MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)

MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)

By:  HANINA  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
29 ratings
113Chapters
15.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Bagi Edward Williams 28 tahun sang CEO muda, mencari partner kencan ditentukan dengan bentuk tubuh yang proporsional. Namun prinsip itu terpatahkan ketika ia bertemu dengan Jenifer Watson 30 tahun sang pemilik kafe. Sifat periang, polos dan naif menarik perhatian Edward. Bahkan ukuran badan over size yang Jenifer miliki selalu menjadi objek fantasi liar Edward. Apakah yang Edward kejar terhadap Jenifer? Perasaan cinta atau hanya nafsu sesaat belaka. Yuk ikuti kisah cinta Ed dan Jeny dengan konflik ringan di sertai bumbu-bumbu kebucinan.

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Christiana Chandra
good story.... jd gak sabar nunggu story yg lain lg.... semangat....
2023-09-25 09:09:58
1
user avatar
Elin land
Aku baru baca dan serruuuu iiiihhhhh
2023-09-23 19:35:57
1
user avatar
Fazila Fauzi
semangat Thor.. ...... Tak menunggu lanjutannya ........
2022-11-27 02:05:19
1
default avatar
sariulfajar
update nya mana nih Author...
2022-11-23 15:03:12
2
user avatar
miss calla
Masih ada lanjutan gak?
2022-10-26 10:40:25
1
user avatar
Rozana
lanjut thor
2022-03-25 02:15:49
1
user avatar
Sj Kim🌸
lanjut thorrrrr lama bnagettt
2021-12-30 12:11:58
1
user avatar
Ar in
semangat atuh kak update nya di tunggu nih
2021-12-13 12:30:39
1
user avatar
ArKim 🍒
lanjut kakkkkkkkkkk
2021-11-18 16:52:04
1
user avatar
HANINA
uddh up, ya. Jangsn lupa komen...
2021-11-13 13:14:24
1
user avatar
LalaKim🌺
lama gak pernah update apa ini udah tamat ya . bagus banget critanya
2021-11-12 09:17:24
1
user avatar
LalaKim🌺
jangan lama 2 dong updatenya udah nunggu lama banget iniii
2021-11-11 21:01:06
1
user avatar
LalaKim🌺
iya bener updatenya Lamaaaaaaaa padahal di tungguin
2021-11-11 20:59:53
1
user avatar
ArKim 🍒
kok lama banget kak update nya. udh kangen SAMA duo couple 10
2021-11-10 03:06:31
1
user avatar
I. R. A
body gempal is so cute
2021-10-14 09:16:05
1
  • 1
  • 2
113 Chapters

1. Hot Coffe

"Pagi, Sam? "Edward menyapa sekretarisnya Samantha yang tengah sibuk menyusun dokumen untuk di periksa Edward."Pagi, Pak, Bapak mau minum apa?""Coffe please." Sudah menjadi kebiasaan Edward untuk sarapan di kantor. Ia malas untuk sarapan sendirian di apartemennya. Sudah dua tahun Edward tinggal di apartemen berpisah dengan orang tuanya. Dia bosan mendengar omelan Mommynya karena pulang dalam keadaan mabuk ataupun tidak pulang semalaman sehabis kencan."Kopi yang seperti biasa, Pak?""Kopi yang seperti kemarin, Sam, rasanya enak dan gurih, saya suka.""Tapi itu kopi dari kafe depan, Pak. Sedangkan emm … para ob sedang briefing.""Kamu sudah sarapan, Sam? Tinggal deliv aja kan, bisa.""Eh, iya, ya, Pak, saya lupa." Samantha tersenyum merutuki kebodohannya karena lupa bahwa di era modern seperti sekarang ini hampir seluruh resto dan kafe menyediakan jasa delivery. "Kalau begitu saya pamit dulu, Pak.""Jangan lupa kupaskan dua buah apel untuk saya." Edward pemilih soal makanan, dia lebih
Read more

2. Objek Fantasi.

            21+!!!  "Pagi Ed, aku membawakan kopi spesial ini untukmu. "Tampak Edward sedang sibuk memeriksa setumpuk dokumen yang berada di meja kerjanya.  "Oh kebetulan sekali, Jen, tolong bawa kemari." Edward melepas kaca mata beningnya dan tersenyum nakal kepada Jenifer.   "Minum dulu selagi masih hangat. "Jenifer mengulurkan segelas kopi kepada Edward.  "Terimakasih, tapi aku pikir tubuhmu lebih hangat di bandingkan dengan segelas kopi ini, Jen. "Edward membisikkan kata-kata sensual tepat di telinga kiri Jenifer. Tubuh Jenifer membeku, tidak di sangka sepagi ini ia akan mendapatkan rayuan manis dari seorang lelaki tampan seperti Edward Williams.  "Ehm he he he terimakasih atas sanjunganmu, Ed. "Jenifer tertawa untuk menutupi kecanggungannya.  "Aku tidak bercanda, aku serius."  "Tapi Ed, orang-orang bilang, emmmm badanku gemuk. "Jenifer menundukkan kepalanya tid
Read more

3. Ob yang Beruntung

Malam ini Edward baru saja selesai makan malam dengan rekan bisnisnya di sebuah restoran Italia yang berada di salah satu sebuah mall.Setelah bekerja seharian penuh, tubuhnya sangat lelah. Dengan langkah setengah diseret, ia ingin cepat sampai di apartemen untuk mengistirahatkan tubuhnya. Mata yang terasa berat karena lelah seketika membola, darahnya berdesir panas saat melihat Jenifer keluar dari bioskop sambil dipeluk pria yang lumayan tampan. Pria itu tertawa bahagia sambil sesekali mencium pipi chuby Jenifer, sedangkan Jenifer tersenyum malu-malu."Shít …." umpat Edward. Ia kesal, rencana untuk mendekati Jenifer harus pupus karena terpampang jelas, sekarang di depan matanya kalau Jenifer sangat bahagia dengan kekasihnya. Langkah kakinya tidak dapat dicegah untuk menghampiri pasangan yang sedang dimabuk cinta itu."Malam, Jen?""Malam juga, Ed.""Sayang, kamu kenal dengan pak Edward? Kenalkan, Pak, nama saya Gustaf Alfonso, salah satu karyawan di perusahaan Bapak." Gustaf menyalami
Read more

4. Double Date

Sudah hampir satu bulan semenjak kejadian tidur bersama di mobil, Edward belum bertemu lagi dengan Jenifer. Kesibukannya sebagai CEO di Williams Corp mengharuskan ia untuk berkeliling dunia melakukan pertemuan bisnis dari satu negara ke negara lain yang bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan lamanya.Ia sangat merindukan Jenifer, seandainya Jenifer adalah kekasihnya tentu ia akan membawa serta Jenifer untuk menemaninya agar perjalanan bisnis yang melelahkan serta membosankan itu bisa terasa menyenangkan.Tapi kenyataanya status mereka hanyalah sebatas teman biasa, jangankan melakukan panggilan facetime berkirim pesan secara intens pun ia merasa tidak enak.Malam ini, ia mengunjungi sebuah kelab malam elite yang hanya dikunjungi kalangan atas menghabiskan waktunya hanya untuk sekedar minum atau mencari partner ons.Sudah lama semenjak mengenal Jenifer, Edward belum pernah melakukan aktifitas séksual dengan lawan jenis. Keinginan itu perlahan-lahan menghilang dengan hadi
Read more

5. Parasit.

"Engkh …. "Jenifer melenguh panjang merenggangkan badanya yang terasa kaku, matanya mengerjap pelan. Seketika ia kaget dan membekap mulutnya setelah menyadari bahwa wajahnya menempel di d@da bidang seorang pria. Pikiranya kacau. 'Ada apa ini, dada siapa ini dan apa yang terjadi semalam?' Jenifer bertanya-tanya dalam batinya. Dengan segera Jenifer memeriksa bajunya, Ia menghela napas lega setelah mengetahui gaun yang ia kenakan masih utuh melekat di badanya. Dengan pelan ia menyingkirkan lengan kekar yang memeluk pinggangnya dan segera duduk memeriksa wajah dari pria yang telah tidur seranjang denganya semalam. "Edward." Cicitnya pelan hampir tak terdengar. Belum sempat ia mengingat kejadian semalam, Edward membuka matanya. "Selamat pagi Jen, bagaimana tidurmu semalam?" "Pa pagi Ed, em … semalam kita …." "Semalam kita tidur bersama, tidak lebih." "K-kenapa." Jenifer menunjuk tubuh kekar Edward yang polos dengan telunjuknya. "Kam
Read more

6. The End.

   Edward bangun dari duduknya, ia ingin sekali segera membawa Jenifer keluar dari situasi yang memojokkanya. Langkahnya terhenti saat ia melihat Jenifer memegang bahu Gustaf dan menganggukkan kepalanya. Tepuk tangan riuh pengunjung kafe menyadarkan lamunan Edward bahwa Jenifer sudah menerima lamaran Gustaf sang pecundang.  Dengan langkah lesu Edward tetap berjalan menghampiri gadis pujaannya. 'Ah sejak kapan Jenifer menjadi gadis pujaanya.' Edward tersenyum kecut dengan pikirannya sendiri.  "Ehmmmm congrat's, Jen, lamaran yang cukup romantis." Edward tersenyum kepada Jenifer, pandangan mereka bertemu dan saling mengunci. Walau Jenifer melihat bibir Edward tersenyum tapi sorot mata tajam Edward terlihat penuh kekecewaan dan terluka. Lewat mata seakan mereka berbicara, lidah Jenifer terasa kelu untuk mengeluarkan suara. Hati Jenifer mengatakan bahwa Edward terluka atas keputusanya yang menerima lamaran dari Gustaf tapi logikanya menolak, mana mungkin
Read more

7. Closer.

  Keheningan menyelimuti mobil yang di kendarai Edward dan Jenifer. Edward tidak berani menginterupsi keterdiaman Jenifer setelah beberapa saat tumpahan tangisan pilu keluar dari bibir séksi Jenifer.  Edward memutuskan untuk membawa pulang Jenifer ke apartemenya, sesaat setelah ia mengendarai mobilnya hanya berputar-putar pada satu titik jalan yang sama. Ia tidak ingin membiarkan Jenifer terpuruk sendirian malam ini.   Edward berdehem pelan dan membukakan pintu mobil untuk Jenifer. "Sudah sampai Jen, ayo turun." Edward meraih tangan Jenifer lalu menggandeng tangannya berjalan beriringan masuk kedalam lift. Di dalam liftpun masih sama hanya ada keheningan yang terasa.  Tanpa melepaskan genggaman tangannya, Edward berjalan dengan pelan keluar dari lift menuju unit apartemenya. Sesampainya di depan pintu, Jenifer tersadar bahwa ini bukan gedung apartemennya.  "Ed, ini dimana?"  "Di apartemenku, Jen, aku tidak mungkin
Read more

8. Morning Talk.

  Cahaya pagi menembus tirai kamar, sepasang anak manusia masih begelung di bawah selimut menyembunyikan tubuh mereka dari hawa dingin yang menyeruak menyentuh kulit tubuh.  Jenifer mengerjapkan matanya dan tersenyum saat wajah tampan Edward tepat terpampang di depan matanya. Ingin ia mengelus wajah tampan Edward tapi ia ragu, takut Edward akan terbangun dari tidurnya. Semalam ia tidur dengan sangat lelap. Merasa sangat nyaman berada di pelukannya Edward. Bahkan ia sudah tak mengingat lagi tentang berakhirnya hubungan pertunangannya dengan Gustaf.  "Mau kemana?" Edward mengeluarkan suaranya yang sedikit serak di saat merasakan tangan Jenifer yang memindahkan tangannya dari perut Jenifer. Tidak menunggu jawaban dari Jenifer, Edward malah mengeratkan pelukannya kepada Jenifer. Bahkan wajahnya ia benamkan di ceruk leher Jenifer.  Jenifer menahan napas dengan kelakuan Edward yang membuatnya merinding. Embusan napas Edward yang hangat menyapu lehe
Read more

9. Teman tapi Mesra.

  Hubungan Jenifer dan Edward semakin dekat. Walau mereka mengklaim hubungan mereka hanya sebatas teman tapi melihat interaksi mereka berdua bisa di pastikan mereka punya hubungan lebih.  Edward akan mengantar jemput Jenifer ke kafe hampir setiap hari, kecuali Edward ada pekerjaan di luar kota. Setiap malam mereka akan makan malam bersama, Jenifer juga sering mengirim kopi kesukaan Edward. Biasanya Edward akan mengganti dengan membelikan hadiah mahal atau mengajaknya keluar jalan-jalan berdua.   Edward juga sering memaksa Jenifer untuk menginap di apartemennya yang berakhir tidur berdua di ranjang yang sama. Noted hanya tidur dan tidak lebih. Edward tidak berani memaksa Jenifer untuk melayani napsunya. Dan seperti biasa Edward akan menyalurkan hasratnya di kamar mandi, bermain solo.  Seperti malam ini, sepulang kerja Edward langsung pergi menuju kafe untuk mengajak Jenifer makan malam bersama. Wajah lelah Edward langsung berubah ceria di
Read more

10. Modus.

            21+!!!  Malam ini Edward berada di sebuah pesta untuk kalangan pengusaha dan executive. Ia datang sendirian, tadinya Edward ingin mengajak Jenifer ikut serta. Tapi undangan yang datangnya mendadak itu tidak memungkinkan untuknya meminta kesediaan Jenifer untuk hadir menemaninya di pesta.  Edward mendesah bosan karena ini hanyalah sebuah pesta biasa tanpa adanya pembahasan bisnis. Pesta ini biasanya hanya ajang pamer pasangan atau ajang para wartawan infotaiment pencari gosip kehidupan pribadi dari kalangan jetset.  Edward sangat merindukan Jenifer. Sudah beberapa hari ini karena kesibukanya, ia belum bertemu dengan Jenifer. Ingin rasanya ia memeluk tubuh Jenifer yang hangat sebagai penghilang rasa penatnya akibat pekerjaan yang menumpuk.  Untuk mengalihkan rasa bosannya, Edward mengirimkan pesan kepada Jenifer melalui ponselnya dengan harapan Jenifer akan membalasnya supaya waktu cepat berl
Read more
DMCA.com Protection Status