"Mas, kamu telpon siapa?" tanya Keysa penasaran.
Namun, lagi-lagi Revan tak menjawabnya dan hanya tersenyum saja. "Dek, aku mau ke kost-an dulu ya. Ambil bajuku, gak punya baju lagi aku disini," ucap Revan kembali. "Emm, Mas, kost-an kamu sempit gak? Maksudnya bisa buat berdua gak? Kita tinggal disana aja gimana?" tanya Keysa kemudian. "Emm, gak bisa, Dek. Kost-an itu khusus cowok, nanti kalau mau aku cariin kontrakan yang deket-deket. Tapi kamu apa yakin ninggalin orang tua kamu?" tanya Revan kembali memastikan. "Insya Allah yakin, Mas. Aku gak tega kalau kita disini terus, pasti kamu bakalan di hina lagi sama mereka," jawab Keysa jujur. "Gak papa Dek, selama bukan kamu yang di hina mah , aku masih bisa tahan. Kamu mau ikut atau mau nitip sesuatu gak?" tanya Revan kembali memastikan. "Aku dirumah aja ya, Mas, perutku sakit karena PMS," jawab Keysa dan mendapat anggukan dari Revan. "Ada titipan gak?" tanya Revan kembali memastikan lalu mengambil kunci motornya di atas meja rias milik Keysa. "Beliin kiranti di toko adem," ucap Keysa. "Kiranti?" tanya Revan penasaran. "Ihh, itu loh, jamu yang buat PMS, isinya kunyit asem," gerutu Keysa sebal. "Ya ilah bilang aja sih kunyit asem. Ntar aku bawain dari angkringan kalau gitu. Minum tuh yang alami, jangan kebanyakan instan," gerutu Revan kemudian. "Emang kamu punya angkringan apa?" tanya Keysa penasaran. "Lah kamu pikir, emang tempat kita biasa nongkrong itu punya siapa? Lah punyaku itu," jawab Revan kemudian. Keysa pun membelakkan matanya tak percaya. "Se -- serius? Angkringan tempat biasa kita nongkrong itu? Yang di atas kan?" tanya Keysa kembali memastikan. "Iya, yang di gerobak itu, tapi bukan restoran mewahnya. Kaya banget gua kalau itu punya gua juga hahah," kekeh Revan sambil tertawa terbahak. "Aa -- berarti aku istri bos dong yaa, haha," ucap Keysa sambil tertawa juga. "Mana ada istri bos, orang istri penjual angkringan doang juga yaa," kekeh Revan kembali. "Ya tetep aja, Mas, kalau punya sendiri berarti namanya kamu bosnya,"ucap Keysa kembali dan mendapat anggukan dari Revan "Ya udah, aku mau ke kost-am terus mampir angkringan dulu ya. Yang dititip cuma itu doang?" tanya Revan memastikan dan Keysa pun hanya mengangguk saja. Revan pun segera keluar dari rumah mewah milik Keysa menggunakan motor bututnya. Meskipun motor butut, tapi semuanya masih terawat apik oleh Revan. Revan pun memacukan motornya tersebut menuju kost-annya. Setelah mengambil beberapa baju milikmya yang tak seberapa itu, ia pun lalu bergegas menuju angkringan. "A Revan, udah nikah masih ngekos apa gimana?" tanya Ibu Kost yang selama ini Revan tempati. "Insya Allah mau cari kontrakan aja, Bu, nanti. Tapi untuk sementara Revan numpang naro barang di kost-an dulu ya sampe abis waktunya," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Ibu Kost. Setelah itu, Revan pun segera bergegas menuju sebuah restoran mewah yang tak jauh dari tempat wisata. Revan pun masuk kedalam restoran itu menuju ruang manager. "Assalamu'alaikum," salam Revan sambil membuka pintu tersebut. "Wa'alaikumsalam, alhamdulillah orangnya nongol juga," ucap seorang perempuan disana. "Eh kenapa, Kak?" tanya Revan penasaran. "Nikah kok ndak ngundang-ngundang! Kebangetan kamu mah yaa," gerutu perempuan itu kembali. "Dadakan, Kak, itu juga. Kemaren aja dia cuma ku kasih maha 50ribu tau, Kak," ucap Revan curhat. "Astagfirullah, Revan! Kebangetan kamu mah, punya gerobak angkringan dua, restoran satu, villa dua masa ngasih mahar ke istri cuma lima puluh ribu? Keterlaluan emang!" sentak perempuan itu sambil mengusap wajahnya berkali-kali. "Bukannya gitu, Kak. Ceritanya panjang deh," ucap Revan. Revan pun lalu menceritakan kejadiannya kepada wanita itu yang tak lain adalah kakak sepupunya yaitu Kak Vina. "Berarti emang istri kamu juga gak tau kalau kamu punya usaha gini?" tanya Kak Vina memastikan. "Ngga, Kak. Jangan sampe tau dulu malah kalau bisa. Aku cuma bilang kalau punya gerobak angkringan yang diatas. Biarin dia cukup tau aku punya usaha disana aja," jawab Revan yakin. "Astagfirullah, kamu jangan dzolim gitu, Van. Terus hasil uang penjualan disini kamu tilep? Kamu umpetin dari istri kamu?" tanya Kak Vin kembali. "Ya nggak lah Kak! Uang aku pasti bakal jadi bilik dia sepenuhnya, tapi untuk saat ini aku lagi mau ngumpulin dulu buat bikin rumah, Kak. Kayaknya mau langsung pisah dari mertua aja, soalnya mertua juga kek gimana gitu sama aku. Mereka kan taunya aku cuma pengangguran yang nyusahin aja," keluh Revan dengan nada sendu. "Iya lah dikira pengangguran, wong cuma ongkang-ongkang kaki seharian eh tapi bisa dapet duit sepuluh sampe lima belas juta haha," kekeh Vina dan Revan pun tersenyum. "Ada berapa Kak, uang cashnya?" tanya Revan kembali. Vina pun langsung menyerahkan catatan pembukuan dari 3 usaha milik Revan. Per dua hari kemarin total omset bersih cash yang ada di Vina adalah dua puluh juta tiga ratus ribu. Vina pun menyerahkan semua uang tersebut di dalam amplop coklat dan menyuruh Revan untuk kembali menghitungnya. "Stok semua aman ya?" tanya Revan kembali. "Angkringan timur keknya butuh lapak lagi deh, Van, nanti kalau sempet coba cek aja, karena mulai rame juga disana," ucap Vina kembali. "Okey, nanti aku sekalian cek, sama mau ke atas juga, ngecek kurang apa lagi," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Vina. "Eh iya, Kak, stok jamu masih ada gak ya disini?" tanya Revan kembali. "Jamu? Coba cek di dapur deh, keknya lagi bikin beras kencur sama kunyit asem disana," ucap Vina dan mendapat anggukan dari Revan. Revan pun segera menuju dapur tempat bagian produksi. Dan benar saja uap panas mengepul dari tempat tersebut. "Wah, ada penganten baru nih hahah," ledek Mang Ucup, salah satu orang kepercayaan Revan yang mengelola dapur disana. "Haha, Mamang bisa aja. Mang, ada kunyit asem? Aku mau dong satu," ucap Revan to the point. "Ada tuh lagi dibungkusin, bentar," ucap Mang Ucup menghentikan aktifitasnya, lalu segera berlalu menuju kumpulan orang yang sedang menuangkan minuman ke dalam botol. Tak lama, Mang Ucup pun membawakan sepuluh botol kunyit asem ukuran botol 300ml lalu memasukkannya dalam sebuah kresek putih. "Nih, bawa," ucap Mang Ucup sambil menyerahkan kantung plastik itu. "Waduh banyak banget, Mang," ucap Revan saat melihat banyaknya botol didalam plastik tersebut. "Iya, siapa tau bisa cepet kelar dan bisa segera bulan madu," ucap Mang Ucup kemudian. "Eh?""Pasti Neng Keysa lagi merah kan, Den? Soalnya Aden mintanya kunyit asem, kalau kunyit asem mah biasanya buat yang haid biar ngeredain nyeri hahah,"ucap Mang Ucup menduga-duga."Haha, mamang tau aja. Ya udah, aku sekalian mau ke timur ama atas, ada titipan gak?" tanya Revan."Em, buat timur ada, Mas, stok jamu disana udah abis kemaren bilangnya. Bentar deh, saya cekin lagi ya," jawab Mang Ucup dan mendapat anggukan dari Revan."Aku tunggu di atas ya, Mang. Kabarin aja kalau udah lengkap semuanya, ini kunci motornya," ucap Revan seraya menyerahkan kunci motornya dan segera berlalu menuju lantai atas.Restoran tersebut terdiri dari 3 lantai. Lantai bawah digunakan untuk parkiran motor dan mobil, lantai 2 ada dua versi berupa bangku dan juga lesehan dan di lantai 3 biasnya untuk para muda mudi yang menikmati malam mereka, dengan model meja dan bangku sepasang dan dengan tenda, ada hiasan lampu-lampu kecil juga. Terkadang saat malam minggu tiba, disana ada live musik dan Revan sendirilah
'Diam dikira pengangguran, bergerak jadi tuan muda ... Kita tunggu tanggal mainnya 🤫🤫'Itu adalah status story Revan di IGe miliknya dengan background sebuah mobil Lamborghini berwarna silver.Tak hanya itu, Revan pun membuat sebuah postingan berupa poto pernikahannya dengan Keysa dengan caption, 'Aku tak masalah, jika kalian mencaci maki ku, tapi jika kalian mencaci wanitaku, maka aku tak akan tinggal diam. Sabar Sayang, tunggu sampai waktunya tiba, maka mereka akan meminta maaf kepadamu dan akan ku pastikan itu'.Tak ada yang tau apa maksud dari status milik Revan itu, namun yang pasti, mungkin ini saatnya Revan mengungkap identitas dirinya yang sebenernya.***Lamunan Revan terhenti karena tepukan di pundaknya."Astagfirullah. Ish, Mamang mah kenapa ngagetin aku aja sih," gerutu Revan yang terlonjak kaget dari lamunannya."Lah, Aden lagian, Mamang telponin kaga di angkat-angkat. Giliran disamperin, di panggilin bukannya nyaut malah senyum-senyum sendiri. Lagi mikirin apa sih, Den
Tangan Keysa tampak bergetar saat membuka isi kresek itu. Ada dua gepok uang berwarna merah dan biru yang diikat oleh sebuah karet gelang.Keysa pun lalu menghitung uang tersebut dengan hati-hati dan tangan yang sedikit gemetar. Sedangkan Revan, hanya memperhatikan saja sikap istrinya itu dan sedikit menyunggingkan senyumnya.Revan sedang kalut saat itu, karena sekarang sudah mulai masuk tanggal 20 dan artinya mulai banyak tagihan yang harus ia bayar, mulai dari biaya sewa, stok bahan baku sampai gaji karyawan. Biasanya, jika sudah memasuki tanggal 20, Revan sama sekali tak bisa tidur, karena takut jika uangnya kurang untuk membayar itu semua. Padahal, selama ini, uang itu selalu lebih bahkan keuntungannya pun lebih besar dibanding saat dulu ia kerja sebagai mandor proyek.Di sela lamunannya, tangan Keysa melambai-lambai tepat di depan matanya."Mas, ihh, bengong dia mah," ucap Keysa sambil memukul pipi Revan dengan gepokan duit tadi."Di
Revan terus berlalu menuju kamar mandi dan langsung membanting pintu itu dengan keras. Keysa pun langsung terlonjak kaget karena sikap Revan yang tiba-tiba berubah."Astagfirullah, salahku dimana coba? Kan aku cuma bilang makanannya gak enak, lah kenapa dia malah marah? Emang dia siapa? Kan bukan dia pemiliknya, dih dasar aneh tuh orang," gerutu Keysa tak jelas.Ia pun jadi kesal sendiri dengan sikap Revan itu, jadi akhirnya mendingan ia memakan saja cemilan yang ada didepannya."Bodo ah, daripada musingin Mas Revan, aku mendingan makan aja," ucap Keysa memutuskan.Sedangkan didalam kamar mandi Revan nampak kesal sekali dengan ucapan istrinya."Huh, otak lagi lieur-lieurnya dan dia bilang masakan di resto gua gak enak? Apa gak bikin gua pusing," gerutu Revan sambil melepaskan bajunya."Terkadang mulutnya Key pedes juga kek cabe, kesel aja gua jadinya," gerutu Revan kembali."Andai aja dulu 'dia' gak pernah pergi dari hid
Seorang lelaki tanggung berusia sekitar 30 tahunan menggendong sorang anak perempuan berusia sekitar 2 tahun, disebalahnya ada seorang perempuan berkulit coklat dengan perutnya yang sedikit membuncit, dia adalah Kenzo dan Teh Ina -- istrinya."Hutang pernikahan siapa?" tanya Kenzo kembali saat masuk kedalam rumah itu.Semua orang yang ada disana pun nampak terkesiap melihat sosoknya.Wajah Kenzi nampak pucat saat melihat sang kembaran ada di depan mata."Assalamu'alaikum, orang tuh kalau masuk rumah orang," ucap Bunda Nika sedikit kesal."Hee maaf Bunda, Assalamu'alaikum," ucap Kenzo dan istrinya berbarengan."Wa'alaikumsalam," jawab mereka serempak.Kenzo dan istrinya pun menyalami orang yang ada dirumah itu semua."Eta saha, Key? Aya naoen ieu teh sabenerna? Siga aya nu di tutupin di urang geuning?"* tanya Kenzo dalam bahasa Sunda.(*Itu siapa Key? Ada apa ini sebenernya? Seperti ada yang ditutupi dari say
Ada sesak yang menjalar di hati Keysa saat itu. Siapakah yang menelpon Revan sehingga Revan langsung buru-buru pergi begitu saja saat dia menelpon.'Aku harus cari tau kebenarannya. Emang salah aku juga, main minta Mas Revan nikahin aku aja, padahal aku sama dia juga baru kenal 6 bulan lalu. Ya Allah, segitu ngebetnya aku pingin nikah sampe asal usul suami sendiri gak pernah di cari tau,' batin Keysa menyesal.Entah mengapa rasa penyesalan itu mulai hinggap di hati Keysa. Apakah ia salah memilih Revan? Apakah Revan pun sama memiliki perasaan yang sama terhadapnya? Semua masih teka-teki dan misteri***Sedangkan Revan langsung pergi ke restoran begitu Vina menelponnya.Ya, Vina lah yang tadi menelponnya karena ada sedikit masalah di restoran mereka."Assalamu'alaikum," ucap Revan memberi salam begitu tiba di ruangan milik Vina.Tak hanya Vina yang ada disana tapi Mang Ucup pun ada disana."Wa'alaikumsalam," ucap dua o
Revan pun lalu segera beranjak ke kamar mandi demi menghindari diri dari cubitan Keysa.Setibanya di kamar mandi, Revan pun tersenyum sendiri sambil mengusap kasar wajahnya."Tuhan, nikmat mana yang aku dustakan lagi. Kau memberiku istri yang sungguh luar biasa, tak hanya pekerja keras tapi juga gampang malu dan tersipu. Sungguh rasanya gemas sekali memiliki Keysa. Tuhan, aku mohon jaga terus hati aku untuknya begitu pun sebaliknya," lirih Revan di dalam kamar mandi.Sedangkan Keysa, nampak sedang memindahkan hp sang suami ke atas meja riasnya, lalu hendak menyiapkan baju untuknya. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar Hp Revan yang berbunyi.Keysa pun segera menghampiri hp suaminya, lalu melihat siapa yang menelponnya. Di lihat dari PP WeAnya nampak seorang perempuan yang sangat anggun dan cantik dengan nama kontak 'Vina'.Dada Keysa naik turun menahan gemuruh kecemburuan yang ada. 'Siapa wanita itu? Dan apa hubungannya dengan Mas Re
Rasa sesak mulai mendera hati Revan, tak pernah sebelumnya ia melihat Key mengeluarkan setetes air matanya selama ini. Ini pertama kalinya ia melihat Key menangis dan terisak, dan itu karena dirinya."Key, aku minta maaf, aku tau aku salah," lirih Revan pelan.Tubuhnya pun melemas dan beringsut turun. Ia pun duduk dan bersandar pada pintu yang tertutup, ia pun lalu memeluk kedua lututnya."Kenapa rasanya sesakit ini," lirih Revan pelan.Sedangkan didalam kamar, Keysa masih berdiri di balik pintu yang barusan ia tutup. Keysa berusaha menetralkan hatinya. Rasanya sungguh sakit saat Revan berucap dia lupa kalau sudah memiliki istri. Apa selama ini Revan tak pernah menganggap dirinya ada?Hening mulai melanda, Revan tak lagi mengetuk pintunya, bahkan suaranya pun seakan menghilang. Rasa sepi mulai hinggap di hati Key. Hanya suara detak jarum jam yang berbunyi memenuhi indera pendengaran.Setelah ia cukup menata hatinya dan sedikit en