Lily adalah salah satu anggota mafia white Lotus yang merupakan salah satu mesin pembunuh efektif dan mematikan karena karakternya yang dingin tak memiliki belas kasihan. Suatu hari Lily yang berhati dingin dan sadis memutuskan untuk menjalani kehidupan normal setelah kembali dari Rusia untuk pemakaman ayahnya di Indonesia. Lily menyadari ada kehidupan lain di luar organisasinya yang kembali menghangatkan hatinya. Namun keputusannya meninggalkan organisasi ternyata berbuah petaka bagi orang-orang di sekitarnya. Mereka semua dibantai karena dianggap merubah Lily sang mesin pembunuh menjadi berperasaan. Setelah kejadian itu, Lily bersumpah akan menghabisi organisasinya sendiri sampai tak tersisa.
Lihat lebih banyakKedua tangannya mengepal kuat. Lily reflek menoleh karena merasakan Cahya yang merapat padanya. āApa yang harus kita lakukan sekarang?ā tanya pemuda yang seumuran dengannya itu tampak ketakutan. Lily membaca situasi. Delapan orang yang mengepung dengan membawa parang cukup membuatnya khawatir. āJika sendiri, dengan sedikit keberuntungan mungkin aku bisa mengalahkan mereka semua. Tapi ada orang lain yang bersamaku. Apa iya aku harus mengorbankannya,ā batin Lily. Anak buah Galuh semakin mendekat dengan parang mengancam. Lily semakin siaga. Sementara Cahya terlihat semakin khawatir. āAku ingin berduel satu lawan satu dengan Galuh,ā teriak gadis cantik berambut pirang itu tiba-tiba. Gerombolan pemuda yang mengepung saling pandang. Salah seorang dari mereka tampak menoleh ke belakang. āDan siapa kamu berani menantangku duel?ā terdengar suara seorang wanita menjawab dari arah dalam. Segerombolan pemuda itu terbelah dan sosok
āLepaskan Din ... dan sebagai gantinya aku yang akan jadi anak buahmu.ā Saketi mengamati wajah Lily yang serius. Sejenak kemudian, ia tertawa terbahak diikuti anak buahnya. Lily yang merasa diremehkan, balik badan dan menendang sebelah kaki anak buah Saketi hilang keseimbangan. Belum puas, gadis berambut pirang itu menghujamkan pukulan ke dada dan membuatnya jatuh. Tawa riuh seketika senyap melihat anak buah Sakti kesakitan memegangi dada. Lily digeruduk. āHentikan!ā perintah Saketi. Lily masih dengan kuda-kuda siaga menyaksikan belasan anak buah Saketi mundur setelah menerima titah dari majikannya. āSepertinya aku meremehkanmu.ā Saketi bangkit dari duduknya dan mendekati Lily. Mengamatinya dari ujung kepala ke ke kaki. āBaik. Aku akan melepaskan Din. Tapi aku harus melihat buktinya kalau kamu benar-benar bisa berguna.ā āApa yang harus kulakukan?ā tanya Lily. Saketi tak menjawab dan hanya menyeringai lebar. ***
āAh ini dia. Yang ditunggu akhirnya datang juga,ā kata Saketi yang berdiri dengan tangan bersedekap. āIbu!ā āStop!ā Lily berhenti bergerak karena melihat Saketi menarik kerah baju ibunya. āTunggu! Mereka tak tahu apa-apa. Tolong lepaskan mereka,ā pinta Lily memohon. āKamu mencari orang yang membakar motormu kan? aku pelakunya,ā kata Lily dengan suara bergetar. Baru kali ini ia takut kehilangan seseorang dalam hidupnya. āAku sudah tahu mengenai hal itu,ā ujar Saketi. Ia melepaskan cengkeraman tangannya dari kerah baju Atmarini dengan kasar. āSak, kita bisa bicarakan ini baik-baik,ā ujar Din. Saketi mendengus. āKalian ini rupanya dekat ya.ā Lelaki bertubuh kekar dengan kulit agak legam itu berjalan mendekati Lily dan Din. Memperhatikan keduanya. āJelaskan padaku, apa alasanmu membakar motor Din?ā Lily terhenyak. āAku tak melakukannya." Saketi memiringkan kepala karena heran. āAda yang aneh di sini. Jika me
Semilir angin dari jendela berjeruji besi masuk dan membelai muka. Memaksa mata birunya terbuka lalu mengerjap pelan mengumpulkan kesadaran. Sementara dari arah ruang tengah Lily mendengar suara ibu dan adik-adiknya. Lily bangkit dan menguak pintu, mengalihkan fokus ibu dan adik-adiknya. āAnna?ā seru sang ibu yang masih memangku Natasha. āBaru bangun kak?ā tanya gadis kecil bermata biru itu sambil tersenyum. Lily ikut tersenyum dan mendekat ke meja. Mengambil air putih dan meneguknya. Tampak di dapur, Agafia sedang sibuk meracik bumbu. Lily baru sadar waktu makan siang sebentar lagi setelah matanya berputar ke jam dinding yang menunjuk angka 11. āSepertinya semalam tidurku nyenyak sekali,ā batin Lily. āKamu darimana semalam?ā tanya Atmarini membuyarkan lamunannya. Lily menyandarkan punggungnya ke kursi. āKeliling di sekitar kampung saja, Bu.ā āKalau begitu kamu tahu kejadian menghebohkan semalam kan?ā Li
āLily,ā panggil Adi yang berlari mendekat dengan panik. āApa yang terjadi?ā tanya Lily. āEntahlah. Kami bangun dan tiba-tiba motor sudah dalam kondisi seperti itu.ā Lily kembali melihat ke arah motor yang masih membara. Tampak Din dan warga berusaha memadamkan kobaran api. Karena banyak warga yang membantu, si jago merah dengan cepat dikuasai. Sayangnya Honda CBR 250 CC itu tak dapat diselamatkan. Lily mendekati Din yang masih memandangi motor yang gosong. Meremas pundaknya pelan. Din menoleh dan terkejut. āLily. Maafkan aku. Motormu... ā āKan sudah berkali-kali aku bilang kalau itu motormu,ā potong Lily. Din tersenyum datar. āAku enggak tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba saja api sudah membesar.ā āTak masalah, Din. Yang penting kamu dan keluarga baik-baik saja.ā Mata lelaki tampan itu kembali berputar mengamati motor yang sudah menghitam. Lily pun melakukan hal yang sama. Ada sesuatu yang mendadak mengganjal piki
āSekarang kamu harus membayar kesombonganmu itu,ā kata Jacob. Lily tahu lelaki itu berdiri di belakangnya karena mampu merasakan hembusan napasnya di tengkuk. āBenarkah? Bagaimana aku harus membayarnya?ā tanya Lily dengan pandangan tetap ke depan. Tiba-tiba saja, tangan lelaki berjas hitam itu hendak meraba bukit indahnya. Namun dengan sigap Lily menangkap tangan si lelaki tak tahu diri. āBenar sekali. Kamu memang mesum.ā Lily memutar tangan Jacob. Krek! āAaaaaa!!!ā Dua sekuriti berlari setelah mendengar teriakan majikannya. Lily menghadiahi Jacob dengan siku tangannya. Bugh! Jacob tumbang di lantai. āBos,ā teriak salah seorang satpam dengan begitu sampai di ambang pintu. āTunggu apa lagi, hajar dia!ā teriak Jacob kesakitan memegangi tangannya yang terkilir. Sekuriti berbadan besar meraih lengan Lily. Dengan sigap gadis berambut pirang itu memutar lengan dan membuat cengkeraman di
āBenar. Seperti yang dia bilang ... kami hanya teman,ā sahut Din yang mendadak merasa tenggorokannya kering. āBaiklah kalau begitu. Agak disayangkan gadis secantik ini tak ada yang memiliki,ā kata Jacob yang berjalan mendekati Lily. Mengambil tangan gadis itu lalu menciumnya. Hal itu sama sekali tak mengganggu Lily karena di Moskwa, lelaki mencium tangan seorang wanita dianggapnya sebagai sapaan hangat. āJadi, apa yang bisa kukerjakan di perusahaan ini?ā tanya Lily pada lelaki di depannya. āKamu lulusan kampus mana?ā tanya lelaki tampan berjas hitam. Berkelebat di kepala Lily tentang pendidikannya selama di agensi. Bagaimana yang dipelajarinya hanya tentang cara efektif dalam membunuh. āAku tak tahu butuh dokumen semacam itu untuk bisa diterima bekerja,ā sahut Lily. Jacob tertawa kecil mendengar kalimat Lily. Gadis muda berambut pirang itu justru heran. āBukankah selama kita bisa bekerja dengan baik semuanya beres?ā tan
āBukannya itu motor yang kita pesan?ā tanya Lily pada Din. Lelaki tampan berbadan kekar itu mengamati motor yang diangkut diatas Kolbak. Tampak warga berkerumun mengelilingi motor dan mengaguminya. Saketi tiba-tiba merangsek membelah kerumunan. Mendekati orang dari dealer yang tampak bingung karena banyak warga yang datang. āHei!ā teriak Saketi. āKenapa motornya warna hitam? Kan saya pesan warna merah?ā tanya lelaki dengan kulit agak gelap itu sambil berjalan mendekat. Dua lelaki berseragam putih merah yang mengantar motor saling pandang. Bingung. āMaaf, kami ga mengerti maksud masnya,ā tutur orang dealer yang berkacamata. āWah engga bisa kerja rupanya kalian ini,ā ledek Saketi. āMasa bedain warna saja kalian enggak becus?ā Sontak kalimat Saketi itu memancing tawa dari beberapa warga yang sebagian besar adalah anak buahnya. āMas ini siapa namanya?ā tanya lelaki berkacamata. āSaketi,ā jawab Saketi seraya bersedek
Sepanjang perjalan pulang dibonceng motor butut milik Din, Lily menyadari lelaki itu hanya diam dan fokus berkendara.“Kenapa diam saja?” tanya Lily.“Eh enggak.“ Din tergagap. “Aku cuman masih kepikiran dengan kejadian di dealer tadi”“Kenapa dengan itu?”“Kamu melakukan kehebohan semacam itu untuk memberi pelajaran satu orang. Yang menurutku itu tidak perlu.”“Oh... ,”Din sedikit menoleh, “Oh?”“Menurutku itu perlu,” sahut Lily.“Aku lebih memilih meninggalkan tempat itu daripada melakukan apa yang kamu lakukan tadi,” sanggah Din.“Beberapa orang harus diberi pelajaran, Din. Dan gadis tak tahu diri itu salah satunya. Kamu dengar sendiri kan tadi, dia bilang sudah sering melakukannya. Berarti sudah banyak orang yang direndahkan seperti kita sebelumnya.”Din tak menjawab. Lily sendiri pun mendad
Napasnya terengah saat tubuhnya bersembunyi dibalik tumpukan kontainer di sebuah pelabuhan. Pakaiannya yang serba hitam menyatu dengan kegelapan. Keringatnya bercucuran deras. Mata birunya menyala mengintai mangsa.Suara statis dari Earpiece di telinganya berubah jadi suara seorang pria. Menginformasikan sesuatu.“Lily kamu harus membereskannya kurang dari 5 menit. Jika tidak, bantuan akan segera datang dan kamu akan kewalahan,” kata suara di seberang terdengar gugup.Napasnya mulai tenang. Diangkatnya pistol dan dikeluarkan magazin, isinya kosong. Ia mengumpat tanpa suara.“Lily!” nada suara di seberang meninggi.“Sedang kuusahakan, Brengsek!” pekik Lily tertahan.“Hei aku mencoba membantumu di sini!” suara di seberang ikut kesal.“Diam, Zack!,” hardik Lily. “Kamu mengganggu konsentrasiku.”“Kamu hanya punya 5 menit lagi.”“5 menit
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen