'Diam dikira pengangguran, bergerak jadi tuan muda ... Kita tunggu tanggal mainnya 🤫🤫'
Itu adalah status story Revan di IGe miliknya dengan background sebuah mobil Lamborghini berwarna silver. Tak hanya itu, Revan pun membuat sebuah postingan berupa poto pernikahannya dengan Keysa dengan caption, 'Aku tak masalah, jika kalian mencaci maki ku, tapi jika kalian mencaci wanitaku, maka aku tak akan tinggal diam. Sabar Sayang, tunggu sampai waktunya tiba, maka mereka akan meminta maaf kepadamu dan akan ku pastikan itu'. Tak ada yang tau apa maksud dari status milik Revan itu, namun yang pasti, mungkin ini saatnya Revan mengungkap identitas dirinya yang sebenernya. *** Lamunan Revan terhenti karena tepukan di pundaknya. "Astagfirullah. Ish, Mamang mah kenapa ngagetin aku aja sih," gerutu Revan yang terlonjak kaget dari lamunannya. "Lah, Aden lagian, Mamang telponin kaga di angkat-angkat. Giliran disamperin, di panggilin bukannya nyaut malah senyum-senyum sendiri. Lagi mikirin apa sih, Den? Jadi penasaran Mamang, cerita napa," ucap Mang Ucup kepada Revan. "Hee maap, Mang. Eh Mang, kalau misalnya mamang dihina sama orang, kira-kira Mamang akan bales perbuatan mereka gak?"tanya Revan tiba-tiba. "Maksud Aden, orang yang menghina Aden selama ini?" tanya Mang Ucup balik dan mendapat anggukan dari Revan. "Lamun Mamang jadi Aden mah, Mamang bakal tetep diem, Den, tapi kalau nu dihina Neng Keysa, Mamang baru bakal bertindak. Tapi teu langsung nyerang kitu, bales ku cara elegan kitu, Den," ucap Mang Ucup memberi saran. "Elegan gimana, Mang?" tanya Revan penasaran. Mang Ucup pun lalu membisikkan sesuatu dan Revan pun manggut-manggut tanda paham. "Siap, Mang, nuhun nya sarannya," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Mang Ucup. Setelah itu, Revan pun segera berlalu, karena barang yang dibutuhkannya sudah rapih semua di motornya. "Cuma di angkringan timur doang kan, Mang? Atas ngga?" tanya Revan kembali memastikan. "Ngga, Den. Atas mah nanti si Juri aja yang ngaterin," ucap Mang Ucup dan mendapat anggukan Revan. Revan pun lalu melajukan motornya menuju angkringan di sisi timur restorannya. Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 15 menit, ia pun sudah sampai di tempat yang di tuju. "Kok udah beberes Mang?" tanya Revan penasaran, karena harusnya angkringan buka jam 15.00, dan sekarang baru jam 13.00. "Iya, Den, biasanya jam 2an juga udah ada yang beli. Lumayan kan, Den dapet 100 200 mah," ucap Mang Irvan, orang kepercayaan Revan yang menjaga angkringan sebelah timur. "Hoalah, ngobrol atuh Mang, kalau berubah jamnya mah. Kan biar aku bisa lebihin dikit gajiannya," ucap Revan kembali. "Gak usah, Den, segini juga alhamdulillah, udah lumayan gede gajinya. Udah gitu kan dapet jatah makan juga dua kali, jadi udah lah gak usah ditambahin," ucap Mang Ivan sungkan. "Jangan gitu lah, Mang. Nanti biar Revan tambahin dikit ya gajinya, doain aja moga usaha Revan lancar terus," ucap Revan kembali dan mendapat anggukan dari Mang Ivan. Setelah berbincang sebentar, Revan pun memutuskan untuk pulang, dan mampir sebentar disebuah toko makanan ringan untuk membawakan sedikit cemilan untuk istrinya itu. Selanh 30 menit berlalu, Revan pun tiba dirumah istrinya. Seluruh halaman sudah nampak rapih dan juga perabotan yang tadi pagi berjejer pun sudah tak ada lagi. Mungkin sudah di balikkan kembali kepada para pemiliknya. Revan pun lalu segera melangkah menuju kamar Keysa. "Assalamu'alaikum," salam Revan sambil membuka pintunya. Tak ada sahutan dari sang istri, dan saat dilihat ternyata sang istri tengah tertidur disana. Revan pun segera menaruh barang belanjaanya di atas nakas lalu menghampiri istrinya dan berniat membangunkan. Namun, melihat wajah lemas Keysa, ia urungkan. Revan hanya membelai lembut dan mengecup pucuk kepalanya saja, setelah itu ia pun ikut merebahkan diri disamping sang istri dan mulai memejamkan matanya. Kumandang adzan Ashar membangunkan Keysa dari tidur siangnya. Dan saat ia terjaga, Revan telah berada disampingnya sambil memeluk guling yang tadi ia gunakan. Keysa pun membelai lembut kepala sang suami dan bermaksud untuk membangunkannya. Dan tak lama, Revan pun terbangun dari tidurnya. "Jam berapa, Yang?" tanya Revan sambil mengucek matanya dan berusaha untuk bangkit dari tidurnya. "Jam setengah empat, Mas. Mas udah pulang dari tadi? Maafin Key ya, Key gak tau, dari tadi perut Key sakit banget," ucap Keysa sambil memegangi perutnya. "Terus sekarang masih sakit?" tanya Revan penasaran dan mendapat anggukan dari Keysa. Revan pun segera bangkit dan mengambil jamu pesenan Keysa tadi. "Nih," ucap Revan seraya menyerahkan tentengan kepada istrinya. "Masya Allah, Mas. Gak gini juga kali, banyak amat kamu bawanya," ucap Keysa kaget saat melihat ada banyak botol jamu. "Gak tau, orang dibawainnya segitu jadi ya udah aku bawa aja, terus itu tadi ada cemilan dikit buat kamu, siapa tau bisa ngeredain sakit perut kamu juga," ucap Revan tak merasa bersalah. Keysa pun hanya bisa menghela napasnya melihat kelakuan sang suami. "Tadi Bunda kesini, Mas," ucap Keysa setelah hening sesaat melanda mereka. "Ngapain, Yang?" tanya Revan penasaran. Keysa pun lalu menceritakan apa yang tadi terjadi, dan Revan pun hanya mengangguk senang. "Pinternya istri Mas ini, jadi tambah sayang deh," ucap Revan sambil mencubit pipi gemoy istrinya. "Maaasss sakit ...," keluh Keysa menahan sakit karena cubitan Revan. Revan pun segera beranjak kembali dari duduknya dan mengambil tas selempangnya tadi lalu mengeluarkan sebuah kresek hitam. "Ini, Yang," ucap Revan sambil menyerahkan kresek itu. "Apa ini, Mas?" tanya Keysa penasaran. "Buka aja," ucap Revan sambil tangannya mengambil cemilan yang tadi dia bawa. Keysa pun lalu membuka kresek itu dan saat melihat. "Masya Allah, Mas, i -- ini ...."Tangan Keysa tampak bergetar saat membuka isi kresek itu. Ada dua gepok uang berwarna merah dan biru yang diikat oleh sebuah karet gelang.Keysa pun lalu menghitung uang tersebut dengan hati-hati dan tangan yang sedikit gemetar. Sedangkan Revan, hanya memperhatikan saja sikap istrinya itu dan sedikit menyunggingkan senyumnya.Revan sedang kalut saat itu, karena sekarang sudah mulai masuk tanggal 20 dan artinya mulai banyak tagihan yang harus ia bayar, mulai dari biaya sewa, stok bahan baku sampai gaji karyawan. Biasanya, jika sudah memasuki tanggal 20, Revan sama sekali tak bisa tidur, karena takut jika uangnya kurang untuk membayar itu semua. Padahal, selama ini, uang itu selalu lebih bahkan keuntungannya pun lebih besar dibanding saat dulu ia kerja sebagai mandor proyek.Di sela lamunannya, tangan Keysa melambai-lambai tepat di depan matanya."Mas, ihh, bengong dia mah," ucap Keysa sambil memukul pipi Revan dengan gepokan duit tadi."Di
Revan terus berlalu menuju kamar mandi dan langsung membanting pintu itu dengan keras. Keysa pun langsung terlonjak kaget karena sikap Revan yang tiba-tiba berubah."Astagfirullah, salahku dimana coba? Kan aku cuma bilang makanannya gak enak, lah kenapa dia malah marah? Emang dia siapa? Kan bukan dia pemiliknya, dih dasar aneh tuh orang," gerutu Keysa tak jelas.Ia pun jadi kesal sendiri dengan sikap Revan itu, jadi akhirnya mendingan ia memakan saja cemilan yang ada didepannya."Bodo ah, daripada musingin Mas Revan, aku mendingan makan aja," ucap Keysa memutuskan.Sedangkan didalam kamar mandi Revan nampak kesal sekali dengan ucapan istrinya."Huh, otak lagi lieur-lieurnya dan dia bilang masakan di resto gua gak enak? Apa gak bikin gua pusing," gerutu Revan sambil melepaskan bajunya."Terkadang mulutnya Key pedes juga kek cabe, kesel aja gua jadinya," gerutu Revan kembali."Andai aja dulu 'dia' gak pernah pergi dari hid
Seorang lelaki tanggung berusia sekitar 30 tahunan menggendong sorang anak perempuan berusia sekitar 2 tahun, disebalahnya ada seorang perempuan berkulit coklat dengan perutnya yang sedikit membuncit, dia adalah Kenzo dan Teh Ina -- istrinya."Hutang pernikahan siapa?" tanya Kenzo kembali saat masuk kedalam rumah itu.Semua orang yang ada disana pun nampak terkesiap melihat sosoknya.Wajah Kenzi nampak pucat saat melihat sang kembaran ada di depan mata."Assalamu'alaikum, orang tuh kalau masuk rumah orang," ucap Bunda Nika sedikit kesal."Hee maaf Bunda, Assalamu'alaikum," ucap Kenzo dan istrinya berbarengan."Wa'alaikumsalam," jawab mereka serempak.Kenzo dan istrinya pun menyalami orang yang ada dirumah itu semua."Eta saha, Key? Aya naoen ieu teh sabenerna? Siga aya nu di tutupin di urang geuning?"* tanya Kenzo dalam bahasa Sunda.(*Itu siapa Key? Ada apa ini sebenernya? Seperti ada yang ditutupi dari say
Ada sesak yang menjalar di hati Keysa saat itu. Siapakah yang menelpon Revan sehingga Revan langsung buru-buru pergi begitu saja saat dia menelpon.'Aku harus cari tau kebenarannya. Emang salah aku juga, main minta Mas Revan nikahin aku aja, padahal aku sama dia juga baru kenal 6 bulan lalu. Ya Allah, segitu ngebetnya aku pingin nikah sampe asal usul suami sendiri gak pernah di cari tau,' batin Keysa menyesal.Entah mengapa rasa penyesalan itu mulai hinggap di hati Keysa. Apakah ia salah memilih Revan? Apakah Revan pun sama memiliki perasaan yang sama terhadapnya? Semua masih teka-teki dan misteri***Sedangkan Revan langsung pergi ke restoran begitu Vina menelponnya.Ya, Vina lah yang tadi menelponnya karena ada sedikit masalah di restoran mereka."Assalamu'alaikum," ucap Revan memberi salam begitu tiba di ruangan milik Vina.Tak hanya Vina yang ada disana tapi Mang Ucup pun ada disana."Wa'alaikumsalam," ucap dua o
Revan pun lalu segera beranjak ke kamar mandi demi menghindari diri dari cubitan Keysa.Setibanya di kamar mandi, Revan pun tersenyum sendiri sambil mengusap kasar wajahnya."Tuhan, nikmat mana yang aku dustakan lagi. Kau memberiku istri yang sungguh luar biasa, tak hanya pekerja keras tapi juga gampang malu dan tersipu. Sungguh rasanya gemas sekali memiliki Keysa. Tuhan, aku mohon jaga terus hati aku untuknya begitu pun sebaliknya," lirih Revan di dalam kamar mandi.Sedangkan Keysa, nampak sedang memindahkan hp sang suami ke atas meja riasnya, lalu hendak menyiapkan baju untuknya. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar Hp Revan yang berbunyi.Keysa pun segera menghampiri hp suaminya, lalu melihat siapa yang menelponnya. Di lihat dari PP WeAnya nampak seorang perempuan yang sangat anggun dan cantik dengan nama kontak 'Vina'.Dada Keysa naik turun menahan gemuruh kecemburuan yang ada. 'Siapa wanita itu? Dan apa hubungannya dengan Mas Re
Rasa sesak mulai mendera hati Revan, tak pernah sebelumnya ia melihat Key mengeluarkan setetes air matanya selama ini. Ini pertama kalinya ia melihat Key menangis dan terisak, dan itu karena dirinya."Key, aku minta maaf, aku tau aku salah," lirih Revan pelan.Tubuhnya pun melemas dan beringsut turun. Ia pun duduk dan bersandar pada pintu yang tertutup, ia pun lalu memeluk kedua lututnya."Kenapa rasanya sesakit ini," lirih Revan pelan.Sedangkan didalam kamar, Keysa masih berdiri di balik pintu yang barusan ia tutup. Keysa berusaha menetralkan hatinya. Rasanya sungguh sakit saat Revan berucap dia lupa kalau sudah memiliki istri. Apa selama ini Revan tak pernah menganggap dirinya ada?Hening mulai melanda, Revan tak lagi mengetuk pintunya, bahkan suaranya pun seakan menghilang. Rasa sepi mulai hinggap di hati Key. Hanya suara detak jarum jam yang berbunyi memenuhi indera pendengaran.Setelah ia cukup menata hatinya dan sedikit en
"Kenapa Bang?" tanya Revan kepada Kenzi dan Kenzo disana."Ini, Van, gua kan minta rincian bill ceritanya, mau tau harganya, biar ngitung budget kita, pas udah dikasih ternyata harga disini beda sama yang di IGe. Nah, gua tanya kan baik-baik, tapi si Mbak ini, tapi dia kek gak tau menau, tugas dia cuma nganter pesenan, terus gua suru tanya bagian kasir. Nah, gak lama si Mas kasir ini kan dateng kesini, terus nyampein kalau emang harga di IGe itu harga lama katanya dan belum di update. Padahal cuma beda seminggu loh sama harga disini," jelas Kenzo sambil menunjukkan nota pesenan dan juga harga di IGe milik Resto Abimanyu kepada Revan."Terus tadi juga ada orang yang bilang, katany, harganya beda sama pas siang. Tadi siang dia beli disini cuma abis 100ribu, masa pas malem dengan menu yang sama naik jadi 150ribu. Kalau gak percaya, tanya aja sama si Mas-mas itu, tuh orangnya masih disana," tambah Kenzi sambil menujuk seseorang yang berada tak jauh dari mereka.
Suara Keysa nampak bergetar dan tubuhnya sedikit limbung. Keysa perlahan mundur dari dekat Revan, beruntung Nuri -- sang Kasir dengan sigap memegangi tubuh Keysa dan menyuruhnya untuk duduk. Setelah Keysa duduk, Nuri pun lalu mengambil sebotol air mineral dan memberikannya kepada Keysa."Makasih, Teh," ucap Keysa dan mendapat anggukan dari Nuri.Keysa pun segera meminum air itu hingga habis setengahnya."Mas, kamu gak becanda kan?" tanya Keysa lagi setelah lebih tenang."Ngga. Yuk ah ke dalem," ajak Revan sambil menggelengkan kepalanya."Nur, nanti ada 3 orang yang kesini dari angkringan timur sama atas, suru mereka bantu ngelayanin ya. Kamu jaga kasir aja dulu," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Nuri."A, ini diskonnya gimana? Nuri gak terlalu paham," ucap Nuri dengan sedikit ragu Revan hanya tersenyum samar lalu menjelaskan lebih detail soal diskon terutama untuk mereka yang nambah dan juga pesan online. Tak lupa,