilnya. Betewe emang dia bikin caption apaan?" tanya Revan sedikit penasaran.Keysa pun lalu membuka kembali status Nadin yang berisi mobil Lamborghini ini, namun sayang status itu sudah tak ada."Dih kok gak ada, padahal tadi ada deh," ucap Keysa membolak-balikan status
Bunda Nika memegangi dadanya yang terasa sangat sesak. Keysa yang berada disampingnya pun segera memapah Sang Bunda untuk duduk di kursi teras."Bentar, Neng ambilin minum dulu," ucap Keysa dan mendapat anggukan dari Bunda Nika.Keysa pun segera bergegas kedalam rumahnya, dan tak memperdulikan lelaki itu."Assalamu'alaikum," ucap Revan kepada Bunda Nika, lalu ia pun menyalaminya."Wa'alaikumsalam," balas Bunda Nika dengan sedikit bergetar."Bunda sakit kah? Kok gemeteran gini?" tanya Revan kepada sang Bunda karena nampak Bunda Nika tidak baik-baik saja."Iya sakit gara-gara kamu, Mas," ucap Keysa dari dalam rumah.Ia pun menghampiri sang Bunda dna menyuruhnya untuk minum. Setelah minum, nampak Bunda Nika terlihat nampak lebih baik."Loh, emang aku ngapain? Perasaan aku baru dateng," ucap Revan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.Ia benar-benar bingung melihat tingkah kedua wanita yang ada didepan
"Kamu gak suka apanya, Yang? Konsepnya atau gimana?" tanya Revan dengan sedikit panik."Ya, percuma sekarang mah, tetep gak bisa di gantilah, Van, ini kah udah mepet banget buat hari minggu besok," ucap Sang Papa."Makanya, kalau mau bikin apa-apa tuh tanya dulu," timpal Sang Mama sambil menggerutu kesal."Maaf," ucap Revan dengan wajah tertunduk.Keysa pun jadi merasa bersalah karena ini. Ia tau, pasti ini akan membuat kedua orang tua Revan kecewa dan merasa bersalah."Bu -- bukan, maksud aku, aku bukan gak suka konsepnya gitu. A -- aku emang pingin konsep negeri dongeng tapi aku gak suka cinderella. Aku pinginnya yang Aurora, itu loh yang putri tidur, Mas," ucap Keysa menjelaskan.Mendengar penjelasan Keysa, membuat sedikit lega di hati kedua orangtua Revan."Gak papa, Nak. Kan sama aja, cuma beda warna," ucap Sang Mama sambil berusaha tersenyum."I -- iya sih, tapi apa gak kebagusan kalau buat aku dengan kons
Tak hanya di status IGe saja, Keysa pun menguploadnya di status WeAnya dengan SS foto story IGnya dengan caption, 'Definisi di hina karena pengangguran, bergerak jadi NONA MUDA 🤣.'Keysa benar-benar merasa puas saat ini, karena sebelumnya selama pacaran dengan Revan, ia selalu di hina bahkan dikata-katai bod*h karena selalu membela Revan yang hanya seorang pengangguran. Dan sekarang, ia bisa membalas semua hinaan itu dengan elegan dan pamer.Setelah membuat status di WeAnya, Keysa pun akhirnya mengutarakan niatnya untuk bergabung dengan restoran sang suami. Baginya, tak masalah karena toh semua ini juga demi usaha mereka berdua."Mas, kayanya setelah aku pikir-pikir, aku setuju sama usulmu dirumah tadi. Gimana kalau emang kamu masukin menu nasi udukku ke restoranmu untuk tiap pagi dan malem?" tanya Keysa tiba-tiba.Revan yang saat itu tengah fokus ke layar laptopnya, langsung mengalihkan pandangan ke arah Keysa.Revan masih diam tak mena